Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pudji Astutui, examiner
Abstrak :
Energi panas yang terbuang sia-sia merupakan masalah dalam proses produksi. Hal ini juga terjadi pada proses produksi Spring Clip di P.T."X". Energi panas yang terbuang setelah proses bending digunakan untuk proses quenching sebagai pengganti proses hardening, dengan menggunakan variasi temperatur heating : 825, 916 dan 1100 °C, media quenching : air dan oil serta temperatur tempering : 200, 315, 450, 500 dan 650°C, dengan waktu tahan 2,5 jam. Dari penelitian yang lalu diperoleh 3 buah produk baik dari 108 sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah meniadakan produk cacat sehingga harga pokok produk yang nyata dapat dihitung dan menentukan alternatif proses produksi yang paling efisien. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan proses yaitu tempering pada temperatur 550°C dan quenching 11 dengan media oli. Hasil penelitian diperoleh 108 produk baik dengan harga pokok produk yang nyata adalah Rp.3.414,71/produk. Proses dengan media quenching oil, temperatur heating 91 6°C dan tempering 450°C merupakan alternatif proses yang efisien dengan harga pokok produk sebesar Rp.3.310,031produk turun sebesar 4,088%, sedangkan kapasitasnya 2.071 produk/hari meningkat sebesar 50,6% dari proses lama. Penghematan energi untuk pembuatan satu buah Spring Clip yang dapat dicapai dengan adanya proses baru adalah 2.881,617 kJ atau ekuivalen dengan Rp.87,65.
Heat loss is problem in the production process. This is also the problem in the production of Spring Clip at PT."X?. The heat energy haunted after the bending process is used for the quenching process substituting the hardening process, by varying the heating temperature : 825, 916 and 1100°C, by varying the quenching media : water and oil and varying the tempering temperature : 200,350,450,550 and 650°C, with holding time of 2,5 hours. The previous experiment indicates that only 3 good product, while the 105 products are defect. The objectives of this research are to eliminate the defect product so the production cost is obtained and to find the most efficient of production process system. In this research, additional processes are performed e.g. tempering II on the temperature 550°C and quenching II with oil as media. The result shows that all of 108 product are good with production cost is Rp.3,414.71/product. The process using heating temperature 916°C, oil as media quenching and tempering temperature 450°C is the most efficient of production process system and production cost is Rp.3,310.031 product decreasing by 4.088%, while the capacity of 2,071 product/day increasing by 50.6% than the previous process. The energy saving to produce one Spring Clip attained by using the new process is 2,881.615 kJ or equivalent to Rp.87.65.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
Abstrak :
Elastic rail fastening adalah merupakan sistem penambat rel elastis yang digunakan untuk mengikat rel kereta api ke bantalan, komponen utama dari sistem penambat rel elastis ini adalah Spring Clip. Proses manufaktur dari Spring Clip adalah proses bending dan heat treatment. Di dalam penelitian ini, memanfaatkan energi panas yang tersisa setelah proses bending untuk proses quenching, yang mana proses quenching ini merupakan pengganti dari proses hardening. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi proses manufaktur Spring Clip. Penelitian dilakukan dengan berbagai variasi waktu heating yaitu: 9, 10 dan 12 detik, variasi media quenching yaitu : air dan oli, variasi temperatur tempering yaitu : 200, 350, 450, 550, 6500C dengan waktu tahan 2,5 jam. Hasil penelitian memperiihatkan bahwa variasi waktu heating 10 detik, media quenching oil dan temperatur temper 450°C, memiliki Clamping force, kekerasan dan deformasi plastis yang baik dan masuk standar DE maupun SNI. Peningkatan efisiensi yang dicapai setelah penelitian ini berhasil adalah 27,78 % ditinjau dari waktu baku, 50,6 % ditinjau dari kapasitas produksi dan 8,6 % ditinjau dari harga pokok produksi. Penghematan energi yang dapat dicapai dengan adanya proses bane ini adalah 2881,617 kJ untuk satu Spring Clip.
Elastic rail fastening system used to tie up train track to sleeper, main component in elastic rail fastening system is Spring Clip. Manufacturing process in the Spring Clip is bending process and heat treatment process. In this research, calor energy remained from bending process is used for quenching process, where quenching process is a replacement for process it. The purpose of this research is to increase efficiency manufacturing in Spring Clip process. Research is done in many variations. Heating time variety are 9, 10 and 12 seconds, quenching media variety are water and oil, tempering temperature variety are 200, 350, 450, 550 and 650°C with holding time 2.5 hour. The result showed that heating time variety is 10 seconds, quenching media oil and tempering temperature 450°C, own clamping force, hardness and a good plastic deformation and according DE standard or SN1 standard. Increasing efficiency reached after the research succeeds 27.78 % from standard time, 50.6 % from production capacity and 8.6 % from manufacturing cost. Energy saving reached with the new process is 2881.617 kJ for one Spring Clip.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdian Muharam
Abstrak :
Peningkatan efisiensi dalam suatu produksi merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomis dan teknis. Seperti halnya dalam pembuatan Spring Clip yang merupakan salah satu komponen dari Elastic Rail Fastening yang digunakan sebagai pengikat rel kereta api pada bantalan digunakan proses bending dan heat treatment perlu adanya pertimbangan efistensi energi dari proses produksi yang berlangsung. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan diatas pada penelitian ini dicoba untuk memanfaatkan panas yang dihasilkan dari proses pembentukan yang kemudian langsung diquenching. Pada Penelitian ini digunakan beberapa variabel temperatur yang dianggap masih dimiliki oleh proses sebelumnya (pembentukan). Temperatur yang digunakan sekitar 750, 850, 950 dan 1050 °C yang langsung dicelup pada media oli yang mempunyai tingkat visikositas (kekentalan) yang berbeda. Selain dilakukan hardening juga dilakukan tengpering pada temperatur 250, 350 dan 450 °C, hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan kekerasan dari perlakuan sebelumnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada temperatur austenisasi yang lebih besar kekerasan yang dicapai cenderung meningkat terurama dengan meningkatnya visikositas oli yang digunakan. Pada temperatur austenisasi 1050 °C hasil yang dicapai hampir mendekati kekerasan yang diijinkan (383 - 429 BHTND yaitu 360 BHN pada media oli SAE 40. Sehingga bila dilakukan dengan media oli dengan tingkat visikositas yang lebih tinggi kemungkinan untuk menghilangkan temper bisa dilakukan, dan hal ini termper merupakan peningkatan efisiensi energi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library