Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1996
S27320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Economic activity informal sector of " pedagang kaki lima (PKL) " in some Yogyakarta City areas expand very fast and have aimed to the forms trespassing order, that is tendency of trade place development which conducted permanently.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Wibowo
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian penularan filaria pada vektor telah dilakukan di suatu daerah endemik Brugia malayi antropofilik di Sulawesi tengah yang sedang mengadakan program pengobatan masal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan prevalensi dan densitas mikrofilaria pasca pengobatan masih dapat menjadi sumber penularan yang potensial pada vektor. Penelitian berlangsung dalam tiga tahap, yaitu tahap sebelum pengobatan , tahap pengobatan dan tahap sesudah pengobatan. Pada tahap sebelum dan sesudah pengobatan yang masing-masing berlangsung selama 4 bulan, dilakukan penilaian angka prevalensi dan densitas mikrofilaria pada penduduk berdasarkan pemeriksaan darah tebal (20 ul). Angka infeksi vektor, angka infektif vektor, serta potensi penularan filaria dihitung berdasarkan pemeriksaan vektor yang dilakukan sebanyak 2 malam per minggu. Pada tahap kedua dilakukan pengobatan masal dengan DEC dosis rendah yaitu, dewasa 100 mg/mgg, anak-anak 50 mg/ mgg selama 30 mgg, dilanjutkan dengan dewasa 100 mg/ hr, anak-anak 50 mg/hr selama 10 hr. Hasil dan kesimpulan ; Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pengobatan masal angka prevalensi menurun bermakna dan 19,13% menjadi 2,19% dan densitas rata-rata mikrofilaria menurun dari 26,64120 ul menjadi 8,56120 ul. Angka infeksi vektor menurun bermakna dari 3,87 + 2,43 menjadi 1,32 + 1,51,angka infektif vektor menurun bermakna dari 2,20± 1,71 menjadi 0,76 + 1,02 dan potensi transmisi mingguan menurun bermakna dari 24,37 + 19,13 menjadi 3,64 + 4,58. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pengobatan masal dengan DEC dosis rendah di daerah endemic filariasis brugia antropofilik dapat menurunkan angka prevalensi mikrofilaria, angka infeksi filaria dan angka infektif filaria pada vektor serta potensi penularan mingguan. Namun demikian karena setelah pengobatan masih didapatkan angka infeksi > 0 (no]) dan angka infektif > 0 (nol), maka prevalensi dan densitas mikrofilaria yang ada masih dapat menjadi sumber penularan potensial bagi vektor.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramamohan Rao, T. V. S.
New Delhi : Springer, 2016
338.5 RAM r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nahrisah
Abstrak :
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome telah menjadi perhatian serius bagi setiap negara. Dari angka kumulatif pengidap AIDS di Indonesia, cara penularan melalui IDU sebanyak 50,5%, heteroseksual 38,7% dan homoseksual 4,7%. Hal ini semakin membuktikan bahwa penularan melalui penggunaan jarum suntik tidak steril menjadi penularan utama. Seiring hal tersebut, Indonesia memerlukan suatu intervensi untuk mencegah penularan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok Penasun yakni dengan Pengurangan dampak buruk Napza (harm reduction)., salah satu pendekatannya adalah Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Sebagai salah satu Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon, Puskesmas Kecamatan (PKC) Tg. Priok perlu mempertahankan kualitas pelayanan dan mampu memenuhi standar Pelaksanaan yang tertuang dalam Pedoman Nasional agar program terapi tersebut mampu mempertahankan kualitas dan nilai manfaat serta tetap mampu menjadi rujukan bagi daerah lain. Akan tetapi, sepanjang berdirinya Program Terapi Rumatan Metadon, PTRM PKC Tg. Priok belum melaksanakan pelayanan yang optimal dan sesuai dengan pedoman nasional tersebut. Ruang lingkup penelitian ini mengenai evaluasi pelaksanaan meliputi input, proses, dan output Program Terapi Rumatan Metadon di PKC Tg. Priok tahun 2008 seperti sarana, prasarana, tempat cuci tangan, peralatan, SDM, proses penatalaksanaan pelayanan PTRM, serta pencatatan dan pelaporan, yang mengacu kepada Pedoman Nasional PTRM. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara melakukan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Informan pada penelitian ini berjumlah tujuh orang dengan perincian enam orang petugas PTRM yaitu penanggungjawab, koordinator, dokter PTRM, perawat, apoteker, dan petugas keamanan (security), dan satu orang pasien yang masih aktif. Dari enam informan yang diwawancarai, lima informan telah mengetahui, membaca, atau memahami tentang pedoman PTRM. Lokasi PTRM PKC Tg. Priok berpotensi besar mengganggu kenyamanan pasien RB dan belum sesuai Pedoman. Ruangan PTRM dapat dikatakan baik karena telah memiliki sedikitnya 5 ruangan yang sesuai Pedoman Nasional. Intensitas cahaya baik dan memadai. PTRM tidak memiliki limbah kecuali botol bekas. Peralatan telah baik, karena memiliki sedikitnya 5 peralatan sesuai Pedoman Nasional. SDM dapat dikatakan baik, karena telah memiliki SDM sedikitnya terdiri dari 7 multidisiplin ilmu sesuai Pedoman Nasional. Kompetensi yakni sikap dan profesionalisme cukup baik, kemampuan menilai pasien dan rencana terapi baik, penatalaksanaan pasien sangat baik, pengorganisasian baik. Input disimpulkan sarana (lokasi buruk, ruangan baik), prasarana, peralatan dan SDM baik. Angka pasien droup out cukup tinggi (51 %=belum berhasil), hasil tes urin sewaktu kurang atau sama dengan 30%, angka pasien yang bekerja mancapai 52 %, dan terjadi peningkatan kondisi pasien (berhasil). Keamanan ketersediaan metadon cukup baik karena hanya memenuhi kurang dari enam variabel yang sesuai dengan Pedoman Nasional akan tetapi pelaksanaan pelayanan tidak terhambat. Proses disimpulkan pengorganisasian, alur pasien, hari pelayanan, kriteria keberhasilan baik, keamanan ketersediaan cukup baik. Pencatatan dan pelaporan (output) hanya satu yang belum dipenuhi yakni belum terdapat laporan enam bulanan.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzun
Abstrak :
This research was done to investigate influence of the base metal surface roughness on the BAg-8 spreading behavior and to get a proper surface roughness number for large area brazing. The filler metal was melted at 830o C for 15 minutes on a S50C surface for with various roughness levels. After solidified, the spreading area was observed and characterized in macro and micro scale. The results show that physically the filler spreading consists of two kinds of spreading forms: true and apparent filler spreading with composition of the both being almost same; 77% Ag and 23% Cu. For some roughness numbers, irregularities in uniformity of the heating and cooling process on the filler and dissolving of contaminant into the molten filler caused the true spreading that tend to separate became several parts and tend to flow out from initial placement. Increasing of the surface roughness tends to increase the capillarity effect and to decrease imbalance in the surface tension. Optimum surface roughness was obtained at Rz = 0.92. At this number, the ratio, as well as fitness of the true spreading with initial condition, was at the maximum. During the application process, this condition is predicted as being able to prevent or avoid weaknesses in the joint, thereby increasing the joint strength and its appearance quality.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2011
UI-IJTECH 2:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Irhamni
Abstrak :
ABSTRAK
Suatu asumsi berkaitan dengan tingkat pengembalian jangka panjang pada aset program pensiun dibuat oleh aktuaris ketika dilakukan perhitungan program pensiun manfaat pasti. Terdapat perbedaan antara asumsi tersebut dengan asumsi tingkat diskonto yang dikenakan atas kewajiban pensiun, dikarenakan pada program pensiun manfaat pasti besarnya kewajiban pensiun tidak bergantung pada aset program pensiun. Ketidaksesuaian asumsi tingkat pengembalian investasi akan mengakibatkan timbulnya laba ataupun rugi pada dana program pensiun. Supplementary contribution yang ditentukan dengan menggunakan metode spreading gains and losses dibuat untuk menutupi laba ataupun rugi yang terjadi. Asumsi tingkat pengembalian investasi yang konservatif (lebih kecil daripada tingkat pengembalian investasi aktual) akan mengakibatkan terjadinya surplus jangka panjang pada dana program pensiun. Sedangkan, asumsi tingkat pengembalian investasi yang optimis (lebih besar daripada tingkat pengembalian investasi aktual) akan mengakibatkan terjadinya defisit jangka panjang.
ABSTRACT
An assumption concerning the long term-rate of return on assets is made by actuaries when they value defined-benefit pension plans. There is a distinction between this assumption and the discount rate used to value pension liabilities, as the value placed on liabilities does not depend on asset location in the pension fund. The inappropriate investment return assumption will lead to the occurrence of gains or losses on the pension fund. Supplementary contribution, which is determined by spreding gains and losses method, is made to cover these gains or losses. A conservative investment return assumption leads to long-term surpluses in the plan. In the other hand, long-term deficits result from an optimistic assumption.
Universitas Indonesia, 2011
S679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadar Sukri
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara penelitian : Toksoplasmosis adalah suatu penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Parasit ini merupakan parasit intraselular. Pada manusia pertama kali ditemukan oleh Janku (1923). Pada wanita hamil, infeksi akut primer dapat menyebabkan kelainan bawaan, kerusakan jaringan otak janin, kematian fetus dan abortus. Penentuan terjadinya infeksi akut sangat penting karena pengobatan yang dilakukan terutama pada ibu hamil, neonatus dengan toksoplasmosis kongenital dan pasien dengan imunosupresi sangat bermanfaat dan akan mengurangi akibat infeksi. Metoda standar penentuan infeksi akut biasanya dengan pemeriksaan antibodi spesifik IgG dan IgM. IgM merupakan petanda infeksi baru sedangkan IgG petanda infeksi Iampau. Tetapi deteksi ini tidak adekuat pada pasien yang imunosupresi karena respons imun terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metoda diagnosis toksoplasmosis yang lebih sensitif dan dapat menentukan fase akut Deteksi antigen toksoplasma adalah suatu cara yang lebih sensitif dan dapat mendeteksi fase akut. Dua kelompok sampel, kelompok pertama mernpunyai IgM (+), IgG (+) dan kelompok kedua 1gM (-), IgG (+) masing-masing 30 sampel digunakan untuk deteksi antigen beredar, yang dapat digunakan sebagai penentu fase akut infeksi Toxoplasma. Hasil dan Kesimpulan : Dari 30 sampel yang mengandung IgM (+) dan IgG (+) ada 27 (90%) antigen positif sedangkan pada kelompok IgM (-) IgG (+) diperoleh hasil 28 (93 %) antigen negatif. Dengan Uji Chi square dan koreksi Yates hasil yang antigen positif dan yang antigen negatif berbeda sangat bermakna. (X hitung = 38.4427 X tabel 0.05 = 3.841 0.01 = 6.635) (P < 0.01). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan antigen dapat digunakan sebagai penentu fase infeksi dan dapat dilakukan dengan cepat, sensitif dan dapat menentukan fase akut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athasya Kandhiya
Abstrak :
Kehadiran aroma telah menjadi bagian dari keseharian manusia. Namun, belum banyak manusia yang memaknai kehadiran aroma dalam ruang. Hal ini diakibatkan karena wujudnya yang tidak kasat mata dan sifatnya yang perseptif. Aroma dapat dihadirkan secara sengaja dan tidak disengaja dengan strategi separation, deodorisation, scenting dan masking. Aroma memiliki peran dalam menentukan perilaku manusia seperti pikiran dan gerakan. Pull-in, push-out, dan netral, adalah tiga gerakan dari respon manusia terhadap kehadiran aroma dalam ruang. Studi pada skripsi ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui seberapa jauh indera penciuman berperan dalam mengalami ruang urban. Pengamatan yang dilakukan pada akhirnya menunjukkan bahwa adanya kaitan antara strategi kehadiran aroma, respon gerak dari strategi tersebut, yang kemudian akan dikaitkan dengan teori pembentukan wilayah secara acak.
The presence of aroma has becoming a part of human daily life. However, there are still many people who have not interpreted the presence of aroma in space. This is due to its invisible form and perceptive characteristic. Aroma can be presented intentionally and unintentionally with the separation, deodorisation, scenting and masking strategies. Aroma has a role in determining human behavior such as thoughts and movements. Pull-in, push-out, and neutral, are three movements of human response toward the presence of aroma in space. The study in this thesis was conducted in an effort to find out how far the sense of smell plays a role in experiencing urban space. The observations showed that there was a link between the strategy of the presence of aroma, the movement responses due to the strategy, which would then be linked to the theory of random territorial walk.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Achmad Renaldi
Abstrak :
Penelitian ini merupakan evaluasi performa LoRa dengan menggunakan arsitektur Simple Lora Protocol dengan frekuensi 433 MHz dan 915 MHz yang merupakan frekuensi ISM Band. Saat ini belum terlalu banyak yang mengadopsi teknologi LoRa di Indonesia. Namun dimasa depan nantinya akan banyak yang menggunakan teknologi LoRa dalam Internet of Things, seperti halnya smart city. Transmisi termodulasi LoRa kuat terhadap gangguan dan dapat diterima melintasi jarak yang jauh. LoRa sangat ideal untuk aplikasi yang mengirimkan ukuran data yang kecil, seperti data sensor yang memiliki bit rate rendah. Dalam hal ini, penulis melakukan evaluasi kinerja teknologi LoRa pada frekuensi 433 MHz dan 915 MHz dengan kondisi Line of Sight (LoS) dan Non-Line of Sight (Non-LoS) di lingkungan Universitas Indonesia. Parameter yang dievalusi, yaitu kekuatan sinyal (RSSI), Signal Noise Ratio (SNR), dan Delay. Perangkat prototipe ini disusun oleh sensor suhu dan kelembaban, modul LoRa sebagai transmitter dan receiver data yang dikirimkan, Arduino sebagai pengontrol rangkaian elektronika, dan Thingsboard yang merupakan cloud server untuk visualisasi data. Hasilnya menunjukan bahwa prototipe dapat berjalan dengan baik pada kedua kondisi. Pada frekuensi LoRa 433 MHz memiliki jangkauan sinyal hingga 350 meter pada kondisi LoS dan 150 meter pada kondisi Non-LoS. Sedangkan pada LoRa frekuensi 915 MHz memiliki jangkauan sinyal hingga 200 meter pada kondisi LoS dan 150 meter pada kondisi Non-LoS. Dengan demikian LoRa dengan frekuensi 433 MHz memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas dibandingkan frekuensi 915 MHz. Selain itu terbukti Arsitektur Simple LoRa protocol dapat digunakan secara efisien untuk aplikasi IoT. ......This research is an evaluation of LoRa performance using the Simple Lora Protocol architecture with frequencies of 433 MHz and 915 MHz which are the ISM Band frequencies. Currently, not many people have adopted LoRa technology in Indonesia. However, in the future, many will use LoRa technology in the Internet of Things, such as smart cities. LoRa modulated transmission is strong against interference and can be received over long distances. LoRa is ideal for applications that transmit small data sizes, such as sensor data at low bit rates. In this case, the authors evaluate the performance of LoRa technology at 433 MHz and 915 MHz frequencies with Line of Sight (LoS) and Non-Line of Sight (Non-LoS) conditions at the University of Indonesia. Parameters evaluated are signal strength (RSSI), Signal Noise Ratio (SNR), and delay. This prototype device consists of a temperature and humidity sensor, a LoRa module as a transmitter and receiver of transmitted data, Arduino as an electronic circuit controller, and Thingsboard which is a cloud server for visualizing data. The results show that the prototype can run well in the second condition. At 433 MHz LoRa frequency has a range of up to 350 meters in LoS conditions and 150 meters in Non-LoS conditions. While the LoRa frequency of 915 MHz has a range of up to 200 meters in LoS conditions and 150 meters in Non-LoS conditions. Thus LoRa with a frequency of 433 MHz has a wider range than the frequency of 915 MHz. In addition, it is proven that the Simple LoRa protocol architecture can be used efficiently for IoT applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>