Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wonsa Aditya Grahana
Abstrak :
Daerah penelitian berada pada area dengan setting geologi vulkanik (gunungapi) yang berkembang pada tepi suatu sistem sesar besar (major) dimana panas bumi yang berkembang di daerah ini dipengaruhi oleh aktivitas vulkanime dan struktur geologi yang dominan berupa sistem struktur-struktur besar berarah barat laut-tenggara yang membentuk depresi graben di bagian tengahnya. Batuan tertua yang merupakan batuan dasar di daerah ini adalah batuan metamorf berumur tersier dan di atasnya terendapkan beberapa satuan batuan produk vulkanik yang terbentuk dari aktivitas vulkanik kuarter. Manifestasi panas bumi yang ditemui berupa fumarol (temperatur 70-95oC) dan mata air panas sulfat yang berada pada topografi tinggi (sekitar puncak gunung X) dan beberapa mata air panas bikarbonat (temperatur 34 - 56oC) yang memiliki sebaran searah dengan pola struktur. Struktur geologi diidentifikasi kemenerusannya di bawah permukaan dengan metode geofisika yang terdiri dari gravity (First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative, forward model 2-D) dan MT (splitting curve dan inversi 3-D) sehingga dapat dianalisis zona permeabel yang berasosiasi dengan fracture dan patahan sebagai permeabilitas sekunder yang terisi oleh fluida panas bumi. Zona permeabel diduga berada pada area graben yang dibatasi/dikontrol oleh sesar utama di bagian barat dan timurnya dan diperkirakan menerus ke selatan pada area sekitar puncak Gunung Tg yaitu pada kompleks manifestasi fumarol. Hal ini didukung oleh data hasil inversi MT yang menunjukkan korelasi sebaran lapisan konduktif dengan zona yang diduga sebagai zona permeabel tersebut. Berdasarkan konseptual model, area prospek panas bumi yang direkomendasikan sebagai zona pemboran diperkirakan berada pada zona upflow yang berada di sekitar area puncak Gunung Tg yaitu di area kompleks manifestasi fumarol.
The research area is located in a volcanic geological setting that arise on the edge of a major fault system. Geothermal system is influenced by volcanic activity and northwest-southeast trending major structures that form the depression/graben. The oldest rock as basement in this area is tertiary metamorphic rocks and overlying of it, deposited several units of rock as products of quarternary volcanic activity. Geothermal manifestations found as fumaroles (temperature 70-95oC) and sulfate hot springs located at high topography, and several bicarbonate hot springs (temperature 34 - 56oC) that scattered at same direction with trend of structures. The geological structures are identified below the surface by gravity (First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative, 2-D forward model) and MT (splitting curve and 3-D inversion), then the permeable zone that associated with fracture and fault can be analyzed. The permeable zone thought to be in the graben area and estimated to be extend southward to the area around the peak of Mount Tg. This is supported by MT inversion data which shows correlation of conductive layer distribution with permeable zone. Based on the conceptual model, the geothermal prospect area that recommended as the drilling zone is estimated to be in the upflow zone around the peak of Mount Tg in the area of the fumarole manifestation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Ghufron
Abstrak :
Analisis Splitting Curve Data Magnetotellurik untuk Mengidentifikasi Zona Permeabel Pada Lapangan Geothermal XEmir Ghufron1, Syamsu Rosyid11Departemen Fisika, FMIPA, Universitas IndonesiaEmail : ghufronemir@gmail.com Abstrak Dalam eksplorasi geothermal, zona permeabel merupakan salah satu parameter yang diperhitungkan. Zona permeabel tersebut dipengaruhi oleh rekahan atau patahan yang terbentuk di bawah permukaan daerah prospek geothermal. Dengan melihat kondisi geologi daerah prospek, zona permeabel dapat diidentifikasi. Pada kenyataanya, metode geologi yang digunakan hanya mampu mengetahui kondisi struktur di permukaan bumi. Mengetahui kondisi geologi yang ada di bawah permukaan bumi sangat sulit di perhitungkan. Berdasarkan hal tersebut dilakukan analisis Splitting Curve data MT untuk mengetahui kondisi geologi di bawah permukaan. Penelitian ini dibantu dengan membuat forward modeling data sintetik untuk memperkuat analisis Splitting Curve dan kemudian diimplemetasikan pada data rill MT. Hasil dari forward modeling menunjukan adanya perbedaan nilai resistivitas yang menghasilkan percabangan kurva TE dan TM, hal ini memberi informasi dekat atau jauhnya suatu stasiun pengukuran MT terhadap batas kontras resistivitas atau batas suatu struktur. Hasil akhir dari penelitian ini adalah penentuan zona permeabel daerah prosek geothermal, harapanya dapat mengetahui infornasi struktur geologi bawah permukaan.
Permeability zone is one of the most important parameter. The permeability zone is affected by fracture or fault that occurs in the subsurface of geothermal prospect area. By studying on the geological condition, we can identify the permeable zone. The fact is, the geological method is limited to the structure on the surface only. To learn more about geological condition in subsurface is very difficult. Splitting curve analysis of MT data to learn about the continuity of subsurface geological condition. This research is assisted by making forward modelling of synthetic MT data to strengthen spliting curve analysis and then implementing it into the real MT data. The result from forward modelling showed the difference of resistivity value which produce shifting in TE and TM curve. Thus, this information is letting us know the distance between MT station to resistivity contrast boundary or limit of the structure. The final result for this reasearch is to determine the permeable zone at the subsurface, hopefully the geological structures from subsurface of geothermal prospect area can be determined.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agie Maliki Akbar
Abstrak :
Prospek Panasbumi Gunung Endut terletak di kabupaten Lebak, Provinsi Banten, 40 km arah selatan Kota Rangkasbitung, dengan letak geografis antara 9261000-9274000 N dan 639000-652000 E. Survei pendahuluan berupa survei geologi- geokimia, resistivitas dan MT yang telah dilakukan PSDG pada 2006 menunjukkan Gunung Endut di dominasi oleh batuan vulkanik kuarter yang berasal dari Gunung Endut, yang memotong lapisan sedimen. Sesar normal berarah NE ndash; SW menghasilkan manifestasi yaitu mata air panas Cikawah T=53-88?C, pH=7.74-7.98 dan mata air panas Handeuleum T=57?C, pH=7.7. Berdasarkan geotermometer NaK dan SiO2 suhu bawah permukaan berkisar antara 162-180?C. Analisa lineament density menunjukkan daerah lereng sebelah barat G. Endut mempunyai nilai lineament density paling besar, yang selanjutnya mengecil ke arah timur. Hasil pengolahan dan analisa data MT menunjukkan area outflow dari daerah penelitian berada pada kontras anomali tinggi yang disebabkan oleh batuan beku yang berada di lingkungan sedimen yang konduktif. Pusat sistem panasbumi G. Endut diperkirakan berada di sebelah timur dari area survey.
Rangkasbitung City, with geographic UTM position between 9261000 9274000 N and 639000 652000 E. Preliminary survey which have been made at Mt. Endut is Geological and Geochemical Survey in 2006, resistivity survey and MT survey in2007 with 27 measurement point. All survey conducted by Pusat Data dan Studi Geologi PSDG . According to result of premilinary survey, Mt. Endut is dominated by quartenary volcanic rock produced by Mt. Endut, which breakthrough tertiary sediment layer. NE to SW normal fault produced surface manifestation, namely Cikawah hot spring T 53 88 C, pH 7.74 7.98 and Handeleum hot spring T 57 C, pH 7.7. According to SiO2 and NaK geothermometer, subsurface temperature of Mt Endut is ranging from 162 to 180. Apparent resistivity maps show that thermal manifestation areas coincide with pronounced high anomaly due to resistive intrusion bodies contrast to conductive sedimentary basements. Result from integrated interpretation of MT and gravity method shows survey is an outflow zone. In manifestation area theres no clay cap, which main part of geothermal system. Therefore the geothermal system presumably located beneath Mt. Endut Peak.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Rizki Rohayat
Abstrak :
Dalam studi ini, penerapan metode analisis diagram polar impedansi dan splitting curve data magnetotellurik (MT) Lapangan Panas Bumi Wayang Windu bagian selatan adalah untuk mendeteksi struktur geologi bawah permukaan dan juga untuk mengetahui apakah metode ini dapat diterapkan pada area tersebut. Analisis ini dilakukan dengan membuat pemodelan forward terlebih dahulu sebagai acuan. Hasil dari pemodelan forward menunjukkan bahwa adanya perbedaan resistivitas dua batuan atau lebih yang mengalami kontak akan menyebabkan split pada kurva MT dan distorsi pada bentuk diagram polar impedasi yang membentuk elongasi sejajar atau tegak lurus terhadap struktur (garis kontak). Struktur ini dikomparasi dengan data geologi, data hiposenter microearthquake, dan data sumur. Hasil komparasi menunjukkan bahwa terdapat empat struktur hasil interpretasi data MT yang memiliki kecocokkan dengan struktur geologi dari data geologi dan sumur, dan beberapa struktur tidak memiliki kecocokkan atau hanya merupakan resistivity structure. Di sisi lain, metode ini dapat memprediksi arah dominan struktur geologi pada area penelitian.
In this study, application of the impedance polar diagram and splitting curve analysis method on magnetotelluric (MT) data of southern Wayang Windu geothermal field are to detect subsurface geological structure and also to find out whether this method can be applied to this area. This analysis is done by making forward modelling as a reference. The result of forward modelling shows that the difference in resistivity of two or more rocks in contact will cause a split on the MT curve and distortion in the shape of the impedance polar diagram forming parallel or perpendicular elongation to the structure (contact line). This structures are compared with geological data, microearthquake hypocenter data, and well data. The comparation results show that four structures of MT data interpretation results have correlation with the geological structure of the geological and well data, and some structures do not have correlation or merely resistivity structures. On the other hand, this method can predict the dominant direction of geological structure in the research area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T45112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Ainul Azkia
Abstrak :
Lapangan geotermal “WW” adalah lapangan mature yang sudah berproduksi 24 tahun sehingga mengalami penurunan produksi khususnya daerah utara (G. Gambung) karena adanya perubahan pada reservoir. Dibutuhkan alternatif untuk meningkatkan produksi dengan menambah sumur produksi. Dalam penentuan sumur produksi dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai keberadaan struktur geologi sebagai penanda zona permeabel dan zona bertemperatur yang tinggi. Zona temperatur tinggi dapat diidentifikasi dengan data magnetotelurik (MT). Data EDI file MT diolah menjadi peta resistivitas dan dimodelkan dalam 3-D untuk melihat persebaran nilai resistivitas per elevasi. Keberadaan struktur sesar di permukaan dapat dianalisis melalui foto udara, sedangkan struktur geologi bawah permukaan dapat diinterpretasi menggunakan metode Magnetotelluric Splitting Curve dan analisa derivatif data gravitasi. Data EDI file MT diproses untuk menghasilkan MT-Curve dan data gravitasi diolah dengan metode derivatif untuk menghasilkan peta FHD dan SVD. Hasil dari pengolahan data MT mengidentifikasi keberadaan reservoir bertemperatur tinggi berupa updome pada area G. Gambung-Wayang-Windu. Hasil pengolahan data MT dan gravitasi juga menghasilkan persebaran sesar dominan berarah relatif timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara yang teridentifikasi dipermukaan dan menerus ke bawah permukaan yang berada pada Kawasan G. Gambung-Wayang-Windu. Sesar ini meningkatkan permeabilitas karena mengontrol kemunculan manifestasi permukaan. Sehingga area rekomendasi pemboran produksi yang direncakan berada pada sekitar G. Wayang pada zona liquid reservoir. ......WW” geothermal field is a mature field that has been producing for 24 years and experiencing production decline specifically in the north (G. Gambung) due to changes of reservoir condition. This issue can be overcome by adding more production wells. In well targeting, it is necessary to gain information about the existence of geological structure as a permeable zone and high temperature zone. High temperature zone can be identified by Magnetotelluric (MT) data. EDI file from MT data then processed to obtain resistivity map and 3-dimension model as an information of subsurface resistivity. The existence of geological structure on the surface can be analysed by using remote sensing data. On the other hand, the subsurface faults can be identified by MT splitting curve and derivative analysis from gravity data. EDI file is processed to obtain MT-curve and gravity data is processed to produce FHD and SVD. The result of MT data processing shows the existence of high temperature reservoir in the form of updome in G. Gambung-Wayang-Windu area. The MT and Gravity data processing identify that faults are relatively in northwest-southeast and northeast-southwest direction on the surface and continue to the subsurface which can be found in G. Gambung-Wayang-Windu area. The faults are proven to be the permeable zones that allow surface manifestations to occur on the surface. As the result of all data integration, the future production wells will be in G. Wayang area as a liquid reservoir.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Luthfan Togar
Abstrak :
ABSTRAK Tahap eksplorasi masih memegang tantangan terbesar dan memiliki risiko tinggi di industri panas bumi. Karena itu, membutuhkan pemahaman yang baik tentang kondisi bawah permukaan dengan mengintegrasikan data geoscientific berkualitas tinggi. Tujuan utama eksplorasi adalah penentuan target pengeboran. Target pengeboran bawah permukaan sebenarnya diarahkan ke suhu tinggi dan zona permeabilitas tinggi. Distribusi suhu bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi dikaitkan dengan struktur geologi. Pemetaan geologis hanya bisa mengetahui geologi struktur ditunjukkan di permukaan. Namun, kelanjutan dari struktur geologi ke bawah permukaan sulit dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi bawah permukaan struktur geologis menggunakan data Magnetotelluric (MT). Analisis pola pemisahan atau splitting curve dari kurva MT, elongasi orientasi diagram polar, serta penggambaran struktur bawah permukaan dilakukan dengan mengacu pada hasil inversi 3 dimensi yang diperoleh dari MT, yang merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini serta daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Data geologis dimasukkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah permukaan menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah untuk menyediakan peta struktural terbaru yang dikonfirmasi oleh MT. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospekTahap eksplorasi masih memegang tantangan terbesar dan memiliki risiko tinggi di industri panas bumi. Karena itu, membutuhkan pemahaman yang baik tentang kondisi bawah permukaan dengan mengintegrasikan data geoscientific berkualitas tinggi. Tujuan utama eksplorasi adalah penentuan target pengeboran. Target pengeboran bawah permukaan sebenarnya diarahkan ke suhu tinggi dan zona permeabilitas tinggi. Distribusi suhu bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi dikaitkan dengan struktur geologi. Pemetaan geologis hanya bisa mengetahui geologi struktur ditunjukkan di permukaan. Namun, kelanjutan dari struktur geologi ke bawah permukaan sulit dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi bawah permukaan struktur geologis menggunakan data Magnetotelluric (MT). Analisis pola pemisahan atau splitting curve dari kurva MT, elongasi orientasi diagram polar, serta penggambaran struktur bawah permukaan dilakukan dengan mengacu pada hasil inversi 3 dimensi yang diperoleh dari MT, yang merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini serta daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Data geologis dimasukkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah permukaan menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah untuk menyediakan peta struktural terbaru yang dikonfirmasi oleh MT. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospek
ABSTRACT The exploration phase still holds the biggest challenge and has a high risk in the geotermal industry. Therefore, it requires a good understanding of subsurface conditions by integrating high-quality geoscientific data. The main objective of exploration is determining drilling targets. The subsurface drilling target is actually directed to high temperature and high permeability zones. The subsurface temperature distribution can be estimated based on resistivity values ​​obtained from MT data, while zones with high permeability are associated with geological structures. Geological mapping can only know the geology of the structure shown on the surface. However, the continuation of the geological structure below the surface is difficult to detect. This study focused on the identification of subsurface geological structures using Magnetotelluric (MT) data. Analysis of splitting curve patterns from the MT curve, elongation of polar diagram orientation, and the description of subsurface structures is done by referring to the results of 3-dimensional inversion obtained from MT, which is the method used in this study and the reservoir area is known from the Base of Conductor boundary. Geological data is included as supporting data to make an analysis of the existence of subsurface geological structures more comprehensive. The final stage of this research is to provide the latest structural maps confirmed by MT. The results of the geochemical analysis are used to determine the reservoir temperature forecast, so that it can assist in making conceptual models and delineation of prospect areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library