Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irarubbyanthy Irwan
Abstrak :
Oi perairan, terdapat beragam Sumber Oaya Hayati (SOH) seperti mikroorganisme, tumbuhan air dan berbagai hewan perairan. Ganggang halus lautlmikroalga merupakan SOH perairan yang berperan sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Mikroalga adalah mikroorganisme atau jasad renik dengan tingkat organisasi selnya termasuk ke dalam tumbuhan tingkat rendah. Pemanfaatan mikroalga dapat sebagai bahan pakan utama dalam budidaya perairan dan produk olahan berupa "makanan sehat", yaitu dari ganggang halus lautjenis Spirulina, sp dan Chlorella, sp. Ganggang halus laut membutuhkan senyawa karbon, nitrogen, fosfor, sulfur dan elemen runutan untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan, diberikan dua jenis pupuk anorganik ke dalam media kultivasi ganggang hal us !aut yang berbeda, yaitu pupuk anorganik proanalis ...,_ dan teknis. Ganggang halus laut memiliki kemampuan untuk menyerap dan - mengeluarkan kandungan anorganik yang berasal dari pupuk yang diberikan, sehinga perlu dilakukan analisa kandungan anorganik pada media kultivasi tersebut dengan metode Colorimetri dan Spektrofotometer Serapan Atom. Pertumbuhan ganggang halus laut diukur dari kepadatan selnya pada setiap volume,kulturnya (log sel/ml). Oengan pupuk anorganik proanalis, Spirulina, sp menghasilkari jumlah sel tertinggi, yaitu sebanyak 7,7005 log sel/ml pada umur kultivasi 7 hari, dan Ch/orella, sp sebanyak 7,4183 log sel/ml pada umur kultivasi 9 hari. Sedangkan dengan pupuk anorganik teknis, Spirulina, sp pada umur kultivasi 5 hari menghasilkan jumlah sel tertinggi, sebanyak 7,02467 log sel/ml, dan Chlorella, sp pada umur kultivasi 9 hari sebanyak 7,03323 log sel/ml. Pada media kultivasi ganggang halus laut, kadar ammonia yang dihasilkan berada dalam rentang 0,3467-2,3367 mg/L, sulfida berada dalam rentang tidak terdeteksi hingga 0,02 mg/L, kemudian kadar nitrat berada dalam rentang 0,038-8,3367 mg/L, sedangkan kadar nitrit 0,035-2,08 mg/L, dan kadarfosfat antara 4,1167-1 3,9667 mg/L. Di alam, logam dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi dapat pula bersifat toksik. Kadar cadmium pada media kultivasi berada dalam rentang tidak terdeteksi hiogga 0,1707 mg/L, sedangkan kadar tembaga tida terdeteksi, kemudian kadar besi dihasilkan antara 0,0945-3,2904 mg/L dan Radar timbal berada dalam rentang tidak terdeteksi hingga 1,147 mg/L. • • Berdasarkan hasil penelitian kandungan anorganik pada media kultivasi ganggang halus laut Spiro/ina, sp dan Chlorella, sp, maka media kultivasi ganggang halus laut ini aman untuk pengembangan pakan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledy Febriana Nur Wulan Ayu
Abstrak :
Spirulina platensis adalah mikroalga hijau-biru yang berfotosintesis menghasilkan kultur biomassa yang komersil. Spirulina terkenal akan kandungan protein (60-74%(w/w) dan pigmen fikosianin (pigmen hijau biru). Kandungan biologis yang dimilkinya membuat ia spesial dijadikan suplemen makanan, anti-inflammatory untuk manusia atau dipakai sebagai pewarna alami di industri farmasi, terlebih lagi kemampuannya yang dapat memfiksasi kadar CO2 di atmosfir. Pada penelitian kali ini Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium Conwy pada pencahayaan konstan sebesar 500 lx. Pencahayaan secara konstan ini dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan fotobioreaktor, dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konfigurasi reaktor susun seri (3 buah) terhadap produksi biomassa Spirulina platensis. Sebagai perbandingan dilakukan pula kultivasi Spirulina platensis pada reaktor tunggal dengan volume yang ekuivalen (1500 ml) dan kondisi operasi yang sama yakni Ug = 1,2 m/h, aliran gas CO2 3%(v/v) udara, tekanan 1 atm, dan temperatur ruang. Hasil akhir yang dicapai pada penelitian ini adalah peningkatan jumlah produksi biomassa yang dihasilkan pada reaktor susun seri 1.31 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan pH kultur, Konsentrasi [HCO3-] dan laju pertumbuhan spesifik (μ). Konsumsi energi Spirulina platensis pada reaktor susun seri untuk produksi biomassany mengalami kenaikan sebesar 3-5 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Model Ierusalimsky digunakan untuk menggambarkan kinetika reaksi penyerapan substrat non-kompetitif dengan nilai laju pertumbuhan maksimum (μmax) 0.058-0.077 h-1, konstanta penjenuhan substrat (KS) -1.9 sampai -0.72, dan konstanta inhibisi (KI) 16.772 sampai 33.2.
Spirulina platensis is a marine microalga photoautotropic whose cultivation is particularly attractive for several commercial purposes. Its main interest is centered in its high protein content, 60?74% on a dry weight basis and phycocyanin pigment. It can be used either as anti-inflammatory, nutritional supplement for humans and animals or as source of active principles in pharmaceutical, cosmetic industries moreover fixation CO2 in atmosphere. The study attemps to investigate the effects of configuration reactor in order to increasing Spirulina platensis biomass yield. Conwy medium was used for the batch culture in auto claved sea water. This experiment, light was adjust to 500 lx, superficial velocity of air was adjust to 1,2 m/h, and concentration of carbondioxide as source carbon was adjust to 3%(v/v) of air stream. At the beginning cultivation, inoculum was started from 4.000.000 cell/cm3. System photobioreactor respectively using reactor in 3 series with 500 mL in each reactor and it was compared with single reactor at equivalen total volume. The specific growth rate and biomass production S.platensis at 3 series reactor achieved in this present experiment are higher than the single reactor. The series effect was also increasing levels of medium substrat, higher pH medium and energy consumption. At the end of this experiment ( after 87 hour of culture ), 3 series reactor resulted 1.31 increase times in biomass production which is energy consumption increasingly three to five times rather than single reactor. For pilot scale purposes, this experiment was also studied to predict the kinetic reaction models of substrat absorption in S.platensis cell. A number of kinetic models were constructed to see the conjunction of growth rate and concentration substrat in S.platensis cell while producing biomass. Finally, Ierusalimsky equation was significantly resulted growth rate calculation data closer to the experimental data with constant substrat saturation value (KS) was -1.9 to -0.72, and constant inhibition (KI) 16.772 to 33.2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esturizqi Utami Ramadhan
Abstrak :
Skripsi ini memaparkan penelitian terkait optimasi parameter kultivasi dari Spirulina sp. dengan melakukan pengaturan jenis medium dan pengaturan pencahayaan terang-gelap. Fikosianin merupakan suatu pigmen fotosintetik yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan semakin tingginya permintaan fikosianin, maka salah satu langkah pemenuhan tersebut adalah dengan perlu dilakukannya kultivasi mikroalga Spirulina sp. dengan mengoptimalkan parameter kultivasi yang mana dalam hal ini dilakukan dengan melakukan pengaturan jenis medium dan pencahayaan terang-gelap untuk mendapatkan hasil biomassa dan konsentrasi fikosianin yang optimal. Dalam penelitian ini, dilakukan kultivasi dengan 2 (dua) variasi yang berbeda, dimana yang pertama adalah perbedaan medium, yang mana dilakukan dengan 2 (dua) jenis medium berbeda yakni walne dan zarouk. Hasil biomassa tertinggi dimiliki oleh kultur dengan medium zarouk sedangkan untuk konsentrasi fikosianin kedua medium hasilnya secara berturut–turut adalah 0,045±0,00021 mg/mL dan 0,016±0,00453 mg/mL. Selanjutnya, variasi kedua berupa pengaturan pencahayaan terang-gelap dengan kontrol pencahayaan konstan, pencahayaan siang malam, variasi 16 jam terang-8 jam gelap, 18 jam terang-6 jam gelap, dan 20 jam terang-4 jam gelap. Masing–masing hasil kultivasi kemudian diekstraksi dengan sonikasi untuk menentukan kadar fikosianin. Dari hasil yang didapatkan, pencahayaan kontrol konstan (24 jam terang – 0 jam gelap) menjadi penghasil biomassa terbesar sedangkan pencahayaan kontrol siang malam (9 jam terang – 15 jam gelap) memiliki konsentrasi fikosianin terbesar sebanyak 0,027 ± 0,00071 mg/mL. ......This undergradate thesis proposal reports the research about optimization cultivation experiments of Spirulina sp. by using different cultivation mediums and photoperiodic (light-dark illumination) adjusment. Phycocyanin is a photosyntetic pigments that has a lot of daily applications. One of the solution to solve the increasing of phycocyanin demand is by adjusting different cultivation mediums and light-dark illumination to obtain the optimum biomass and phycocyanin content. In this experiment, writer used 2 (two) different variations, the first variation was the medium. Writer used 2 (two) different cultivation mediums namely walne and zarouk. The highest biomass was obtained from zarrouk culture while the phycocyanin content consecutive results was 0,045±0,00021 mg/mL dan 0,016±0,00453 mg/mL. The second variation was about photoperiodic (light-dark ilumination) adjusment that consist of constant lighting, day and night lighting, 16 hours light – 8 hourd dark, 18 hours light – 6 hours dark, and 20 hours light – and 4 hours dark variation. Each cultivation sample then extracted by sonication method to determine the biomass and phycocyanin content. From the results taken, constant lighting had the highest biomass content and the control day and night lighting had the highest phycocyanin content around 0,027 ± 0,00071 mg/mL.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anifah
Abstrak :
ABSTRAK
Tingginya emisi gas buang dan ancaman kelangkaan pangan akibat pertambahan penduduk dunia menjadi masalah serius pada dekade terakhir. Mikroalga Spirulina sp. berpotensi mengatasi kedua masalah tersebut karena kemampuan fiksasi dan ketahanan terhadap kondisi stress CO2 yang cukup baik disamping kandungan nutrisinya yang berpotensi sebagai sumber pangan non-konvensional. Namun, resistansi mikroalga terhadap kadar CO2 yang tinggi masih menjadi tantangan dalam penggunaan mikroalga sebagai agen fiksasi CO2. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk menginvestigasi bagaimana pengaruh peningkatan pengaliran konsentrasi karbon dioksida terhadap laju pertumbuhan, kemampuan fiksasi dan kandungan essensial dari Spirulina sp. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi CO2 masukan sebesar 10%, 20%, 30%, 35% dan 40%vol udara secara kontinu selama 164 jam masa kultivasi pada fotobioreaktor plat datar dan intensitas cahaya tetap sebesar 2450 lux di dalam medium zarrouck. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi CO2 sampai pada konsentrasi 30%vol udara meningkatkan laju pertumbuhan dan kemampuan fiksasi CO2 dari Spirulina sp. Pengaliran konsentrasi CO2 yang lebih pekat dari 30%vol udara menurunkan laju pertumbuhan dan kemampuan fiksasi CO2. Laju pertumbuhan terbaik terjadi pada konsentrasi CO2 masukan sebesar 30%vol udara. Produksi biomassa tertinggi sebesar 6,931 g/L terjadi pada pengaliran konsentrasi CO2 30%vol udara. Fraksi fiksasi CO2 terbesar mencapai 81,52% dengan fraksi fiksasi rata-rata sebesar 33,5% terjadi pada pemberian konsentrasi CO2 10%vol udara. Sementara itu, yield kandungan essensial semuanya meningkat dan lebih besar dari kontrol sampai pada pengaliran CO2 konsentrasi 40%vol udara pada yield protein, 30%vol udara pada yield klorofil dan 35%vol udara pada yield lipid. Yield lipid dan protein tertinggi berturut-turut sebesar 0,159 g/g dan 0,1237 g/g dan terjadi pada pengaliran konsentrasi CO2 masukan sebesar 30% dan 20%vol udara
ABSTRACT
High carbon-dioxide emission and threat of food scarcity is become seious problem in last decade. Spirulina sp. microalgae is potential to deal with both of those problems because of its good adaptation in high carbon dioxide concentration while its good essential contents. Unfortunately, the resistance of microalga in high carbon dioxide concentration still being the threat of using microalgae as CO2 fixation agent. By that reason, this research is purposed to investigate the effect of CO2 concentration enhancement to growth rate, CO2 fixation ability and essential contents of Spirulina.sp. This research was done by flowing some variations input CO2 concentration (10%, 20%, 30%, 35% and 40%vol air) during 164 hours cultivation time to the flat plate photobioreactor with 2450 lux continue light intensity in Zarrouck medium. The result of this research showed that CO2 concentration enhancement until 30%vol air increased the growth rate and CO2 fixation ability of Spirulina sp. Meanwhile CO2 concentration enhancement bigger than 30%vol air decreased the growth rate and CO2 fixation ability. The highest biomass production is 6,931 g/L that was occurred in 30%vol air of CO2 concentration. The highest CO2 fixation fraction reached 81,52% with 33,5% average CO2 fixation fraction was occurred in 10%vol air of CO2 concentration. Meanwhile, all of essential contents (lipid, protein and chlorophyll) yield was increased and bigger than control (without flowing CO2 concentration) until on flowing 40%vol air of CO2 concentration on protein yield, 35%vol air of CO2 concentration on lipid yield and 30%vol air of CO2 concentration on chlorophyll yield. The highest lipid yield is 0,159 g/g that occurred on flowing 30%vol air of CO2 concentration. The highest protein yield is 0,1237 g/g that occurred on flowing 20%vol air of CO2 concentration.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Mumtaza Hadi
Abstrak :
Salah satu upaya untuk mengatasi penuaan kulit adalah dengan antioksidan yang dapat menangkal Reactive Oxygen Species (ROS) penyebab kerutan kulit. Salah satu sumber alami antioksidan adalah dari mikroalga Spirulina sp. Spirulina sp. mengandung senyawa berbagai antioksidan, salah satunya pigmen biru fikosianin sekitar 20% berat keringnya. Ekstraksi antioksidan Spirulina sp. dapat diaplikasikan dalam kosmetika berbentuk esens yang dapat digunakan dalam bentuk patch. Ekstraksi dilakukan dengan metode ultrasonikasi dengan variasi jenis pelarut air dan etanol, lalu durasi sonikasi selama 15 menit, 30 menit, dan 45 menit, identifikasi jenis antioksidan, analisis senyawa fikosianin ekstrak Spirulina sp. dan pembuatan formulasi esens, uji aktivitas antioksidan dengan DPPH, dan uji fisik (pH, viskositas, dan organoleptik selama 4 minggu). Waktu sonikasi terbaik untuk menghasilkan fikosainin dihasilkan selama 15 menit pada suhu 30°C menggunakan pelarut air yaitu 15,55mg/g pada ekstrak Spirulina sp., 9,20mg/g pada formulasi esens, dengan uji aktivitas antioksidan IC50 sebesar 64,5. Pada uji fisik dihasilkan hasil yang stabil yaitu pH antara 5,0-5,9, viskositas 0,7-1,4 dPa.s, berwarna hijau tua, berbau khas alga, tekstur cair tidak lengket, dan homogen.
One effort to overcome skin aging is with antioxidants that can counteract the Reactive Oxygen Species (ROS) that cause skin wrinkles. One natural source of antioxidants is from the microalgae Spirulina sp. Spirulina sp. contains various antioxidant compounds, one of which is the blue pigment phycocyanin about 20% dry weight. Antioxidant extraction of Spirulina sp. can be applied in cosmetics in the form of essences that can be used in patches. Extraction was carried out by ultrasonication with variations in the type of water and ethanol solvent, then the duration of sonication for 15 minutes, 30 minutes, and 45 minutes, identification of antioxidant types, analysis of phycocyanin compounds Spirulina sp. and making essence formulations, antioxidant activity tests with DPPH, and physical tests (pH, viscosity, and organoleptics for 4 weeks). The best sonication time to produce phycocyanin was produced for 15 minutes at 30°C with a water solvent of 15.55 mg/g in Spirulina sp. Extract, 9.20 mg/g in the essence formulation, with an IC50 antioxidant activity test of 64.5. On physical tests, stable results were obtained, ie pH between 5.0-5.9, viscosity of 0.7-1.4 dPa.s, dark green, characteristic of algae, non-sticky liquid texture, and homogeneous.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library