Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonardo Rimba
Jakarta : Dolphin, 2011
133.9 LEO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Utami
Abstrak :
Buku ini menceritakan tenang spiritualisme, kisah keluarga yang dapat berkomunikasi dengan arwah
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2016
899.221 3 AYU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Robandi
Gembong Kebumen: Tangan emas, 2013
133.9 IMA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Al Amin Putra
Abstrak :
Peraturan PSBB ditetapkan untuk mengurangi dampak virus selama pandemi COVID-19. Pemerintah memanfaatkan ketakutan kepada virus untuk membangun kepatuhan seperti yang dilakukan pemkab Nganjuk dan dalam situasi ini, masyarakat mengalami represi karena tidak dapat melakukan kegiatan kolektif dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, masyarakat tidak dapat bekerja dan melakukan kebiasaan ngopi karena pemberlakuan jam malam. REMBOL Family sebagai bagian dari masyarakat Desa Ngrengket melakukan strategi dalam menghadapi situasi represif tersebut dengan membuat parade cosplay hantu. Berbagai jenis dan simbol hantu digunakan dalam konteks masyarakat Desa yang identik dengan identitas kelompok yang menjunjung spiritualisme dan budaya leluhur. Dalam penelitian ini, peneliti berargumen bahwa parade cosplay hantu adalah praktik budaya masyarakat desa terutama golongan anak muda dengan motif khusus melakukan kontestasi terhadap aturan dari otoritas (negara). Dari hasil analisis data yang dikumpulkan dengan metode etnografi dan kajian tekstual, sesuai dengan teori Hall (2003), dalam proses produksi dan konsumsi atau penerjemahan makna (encoding dan decoding) dimungkinkan ada perbedaan pemaknaan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang memproduksi dan menerjemahkan pemaknaan atas parade cosplay hantu masing-masing memiliki perbedaan pemaknaan. Karang Taruna Cahaya Indah REMBOL Family yang memprakarsai parade cosplay dapat disimpulkan sedang menyiasati pelanggaran peraturan PSBB sebagai bagian dari proses perlawanan dan pertahanan selama pandemi terjadi. Pada akhirnya, tujuan akhir dari kegiatan tersebut adalah mekanisme koping selama pandemi. ......PSBB policy had been conducted to reduce the effect during COVID-19 outbreak. Government utilized outbreak’s fear to construct obedience, it was similar to Nganjuk’s government. Nganjuk’s society experienced a repression during this situation. They were not be able to do their collective activities such as they were not be able to work and ngopi’s habbit, those were caused by curfew. REMBOL Family as the part of Ngrengket’s society executed a strategy to face repressive situation by making a ghost cosplay. Various ghosts and symbols were used in rural context which is identical to communal’s identity such spiritualism and ancestor’s values. The researcher argued, ghost cosplay parade was a rural-cultural practice held by teenagers that is focused on contesting to government’s policies. According to the data analysis collected using ethnography and textual analysis, and Hall (2003) theory, during the production and consumption process or meaning-making process (encoding and decoding) there might be a meaning divergence. The result of this study showed that society produced various interpretations toward ghost cosplay parade. Cahaya Indah REMBOL Family as Ngrengket’s Karang Taruna used ghost cosplay parade as a strategy to deceive PSBB policy. They assumed this action as a resistency and resiliency COVID-19 outbreak. At last, the ultimate purpose of ghost cosplay parade was coping mechanism during COVID-19 outbreak.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library