Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan menunjukkan pertumbuhan yang terhambat. Pertumbuhan tersebut berkorelasi dengan sintesis protein.Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan profil protein pada tanaman kentang yang mengalami cekaman kekeringan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitriani
"Daun Belimbing Manis Averrhoa carambola L. merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat, termasuk untuk kesehatan kulit manusia. Dalam upaya pengembangan obat tradisional, proses penjaminan mutu dan keamanan obat perlu dilakukan standardisasi yang terdiri dari parameter spesifik dan non spesifik. Pengujian dilakukan terhadap simplisia dan fraksi etil asetat daun belimbing manis berasal dari tiga daerah berbeda yakni Depok, Subang, dan Sukabumi. Kadar senyawa terlarut dalam air 14,32, kadar senyawa terlarut dalam etanol 9,69, dan kadar flavonoid total 0,12-0,18 mgQE/gram simplisia. Susut pengeringan 9,70, kadar abu total 7,14, dan kadar abu tidak larut asam 0,31.
Proses ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Kemudian dilakukan partisi cair-cair sehingga didapatkan fraksi etil asetat. Rendeman fraksi etil asetat daun belimbing manis 4,2-6,2. Kadar air berkisar antara 4,79, kadar abu total 1,55, kadar abu tidak larut asam 0,064, dan kadar flavonoid total 14,63-22,14 mgQE/gram fraksi. Pola kromatogram dari simplisia dan fraksi etil asetat daun belimbing manis yang berasal dari tiga daerah berbeda dilakukan dengan fase gerak kloroform:metanol:air 8:2:0,5 dengan apigenin sebagai standar. Hasil pengujian residu pelarut dan cemaran logam berat Hg, Pb, Cd, As menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun belimbing manis tidak mengandung residu pelarut dan cemaran logam berat.

Starfruit Leaf Averrhoa carambola L. is one of the plants that has many benefits, including for human skins health. In efforts to develop traditional medicine, the process of quality assurance and drug safety needs to be done is to standardize consisting of specific and nonspecific parameters. The test was performed on simplicia and fraction of ethyl acetate of starfruit leaves from three different areas Depok, Subang Sukabumi. The water soluble extract 14,32, the ethanol soluble extract 9.69 total flavonoid levels 0.12 0.18 mgQE gram simplicia. Drying losses 9.70, ash content 7.14 acid soluble ash content 0.31.
The process of extract was done by maceration. Liquid partitions was then performed to obtain fraction of ethyl acetate. The yield fraction of ethyl acetate starfruit leaves 4.2 6,2. Water content 4.79, total ash content 1.55, acid soluble ash content 0.064, and total flavonoid levels 14.63 22.14 mgQE gram fraction. The chromatogram pattern of simplicia and ethyl acetate fraction of sweet starfruit leaves from three different regions was performed with chloroform methanol water 8,2 0,5 with apigenin as standard. The results of solvent residues and heavy metal contaminants Hg, Pb, Cd, As showed that the fraction of ethyl acetate did not contain solvent residue and heavy metal contamination.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriani Alimuddin
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pemeriksaan IgE spesifik serum baru diperkenalkan di Indonesia, tetapi belum ada data uji diagnostik mengenai akurasinya dalam mendeteksi alergen tungau debu rumah dan kecoa pada pasien asma dan atau rinitis alergi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan akurasi diagnosis pemeriksaan IgE spesifik serum dalam mendiagnosis sensitisasi alergen Dermatophagoides pteronyssinus Der p , Dermatophagoides farinae Der f , Blomia tropicalis Blo t dan Blatella germanica Bla g pada pasien asma dan atau rinitis alergi.Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang pada pasien alergi pernapasan dan merupakan bagian dari studi epidemiologi mengenai sensitisasi IgE spesifik di Divisi Alergi-Immunologi, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, antara September dan Desember 2016. Pengukuran sensitisasi IgE spesifik dilakukan dengan metode imunoblot Euroline , Euroimmun AG, Germany . Alergen yang diuji adalah Der p, Der f, Blo t, dan Bla g. Hasilnya dibandingkan dengan baku emas uji tusuk kulit. Uji diagnostik yang dilakukan meliputi sensitivitas, spesifisitas, positive predicitive value PPV , negative predictive value NPV , likelihood ratio positif dan negatif LR and LR- .Hasil: Serbanyak 101 pasien dilibatkan dalam studi, 77 76,2 di antaranya adalah perempuan. Rerata usia pasien adalah 38,8 tahun. Berdasarkan uji tusuk kulit, sensitisasi tertinggi yang didapatkan adalah terhadap Blo t 76,2 , disusul oleh Der p 70,3 , Der f 69,3 , dan Bla g 41,6 . Sensitisasi IgE-spesifik tertinggi ditunjukkan oleh Der f 52,9 , diikuti oleh Der p 38,2 , Blo t 33,3 dan Bla g 10,8 . Alergen Der p memiliki 50,7 sentivitas, 90 spesifisitas, 92,3 PPV, 43,5 NPV, 5,1 LR dan 0,1 LR-. Der f memperlihatkan 71,4 sensitivitas, 87,1 spesifisitas, 82,6 PPV, 57,4 NPV, 5,5 LR dan 0,3 LR-. Alergen Blo t menunjukkan 41,6 sensitivitas, 91,7 spesifisitas, 94,1 PPV, 32,8 NPV, 5,0 LR , dan 0,6 LR-. Alergen Bla g menghasilkan 23,8 sensitivitas, 98,3 spesifisitas, 90,9 PPV, 64,4 NPV, 14,5 LR dan 0,8 LR-.Kesimpulan: Pemeriksaan IgE spesifik serum dalam mendiagnosis sensitisasi alergen Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, Blomia tropicalis, dan Blatella germanica pada pasien asma dan atau rinitis alergi memperlihatkan sensitivitas rendah sampai sedang, tetapi spesifisitas dan PPV yang tinggi.

ABSTRACT
Background Serum specific IgE testing has recently been introduced in Indonesia, but diagnostic test has not been performed to know its performance to detect house dust mite and cockroach allergens in patients with allergic asthma and or rhinitis.Objective The objective of this study was to obtain diagnostic accuracy of serum specific IgE testing in diagnosing allergen sensitization to Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, Blomia tropicalis, and Blatella germanica allergens in patients with allergic asthma and or rhinitis.Method This was a cross sectional study among patients with respiratory allergy and was part of a larger epidemiology study on specific IgE sensitization in the Division of Allergy Immunology, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta between September and December 2016. Specific IgE sensitization was measured using immunoblot method Euroline , EuroImmun AG, Germany . Allergens tested were Dermatophagoides pteronyssinus Der p , Dermatophagoides farinae Der f , Blomia tropicalis Blo t , and Blatella germanica Bla g . The results was compared to the standard skin prick test . Diagnostic test were performed and include sensitivity, specificity, positive predicitive value PPV , negative predictive value NPV , positive and negative likelihood ratio LR and LR .Results A total of 101 patients were enrolled 77 76.2 were women. Patients mean age was 38.8 years old. Based on SPT, sensitization was highest for Blo t 76.2 , followed by Der p 70.3 , Der f 69.3 , and Bla g 41.6 . Specific IgE sensitization was highest for Der f 52.9 , followed by Der p 38.2 , Blo t 33.3 and Bla g 10.8 . Der p allergen had 50.7 sentivity, 90 specificity, 92.3 PPV, 43.5 NPV, 5.1 LR and 0.1LR . Der f showed 71.4 sensitivity, 87.1 specificity, 82.6 PPV, 57.4 NPV, 5.5 LR and 0.3 LR . Blo t allergen had 41.6 sensitivity, 91.7 specificity, 94.1 PPV, 32.8 NPV, 5.0 LR , and 0.6 LR . Bla g allergen had 23.8 sensitivity, 98.3 specificity, 90.9 PPV, 64.4 NPV, 14.5 LR and 0.8 LR .Conclusion Serum specific IgE testing to Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, Blomia tropicalis, and Blatella germanica allergens in patients with allergic asthma and or rhinitis showed only low to moderate sensitivity, but high specificity and PPV."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fahma Farihah
"Stunting adalah masalah gizi serius di mana anak memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia mereka. Prevalensi stunting di Kabupaten Jombong, Jawa Timur, tahun 2022 masih tinggi sebesar 22,1%. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting, yaitu pengetahuan, riwayat pendidikan, profesi atau pekerjaan orangtua, jenis kelamin, ASI eksklusif, kepemilikan jamban sehat, akses air bersih, status ekonomi keluarga di wilayah kerja Puskesmas Tambakrejo Jombang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel adalah seluruh orangtua balita di wilayah kerja puskesmas yang memenuhi syarat inklusi dan eksklusi, dengan total sampel 73.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Tambakrejo Kabupaten Jombang sebesar 55%. Hal tersebut dipicu oleh 8 faktor yaitu pengetahuan ibu, riwayat pendidikan, status kerja, jenis kelamin anak, ASI ekslusif, kepemilikam jamban sehat, kesediaan air bersih, dan status ekonomi keluarga memiliki hubungan dengan stunting. oleh karena itu sebaiknya puskemas dapat melakukan tindakan yang lebih serius terhadap 8 faktor yang telah disebutkan seperti memberikan penyuluhan tentang pendidikan ibu hamil dan menyusui, pentingnya gizi yang cukup pada anak, penyuluhan kebersihan toilet dan air bersih serta pola asuh yang tepat bagi bayinya.

Stunting is a serious nutritional problem where children have a height that is not appropriate for their age. The prevalence of stunting in Jombong Regency, East Java, in 2022 is still high at 22.1%. This study aims to examine several factors related to the incidence of stunting, namely knowledge, educational history, parental profession or work, gender, exclusive breastfeeding, ownership of healthy latrines, access to clean water, family economic status in the working area of the Tambakrejo Jombang Health Center. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sample is all parents of toddlers in the work area of the health center who meet the inclusion and exclusion requirements, with a total sample of 73.The results of the study show that the incidence of stunting in the work area of the Tambakrejo health center, Jombang Regency is 55%. This is triggered by 8 factors, namely maternal knowledge, educational history, work status, gender of the child, exclusive breastfeeding, ownership of healthy latrines, availability of clean water, and family economic status have a relationship with stunting. Therefore, it is better for the Health Center to take more serious action against the 8 factors that have been mentioned, such as providing counseling on the education of pregnant and lactating women, the importance of adequate nutrition for children, counseling on the cleanliness of toilets and clean water, and the right parenting style for their babies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan dalam rangka memahami kesadaran
orang tua terhadap masalah anak-anak dengan fobia spesifik, meneliti bagaimana orang tua mengidentifikasi
fobia spesifik, memahami tahapan metode yang digunakan untuk mengatasi orang tua anak yang fobia spesifik, dan menjelaskan alasan orang tua
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengatasi fobia spesifik anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Objek penelitian ini adalah komunikasi terapeutik orang tua. Subyek penelitian adalah lima anak dari
orang tua yang memiliki fobia spesifik sebagai
sumber informasi utama, yaitu, ibu dari
anak-anak fobia spesifik; anak-anak dan kerabat sebagai sumber pendukung informasi. Hasil dari penelitian ini adalah adanya tiga model komunikasi terapeutik orang tua dengan anak fobia spesifik: model pengalaman perwakilan, model pengalaman nyata, dan bermain model
pengalaman"
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Idris Masyhuri
"Pemanfaatan dehumidifier sebagai pengering semprot pada sistem dehumidifikasi dapat menghemat konsumsi energi, dalam eksperimen ditemukan dalam sebuah grafik simulasi untuk perbandingan antara refrigeran R-134a, R-152a dan R407c dari aspek konsumsi energi dehumidifier yang digunakan pada pengering semprot saat masuk heater diketahui bahwa mass flow udara dari blower adalah 150 lpm, 300 lpm dan 450 lpm pada kondisi ekperimen R-134a dengan temperatur heater di variasikan 600, 800, 900, 1000, 1200, dan 1400 yang diolah kedalam bentuk simulasi termodinamika setelah itu dilakukan simulasi penggantian refrigeran R152a dan R407c selanjutnya grafik rasio konsumsi energi spesifik dapat disajikan sebagai perbandingan antara refrigeran didapat bahwa penggunaan daya listrik akan menurun jika heater dan blower berada pada titik variabel terendahnya serta dibandingkan dengan perbedaan pengaruh refrigeran berdasarkan perbedaan entalphy dari refrigeran tersebut sehingga konsumsi energi terendah akan ada pada R-152a, penggantian refrigeran dari sebelumnya R134a menjadi R152a akan mempengaruhi dampak terhadap global warming jika alat ini menjadi kebutuhan masyarakat umum.

Utilization dehumidifier as a spray dryer system dehumidification can save energy consumption, the experiment is found in a graphic simulation for comparison between the refrigerant R-134A, R-152A and R407C from the aspect of energy consumption dehumidifier is used in a spray dryer when signing heater is known that the mass flow air from the blower is 150 lpm, 300 lpm and 450 lpm on the conditions of the experiment R-134a with temperatures heater in varying 600, 800, 900, 1000, 1200, and 1400 were processed into the form of a simulation of thermodynamics after it conducted a simulation replacement refrigerant R152a and R407c the next graph the ratio of the specific energy consumption can be expressed as the ratio between the refrigerant found that the power consumption will decrease if the heater and blower are at the point variable lows as well as compared to the differences in the effect of refrigerant based on the difference entalphy of refrigerant so that the lowest energy consumption will be on R-152A , the replacement of the previous R134a refrigerant R152a will be affecting the impact on global warming if the tool is to be the needs of the general public."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Mohammad
"Pengering semprot merupakan pilihan dari beberapa proses penyimpanan bahan produk agar menjadi tahan lama, ringkas dan mudah dalam pendistribusiannya. Pengering semprot umumnya beroperasi pada temperatur tinggi >100 0C , hal ini merupakan kendala bagi material yang sensitif terhadap panas, seperti pada obat-obatan khusus, vitamin dan lain-lain. Beberapa upaya untuk menurunkan temperatur telah dilakukan, salah satunya adalah eksperimentasi dengan mengkombinasikan dehumidifier dengan kondenser ganda terhadap pengering semprot. Penggunaan dehumidifier yang berbasis sistem refrigerasi digunakan untuk menghasilkan udara yang lebih kering dan menaikkan suhu udara yang digunakan sebelum masuk ke ruang pemanas udara merupakan solusi dari kekurangan pengering semprot dalam mengawetkan makanan. Pada penelitian ini dilakukan variasi debit udara sesesar 100, 150, 200, dan 250 lpm kemudian variasi temperatur pemanas udara sebesar 60 0, 900, 1200,1500 C dan variasi tekanan refrigerant masuk ke dalam evaporator untuk mendapatkan nilai koefisien kinerja COP dan nilai Rasio Konsumsi Energi Spesifik RKES . Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai nilai koefisien kinerja COP maksumim sistem refrigerasi yang digunakan sebagai dehumidifier sebesar 1,14 pada debit udara 250 lpm dan nilai Rasio Konsumsi Energi Spesifik RKES 0,93. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan penurunkan kinerja pemanas udara secara signifikan, jika dibanding dengan tidak menggunakan sistem dehumidifier. Disamping itu, udara pengering yang menuju ke ruang pengering menjadi jauh lebih kering dikarenakan tingkat kelembaban yang rendah setelah melalui sistem dehumidifier, sehingga dapat mempercepat proses laju pengeringan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan sistem penegring senprot menggunakan dehumidifier lebih rendah konsumsi energi spesifik nya dibandingan dengan tanpa dehumidifier sehingga lebih menguntungkan.

Spray dryer is a selection of some of the material storage product to be durable, quick and easy distribution. Spray dryers generally operate at high temperatures 1000 C , this is an obstacle for material that is sensitive to heat, such as in specialty pharmaceuticals, vitamins and others. Several attempts have been made to lower the temperature, one of which is the experimentation with combining dehumidifier with a double condenser to the spray dryer. The use of a dehumidifier based refrigeration system is used to produce drier air and raise the temperature of the air that is used prior to entry into the room air heating a solution of the deficiencies in the spray dryer preserve food. In this research variation sesesar air discharge 100, 150, 200, and 250 lpm then air heater temperature variation of 60 0, 900, 1200.1500 C and variations in pressure refrigerant into the evaporator to get the value of the coefficient of performance COP and value Specific Energy consumption ratio RKES . From the research that has been done obtained values of the coefficient of performance COP maksumim refrigeration system that is used as a dehumidifier at 1.14 on the air flow of 250 lpm and value Specific Energy Consumption Ratio RKES 0.93. .It Can occur due penurunkan air heating performance significantly, when compared to not using the dehumidifier system. In addition, the air conditioning that led to the drying chamber becomes much drier due to low humidity levels after a dehumidifier system, so as to accelerate the process of drying rate. From this study we can conclude senprot penegring system using a dehumidifier lower its specific energy consumption compared with without dehumidifier thus more profitable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Jesysmy Geaby Putri Angelina Boru
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor spesifik bank dan makroekonomi terhadap likuiditas bank umum konvensional yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2016. Variabel yang mewakili faktor spesifik bank dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas return on asset ROA, cost of funding, bank size, deposits, dan Capital Adequacy Ratio CAR . Faktor makroekonomi yang diuji adalah inflasi, tingkat pengangguran dan GDP. Pengujian dilakukan dengan model regresi data panel dengan metode random effect dengan estimator generalized least square GLS. Hasil regresi yang dilakukan, menemukan bahwa ROA dan bank size berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank. Kemudian cosf of fund, deposits, CAR dan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas bank. Selanjutnya variabel inflasi dan tingkat pengangguran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas bank.
This study aims to determine the effect of bank specific and macroeconomic factors on the liquidity of conventional commercial banks listed on the IDX in the period 2012 2016. The variables that represent bank specific factors in this research are profitability ratio of return on asset ROA , cost of funding, bank size, deposits, and Capital Adequacy Ratio CAR. The macroeconomic factors tested were inflation, unemployment and GDP. This study using panel data with random effect methods generalized least square estimator to test the model. The result of this research found that ROA and bank size have positive but not significant effect to bank liquidity. Then cosf of fund, deposits, CAR and GDP have a significant positive effect on bank liquidity. Furthermore, the variables of inflation and unemployment rate have a negative and insignificant effect on bank liquidity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Memita Ristyani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor spesifik perusahaan dan makroekonomi terhadap struktur modal perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2017. Variabel yang mewakili faktor spesifik perusahaan dalam penelitian ini adalah profitabilitas PRO, tangibilitas TAN, ukuran perusahaan SIZ, volatilitas pendapatan ERV, pertumbuhan perusahaan GRO, non debt tax shield NDT dan kas CSH. Faktor makroekonomi yang diuji adalah tingkat suku bunga INR, Produk Domestik Bruto GDP dan inflasi INF. Pengujian dilakukan dengan model regresi data panel dengan metode random effect dengan estimator generalized least square GLS. Hasil regresi yang dilakukan, menemukan bahwa variabel TAN dan NDT berpengaruh positif signifikan terhadap utang. Kemudian variabel INF ditemukan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap utang. Selanjutnya variabel PRO, SIZ dan GRO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap utang dan variabel ERV, CSH, INR dan GDP berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap utang.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of company specific and macroeconomic factors on capital structure of non financial companies in Indonesia Stock Exchange period 2013 2017. The variables that represent company specific factors in this research are profitability PRO, tangibility TAN , siz SIZ , earning volatility ERV, growth GRO , non debt tax shield NDT and cash CSH. The macroeconomic factors tested were interest rate INR, Gross Domestic Product GDP and inflation INF. This study using panel data with random effect methods Generalized Least Square estimator to test the model. The result of this research found that TAN and NDT have positive and significant effect on leverage. Then INF has positive insignificant effect on leverage. Furthermore, the variables of PRO, SIZ and GRO have negative and significant effect on leverage and the variables of ERV, CSH, INR and GDP have negative insignificant effect on leverage."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kamilia Zahrah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyalut bromelain dari bonggol nanas hasil pemurnian ke dalam mikrosfer kitosan terikat silang glutaraldehid agar masih memiliki aktivitas ketika mencapai usus. Enzim kasar dimurnikan pertama kali menggunakan metode presipitasi ammonium sulfat, diikuti dengan dialisis. Pemurnian enzim kasar dengan metode faksinasi ammonium sulfat dan proses dialisis dapat meningkatkan kemurnian enzim. Aktivitas tertinggi bromelain dari fraksinasi ammonium sulfat diperoleh sebesar 18,78 U/mg dengan tingkat kemurnian 9.45 kali lipat dibandingkan dengan enzim kasar. Sementara itu, fraksi bromelain dari dialisis memiliki aktivitas spesifik 294,44 U/mg dengan tingkat kemurnian 15,68 kali dibandingkat dengan ekstrak kasar. Bromelain murni dilapisi dengan kitosan termodifikasi menggunakan metode post loading, kemudian dievaluasi dalam cairan lambung pH 1,2 dan lingkungan usus pH 7,4 artifisial. Mikrosfer yang disintesis memiliki derajat ikat silang 94,53 dan rasio swelling 53,60 untuk penentuan sifat fisik. Enkapsulasi bromelain hasil pemurnian dengan metode post loading ke dalam mikrosfer terikat silang glutaraldehid 2.5 menghasilkan efisiensi sebesar 87,14 . Hasil uji disolusi menggunakan disolusi metode keranjang menunjukan tingkat pelepasan bromelain di lingkungan cairan lambung artifisial adalah 9,35 selama dua jam dan pada lingkungan usus artifisial adalah 79,92 selama delapan jam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mikrosfer kitosan cukup baik sebagai penyalut bromelain untuk sediaan lepas lambat.

ABSTRACT
The aim of this study is to coat bromelain from extract pineapple rsquo s core into chitosan microsphere crosslinked by glutaraldehyde to maintain its activity until it reaches the intestines. The crude enzyme was first purified by ammonium sulfate precipitation method, followed by the dialysis. Purification of crude enzymes by the ammonium sulfate fractionation method and the dialysis process can increase the purity of bromelain. The highest specific activity of bromelain from the ammonium sulfate fraction was obtained at 18.78 U mg with a purity level of 9.45 fold compared to the crude enzyme. Meanwhile, the bromelain fraction of the dialysis has a specific activity of 294.44 U mg with a purity level of 15.68 fold compared to crude extract. The purified bromelain was coated with modified chitosan using the post loading method, then evaluated in gastric fluid pH 1.2 and intestinal environment pH 7.4 artificialy. Synthesized microspheres has crosslinking degree of 94.53 and swelling ratio of 53.60 for determination of physical properties. Coating bromelain using the post loading method in a 2.50 glutaraldehyde crosslinked microsphere showed an efficiency of 87.14 . The dissolution test results using basket method of dissolution showed the release rate of bromelain in artificial gastric fluid is 9,35 for two hours and in artificial intestinal environment is 79,92 for eight hours. The results of this study indicate that chitosan coated microspheres are good enough as bromelain coatings for slow release matrices."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>