Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herman Halim
Abstrak :
Terdapat perbedaan kualitas sperma pada berbagai fraksi setelah pemisahan menggunakan empat macam densitas percoll (1,1O; 1,11; 1,12 dan 1,13 3/ml), dimana makin tinggi densitas percoll makin banyak jumlah sperma motil dan sperma yang morfologinya normal. Kualitas sperma paling baik diperoleh dari fraksi 4 (densitas 1,13 g/ml) dan fraksi 5 (endapan sperma). Namun demikian penurunan kualitas sperma pada fraksi 1 (densinas 1,10 g/ml), fraksi 2 (densitas 1,11 g/ml) dan fraksi 3 (densitas 1,13 g/ml) masih dalam batas-batas normal.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Kurniati
Abstrak :
Kontrasepsi adalah salah satu program keluarga berencana (KB). Obat yang digunakan untuk kontrasespsi dapat berasal dari tumbuhan. Diketahui bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattusnorvegicus L.) strain Charles & Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada spermatozoa manusia secara in vitro. Ekstrak biji pepaya mempunyai dosis 803,571 mg/5 ml dalam larutan buffer sitrat bikarbonat dan untuk kontrol denagn menggunakan larutan buffer sitrat bikarbonat. Semen dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok dilakukan 3 kali ulangan. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan ekstrak biji pepaya dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Perlakuan ekstrak dan kontrol diberikan sebanding dengan semen sebanyak 25 mikro liter, dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu diamati terhadap parameter. Data yang diperoleh diuji dengan statistika anava satu arah atau dengan tes Ranking-Bertanda Wilcoxon untuk Data berpasangan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 1,678 detik dan 1,001 detik. Rata-rata persentase spermatozoa motil pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 53,490 % dan 58,982 %. Sedangkan rata-rata jumlah spermatozoa yang hidup dalam % pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 63,225 % dan 70,034 %. Hasil perhitungan dengan tes ranking-Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dibandingkan kontrol larutan bufer sitrat bikarbonat masing-masing terhadap waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik, persentase spermatozoa motil dan persentase spermatozoa yang masih hidup. Diduga adanya pengruh pemberian ekstrak tersebut di atas karena adanya zat glukosida yang terdapat dalam ekstrak biji pepaya. Dari hasil pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong dengan dosis 803,571 mg/5 ml terhadap semen selama 15 menit secara in vitro, dapat diambil kesimpulan: 1. Efek perlakuan menunjukkan perlambatan waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik. 2. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase spermatozoa motil. 3. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase viabilitas spermatozoa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal BIn Widjisaksono
Abstrak :
ABSTRAK


Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) secara oral terhadap populasi sel-sel spermatogonia A dan spermatosit primer Pakhiten mencit (Mus musculus L.) strain AJ. Dalam penelitian ini digunakan tiga kelompok mencit, kelompok kelola tanpa perlakuan (K); kelompok kelola yang dicekok dengan pelarut (minyak goreng) sebanyak 0,2 ml/ekor/hari selama 35 hari (M); dan kelompok kelola yang dicekok dengan akstrak kembang sepatu dengan dosis 711 mg/kg berat badan/0,2 ml/hari selama 35 hari (E). Sehari setelah pencekokan berakhir semua kelompok mencit ditimbang, kemudian dibius dengan eter sampai mati.

Perhitungan dengan anava satu arah terhadap pola acak lengkap berblok pada p = 0,01 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kembang sepatu secara oral mengakibatkan adanya penurunan yang sangat berarti terhadap populasi spermatogonia A dan spermatosit primer P. Selain itu, terlihat juga adanya penurunan yang sangat berarti terhadap berat badan mencit. Untuk berat testis dan diameter tubulus seminiferus tidak terlihat adanya hal tersebut di atas. Diduga ekstrak kembang sepatu menghambat proses spermatogenesis malalui poros hipotalamus - hipofisis anterior - testis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Purwaningsih
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril Syafei
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
Abstrak :
ABSTRAK
Pengukuran kadar komplemen C3c dalam seminal plasma pria pasangan infertil dilakukan dengan Nephelometer Iaser . Pengukuran dilakukan untuk nengetahui kadar kompIenen C3c dan apakah terdapat perbedaan kadar komplenen C3c yang nyata antara ketiga kelonpok sampel. Juga diteliti peranan antibodi antisperma IgG yang menempel pada permukaan spermatozoa dan komplemen C3c dalan pengrusakan membran dan imobilisasi spermalozoa. Adanya IgG pada permukaan spermatozoa diperiksa dengan uii - IgG Mixed Antiglobulin Reaction. Keadaan membran spermatozoa diperiksa dengan uji Hypoosmotic Swelling, SampeI-sampel digolongkan kedalarn tiga kelompok, yaitu: kelompok 1 (hasiI uji-IgG MAR = 0%' spermaLozoa yang membrannya rusak < 40%), kelompok 2 (hasil uji-IgG MAR > 0%, spermatozoa yang membrannya rusak < 4O%), dan kelompok 3 (hasil uii - IgG MAR > O%, spermatozoa yang membrannya rusak >,, 40%) . Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kadar rata - rata komplemen C3c di dalam seminal plasma Pria Pasangan infertil adalah sebesar 0 ' 6185 mg/100 ml . Tidak terdapat perbedaan kadar komplemen C3c yang nyata antara ketiga kelompok sampel. Antibodi antisperma IgG dan komplemen C3c berperanan dalam pengrusakan membran spermatozoa tetapi tidak berperanan dalam imobilisasi spermatozoa. ABSTRACT
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochman Isdiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Telah diketahui bahwa panas pada suhu yang lebih tinggi daipada suhu tubuh, apa pun bentuk dan sumber panas itu berasal, dapat bersifat antifertilitas terhadap mamalia jantan, khusunya pada individu yang mempunyai testis tersimpan di dalam skrotum. Dalam penelitian ini dilakukan efek pemanasan terhadap testis tikus (Rattus norvegicus L.) strain LMR. Tikus jantan dewasa sebanyak 48 ekor, umur 4-5 bulan dan berat badan 210-265 gram, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, kontrol tanpa dibius (K); Kelompok II, kontrol yang dibius selama 15 menit (Kb); Kelompok III, skrotum berisi testis direndam dalam air bersuhu 45 0C selama 15 menit (E2). Setelah berlangsung 2 siklus spermatogenesis (104 hari) sejak perlakuan diberikan, tikus dibedah untuk diamati spermatozoanya. Efek antifertilitas dapat diketahui dengan menghitung jumlah persentase viabilitas dan morfologi spermatozoa abnormal yang berasal dari vas deferens. Hasil uji dari statistik yang diperoleh, efek perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara K, Kb,E1 dan E2 masing-masing terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa abnormal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyanufara
Abstrak :
ABSTRAK


Panas testis yang melebihi suhu skrotum akan menyebabkan perubahan pada testis. Sebagaimana diketahui banwa apapun bentuk panas, apabila dikenai pada testis akan bersifat merusak jaringan testis dan perkembangan sel-sel spermatogenik yang ada di dalam tubulus testis.

Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh pemanasan testis secara berulang terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L.) strain CBR.

Dari 50 ekor mencit yang berumur 3-4 bulan dan mempunyai berat badan sekitar 20-25 gram, dibagi menjadi lima kelompok. Kelima kelompok mencit tersebut adalah, kelompok kontrol tanpa periakuan (K1), kelompok kontrol yang dibius selama 10 menit (K2), kelompok pemanasan testis 390C (P1), kelompok pemanasan testis 40°C (P2) dan kelompok pemanasan testis 410C (P3). Lamanya pemanasan untuk setiap kelompok diberikan selama 10 menit. Perlakuan diulang sebanyak empat kali dengan selang waktu sembilan hari atau satu siklus epitel seminiferus. Kemudian mencit dimatikan dengan eter dan dibedah untuk diambil sperma yang tersimpan di dalam vas deferens. Selanjutnya spermatozoa yang dikeluarkan dari vas deferens dihitung jumlah prosentase viabilitas dan morfologi spermatozoa yang abnormal.

Dari uji statistik diperoleh hasil bahwa pemanasan testis pada suhu 39 C, 40 C, dan 41°C berpengaruh terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa. Sedangkan berat testis terpengaruh pada pemanasan 41°C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinda Ratna Setyaningsih
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian infus simplisia rosella (Hibiscus sabdariffa L.) secara oral terhadap kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juni 2010--Maret 2011. Mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol normal (KK1) diberi akuades selama 14 hari berturut-turut. Kelompok kontrol perlakuan (KK2) diberi akuades secara oral selama 14 hari berturut-turut, serta induksi etanol (dosis 2,8 g/kg bb) pada hari ke 8--14 secara intraperitoneal (i.p). Kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. sabdariffa L. secara oral dengan dosis 1,5%; 3%; dan 6% selama 14 hari berturut-turut serta induksi etanol pada hari ke 8--14 secara i.p. Hasil uji anava 1-faktor (P < 0,05) menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. sabdariffa L. dapat meningkatkan motilitas dan menurunkan abnormalitas spermatozoa pada semua kelompok perlakuan. Peningkatan motilitas dan penurunan abnormalitas spermatozoa terbaik dicapai oleh kelompok perlakuan dosis 3% dengan nilai mendekati kelompok kontrol normal. ......The research on the influence of crude roselle (Hibiscus sabdariffa L.) infusion orally on the quality of spermatozoa DDY strain male mice (Mus musculus L.) was conducted in the Laboratory of Reproductive and Developmental Biology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences University of Indonesia on June 2010-March 2011. Mice were divided into 5 groups. The normal control group (KK1) was given distilled water for 14 consecutive days. The treatment control group (KK2) were given distilled water orally for 14 consecutive days and induced ethanol (dose 2.8 g/kg bw) on day 8-14 by intraperitoneal (i.p). The treatment groups (KP1, KP2, and KP3) were given a crude H. sabdariffa L. infusion orally with doses of 1.5%, 3% and 6% for 14 consecutive days and induced ethanol on day 8-14 by i.p. The results of one-way anova (P < 0.05) showed that crude H. sabdariffa L. infusion significantly increases spermatozoa motility and decreases abnormalities in all treatment groups. The best enhancement of increased motility and decreased abnormalities of spermatozoa was achieved by treatment group with dose of 3% H. sabdariffa L., with a value approaching the normal control group.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Appropriate laboratory testing is an integral component of the proper evaluation of the male with infertility. Semen Analysis was the window to know the quality of a man's semen. In the infertile couples , first it shoud be cheked the semen of man's caunterpart, because its procedure is relatively easy and cheap. If the result of semen analysis is normal, than the wife caunterpart was conducted by obstetric . The objective of this study was to evaluate the males sperm among inferlite couples, we have don sperm analyses of inferlite-andrology laboratory of the center of health system and Policy Research and Development in Surabaya.
BUPESIK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>