Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agita Maryalda Zahidin
"Latar Belakang: Kompleks prematur ventrikel (KVP) dikaitkan dengan risiko penurunan fungsi ventrikel dan gagal jantung, dan meningkatkan mortalitas jangka panjang. Variasi sirkadian yang rendah merupakan salah satu prediktor terjadinya kardiomiopati yang diinduksi oleh KVP. KVP idiopatik tipe independen merupakan salah satu bentuk dari KVP dengan gambaran distribusi variasi sirkadian yang rendah. Namun tidak semua KVP independen memiliki variasi sirkadian yang rendah. Belum ada studi yang menilai perbedaan fungsi sistolik intrinsik VKi menggunakan global longitudinal strain (GLS) pada KVP idiopatik independen dengan KVP idiopatik non-independen.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kompleks ventrikel prematur idiopatik tipe independen dengan GLS ventrikel kiri melalui ekokardiografi speckle tracking pada pasien tanpa penyakit jantung struktural.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan menggunakan data pasien aritmia ventrikel idiopatik yang dikumpulkan di RSPJD Harapan Kita Jakarta pada bulan Februari 2021- Mei 2021. Evaluasi KVP idiopatik dilakukan dengan EKG 12 sandapan, pemeriksaan Holter monitoring 24 jam. Data dasar ekokardiografi diambil dan penilaian fungsi sistolik intrinsik ventrikel kiri (Vki) dilakukan menggunakan ekokardiografi speckle tracking dengan global longitudinal study (GLS).
Hasil: Dari 67 pasien KVP idiopatik yang disertakan dalam penelitian, didapatkan sebesar 27 pasien (40,2%) dengan KVP tipe independen dan 40 pasien (59,8%) dengan KVP non-independen. Sebanyak 31 (46,3%) pasien memiliki disfungsi sistolik ventrikel kiri pada pemeriksaan GLS (kurang dari -18). KVP tipe independen (OR 5,3; IK 95% 1,10-33,29; p = 0,038), beban KVP 9% (OR 16; IK 95% 1,58-163,61; p = 0,019), jenis kelamin laki-laki (OR 6,58; IK 95% 0,80-0,99; p = 0,029), dan episode TV non-sustained (OR 13,88; IK 95% 1,77-108,53; p = 0,012) berhubungan secara signifikan dengan penurunan fungsi sistolik intrinsik Vki.
Kesimpulan: Kompleks ventrikel prematur idiopatik tipe independen berhubungan dengan penurunan sistolik intrinsik ventrikel kiri melalui ekokardiografi speckle tracking. Evaluasi tipe KVP idiopatik perlu dilakukan karena berhubungan dengan prognosis pasien dalam praktik klinis.

Background: Premature ventricular complexes (PVC) was associated with a risk of decreased ventricular function and heart failure, and increased long-term mortality. Low circadian variation is one of the predictors of PVC-induced cardiomyopathy. Independent-type-PVC (I-PVC) is a form of PVC with a low distribution of circadian variation. However, not all I-PVC show low circadian variation. No studies have been performed to examine differences in intrinsic systolic function of left ventricle (LV) using global longitudinal strain (GLS) in independent versus non-independent idiopathic PVC.
Objective: To determine the relationship between I-PVC and intrinsic systolic function of LV using speckle tracking echocardiography in patients without structural heart disease.
Methods: A cross-sectional study was conducted using data from patients with idiopathic ventricular arrhythmias collected at RSPJD Harapan Kita Jakarta in February 2021-May 2021. Evaluation of idiopathic PVC was carried out using a 12-lead ECG, 24-hour Holter monitoring. Basic echocardiography was performed then LV intrinsic systolic function was assessed using speckle tracking echocardiography with global longitudinal study (GLS).
Results: Of the 67 patients with idiopathic PVC included in the study, 27 (40.2%) patients included in independent PVC group and 40 (59.8%) patients in non-independent PVC group. A total of 31 (46.3%) patients had LV systolic dysfunction on GLS examination (less than -18). Independent-type-PVC (OR 5.3; 95% CI 1.10-33.29; p = 0.038), PVC burden of 9% (OR 16; 95% CI 1.58-163.61; p = 0.019), male gender (OR 6.58; 95% CI 0.80-0.99; p = 0.029), and non-sustained VT episodes (OR 13.88; 95% CI 1.77-108.53; p = 0.012) was significantly associated with a decrease in LV intrinsic systolic function.
Conclusion: Independent-type-PVC was associated with decreased in LV intrinsic systolic function assessed by speckle tracking echocardiography. Evaluation of the type of idiopathic PVC needs to be considered since it is related with patient's prognosis in clinical practice.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Rafika Nursyirwan
"Latar belakang Kardiotoksisitas subklinis merupakan kondisi yang sering terjadi pada anak dengan keganasan yang mendapat kemoterapi, tetapi belum dapat terdeteksi menggunakan pemeriksaan ekokardiografi konvensional. Pemeriksaan global longitudinal strain menggunakan ekokardiografi speckle tracking dilaporkan dapat mendeteksi disfungsi ventrikel kiri lebih awal dibandingkan ekokardiografi konvensional. Namun, belum banyak penelitian terkait pemeriksaan kuantitatif fungsi jantung dengan ekokardiografi speckle tracking pada anak dengan keganasan. Studi ini diharapkan dapat membantu deteksi dini gangguan fungsi jantung. Metode Penelitian ini merupakan studi potong lintang di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta terhadap 49 subyek anak berusia 6 bulan sampai 17 tahun 10 bulan pada September-November 2022. Subyek penelitian adalah anak yang baru terdiagnosis keganasan, tidak memiliki masalah jantung sebelumnya, dan mendapatkan kemoterapi kemudian dievaluasi pemeriksaan kuantitatif fungsi jantung dengan pemeriksaan kuantitatif ekokardiografi (konvensional, Doppler jaringan, speckle tracking) sebelum dan sesudah mendapat kemoterapi 3 bulan. Pasien yang mengalami reduksi relatif GLS >15% dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa biomarker jantung troponin I. Hasil ekokardiografi speckle tracking dapat dipertimbangkan untuk deteksi disfungsi sistolik ventrikel kiri lebih dini dengan sensitivitas 100% (IK 95% 82,35-100) dan spesifisitas 60% (IK 95% 40,60-77,34). Subyek yang mengalami kardiotoksisitas subklinis didapatkan sebanyak 63,3% ditandai dengan reduksi relatif GLS>15% setelah kemoterapi 3 bulan. Didapatkan penurunan bermakna nilai LPSS ventrikel kiri segmen mid dan segmen apikal serta GLS dari median -18,4 (RIK -17,3 sd. -19,6) % sebelum kemoterapi menjadi -15,3 (RIK -13,65 sd. -17,85) % (p<0,0001) sesudah kemoterapi 3 bulan dengan median dosis kumulatif antrasiklin 150 (RIK 120-300) mg/m2. Reduksi relatif GLS>15% ini ditemukan di saat yang bersamaan belum ditemukan penurunan EF/FS sampai di bawah batas normal. Tidak terbukti usia, jenis kelamin, status nutrisi, dan regimen kemoterapi memengaruhi kardiotoksisitas subklinis pada pasien anak dengan keganasan yang mendapat kemoterapi selama 3 bulan pada penelitian ini. Kesimpulan Pemeriksaan ekokardiografi speckle tracking dapat dipertimbangkan untuk dilakukan dalam mendeteksi kardiotoksisitas subklinis. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 100% (IK 95% 82,35-100) dan spesifisitas 60% (IK 95% 40,60-77,34).

Background Subclinical cardiotoxicity is a condition that often occurs in children with malignancy who receive chemotherapy, but it has not been frequently detected using conventional echocardiography. Global longitudinal strain examination using speckle tracking echocardiography is reported to be able to identify left ventricular dysfunction earlier than conventional echocardiography. However, there are not many studies related to quantitative examination of cardiac function by speckle tracking echocardiography in children with malignancy. This study is expected to help early detection of impaired heart function. Methods This research is a cross sectional study at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta on 49 child subjects aged 6 months to 17 years 10 months in September-November 2022. The research subjects were children who had just been diagnosed with malignancy, had no previous heart problems, and received chemotherapy. Then they were evaluated by quantitative echocardiography (conventional, tissue Doppler, speckle tracking) before and after 3 months of chemotherapy. Patients who experienced a relative reduction of GLS > 15% underwent further examination of troponin I.Results Speckle tracking echocardiography can be considered for early detection of left ventricular systolic dysfunction with 100% sensitivity (95% CI 82.35-100) and 60% specificity (95% CI 40.60-77.34). Children with subclinical cardiotoxicity were found to be 63.3% characterized by a relative reduction in GLS>15% after 3 months of chemotherapy, with a significant decrease in mid and apical segment left ventricular LPSS values and GLS from a median -18.4 (IQR -17.3 sd. -19.6) % before chemotherapy to -15.3 (IQR -13.65 sd. -17.85) % (p<0.0001) after 3 months of chemotherapy with a median cumulative dose of anthracycline 150 (IQR 120-300) mg/m2. This relative reduction of GLS> 15% was found at the same time that there was no decrease in EF/FS below normal limits. There was no evidence that age, gender, nutritional status, and chemotherapy regimen had an effect on subclinical cardiotoxicity in pediatric patients with malignancy who received chemotherapy for 3 months in this study. Conclusion Speckle tracking echocardiography can be considered for detecting subclinical cardiotoxicity. This examination has a sensitivity of 100% (95% CI 82.35-100) and a specificity of 60% (95% CI 40.60-77.34)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dexanda Pravian
"ABSTRAK
Latar belakang: External Counter Pulsation (ECP) dapat diaplikasikan sebagai pilihan terapi pada pasien dengan angina refrakter yang tidak adekuat dikendalikan dengan terapi medis, angioplasti perkutan (IPK) ataupun bedah pintas arteri koroner (BPAK). Hasil bervariasi masih diperoleh pada perbaikan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada pasien yang menjalani ECP. Metode 2D-Speckle Tracking Echocardiography (2D-STE) dianggap lebih unggul menilai perbaikan klinis, namun hingga kini belum ada penelitian yang mengevaluasi mekanikal ventrikel kiri dengan menggunakan 2D-STE pada pasien yang menjalani protokol standar ECP (35 sesi).
Tujuan: Mengetahui perubahan mekanik ventrikel kiri sesudah dilakukan 35 protokol standar ECP dibandingkan dengan kontrol/sham pada pasien angina refrakter yang tidak ideal menjalani revaskularisasi konvensional (IPK/BPAK).
Metode: Pasien dengan angina refrakter yang tidak dapat dilakukan revaskularisasi lebih lanjut secara konvensional (IPK/BPAK) dirandomisasi menjadi 2 kelompok: kelompok terapi standar ECP (300 mmHg) dan kelompok placebo/sham (75 mmHg). Terapi standar ECP diberikan selama 35 sesi, durasi 1 jam/hari/sesi, selama 5 hari/minggu, selama 7 minggu. Data 2D-STE mencakup strain longitudinal dan post systolic index (PSI) diambil sebelum dan sesudah terapi (dengan double-blind).
Hasil: Terdapat 46 subjek ikut serta dalam penelitian dan tidak ada subjek yang mengalami drop-out. Tiga pasien dieksklusi karena kualitas ekokardiografi sub-optimal. Dua puluh dua subjek disertakan dalam Grup Terapi ECP dan 21 subjek dalam Grup Kontrol (sham). Karakteristik dasar strain homogen sebelum dilakukan perlakuan baik secara global (Grup Terapi 12,42±4,55 vs Grup Sham 12,00±4,92; p 0,774) maupun secara segmental/regional (Grup Terapi 12,63 (0,01-25,16) vs Grup Sham 12,43 (0,01-27,20); p 0,570). Setelah perlakuan tidak didapatkan perbedaan bermakna secara statistik antar kelompok pada parameter mekanik ventrikel kiri baik secara global (p 0,535) maupun regional (p 0,434). Parameter PSI mengalami perbaikan pada grup Terapi (p 0,049) dan segmen dengan PSI≥20% cenderung mengalami perbaikan strain longitudinal pada grup Terapi dibanding grup Sham (p 0,042).
Kesimpulan: Terapi ECP sebanyak 35 sesi tidak memberikan perbaikan mekanik ventrikel kiri secara global maupun regional/segmental pada pasien angina refrakter yang tidak ideal menjalani revaskularisasi konvensional (IPK/BPAK) dibanding sham.

ABSTRACT
Background: External Counterpulsation (ECP) can be applied as a therapeutic option in patients with debilitating refractory angina inadequately controlled by medical therapy, percutaneous angioplasty (PCI), or coronary artery bypass surgery (CABG). Varied results are still obtained in the improvement of the left ventricular ejection fraction in patients undergoing ECP. The 2D-Speckle Tracking Echocardiography (2D-STE) method is considered superior in assessing clinical improvement, but there has been no study evaluating mechanical parameters of the left ventricle using 2D-STE in patients undergoing the standard ECP protocol (35 sessions).
Objective: To determine the effect of ECP on left ventricular mechanical parameters changes after performing 35 ECP standard protocols compared with sham (control) in patients with refractory angina who are not ideal for conventional revascularization (PCI/CABG).
Methods: We conducted a double-blind randomized control trial. Patients with refractory angina who could not be further revascularized conventionally (PCI/CABG) were randomized into 2 groups: the ECP group (300 mmHg) and the Sham group (75 mmHg). ECP standard therapy was given for 35 sessions, duration of 1 hour/day/session, for 5 days/week, for 7 weeks. 2D-STE data including strain and post systolic index (PSI) were obtained before and after therapy.
Results: There were 46 subjects included in the study without any drop-out. Three patients were excluded due to suboptimal echocardiographic images. Twenty-two subjects were included in the ECP group and 21 subjects into the sham group. A homogenous baseline strain was found either globally (ECP group 12.42 ± 4.55 vs Sham group 12.00±4.92; P=0.774) or segmentally/regionally (ECP group 12.63 (0.01-25.16) vs the Sham group 12.43 (0.01-27.20); P=0.570). After treatment, there was no statistically significant improvement between groups in the mechanical function of the left ventricle both globally (P=0.535) or regionally/segmentally (P=0.434). There were improvements in the PSI parameters found in the ECP group (P=0.049) and segments with PSI ≥20% tended to improve longitudinal strains in the Therapy group compared to the Sham group (p 0.042).
Conclusion: 35 sessions of ECP therapy did not improve the global nor regional/segmental left ventricular mechanical parameters in patients with refractory angina who were not ideally suited for conventional revascularization (PCI/CABG) compared to Sham."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Reno Indrisia
"Latar Belakang : Hubungan antara KVP dengan fungsi ventrikel kanan belum banyak diketahui. Disfungsi ventrikel kiri akibat KVP dikenal sebagai kardiomiopati akibat KVP( KM-KVP) dan dengan menghilangkan substrat KVP akan memperbaiki fungsi ventrikel kiri. Efek ablasi pada perubahan fungsi ventrikel kanan pada pasien dengan disfungsi veentrikel kanan yang subklinis belum diketahui.
Tujuan : Mengetahui perubahan parameter fungsi ventrikel kanan pasca ablasi pada kelompok yang mengalami disfungsi ventrikel kanan pre ablasi ataupun kelompok dengan fungsi ventrikel kanan yang normal pre ablasi.
Metode : Dilakukan pemeriksaan ekokardiografi dasar dan speckle tracking pada 42 pasien dengan KVP idiopatik aksis inferior sebelum dan setelah 1 bulan pasca keberhasilan ablasi.
Hasil : Beban dan durasi kompleks QRS pada KVP secara signifikan lebih tinggi pada kelompok disfungsi ventrikel dibandingkan dengan kelompok dengan fungsi ventrikel kanan yang normal (p = 0,012 dan p = 0,09) . Terdapat perubahan parameter fungsi ventrikel kanan pada kelompok tidak disfungsi yakni FWLS 3,8 ± 2,1% (p< 0,001) dan GLS 2,3 ± 1,7% ( p< 0,001). Terdapat peubahan yang signifikan pada pasien dengan disfungsi yakni FWLS 9,7 ± 4,0 (p <0,001) dan GLS 7,5 ± 4,2 ( p <0,001). Analisis multivariat menunjukkan nilai FWLS dan GLS yang lebih rendah pre ablasi berkorelasi dengan perubahan fungsi ventrikel kanan yang lebih baik.
Kesimpulan : Pasien KVP simptomatik yang mengalami disfunfgsi ventrikel kanan mendapatkan keuntungan dari efek ablasi.

Background The relationship between premature ventricular contractions (PVC) and right ventricular (RV) function is not widely known. Left ventricular dysfunction due to PVC is known as PVC-Induced cardiomyopathy (PIC) and suppressing the PVC substrate would improve left ventricular function. The effect of PVC ablation on changes in right ventricular (RV) function in patients with subtle subclinical RV dysfunction remains unknown.
Objective Understanding the alterations in RV function parameters after PVC ablation.
Method :Basic and speckle-tracking echocardiography has been performed on 42 individuals with symptomatic idiopathic inferior axis PVC before and one month after a successful ablation.
Result The burden and QRS duration of premature ventricular contractions (PVC) were notably higher in the group with right ventricular (RV) dysfunction compared to those with normal RV function (p=0.012 and p=0.009, respectively). In both groups, measurements of RV function before and after ablation, specifically global longitudinal strain (GLS) and free wall longitudinal strain (FWLS), demonstrated significant changes. These improvements were more pronounced in the group with RV dysfunction (FWLS 9.7 ± 4.0, p< 0.001; GLS 7.5 ± 4.2, p< 0.001). Lower initial FWLS and GLS before ablation emerged as significant parameters in the multivariate analysis for the improvement of RV function post-ablation.
Conclusion :Patients with RV dysfunction had higher PVC burden and wider QRS duration. Patients with idiopathic PVC and impaired RV function may experience improvements in RV function after successful PVC ablation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yovi Kurniawati
"Latar belakang. Evaluasi fungsi ventrikel kanan (right ventricle = RV) pada pasien dengan tetralogy of fallot (TOF) penting dilakukan, karena gangguan fungsi RV akan mempengaruhi hasil keluaran dan prognosis setelah operasi. Hipoksia serta beban tekanan pada RV yang kronis pada anak TOF, terutama pada usia lebih besar akan menyebabkan penurunan fungsi RV yang dapat dinilai melalui beberapa parameter ekokardiografi. Tujuan dari penelitian ini adalah rnengetahui fungsi RV pada pasien TOF yang belum menjalani operasi dan subjek normal, fungsi RV antara kelornpok usia < 4 tahun dan 4 tahun keatas, serta mengetahui korelasinya dengan usia, saturasi dan hematokrit sebelum operasi, serta right ventricular end diastolic pressure (RVEDP). Metode Penelitian. Penelitian ini adalah studi potong lintang. Subjek penelitian adalah pasien TOF yang belum menjalani operasi dan subjek normal tanpa kelainan struktural jantung. Penelitian ini dilakukan di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, bulan Juli sampai November 2011. Penilaian fungsi RV dilakukan menggunakan ekokardiografi melalui beberapa parameter yaitu TAPSE, MPI, S, E, A velocity; IV A dan strain speckle tracking 2D. Diambil juga data usia, saturasi perifer, kadar hematokrit dan RVEDP. Data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 11. Hasil. Pada kelompok TOF ditemukan penurunan fungsi RV hila dibandingkan dengan subjek normal, yang dapat dilihat dari nilai TAPSE (1,6 ± 0,24 ern vs 1,87 ± 0,23 em, p = 0,000 ); RV MPI (0,37 ± 0,11 ms vs 0.26 ± 0,05 rns, p = 0,000); S, E, A velocity (12.6 ± 2.2 ern/s vs 13.9 ± 2.02 ern/s, p 0,000; 13.2 ± 4.1 ern/s vs 17.76 ± 2.9 ern/s, p = 0,000; 14.56 ± 4.9 ern/s vs 10.64 ± 2.8 ern/s , p = 0,001) ; IV A (3.87 ± 1.4 rn/s2 vs 4.57 ± 1.6 rn/s2 , p = 0.050) dan strain global speckle traking 2D (-24.78 % ± 5,80 vs -33.29 % ± 5,82 , p = 0,000). Tidak diternukan perbedaan fungsi RV pada kelompok usia< 4 tahun dan 4 tahun keatas keeuali untuk nilai T APSE (p = 0.03). Dari multivariat analisis didapatkan usia dan saturasi oksigen perifer berkorelasi sedang dengan perbedaan nilai TAPSE pada kelornpok TOF (r = 0,4, p = 0.023, dan r = 0,4 , p = 0.037). Kesimpulan. Pada pasien TOF terjadi penurunan fungsi RV jika dibandingkan dengan subjek normal. Tidak terlihat adanya perbedaan fungsi RV antara kelompok umur pada pasien TOF keeuali pada parameter T APSE. Usia dan saturasi oksigen perifer berkorelasi sedang dengan perbedaan nilai TAPSE pada kelornpok TOF.

Background. Evaluation of righfve~nction (RV =right ventricle) in tetralogy of fallot (TOF) patient is important because -of RV dysfunction would influence the outcome and prognosis after surgery. Chronic hypoxia and RV pressure overload in TOF patient, especially at older age, would decrease RV function, which can be assessed through multiple echocardiography parameters. The purpose of this study was to determine RV function in preoperative TOF patients and normal subject, between age group of <4 years old a'1d ~4 years old, and its correlation with age, preoperative peripheral saturation and hematocrit and right ventricular end diastolic pressure (RVEOP). Methods. This study is the cross sectional. The study subject is preoperative TOF patients and normal subject , performed at National Cardiovascular Center Harapan Kita, from July to November 2011. Assessment of RV function performed through several echocardiographic parameters: T APSE, MPI, S, E, A velocity; IV A and Speckle tracking 2D strain. We also collect data about age, preoperative peripheral saturation and hematocrit levels, and RVEOP. The data were analized using SPSS 11. Results. In TOF group there were decreased RV function when compared with normal subject group, which can be seen from TAPSE values (1.6 ± 0.24 em vs. 1.87 ± 0.23 em, p = 0.000); RV MPI (0.37 ± 0:26 ms vs. 0.11 ± 0.05 ms, p = 0.000); S, E, A velocity (12.6 ± 2.2 cm/s vs. 13.9 ± 2:02 cm/s, p 0.000; 13.2 ± 4.1 cm/s vs. 17.76 ± 2.9 cm/s, p = 0.000; 14:56 ± 4.9 cm/s vs. 10.64 ± 2.8 cm/s, p = 0.001); IV A (3.87 ± 1.4 m/s2 vs. 4:57 ± 1.6 m/s2 , p = 0050) and global strain speckle traking 20 (-24.7 ± 5,80 % vs. -33.29 ± 5.82%, p = 0.000). There were no difference found in RV function in the age group of <4 years old and ~4 years old except for the T APSE value (p = 0.03). From multivariate analysis, age and peripheral oxygen saturation moderately correlate with differences in TAPSE value in TOF group (r = 0,4, p = 0.023, dan r = 0,4 , p = 0.037). Conclusions. In TOF patients there were decreased RV function when compared with normal subject. There were no differences in RV function between age group in TOF patients except in T APSE value. Age and peripheral oxygen saturation moderately correlate with the difference in TAPSE value in the TOF group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2011
T58308
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library