Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Try Harijono
Jakarta: Palmerah Syndicate, 2024
616.1 TRY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irarubbyanthy Irwan
Abstrak :
Oi perairan, terdapat beragam Sumber Oaya Hayati (SOH) seperti mikroorganisme, tumbuhan air dan berbagai hewan perairan. Ganggang halus lautlmikroalga merupakan SOH perairan yang berperan sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Mikroalga adalah mikroorganisme atau jasad renik dengan tingkat organisasi selnya termasuk ke dalam tumbuhan tingkat rendah. Pemanfaatan mikroalga dapat sebagai bahan pakan utama dalam budidaya perairan dan produk olahan berupa "makanan sehat", yaitu dari ganggang halus lautjenis Spirulina, sp dan Chlorella, sp. Ganggang halus laut membutuhkan senyawa karbon, nitrogen, fosfor, sulfur dan elemen runutan untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan, diberikan dua jenis pupuk anorganik ke dalam media kultivasi ganggang hal us !aut yang berbeda, yaitu pupuk anorganik proanalis ...,_ dan teknis. Ganggang halus laut memiliki kemampuan untuk menyerap dan - mengeluarkan kandungan anorganik yang berasal dari pupuk yang diberikan, sehinga perlu dilakukan analisa kandungan anorganik pada media kultivasi tersebut dengan metode Colorimetri dan Spektrofotometer Serapan Atom. Pertumbuhan ganggang halus laut diukur dari kepadatan selnya pada setiap volume,kulturnya (log sel/ml). Oengan pupuk anorganik proanalis, Spirulina, sp menghasilkari jumlah sel tertinggi, yaitu sebanyak 7,7005 log sel/ml pada umur kultivasi 7 hari, dan Ch/orella, sp sebanyak 7,4183 log sel/ml pada umur kultivasi 9 hari. Sedangkan dengan pupuk anorganik teknis, Spirulina, sp pada umur kultivasi 5 hari menghasilkan jumlah sel tertinggi, sebanyak 7,02467 log sel/ml, dan Chlorella, sp pada umur kultivasi 9 hari sebanyak 7,03323 log sel/ml. Pada media kultivasi ganggang halus laut, kadar ammonia yang dihasilkan berada dalam rentang 0,3467-2,3367 mg/L, sulfida berada dalam rentang tidak terdeteksi hingga 0,02 mg/L, kemudian kadar nitrat berada dalam rentang 0,038-8,3367 mg/L, sedangkan kadar nitrit 0,035-2,08 mg/L, dan kadarfosfat antara 4,1167-1 3,9667 mg/L. Di alam, logam dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi dapat pula bersifat toksik. Kadar cadmium pada media kultivasi berada dalam rentang tidak terdeteksi hiogga 0,1707 mg/L, sedangkan kadar tembaga tida terdeteksi, kemudian kadar besi dihasilkan antara 0,0945-3,2904 mg/L dan Radar timbal berada dalam rentang tidak terdeteksi hingga 1,147 mg/L. • • Berdasarkan hasil penelitian kandungan anorganik pada media kultivasi ganggang halus laut Spiro/ina, sp dan Chlorella, sp, maka media kultivasi ganggang halus laut ini aman untuk pengembangan pakan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Nurmala
Abstrak :
ABSTRAK
Ekosistem inseptisols memiliki jenis dan kepadatan mikroorganisme yang beragam. Tanaman yang dibudidayakan di lahan inseptisol Jatinangor memiliki sistem perakaran yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan informasi yang tepat tentang potensi sumberdaya mikroorganisme, bakteri, mikoriza dari lokasi penanaman jagung dan kedelai padalahan inseptisol Jatinangor dan Ciparanje, Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan penelitian ini meliputi (1) pengambilan sampel tanah yang kemudian diisolasi pada media agar miring yang diamati dengan mikroskop, (2) identifikasi jenis spora, identifikasi CMA menggunakan Manual for The Identification of Mychorhiza Fungi, (3) penghitungan jumlah spora dengan menggunakan Metode Saring Basah Pacionidan Teknik Sentrifugasi dari Brunndret. Hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri Bradyrhizobium sp. Lebih banyak ditemukan pada tanah bekas pertanaman kedelai di Jatinangor dan Ciparanje, yaitu 7,75 x 108 cfu/g, sementara pada bekas pertanaman jagung, di Jatinangor 1,80 x 107 cfu/g dan 1,41 x 107 cfu/g di Ciparanje. Inseptisols Jatinangor dan Ciparanje mengandung Glomus sp., di Jatinangor dan Ciparanje berturut turut 14 spora/g tanah dan 12 spora/g tanah, lebih tinggi pada tanah bekas pertanaman jagung, dibanding pada tanah bekas pertanaman kedelai, yaitu 10 spora/g tanah.
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2018
600 JMSTUT 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Puji Rahayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39525
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pemanasan global telah menjadi salah satu topik utama dalam masalah lingkungan. Naiknya kandungan CO2 menjadi salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Oleh karena itu, telah dilakulcan usaha untulc mengurangi kandungan CO; tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mencoba memanfaatkan gas CO; menjadi produk yang berguna, antara lain adalah dengan Eksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella telah diteliti Oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen makanan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Clrlnreffa juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.

Fiksasi CO2 yang paling sederhana adalah clengan memanfaatkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini memerlukan beberapa komponen supaya beljalan dengan baik, antara lain kondisi operasi yang tepat, pencahayaan yang sesuai, dan nutrisi yang cukup.

Masalah yang terjadi adalah terganggunya proses fotosintesis apabila disinari oleh sinar dengan panjang gelombang tertentu dengan kadar yang terlalu besar. Sinar-sinar seperti Ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) dapat berakibat mematikan kehidupan Chlorella apabila kadarnya melebihi batas yang diperbolehkan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk menguji sejauh mana sinar-sinar tersebut berdampak pada pertumbuhan Chlorella tersebut.

Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Benneck yang selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi utama dalam penelitian ini adalah penggunaan sinar UV dan IR, sedangkan data yang diambil adalah jumlah/kerapatan sel (N), pl-I, dan selisih fraksi CO2 yang masuk dengan fraksi CO2 yang lceluar (Ay CO2). Kemudian dilakukan perhitungan dan perbandingan dari data yang dihasilkan pada kedua kondisi penyinaran.

Pada uji ketahanan Clxlorella sp., dapat terlihat bahwa nilai kerapatan sel tems menumn seiring berjalarmya walctu_ Hal ini disebabkan karena Chlorella sp. mengalami kematian disebabkan oleh radiasi sinar UV dan IR. Kondisi ini bertolak
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Mardiah
Abstrak :
Kasus Demam Berdarah Dengue DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya yaitu Jakarta Cempaka Putih merupakan salah satu zona merah kasus DBD yang terdapat di Jakarta Pusat Vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes sp dengan tempat perkembangbiakan terseringnya yaitu kontainer dalam rumah Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional melalui survey larva secara single larval method terhadap kontainer dalam rumah di dua RW Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan karakteristik pemukiman yang berbeda RW 03 memiliki karakteristik pemukiman menengah ke atas dengan jarak antar rumah yang cukup jauh dan RW 07 dengan karakter pemukiman menengah ke bawah dan jarak antar rumah yang dekat Hasil penelitian menunjukkan jumlah kontainer dalam rumah pada RW 03 242 kontainer lebih banyak dari RW 07 199 kontainer dengan jenis kontainer terbanyak yaitu bak mandi di kedua RW tersebut Begitu juga dengan jumlah kontainer dalam rumah positif larva pada RW 03 delapan belas kontainer lebih banyak dari RW 07 empat belas kontainer dengan jenis kontainer dalam rumah positif larva terbanyak juga bak mandi Hasil uji kemaknaan Chi square p 0 86 menunjukkan keberadaan larva Aedes sp antara kedua RW tersebut tidak memiliki perbedaan bermakna Ini menunjukkan bahwa keberadaan larva tidak berhubungan dengan karakteristik pemukiman kedua RW tersebut. ......Dengue Hemorragic Fever DHF is still be one of the public health problem in Indonesia especially in Jakarta Cempaka Putih is one of the red zone of DHF in Central Jakarta DHF is a vector borne disease carried by Aedes sp mosquitos as the vector the most dominant breeding place of which is in indoor containers This research was using cross sectional method to identify the distribution of indoor containers and the existence of Aedes sp larvae in two regions in Kelurahan Cempaka Putih Barat which have different characteristic of settlement The characteristic of RW 03 is upper middle class settlement with distance between houses are far enough and RW 07 consists of lower middle class settlement with distance between houses are quite close The result of this research showed indoor containers found in RW 03 242 containers more than RW 07 199 containers with bathtub as the most frequent types of containers Also the indoor containers with positive larvae larvae were found in RW 03 eighteen containers more than in RW 07 fourteen containers with bathtub as the most frequent types of containers with positive larvae In conclusion based on the results of statistical tests p 0 86 the existence of Aedes sp larvae in indoor containers in the two regions is not significantly different It means that the existence of larvae was not related to the characteristics of the two regions
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artasya Karnasih
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tular vektor oleh virus dengue dengan vektor Aedes sp. Cempaka Putih Barat tergolong salah satu kelurahan dengan jumlah kasus DBD yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pengendalian vektor dengan memberantas tempat berkembangbiak nyamuk Aedes sp., yaitu container luar rumah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui sebaran container luar rumah dan keberadaan larva Aedes sp di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat. RW tersebut dipilih karena homogenitas karakteristik pemukiman, dimana RW 03 dihuni oleh rumah besar dengan jarak rumah yang lebar dan RW 07 dihuni oleh rumah kecil, padat dengan jarak rumah yang sempit. Penelitian menggunakan desain cross sectional dan survei larva menggunakan single larva method. Di RW 03 ditemukan enam puluh container luar rumah dengan empat belas jenis container dan terbanyak ember. Larva paling banyak ditemukan di tong. Di RW 07 ditemukan 31 container luar rumah dengan sepuluh jenis container dan terbanyak kolam/akuarium. Larva paling banyak ditemukan di drum dan kaleng bekas. Dengan demikian container luar rumah lebih banyak ditemukan di RW 03 tetapi berdasarkan uji statistik didapatkan container luar rumah positif larva lebih banyak di RW 07 (25,8%) daripada di RW 03 (8,3%) dengan (p=0,024), dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna keberadaan larva Aedes sp. pada container luar rumah di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat. ......Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a vector-borne disease by dengue virus and Aedes sp. as vector. West Cempaka Putih as one of district that the number of dengue cases are high. Therefore it is necessary to control the vector by eradicating potential breeding ground for Aedes sp. mosquitoes, container outside the house.The aim of study to identify the distribution of outdoor container and the presence of Aedes sp. larvae in RW 03 and RW 07 Cempaka Putih Barat. These was chose because homogenity of settlement characteristic that RW 03 is populated by people with big house and distance between houses are far. RW 07 is populated by people with small house and distance between houses are quite close. This study used cross sectional design and survey of larvae used single larvae method. In RW 03 was found sixty outdoor containers, fourteen types of container with most frequent container is bucket and larvae most commonly found in cans. In RW 07 was found thirty one outdoor containers, ten types of container with most frequent container is pond/aquarium and larvae most commonly found in the drums and tin cans. Thus the outdoor container is more commonly found in RW 03, but based on statistic test found that the number of containers with larvae in RW 07 (25,8%) is higher than in RW 03 (8.3%) with (p = 0.024). It can be concluded that there are significant differences in the existence of Aedes sp. larvae in the outdoor container between RW 03 and RW 07 West Cempaka Putih.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Amalia Afrah
Abstrak :
ABSTRAK
Fukoidan merupakan senyawa polisakarida tersulfasi yang banyak terdapat pada makhluk hidup laut terutama pada rumput laut coklat. Pemanfaatan rumput laut coklat di Indonesia belum banyak dan masih terbatas pada pemanfaatan sebagai bahan pangan. Namun sebenarnya telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat fukoidan seperti antivirus, antikanker, dan lain-lain. Aktivitas imunomodulator pada fukoidan juga merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena fukoidan telah terbukti dapat menjadi imunomodulator pada mahluk laut seperti pada udang dan ikan. Oleh karena itu dilakukan uji aktivitas imunomodulator pada tikus agar nantinya fukoidan dapat menjadi suplemen yang dapat digunakan skala besar. Mula-mula rumput laut coklat Sargassum yang telah dipotong-potong, dimaserasi dengan etanol selama 72 jam dan setelah itu disaring untuk kemudian diekstraksi. Ekstraksi menggunakan air sambil dipanaskan pada suhu 85 oC. Didapatkan rendemen ekstrak fukoidan sebesar 1,7806 . Pada ekstrak tersebut kemudian dilakukan penentuan kadar karbohidrat dan sulfat. Diperoleh kadar fukosa sebesar 22,64 dan xilosa sebesar 1,5277 serta kadar sulfat sebesar 11,882 . Pengujian aktivitas imunomodulator dilihat dari gambaran darah dan aktivitas makrofag tikus Rattus norvegicus dengan berat badan 200-250g. Fukoidan diberikan sebagai pakan pada tikus dengan cara disonde dengan 3 variasi konsentrasi yaitu 1g/kgBB, 2g/kgBB, dan 4g/kgBB. Pengujian aktivitas makrofag dilakukan dengan metode pewarnaan Giemsa. Diperoleh hasil yag optimum sebagai imunomodulator adalah pada konsentrasi 2g/kgBB.
ABSTRACT
Fucoidan is a sulfated polysaccharide compound that is widely found in marine life creatures, especially in brown seaweed. Utilization of brown seaweed in Indonesia has not been much and still limited to the utilization as food. But actually there are many studies that reveal the benefits of fucoidan such as antivirus, anticancer, and others. Immunomodulatory activity in fukoidan is also interesting to be investigated further, because fucoidan has been proven to be an immunomodulator in sea creatures such as shrimp and fish. Therefore, immunomodulatory activity test in mouse is conducted so later fukoidan can be used as supplement in large scale. At first the brown seaweed Sargassum was macerated with ethanol for 72 hours and then filtered for extracting. Extraction uses water while heated at 85 oC. Obtained rendement of fukoidan extract equal to 1,7806 . Then carbohydrate and sulfate levels of the extract was determined. Fucose content obtained by 22.64 and xylose of 1.5277 and sulfate content of 11.882 . Immunomodulatory activity assay is seen from blood and macrophage activity of Rattus norvegicus rat with weight 200 250g. Fucoidan is given by oral with 3 variation of concentration 1g kgBW, 2g kgBW, and 4g kgBW. Testing of macrophage activity was done by Giemsa staining method. Obtained optimum results as immunomodulator is at a concentration of 2g kgBW.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Larva Hermetia sp. L. merupakan salah satu alternatif sumber protein pengganti tepung ikan. Larva tersebut dapat diproduksi pada bungkil kelapa sawit/palm kernel meal (PKM). Pada kondisi alami, larva Musca sp. juga memanfaatkan PKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola suksesi dan interaksi antara larva Hermetia sp. dan Musca sp pada PKM. Sampel penelitian suksesi di Depok diambil pada bulan Februari--Maret 2006, dan di Jambi diambil pada bulan Juni--Juli 2006. Pola suksesi dikaji dengan nilai kelimpahan, per tiga hari selama satu bulan (kecuali hari ke-6 yang pindah ke hari ke-7) untuk Depok, dan per tujuh hari selama tiga minggu (ditambah hari ke-11) untuk Jambi. Di Depok, koloni larva Musca sp. tercatat pertama kali pada hari ketujuh. Nilai kelimpahan larva Musca sp. adalah 377,3; 152,5; 88,5; 204,6; 201; 44; 72; 43,3; 40,8 individu. Koloni larva Hermetia sp. tercatat pertama kali pada hari kesembilan. Nilai kelimpahan larva Hermetia sp. adalah 280; 132; 146,4; 429,1; 649,1; 260,5; 572; 495 individu. Di Jambi, kelimpahan larva Musca sp. tercatat sangat rendah (0 individu). Koloni larva Hermetia sp. tercatat pertama kali pada hari ketujuh. Nilai kelimpahan larva Hermetia sp. adalah 15; 268; 775,67; 693,5 individu. Kajian interaksi kedua spesies tersebut adalah persaingan. Percobaan mengenai gelombang oviposisi Musca sp. menunjukkan kelimpahan rata-rata larva Musca sp. pada kelompok perlakuan (terdapat larva Hermetia sp.) sebesar 33,67 individu (±14,50), dan pada kelompok kontrol sebesar 147,33 individu (±62,52). vii Percobaan mengenai tingkat kemunculan Musca sp. dewasa menghasilkan persentase 0% pada kelompok perlakuan (terdapat larva Hermetia sp.), dan 9,33% (±2,58) pada kontrol. Kelimpahan larva Hermetia sp. lebih rendah ketika pada sumberdaya PKM terdapat larva Musca sp. Larva Musca sp. tersingkir oleh larva Hermetia sp. Hermetia sp. bersaing dengan cara eksploitasi dan interferensi senyawa allomon.
Universitas Indonesia, 2007
S31434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>