Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Sukma Inggit D.F.
"Penggunaan polimer yang biodegradable dan biocompatible sebagai penghantar obat, memberikan banyak keuntungan. PLGA merupakan kopolimer asam laktat dan asam glikolat, yang memiliki sifat biodegradable dan biocompatible. Pada penelitian ini dilakukan studi pendahuluan pembuatan mikrokapsul diltiazem hidroklorida dengan penyalut PLGA menggunakan metode penguapan pelarut. Etil selulosa digunakan sebagai pembanding. Mikrokapsul diltiazem hidroklorida dibuat dengan perbandingan obat-polimer 1:1, 1:2, dan 1:3. Mikrokapsul kemudian dievaluasi dengan analisis bentuk dan morfologi menggunakan SEM, kandungan obat dan uji disolusi. Uji disolusi secara in vitro dilakukan dengan menggunakan alat tipe I (keranjang) dengan medium asam klorida 0,1 N dan dapar fosfat pH 6,8. Sampel dianalisis secara spektrofotometri.
Hasil penelitian menunjukkan pembuatan mikrokapsul salut PLGA belum optimal. Secara fisik, mikrokapsul salut PLGA menunjukkan hasil yang lebih halus dibandingkan etil selulosa. Selain itu, didapatkan bahwa jumlah polimer mempengaruhi laju pelepasan diltiazem hidroklorida dari mikrokapsul, di mana penghambatan pelepasan obat yang terbesar diperoleh pada perbandingan obat-polimer = 1:3."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adillla Novita Sari
"Propranoloi hidroklorida merupakan obat antihipertensi yang mempunyai waktu paruh sekitar 2-6 jam. Mikrokapsul propranoloi hidroklorida dibuat dengan metode penguapan pelarut menggunakan etil selulosa sebagai pembentuk dinding dengan perbandingan obat-polimer 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk penghantaran obat secara oral dengan pelepasan diperlambat {sustained release). Mikrokapsul kemudian dievaluasi dengan analisis distribusi ukuran partikel, bentuk dan morfologi (SEM), kandungan obat dan uji disolusi. Uji disolusi secara in vitro dilakukan dengan menggunakan alat tipe II (dayung) dengan medium dapar klorida pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,8. Perbandingan obat-polimer mempunyai pengaruh terhadap laju pelepasan obat dari mikrokapsul, dimana peningkatan jumlah polimer dapat menyebabkan penghambatan pelepasan obat yang lebih besar.

Propranolol hydrochioride is antihypertension agent that has a short biological half life of 2-6 hours. Microcapsules of propranolol hydrochioride are prepared by solvent evaporation method using ethylcellulose as a wall material with the drug-polymer ratio 1:1, 1:2, and 1:3 for sustained release oral delivery. The microcapsules were then evaluated by particle size distribution analysis, shape and morphology (SEM), drug content, and dissolution studies. In vitro dissolution was studied using the dissolution apparatus II (paddle) with chloride buffer (pH 1,2) dan phosphate buffer (pH 6,8) medium. The drug-polymer ratio have an important influence on drug release from microcapsules where the increase of polymer cause the higher drug release inhibition.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
S70489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adira Nofeadri Ryofi
"Ukuran mikrosfer merupakan faktor utama penentu laju pelepasan obat. Keseragaman ukuran akan meningkatkan efesiensi dan laju dissolusi obat. Pada penelitian ini span 80 digunakan sebagai surfaktan penstabil emulsi dan pengontrol ukuran dalam pembuatan mikrosfer polipaduan poli asam laktat PLA dan polikaprolakton PCL melalui metode penguapan pelarut emulsi water-in-oil W/O. Pengaruh penambahan span 80 terhadap ukuran mikrosfer polipaduan PLA dan PCL dipelajari melalui variasi volume span 80, waktu pengadukan dispersi, dan kecepatan pengadukan emulsi. Mikrosfer yang terbentuk pada berbagai perlakuan dikarakterisasi menggunakan PSA dan FTIR.
Hasil variasi menunjukkan bahwa ukuran mikrosfer menurun seiring dengan meningkatnya volume span 80, waktu pengadukan dispersi dan kecepatan pengadukan emulsi. Ukuran mikrosfer yang dihasilkan melalui variasi volume adalah 1,128, 1,004, dan 0,764 m untuk setiap penambahan volume 0,5, 1, dan 1,5 ml. Variasi waktu pengadukan dispersi selama 0,5, 1,5, dan 2 jam menghasilkan ukuran mikrosfer sebesar 2,233, 1,918, dan 1,045 m secara berturut-turut. Variasi kecepatan pengadukan emulsi 800 rpm dan 900 rpm menghasilkan ukuran 1,178 dan 0,839 m. Bentuk fisik mikrosfer sebagian speris dan sebagian lainnya membentuk aggregat dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik.

AbstractMicrosphere size is primary determinants of drug release rate. The microspheres of uniform size will increase efficiency and the dissolution rate of drug loaded. In this study, span 80 was used as emulsion stabilizer and size controller in preparation of polyblend polylactic acid PLA and polycaprolactone PCL microspeheres by water in oil W O emulsion solvent evaporation method. The effect of span addition on the size of PLA and PCL microspheres was studied by volume variation of span 80, stirring time of dispersion and emulsion stirring speed.
The result of variation treatment of microspheres were characterized using PSA and FTIR spectrophotometer. The variasion result showed that the particle size of PLA PCL microspheres decreased with increasing volume of span 80, dispersion stirring time, and emulsion strirring speed. Microspheres size generated through variations of volume were 1,128, 1,004, and 0,764 m for the addition volume of span 80 0.5, 1, 1.5 ml respectively. Variations of dispersion stirring time yielded size 2,233, 1,918, and 1,045 m for 0.5, 1.5, 2 h in a row. Variations in stirring speed emulsion 800 rpm dan 900 rpm resulted in size 1,178 and 0,839 m respectively. Physical forms of microspheres showed that some spherical and the other aggregates were characterized by optical microscope.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayatul Husna
"Pemanfaatan mikrosfer sebagai agen penghantar obat telah banyak dikembangkan. Polipaduan PLLA dan PCL digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mikrosfer untuk meningkatkan kemampuan permeabilitas dan laju degradasi dari mikrosfer. Pada penelitian ini mikrosfer polipaduan dibuat dengan memvariasikan konsentrasi surfaktan, kecepatan pengadukan dispersi, dan waktu pengadukan dispersi untuk melihat pengaruhnya terhadap bentuk fisik mikrosfer, persen padatan mikrosfer yang diperoleh, serta ukuran dan keseragaman dari mikrosfer. Mikrosfer yang diperoleh dikarakterisasi dengan FT IR, PSA, dan Mikroskop Stereo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi surfaktan yang digunakan menghasilkan ukuran mikrosfer yang semakin kecil. Pada variasi kecepatan pengadukan, jika kecepatan pengadukan ditingkatkan diperoleh ukuran mikrosfer yang semakin kecil, namun setelah melewati kondisi optimum kecepatan yang terlampau tinggi mengakibatkan ukuran kembali besar karena meningkatkan kemungkinan mikrosfer yang belum padat untuk bertemu dan menyatu kembali Untuk variasi waktu pengadukan dispersi diperoleh waktu pengadukan paling baik yaitu 1 jam karena menghasilkan mikrosfer dengan ukuran terkecil dan keseragaman yang baik.

The use of microspheres as drug delivery agents has been widely developed. Polyblend is used as the base material for making microspheres to increase permeability and degradation rates of the microspheres. In this study, the polyblend microspheres were made by varying the surfactant concentration, the dispersion stirring speed, and the time of dispersion stirring to see the effect on the physical shape of the microspheres, the percentage of solid microspheres obtained, the size and uniformity of the microspheres. The microspheres obtained were characterized by FT IR, PSA, and Stereo Microscope.
The results show that the smaller the concentration of surfactants used will result in smaller sizes of microspheres. At variations in stirring speed, if the stirring speed is increased, the smaller the size of the microspheres will be. But after passing the optimum speed, the size of the microspheres will be enlarged again because it increases the possibility of the microspheres that have not been solid to reunite. For variations in the time of dispersion, the best stirring time is obtained 1 hour because it produces microspheres with small size and good uniformity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Puspa Adhany
"Simvastatin (C25H38O5) merupakan obat golongan statin yang dapat menghambat aktivitas enzim HMG-CoA reduktase dan telah banyak digunakan untuk menurunkan kolesterol dalam darah. Simvastatin memiliki waktu paruh yang cenderung singkat sekitar 2-3 jam. Obat simvastatin umumnya dikonsumsi dengan rute oral konvensional. However, administering drugs like this can cause drug fluctuations in the body which will cause side effects. Sistem pelepasan obat terkontrol digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan teknik mikroenkapsulasi, yaitu penyalutan material obat dengan material polimer menghasilkan suatu mikrokapsul. Pada penelitian ini dilakukan penyalutan obat simvastatin dengan polipaduan poli(D,L-asam laktat) (PDLLA) dan metil selulosa (MC) melalui metode penguapan pelarut. Mikrokapsul dibuat dengan variasi komposisi massa PDLLA dan MC. Mikrokapsul yang dihasilkan dihitung efisiensi enkapsulasi dan pelepasan obatnya melalui uji disolusi secara in vitro. Didapatkan persen padatan mikrokapsul tertinggi pada 63,79% dengan rata-rata ukuran 0,1331 0,0031 μm. Efisiensi enkapsulasi tertinggi yaitu pada komposisi PDLLA/MC 90:10 (%b/b) sebesar 93,13 0,04 % dan terendah pada PDLLA/MC 30:70 (%b/b) sebesar 82,77 1,35 %. Hasil mikroskop optik menunjukkan bahwa bentuk mikrokapsul yang terbentuk bulat dengan permukaan yang berpori dan berlubang. Selama uji disolusi, polipaduan mikrokapsul dapat menahan pelepasan simvastatin. Sebanyak 23,74% simvastatin dapat lepas dari mikrokapsul simvastatin dengan komposisi PDLLA/MC (%b/b) 90:10

Simvastatin (C25H38O5) is a statin drug that inhibits the activity of the HMG-CoA reductase enzyme and has been widely used to reduce cholesterol in the blood. Simvastatin has a shorter lap time of around 2-3 hours. Simvastatin is generally administrated by the conventional oral route. However, administering drugs like this can cause drug fluctuations in the body which will cause side effects. Controlled drug delivery system is used to overcome this problem, one of which is the microencapsulation technique, coating the drug with polymeric materials produce microcapsules. In this research, simvastatin encapsulated by poly(D,L-lactic acid) (PDLLA) and methyl cellulose (MC) was carried out through the solvent evaporation method. Microcapsules are made with composition variations of the polyblend PDLLA/MC. The resulting microcapsules were calculated for their encapsulation efficiency and drug release through in vitro dissolution tests. The highest yield percentage was obtained at 63,79% with an average size of 0,1331 0,0031 μm. The highest encapsulation efficiency is at the composition of PDLLA/MC 90:10 (%w/w) which is 93,13 ± 0,04 % and the lowest is 82,77 ± 2,38 % at PDLLA/MC 30:70 (% w/w). The results of optical microscopy show the form of a microcapsule that is spherical with porous and perforated surface. The polyblend PDDLA/MC can hold the release of simvastatin during the dissolution test. At total of 23,74% simvastatin released from the microcapsule with the composition of PDLLA/MC (%w/w) 90:10.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library