Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Suhendra
Abstrak :
Tesis ini membahas kajian model bisnis jual beli listrik on-grid yang sejalan dengan regulasi dan kondisi di Indonesia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diharapkan bisa membangkitkan minat masyarakat atau swasta untuk membangun dan meringankan beban PLN yang memiliki keterbatasan dalam penyediaan listrik untuk seluruh rakyat Indonesia. Tesis ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan berbagai batasan untuk memberikan kejelasan atas cakupannya. Beberapa kajian dilakukan atas model bisnis PLTS dan perubahannya yang mungkin dilakukan untuk model bisnis yang lebih prospek. Dengan memakai Perangkat Evaluasi Model Bisnis (PEMB) dan menerapkan Strategi Samudera Biru, diajukan perubahan model bisnis yang bisa dikembangkan di Indonesia, meliputi penghapusan power wheeling, regulasi atas TKDN dalam tahap rantai suplai, infrastruktur menjadi tanggung jawab PLN, tingkat inflasi (inflation rate) perlu dihitung dalam model finansial, asuransi untuk menggantikan extra account yang harus disetor pengembang, FiT yang perlu berlaku untuk semua kementerian dengan acuan tarif plafon, atribut pasar seperti kredit energi terbarukan surya (S-REC/solar renewable energy credits) yang perlu diregulasikan dan pembebasan lahan yang diharapkan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Perubahan model bisnis harus terus dilakukan sejalan dengan perubahan kondisi, baik itu kondisi ekonomi, teknis dan infrastruktur maupun regulasi. ......This tesis is discussing about the power purchase business model review on which in line with regulations and conditions in Indonesia for distributed PV Solar Power Generation and is expected to generate public or private interest to build and ease the burden of PLN that have limitations in providing electricity to the entire people in Indonesia. This tesis is a qualitative descriptive study with a variety of constraints to provide clarity on the scope. Some review is conducted on the solar PV model business and its changes that may be applied for more prospective business model. Using the Business Model Evaluation Tools (BMET) and applying Blue Ocean Strategy, it is proposed that business model change can be thrived in Indonesia include the elimination of power wheeling, regulation of local content in the stage of the supply chain, infrastucture become the responsibility of PLN, inflation rate should be calculated in financial model, insurance to replace the extra accounts that must be paid by the developer, feed-in tariff need for all ministries with ceiling tariff as reference, regulations for market atributes like solar renewable energy credits (SREC) and land acquisition become the responsibility of local government. Business model change shall be done in line with the conditions change, by the economic condition, technical concerns, infrastructure and regulation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Rizqullah
Abstrak :
Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat. Hampir seluruh peralatan dan teknologi yang digunakan memanfaatkan energi listrik sebagai sumber daya utamanya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut diperlukan pembangkit listrik yang andal. Pembangkit listrik masa kini masih didominasi dengan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dan fosil. Walaupun pembangkit tersebut bisa menghasilkan listrik yang cukup terdapat efek samping seperti kerusakan lingkungan dan juga sumber daya yang semakin menipis. Oleh karena itu, pemerintah telah memberlakukan peraturan baru untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT) salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan PLTS atap on-grid gedung LP3I Pasar Minggu berdaya 41,5 kVA. Perancangan PLTS ini dapat memproduksi energi selama setahun sebesar 19.394,2 kWh dan bisa berkontribusi ke kebutuhan listrik bangunan sebesar 46,5% dengan kebutuhan energi bangunan sebesar 41.701,2 kWh. Modal awal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp231.730.250. Perancangan PLTS ini mempunyai LCOE sebesar Rp629,06 per kWh di bawah nilai LCOE PT PLN (Persero) sebesar Rp.1.119 per kWh. Rata-rata penghematan tagihan listrik yang didapatkan per bulan sebesar Rp2.031.005 dengan pengembalian modal investasi didapatkan pada tahun ke-13. ......As time goes by, the development of technology is increasing rapidly. Almost all equipment and technology used utilizes electrical energy as its main power source. To meet the needs of electricity, a reliable power plant is needed. Today's power plants are still dominated by power plants that use coal and fossils. Although the plant can produce enough electricity there are side effects such as environmental damage and also depleting resources. Therefore, the government has enacted new regulations to use new and renewable energy (EBT), one of which is by building a Solar Power Plant (PLTS). In this study, we will discuss the design of the on-grid PLTS roof LP3I Pasar Minggu building with 41.5 kVA power. This PLTS design can produce energy for a year of 19,394.2 kWh and can contribute to the electricity needs of buildings by 46.5% with building energy needs of 41,701.2 kWh. The initial investment capital required is Rp231.730.250. This PLTS design has an LCOE of Rp629,06 per kWh, below the LCOE of PT PLN (Persero) of Rp.1.119 per kWh. The average electricity bill savings obtained per month is Rp2.031.005 with a return on investment capital obtained in the 13th year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library