Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy William
Abstrak :
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan angka kekurangan nutrisi pada anak balita yang cukup tinggi. Kekurangan nutrisi merupakan penyebab mortalitas utama pada anak balita, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Indonesia merupakan negara yang endemis terhadap soil transmitted helminth (STH) yang mencakup Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa infeksi STH dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh infeksi STH terhadap kekurangan nutrisi pada anak balita di kecamatan Nangapanda, NTT yang diukur dengan weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), dan weight-for-height z-score (WHZ). Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 98 subjek anak balita di Kecamatan Nangapanda yang berasal dari random sampling. Status WAZ, HAZ, dan WHZ diperoleh dari pengukuran antropometri, sementara status infeksi STH ditentukan melalui metode Kato-Katz untuk menemukan telur cacing di tinja. Hubungan antara infeksi STH dan kekurangan nutrisi pada anak balita dianalisis dengan chi-square, dan dilakukan analisis regresi logistik untuk mencari pengaruh faktor lain seperti usia anak balita, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan ibu. Dari 98 anak balita, sebanyak 58 di antaranya terinfeksi STH. Sementara itu, ditemukan bahwa 27,6% anak balita memiliki WAZ <-2, 40,9% memiliki HAZ <-2, dan 10,2% memiliki WHZ <-2. Meskipun begitu, hasil analisis menunjukkan bahwa status infeksi STH tidak berhubungan secara bermakna dengan status gizi buruk pada anak balita, baik menurut WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244), maupun WHZ (p = 1,000). Analisis multivariat juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan faktor lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa infeksi STH tidak mempengaruhi kekurangan nutrisi pada anak balita di NTT, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. ......East Nusa Tenggara Province had one of the highest rate of undernutrition in under-five children in Indonesia. Undernutrition contributes to a high proportion of mortality in under-five children, which can be caused by infection. Indonesia is endemic for soil-transmitted helminth (STH) infection, which can be caused by Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura¸ and hookworm. Several studies have shown that STH infections can cause malnutrition in under-five children. Therefore, this research aims to investigate the association between STH infection and undernutrition in under-five children measured by weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), and weight-for-height z-score (WHZ). This is a cross-sectional study involving 98 under-five children which is recruited using random sampling from Nangapanda Sub-District, East Nusa Tenggara. WAZ, HAZ, and WHZ status is determined from anthropometry, while STH infections are determined by Kato-Katz method to find the helminth eggs. Chi-square analysis is performed to find the association between STH infection and nutritional status in under-five children, and logistic regression is also performed to find other potential factors such as age, gender, and mother?s education. Of the 98 children recruited, 58 had STH infections. This study also found that 27,6% of the children had WAZ <-2, 40,9% had HAZ <-2, and 10,2% had WHZ <-2. However, chi-square analysis showed that there are no significant association between STH infection and undernutrition in under-five children of Nangapanda measured by WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244),and WHZ (p = 1,000). Multivariate analysis also showed that other factors in this study are not significant. Therefore, this research showed that STH infection are not the main cause of undernutrition in children of East Nusa Tenggara, and further research are warranted to determine other factors which may cause the problem.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Isa
Abstrak :
Infeksi kecacingan pada anak usia sekolah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka prevalensi nasional bervariasi di berbagai daerah dalam kisaran 0,4 hingga 76,67 % (Kemenkes RI, 2011). Jenis cacing yang paling banyak menyerang adalah cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). (Dirjen P2MPL, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara higiene perorangan, sanitasi lingkungan, karakteristik orang tua dan konsumsi obat cacing terhadap kejadian infeksi kecacingan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Jagabaya 1 Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten. Desain penelitian adalah crosssectional sedangkan pemilihan subjek penelitian di tentukan dengan metode total sampling. Responden penelitian ini adalah siswa kelas satu hingga kelas lima. Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Juni 2013 dengan menggunakan kuisioner dan angket sebagai instrumen. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi infeksi kecacingan pada siswa SDN Jagabaya 1 Kabupaten Lebak adalah sebesar 65, 85 %. Pada analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan secara bermakna dengan kejadian infeksi kecacingan adalah higiene perorangan (OR=3,194), kebersihan kuku (OR=3,765), pendidikan ibu (OR=2,360), dan kepemilikan jamban (OR=3,808). Pada analisis multivariat, variabel yang memiliki hubungan paling kuat (dominan) terhadap kejadian infeksi kecacingan adalah kebersihan kuku (OR=4,062), kepemilikan jamban (OR=3,569), kebiasaan mencuci tangan sebelum makan (OR=2,965). ......Soil transmitted helminth infection is a public health problem in Indonesia. National prevalence of this disease varies by region from 0.4 to 76.67 % (Indonesian Ministry of Health, 2011). The common worm species that cause infection are roundworm (Ascaris lumbricoides), hookworm (Ancylostoma duodenale and Necator americanus), and whipworm (Trichuris trichuria). (Dirjen P2MPL, 2010). The objective of this research was to examine the association of personal hygiene, environmental sanitation, parental characteristics and anti helminthic drugs with soil transmitted helminth infection. The research was conducted in Elementary school of Jagabaya 1 at Warunggunung, Lebak, Banten. This study utilized cross-sectional survey design, which respondents were selected by using total sampling method. Respondents of the research were first grade to fifth grade students. Primary data was collected on July 2013 by using questionnaire. Results showed that the prevalence of soil transmitted helminth infection on students of Elementary School of Jagabaya 1 was 65.85 %. Bivariate analysis revealed four variables that were significantly related to soil transmitted helminth infection were personal hygiene (OR=3,194), nail cleanness (OR=3,765), maternal education (OR=2,360), and toilet ownership (OR=3,808). Multivariate analysis indicated that the essential factors related to the occurrence of soil transmitted helminth infection were nail cleanness (OR=4,062), toilet ownership (OR=3,569), and habit of washing hand before eating (OR=2,965).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Annisa
Abstrak :
Desa Pero Konda, Sumba Barat Daya SBD , merupakan salah satu desa di daerah tertinggal yang memiliki faktor risiko tinggi infeksi soil-transmitted helminths STH . Infeksi STH dapat mempengaruhi status gizi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi status gizi dan pengaruh pengobatan menggunakan albendazol dosis tunggal terhadap infeksi STH di Desa Pero Konda. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental semu dengan desain pre-post study. Data diambil pada bulan Agustus 2015 dan Januari 2016. Data infeksi STH didapatkan dari pengumpulan feses yang diperiksa menggunakan mikroskop cahaya. Status gizi diukur dengan menghitung Z-score berdasarkan grafik WHO. Jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 66 anak yang berumur 1-12 tahun. Hasil menunjukkan bahwa sebelum pengobatan, 84,8 anak memiliki status gizi baik, sedangkan 15,2 lainnya berstatus gizi kurang. Setelah pengobatan, jumlah anak dengan gizi baik menurun menjadi 75,8 , status gizi kurang bertambah menjadi 19,7 , dan terdapat anak dengan gizi buruk 4,5 . Hasil juga memperlihatkan bahwa setelah pengobatan, prevalensi STH tetap tinggi. Infeksi Ascaris lumbricoides menurun, namun infeksi Trichuris trichiura dan cacing tambang meningkat. Disimpulkan bahwa albendazol dosis tunggal dapat mengurangi secara signifikan prevalensi Ascaris lumbricoides; namun, tidak menurunkan prevalensi Trichuris trichiura dan cacing tambang. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pengobatan dengan albendazol triple dose terhadap infeksi STH dan hubungannya dengan status gizi anak di Desa Pero Konda.
Pero Konda Village located in Sumba Island is one of the most underdeveloped regions in Indonesia with high risk of soil transmitted helminthes STH infections. These parasites could affect nutritional status of the subjects. This study aimed to know the nutritional status and to evaluate the effectiveness of treatment using single dose albendazole on the prevalence of STH infections in Pero Konda Village. This was a quasi experimental study using pre post design. Data were collected twice on August 2015 and January 2016. Data of STH infections were from stool samples examined under light microscope. Nutritional status was assessed by determining Z score in accordance with WHO chart. Total subject included was 66 children ranging between 1 12 years old. This study showed that before treatment, nutritional statuses were normal 84,8 and underweight 15,2 . After conducting treatment, nutritional statuses were normal 75,8 , underweight 19,7 , and severely underweight 4,5 . The result also showed that prevalence of STH were still high after treatment. Prevalence of Ascaris lumbricoides infections decreased, while prevalence of Trichuris trichiura and hookworm infections increased. In conclusion, single dose albendazole significantly reduced the infections of Ascaris lumbricoides, but it did not reduce the prevalence of Trichuris trichuria and hookworm infections. It is needed to examine the effectiveness of treatment using triple dose albendazole for children on the prevalence of STH infection and its association with children rsquo s nutritional statuses in Pero Koda Village.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S70372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Muhamad Trianto
Abstrak :
Infeksi soil-transmitted helminths STH di Indonesia masih tinggi terutama di daerah miskin, berpendidikan rendah, dan higiene buruk seperti di Desa Pero Konda, Sumba Barat Daya. Sayangnya, Desa Pero Konda tidak pernah mendapatkan survey prevalensi serta program pemberantasan STH dari puskesmas setempat. Untuk memberantas STH di daerah berisiko tinggi, WHO menganjurkan albendazol 400mg dosis tunggal untuk pengobatan masal. Meski demikian angka kesembuhan STH setelah pemberian albendazol 400mg bervariasi di tiap-tiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian albendazol dosis tunggal 400mg terhadap prevalensi STH di Desa Pero Konda. Penelitian eksperimental semu ini menggunakan desain pre-post study. Subjek diwawancara dan dilakukan pemeriksaan feses sebelum dan sesudah pemberian albendazol 400mg dosis tunggal. Pengambilan data sebelum pemberian albendazol dilakukan pada bulan Agustus 2015. Evaluasi dilakukan pada bulan Januari 2016. Hasil penelitian menunjukan prevalensi Ascaris lumbricoides menurun signifikan
Soil transmitted helminthes STH infection prevalence is high in Indonesia rsquo s low educated and deprived area with poor hygiene like Pero Konda Village, South West Sumba District. Unfortunately, local community health center had never conducted STH prevalence survey and elimination program in Pero Konda Village. To eliminate STH in high risk area, WHO recommends the use of single dose albendazole 400mg mass treatment. However, the cure rate after single dose albendazole 400mg treatment varies from one place to another. The aim of this study was to assess the effect of single dose albendazole 400mg treatment towards STH infection in Pero Konda Village. This study was a quasi experimental with pre post design. Subjects were interviewed and their feces were collected before and after treatment with single dose albendazole 400mg. Pre treatment data collection and treatment were done on August 2015 and the post treatment data collection was conducted on January 2016. STH infections were assessed using fecal examination with light microscope. Result showed that Ascaris lumbricoides infection significantly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Alsakina Qurotuain
Abstrak :
Nangapanda merupakan salah satu kecamatan di Flores, Indonesia yang memiliki prevalensi kecacingan usus sebesar 87,2 . Terdapat tiga jenis spesies cacing usus yang paling sering menyebabkan infeksi kecacingan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, serta cacing tambang. Infeksi cacing usus akan menimbulkan respon imun tipe 2, sehingga menghasilkan respon imun humoral berupa pembentukan Immunoglobulin E IgE. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status infeksi kecacingan usus dengan kadar IgE Total dan IgE spesifik terhadap Ascaris lumbricoides pada penduduk Nangapanda. Status infeksi kecacingan usus ditentukan dengan menggunakan metode Kato Katz, dimana dilakukan pencarian terhadap telur cacing pada sampel tinja pasien secara mikroskopis. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran antibodi IgE total dan spesifik terhadap Ascaris dalam sampel plasma dengan menggunakan metode ELISA. Didapatkan peningkatan kadar antibodi IgE Total yang bermakna pada kelompok terinfeksi oleh setidaknya satu jenis cacing usus P ......Nangapanda is one of the endemic areas in Indonesia with a very high STH prevalence 87,2 . Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworms are the most prevalent etiologies of helminth infection. When helminth infects the body, it will enhance the type 2 immune response which will lead to the production of humoral immunity such as Immunoglobulin E. This research aimed to identify the relationship between STH infection status with the Total IgE and Ascaris specific IgE levels. The STH infection status was determined by Kato Katz method to identify the presence of STH rsquo s eggs in the stool sample microscopically. In this research, the levels of total and specific IgE in the plasma samples were detected by ELISA. The levels of Total IgE was increased significantly in helminth infected group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rahadian Soleman
Abstrak :
Diare merupakan penyakit dengan insidens tinggi di negara berkembang. Infeksi STH dapat menjadi penyebab diare kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dan diare di Desa Perobatang, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) yang endemis STH. Desain penelitian adalah cross sectional dan pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2017 di Desa Perobatang, SBD. Orang tua subjek/subjek diminta mengumpulkan feses kemudian diperiksa secara makroskopis untuk mendiagnosis diare dan mikroskopis untuk mendiagnosis STH dengan menemukan telur cacing. Subjek yang positif diberikan albendazol 400mg tiga hari berturut-turut. Dari 333 sampel, didapatkan 257 anak terinfeksi STH (77%) dengan prevalensi A.lumbricoides 56%, T.trichiura 55% cacing tambang 5%. Infeksi tunggal lebih banyak pada anak 1-5 tahun dan infeksi campur pada anak 6-15 tahun. Sebanyak 92 anak (28%) mengalami diare. Terdapat hubungan antara prevalensi STH (kombinasi 3 spesies cacing) dengan prevalensi diare (uji chi-square, p<0,05), namun tidak ada hubungan prevalensi infeksi tunggal dan kombinasi 2 spesies cacing dengan prevalensi diare. Hasil penelitian ini perlu disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten SDB agar pada kasus diare perlu dilakukan pemeriksaan feses untuk deteksi STH dan perlu dilakukan POPM untuk memberantas STH. ......Diarrhea is a disease with a high incidence in developing countries. STH infection can be a cause of chronic diarrhea. This study aims to determine the relationship between STH and diarrhea in Perobatang Village, Sumba Barat Daya District (SBD) which is endemic to STH. The study design was cross sectional and data collection was conducted in January 2017 in Perobatang Village, SBD. Parents of subjects / subjects were asked to collect feces then examined macroscopically to diagnose diarrhea and microscopically to diagnose STH by finding worm eggs. Positive subjects were given albendazole 400mg three days in a row. From 333 samples, 257 children were infected with STH (77%) with prevalence of A.lumbricoides 56%, T.trichiura 55% hookworm 5%. Single infections are more common in children 1-5 years and mixed infections in children 6-15 years. 92 children (28%) have diarrhea. There is a relationship between the prevalence of STH (combination of 3 worm species) and the prevalence of diarrhea (chi-square test, p <0.05), but there is no correlation between the prevalence of single infections and the combination of 2 worm species with the prevalence of diarrhea. The results of this study need to be submitted to the District Health Office of SBD so that in cases of diarrhea it is necessary to examine feces to detect STH and need to do POPM to eradicate STH.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wahyu Wardhana
Abstrak :
Latar Belakang: Warga Desa Panimbangjaya sulit mendapat air bersih dan memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan yang merupakan faktor risiko transmisi soil-transmitted helminth (STH). STH dapat menyebabkan anemia, namun hubungan STH dan anemia belum diketahui di Desa Panimbangjaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan intensitas infeksi STH serta hubungannya dengan anemia pada anak SD. Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan di SDN 01 dan SDN 03 Panimbangjaya, Pandeglang pada bulan Juli–Agustus 2018. Sampel feses dikumpulkan menggunakan pot feses yang dibagikan dan diperiksa dengan metode Kato-Katz. Sampel darah diambil dari darah vena 0,5–3 mL, kemudian diproses dengan hematology analyzer Sysmex untuk mendapatkan nilai Hb. Subyek positif STH diberi albendazol 400 mg tiga hari berturut-turut. Hasil: Subyek penelitian berjumlah 150 anak, terdiri atas 68 laki-laki dan 82 perempuan yang berasal dari kelas 1–2 (28 anak), 3–4 (54 anak), dan 5–6 (68 anak). Prevalensi infeksi STH adalah 81,3%: A. lumbricoides 58,7%, T. trichiura 48%, dan infeksi campur 25,3%. Intensitas infeksi A. lumbricoides umumnya ringan dan T. trichiura seluruhnya ringan. Prevalensi anemia adalah 16,7%. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara anemia dan intensitas infeksi STH (uji chi-square, p>0,05). Perlu dilakukan pemberian obat pencegahan massal setiap enam bulan karena prevalensi STH > 50% serta suplementasi tablet tambah darah untuk anak yang anemia. ...... Introduction: The inhabitants of Panimbangjaya Village have difficulty getting clean water and still practices open defecation, which is a risk factor for the transmission of soil-transmitted helminth (STH). STH can cause anemia, however, in Panimbangjaya Village, the relation between STH and anemia were unknown. This study aimed to determine the prevalence and infection intensity of STH and its relation with anemia in elementary school children. Methods: This cross-sectional study was conducted at SDN 01 and SDN 03 Panimbangjaya, Pandeglang in July–August 2018. Stool samples were collected using feces pots and examined using the Kato-Katz method. Blood samples were taken from 0.5–3 mL venous blood and then processed with a Sysmex hematology analyzer to obtain Hb values. STH positive subjects were given albendazole 400mg for three consecutive days. Results: Subjects were 150 children, consisted of 68 boys and 82 girls from grades 1–2 (28 children), 3–4 (54 children), and 5–6 (68 children). The prevalence of STH infection was 81.3%: A. lumbricoides 58,7%, T. trichiura 48%, and mixed infections 25.3%. The infection intensity of A. lumbricoides was generally mild and T. trichiura was entirely mild. The prevalence of anemia was 16.7%. Conclusion: There was no relationship (chi-square test, p> 0.05) between STH infection intensity and anemia. Mass drug administration needs to be done biannually because the prevalence of STH is > 50%. Iron and folic acid supplementation need to be given to anemic children.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlila
Abstrak :
Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia balk di pedesaan maupun di daerah kumuh di perkotaan dengan prevalensi sekitar 60%-80% pada murid-murid SD dan 40%-60% untuk semua umur (Direktorat Jenderal PPM dan PLP, 1998). Walaupun tidak berakibat fatal, penyakit kecacingan berdampak cukup luas pada anak-anak antara lain malnutrisi, anemia, gangguan fungsi kognitif serta menurunkan prestasi belajar dan produktivitas pada pekerja. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor karakteristik anak, karakteristik ibu dan faktor kondisi sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada murid SDN RawaBadak Utara 23 dan 24, Jakarta Utara. Penelitian ini merupakan suatu studi epidemiologi " kasus kontrol " dengan jumlah sampel sebanyak 100 kasus dan 100 kontrol. Kasus adalah siswa yang menderita infeksi kecacingan, sedangkan kontrol adalah siswa yang tidak menderita kecacingan. Diagnosis untuk kasus dan kontrol dilakukan dengan cara pemeriksaan telur cacing pada tinja menggunakan metode Kato. Hipotesis yang diajukan adalah adanya pengaruh faktor karakteristik anak, karakteristik ibu dan kondisi sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan. Dari hasil analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara variabel higiene perorangan, kebiasaan cuci tangan ,kebiasaan main yang kontak dengan tanah, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, kondisi ekonomi orang tua dan kepemilikan jamban serta sarana air bersih dengan infeksi kecacingan pada siswa pada tingkat kemaknaan P<0,05. Sedangkan dari hasil analisis multivariat diperoleh faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi infeksi kecacingan pada anak adalah higiene perorangan, kebiasaan cuci tangan, pengetahuan ibu, interaksi kebiasaan cuci tangan dengan higiene perorangan dan interaksi antara kebiasaan cuci tangan dengan pengetahuan ibu. Mengingat variabel yang mempengaruhi infeksi kecacingan pada anak sangat berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang berkaitan dengan pengetahuan kesehatan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan higiene perorangan pada murid dengan cara penyuluhan kesehatan disertai dengan pemeriksaan kebersihan diri murid secara berkala di sekolah. Juga dilakukan upaya peningkatan kebersihan lingkungan dengan cara diadakan kerja bakti secara rutin dan lomba kebersihan antar RT/RW. Daftar bacaan : 50 (1979-2000)
Factors Which Influence Soil Transmitted Helminth Infection among Primary School Children in North Rawabadak 23 & 24, North Jakarta, 2002Soil transmitted helminths infection is still public health problems in Indonesia especially in rural areas and in slum areas of big cities with prevalence of about 60%-80% among primary school childrens and 40%-60% at all ages (Directorate General of PPM &PLP, 1998). Although harmless, helminth infection could have serious impact to children such as malnutrition, anemia, defect in cognitive function, decreasing of learning achievement and decreasing of productivity of workers. In general the aimed of this study is to detect the impact of children's characteristic factor, mother's characteristic factor and environment sanitation towards helminth infection among students from state primary school of North RawaBadak 23 & 24, North Jakarta. This research is the case control epidemiologist study with 100 cases and 100 controls. Case is a student who is infected by soil transmitted helminth, and control is a student who is not infected. The diagnose for cases and controls is done by examining worm's eggs in feces using Kato method. The assumed hypothesis is the existence of children's characteristic influence, mother's characteristic influence and environment's sanitation condition to helminth infection. From bivariat analysis resulting significant relation among personal hygiene variable, hand washing habit, playing habit with soil contact, mother's education level, mother's knowledge, parent's economical condition and possession of latrine and source of clean water with helminth infection among students with level of significant P < 0,05. While from multivariate analysis resulting factors that altogether influence helminth infection e.i : personal hygiene, hand washing habit, mother's knowledge, interaction between hand washing habit and personal hygiene, and interaction between hand washing habit and mother's knowledge. Based on the variables that influence helminth infection in children are closely related to clean and healthy life style related with knowledge about health, efforts to increase personal hygiene are necessary through health education and individual cleanliness control at school. Efforts are also done to improve the environment's cleanliness by cleanliness competitions among Rukun Tetangga's or Rukun Warp's. References : 50 (1979 - 2000)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Hilmi Sudasman
Abstrak :
World Health Organization (WHO) menganjurkan integrasi program penanganan infeksi kecacingan dengan intervensi Water, Sanitation and Higiene (WASH). Jika dibandingkan dengan cakupan Kabupaten Bandung, Kecamatan Dayeuhkolot pada tahun 2015 dan 2016 masih memiliki cakupan water, sanitation and hygiene (WASH) berupa akses sarana air minum yang layak dan jamban sehat yang rendah dan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Penelitian ini merupakan studi epidemiologi yang bertujuan untuk menganalisis sarana air minum, sanitasi dan higiene, karakteristik individu serta perilaku individu terhadap infeksi soil-transmitted helminth (STH) dengan subjek penelitian pada rumah tangga dengan anak usia sekolah dasar di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei hingga bulan Juni 2019. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan uji laboratorium dalam pengambilan data. Hasil penelitian menunujukkan prevalensi infeksi soiltransmitted helminth (STH) pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung sebesar 9,1%. Rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah dasar di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang memiliki sarana sarana air minum unimproved sebesar 12,7%, sarana sanitasi unimproved sebesar 44,5%, sarana higiene unimproved sebesar 21,8% . Sarana air minum (p=0,001; Exp(B)= 10,11) merupakan faktor risiko dominan terhadap infeksi soil-transmitted helminth (STH) pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
The World Health Organization (WHO) advocates the integration of programs to treat helminthiasis with the intervention of Water, Sanitation and Hygiene (WASH). When compared to the coverage of Bandung Regency, Dayeuhkolot District in 2015 and 2016 still had water, sanitation and hygiene (WASH) coverage in the form of access to decent drinking water facilities and healthy latrines which were low and tended to decline from year to year. This study is an epidemiological study that aims to analyze drinking water, sanitation and hygiene facilities, individual characteristics and individual behavior towards soil-transmitted helminth (STH) infection with research subjects in households with primary school-aged children in Dayeuhkolot District, Bandung Regency. This research took place from May to June 2019. This study used a questionnaire and laboratory tests in data collection. The results of the study show the prevalence of soiltransmitted helminth (STH) infection in primary school-aged children in Dayeuhkolot District, Bandung Regency, at 9.1%. Households that have primary school age children in Dayeuhkolot District, Bandung Regency that have unimproved drinking water facilities at 12.7%, unimproved sanitation facilities at 44.5%, unimproved hygiene facilities at 21.8%. Drinking water facilities (p = 0.001; Exp (B) = 10.11) is the dominant risk factor for infection with soil-transmitted helminth (STH) in primary school-aged children in Dayeuhkolot District, Bandung Regency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Stewart Narpati
Abstrak :
Anemia pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan serta menyebabkan prestasi yang berkurang. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu propinsi yang memiliki paling banyak anak-anak dengan gizi buruk di Indonesia. Survey sebelumnya menemukan bahwa prevalensi STH pada populasi mencapai 30%. Studi ini bertujuan mengetahui prevalensi dan hubungan antara infeksi cacing tambang dan anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Desain studi adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari Departemen Parasitologi, FKUI pada April 2011. Data untuk analisis diperoleh dengan mengambil sampel tinja dan darah dari anak-anak sekolah berusia dibawah 18 tahun pada Mei 2010. Infeksi cacing tambang ditentukan dengan metode konsentrasi formol-ethyl asetat. Pemeriksaan kadar haemoglobin menggunakan mesin Sysmex KX21. Jumlah partisipan adalah 262 anak, dan 10.3% termasuk dalam kategori anemia. Dari 94.7% yang mengumpulkan sampel tinja, 10.0% anak terinfeksi oleh cacing tambang, dan dari anak-anak yang terinfeksi, 20.0% persen tergolong anemia, dibandingkan dengan 9.0% dari yang tidak terinfeksi oleh cacing tambang. Hasil analisa multivariat yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada kasus anemia antara anak-anak yang terinfeksi cacing tambang dibanding dengan yang tidak terinfeksi cacing tambang (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi cacing tambang dan status anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Pengobatan cacing dan anemia harus diberikan untuk semua anak yang menderita. Edukasi perlu diberikan kepada semua orang mengenai infeksi cacing dan anemia. ......Anemia in children could lead to stunted growth and intellectual retardation. East Nusa Tenggara is one of the provinces with the highest percentage of ‘very thin’ children in Indonesia, and the hygienic behavior was also very low. A preliminary survey showed that the prevalence of STH was as high as 30%. This study aimed to explore the prevalence of hookworm infection and anemia in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara, and to investigate the relationship between those two variables. This was a cross sectional study using secondary data provided from the Department of Parasitology, FKUI on April 2011. Blood and stool samples were collected from children aged below 18 years old living in Nangapanda Subdistrict on May 2010. Hookworm eggs examination in the stool was performed using the formol-ethyl acetate concentration method. Haemoglobin levels were measured using the blood analyzer Sysmex KX21.There were 262 children participated in this study. 10.3% were anemic. 94.7% of the participants collected their stool samples, and 10.0% of them were infected with hookworms. 20.0% of those infected with hookworms were also anemic, compared to 9.0% of those with no hookworm infection. Multivariate analysis showed that (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). No significant association was found between hookworm infection and anemia in the children living in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara. Treatment of hookworm infection and anemia should be done for those who are infected. Health promotion regarding hookworm infection and anemia should be given to everyone.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>