Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mina Senjani
"

Kelembaban tanah merupakan kebutuhan dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan informasi kelembaban tanah regional diperlukan untuk tujuan pertanian. Pemanfaatan data satelit merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan informasi kelembaban tanah di suatu wilayah. DAS Cirasea dipilih sebagai daerah penelitian karena mempunyai lahan pertanian yang luas dan intensif. Tujuan penelitian ini adalah menganalis pola spasial kelembaban tanah dan sebaran wilayah kering dan hubungannya dengan kondisi fisik wilayah. Data kelembaban tanah diperolah melalui proses pengolahan data Citra Landsat 8 menggunakan metode Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) selama periode musim kemarau (Mei-Oktober) 2019. Pengukuran kelembaban tanan secara langsung di lapangan juga dilakukan pada bulan Agustus 2019 menggunakan alat Soil Moisture Meter. Kelembaban tanah di DAS Cirasea menunjukan pola yang seragam selama periode musim kemarau tahun 2019. Wilayah kelembaban tanah basah tersebar mengelompok pada wilayah ketinggian >1500 dan berasosiasi dengan penggunaan tanah hutan dan perkebunan, sedangkan wilayah dengan kelembaban tanah kering tersebar tidak beraturan pada ketinggian 500 – 2000 dan berasoiasi dengan penggunaan tanah tegalan. Sebaran wilayah kering di DAS Cirasea cenderung tersebar di bagian barat hingga selatan selama periode musim kemarau. Luas wilayah kering mempunyai korelasi yang signifikan dengan jenis tanah, lereng, dan penggunaan tanah. Wilayah kering banyak tersebar pada wilayah dengan jenis tanah Andosol Coklat, wilayah lereng 8 – 13%, dan penggunaan tanah tegalan.

 


Soil moisture is a basic requirement for plant growth and development, and regional soil moisture information needed for agricultural purposes. Utilization of satellite data is an alternative to obtain soil moisture information in an area. Cirasea watershed was chosen as the study area because it has extensive and intensive agricultural land. This study aims to determine the spatial pattern of soil moisture and to determine the distribution of dry areas and its relationship with the physical condition. Soil moisture data processed through Landsat 8 Image using the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) method during the dry season (May-October) 2019. Measurement of field soil moisture was also carried out in September 2019 using a Soil Moisture Meter. The results showed that soil moisture in the Cirasea watershed shows a uniform pattern during the dry season period in 2019. Areas with wet soil moisture scattered in groups at an altitude >1500 m msl and are associated with forest and plantation land use, while areas with dry soil moisture are randomly distributed altitude 500 – 2000 m msl and associated with the moor landuse. The distribution of dry areas in the Cirasea watershed tends to spread out in the west to the south during the dry season period. The dry area has a significant correlation with physical conditions such as soil type, slope, and land use. Dry areas widely distribution with brown Andosol soil types, slopes of 8-13%, and land use is a moor.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Indrastoto
"Kecamatan Mancak adalah kecamatan yang paling sering terjadi tanah longsor di Kabupaten Serang. Dengan tanah longsor bisa diprediksi melalui kelembapan tanah dan biasanya tanah longsor sering terjadi di tanah yang lembap, maka ada kemungkinan bahwa hal tersebut benar. Penelitian ini menggali persebaran spasial kelembapan tanah dengan tanah longsor di Kecamatan Mancak serta menguji keterkaitan antara kelembapan tanah dengan tanah longsor. Untuk mengeksplorasi persebaran spasial kelembapan tanah dan tanah longsor tersebut, sistem informasi geografis dapat digunakan untuk meng-overlay peta kelembapan tanah dengan peta tanah longsor dan menggunakan metode korelasi Pearson untuk mengeksplorasi korelasi antara kelembapan tanah dengan tanah longsor. Hasil dari overlay dan uji statistika adalah adanya hubungan berbanding terbalik antara kelembapan tanah dengan tanah longsor.

Mancak Subdistrict has the most landslides among all other subdistricts in Serang Regency. As landslides are predicted via knowing the soil moisture and landslides likely to occur at moist soils, there are chances that that is actually correct. This research studies spatial distributions of soil moisture and spatial distribution of landslides in the subdistrict and also studies the linkage between soil moisture and landslides. The research uses geographical information system to overlay the maps of soil moisture and landslides and find correlations between both using Pearson’s correlation. The result is the reverse as landslides tends to occur at lower soil moisture."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraheni Setyaningrum
"ABSTRAK
Kebakaran lahan gambut berkaitan erat dengan perubahan sifat alamiah gambut yang mudah kering, sehingga diperlukan monitoring besaran tinggi muka air TMA pada Kesatuan Hidrologis Gambut KHG . Keberadaan alat observasi SESAME dengan sensor yaitu TMA, kelembaban tanah, curah hujan dan suhu permukaan dapat membantu dalam memperoleh informasi real time karakteristik fisik lahan gambut. Pendekatan data penginderaan jauh dengan citra Terra MODIS dan data CHIRPS digunakan dalam memperoleh kondisi karakteristik fisik untuk area cakupan yang lebih luas. Kelembaban tanah TVDI dari citra Terra MODIS diperoleh dari hasil hubungan indeks vegetasi EVI dan suhu permukaan LST , sedangkan data curah hujan diperoleh dari data CHIRPS. Tujuan utama penelitian adalah menganalisa variasi spasial dan temporal data TMA serta hubungannya dengan variabel kelembaban tanah, curah hujan, tingkat kehijauan dan suhu permukaan baik itu yang terpasang pada alat observasi maupun penginderaan jauh. Analisa data secara statistik dengan metode korelasi pearson product moment dan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara TMA dan variabel kelembaban tanah dari sensor di alat observasi, dengan nilai R tertinggi di Kecil1 sebesar 0,885. Ditinjau dari gabungan semua data diperoleh nilai R sebesar 0,357. Sedangkan hubungan TMA dan variabel dari data penginderaan jauh menunjukkan kelembaban tanah dan curah hujan memiliki hubungan signifikan, dengan nilai R untuk gabungan semua data sebesar 0,779. Persamaan yang dihasilkan untuk KHG Provinsi Kalimantan Tengah adalah Y = -7.321 ndash; 0.710 EVI 0.021 LST 0.277 TVDI 0.069 CHIRPS. Berdasarkan gambaran sebaran spasial dan temporal 16 harian tahun 2017 TMA di KHG Provinsi Kalimantan Tengah secara umum berada di ambang batas 0,4 meter, terutama pada musim kemarau.

ABSTRACT
Peatland fire closely related to natural changes of water balance condition, in this case, we need to monitor groundwater level in peatland hydrological unit KHG .The existence of SESAME observation ground station with sensors ie groundwater level TMA , soil moisture, rainfall and surface temperature can assist in obtaining real time information of physical characteristics of peatlands. The study uses remote sensing data Terra MODIS and CHIRPS to obtain conditions of physical characteristics for a wider coverage area. Soil moisture data TVDI from Terra MODIS was derived from the relationship of vegetation index EVI and surface temperature LST , while rainfall data generated from CHIRPS data. The main objectives of the study are to analyze the spatial and temporal variations of groundwater level and their relation to soil moisture variables, rainfall, vegetation index, and surface temperatures of both those attached to SESAME observation and remote sensing data. Statistical data analysis with Pearson product moment correlation method and multiple linear regression is used to know the relationship. The results showed that there is a significant relationship between groundwater level and soil moisture variables from the sensor in the observation tool, with the highest R value in SESAME Kecil1 of 0.885. Judging from the combination of all data obtained R value of 0.357. While the relationship of TMA and variable from remote sensing data shows soil moisture and rainfall have significant relation, with R value for all data combination equal to 0,779. The resulting equation for KHG of Central Kalimantan Province is Y 7.321 0.710 EVI 0.021 LST 0.277 TVDI 0.069 CHIRPS. Based on the description of the spatial and temporal distribution of 16 daily 2017 TMAs in KHG Central Kalimantan Province is generally at the threshold of 0.4 meters, especially in the dry season. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Shafira Dwi Arlan
"

Peristiwa Indian Ocean Dipole ditahun 2019 telah menyebabkan beberapa kejadian kering di DAS Cilutung. Dibutuhkan informasi nilai kelembaban tanah baik secara spasial, temporal dan perubahannya untuk mengidentifikasi nilai kelembaban tanah sebagai faktor kekeringan di DAS Cilutung. Data Landsat 8 OLI-TIRS dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai kelembaban tanah berdasarkan metode Soil Moisture Index (SMI) dengan menerapkan metode segitiga antara Land Surface Temperature (LST) dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Penelitian ini melakukan analisis pola spasial kelembaban tanah dan mengidentifikasi karakteristik fisik yang terbentuk di wilayah dengan nilai kelembaban tanah kering dan sangat kering di DAS Cilutung selama periode bulan kering tahun 2019. Hasil penelitian menunjukan selama periode bulan kering tahun 2019 di DAS Cilutung nilai Soil Moisture Index akan semakin tinggi pada lereng yang curam, penggunaan tanahnya berupa semak belukar, hutan, dan pertanian lahan kering campuran, pada jenis tanah podsolik merah kuning sedangkan nilai Soil Moisture Index akan semakin rendah pada lereng datar, penggunaan tanah permukiman dan tanah terbuka, pada jenis tanah grumusol. Berdasarkan analisis pengelompokan metode K-Means, wilayah dengan nilai kelembaban tanah kering dan sangat kering memiliki karakteristik fisik lereng datar, penggunaan tanah hutan, seperti permukiman, pertanian lahan kering campuran, tanah terbuka dan sawah serta memiliki jenis tanah grumusol, latosol dan andosol.


The Indian Ocean Dipole event in 2019 has caused several drought events in the Cilutung Watershed. The information about the spatial and temporal soil moisture distribution along its changes is needed to identify soil moisture values as a drought factor in the Cilutung Watershed. The Landsat 8 OLI-TIRS data used to get the value of soil moisture based on Soil Moisture Index method by applying the triangle method between Land Surface Temperature (LST) and Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). This study analyses the spatial patterns of soil moisture and identifies physical characteristics that are forming in the areas with dry and very dry soil moisture values in the Cilutung Watershed during the dry period in 2019. The results showed that in the Cilutung Watershed during the dry month period in 2019, the Soil Moisture Index value would be higher on steep slopes, with the land-use consisting of shrubs, forests and mixed dryland agriculture, with the type of soils, red-yellow podzolic while the Soil Moisture Index value would be lower on the flat slopes, with the land-use consisting of residential land and open land, with the type of soils grumusol. Based on the K-Means grouping analysis method, the areas with dry and very dry soil moisture values in the Cilutung Watershed tends to have physical characteristics of flat slopes, the type land use such as settlement, mixed dryland agriculture, open land and rice fields, with the soil types grumusol, latosol and andosol.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Afifah
"Semarang adalah Ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memegang peran penting dalam perkembangan ekonomi, sosial dan pemerintahan. Genangan banjir yang setiap tahun terjadi menjadi salah satu penghambat perkembangan daerah tersebut. Selain dari faktor topografi Kota Semarang yang memiliki elevasi yang datar dan rendah pada bagian utara yang berhadapan langsung dengan laut serta penurunan permukaan tanah yang terjadi setiap tahunnya membuat daerah ini sangat rentan terjadi banjir rob. Terdapat beberapa faktor penting yang memiliki andil besar, contohnya kenaikan curah hujan yang ekstrim, kelembapan tanah dan kapasitas pompa dari sistem polder. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi genangan banjir pada peristiwa curah hujan ekstrim dengan mempertimbangkan faktor kelembapan tanah dan kinerja sistem pompa yang ada dan memberikan rekomendasi terhadap sistem pengendalian banjir yang ada. Terdapat 2 DAS yang dijadikan objek penelitian yaitu DAS Garang dan DAS Silandak. Simulasi dilakukan dengan menggunakan sebaran hujan yang terjadi di Semarang pada tnaggal 6 Februari 2021, serta 2 kondisi kelembapan tanah yaitu, AMC II dan AMC III dengan memodelkan kapasitas pompa yang ada pada sistem aliran tersebut. Permodelan dilakukan dengan bantuan ArcMap untuk pemetaan, HEC-HMS untuk permodelan hidrologi dan RAS MAPPER untuk permodelan hidrolika atau genangan, Pada hasil analisis kedua simulasi tersebut terlihat perbedaan debit puncak banjir sebanyak 20% pada outlet DAS Garang dan 1.61 % dan 2.23% pada kedua outlet DAS Silandak dan juga perbedaan daerah genangan maksimum seluas 0.6 km2 antara AMC II dan AMC III. Dalam rekomendasi kapasitas dilakukan peningkatan kapasitas sebanyak 2 kali lipat dari kondisi eksisting dengan target dapat mengurangi tinggi genangan hingga 75% dan/atau mengurangi jam operasi pompa hingga 60%.

Semarang is the capital of Central Java Province which plays an important role in economic, social, and government development. Floods that occur every year are one of the obstacles to the development of the area. Apart from the topography of the city of Semarang, which has a flat and low altitude in the north, which is directly facing the sea, as well as land subsidence which occurred every year makes this area is very vulnerable to tidal flooding. Several important factors play a big role, for example, extreme rainfall, soil moisture, and pump capacity of the polder system. The purpose of this study is to evaluate extreme rainfall events by considering the soil moisture factor and the performance of the existing pump system and provide recommendations for the existing flood control system. 2 watersheds are used as research objects, namely the Garang watershed and the Silandak watershed. The simulation was carried out using the distribution of rain that occurred in Semarang on February 6, 2021, as well as 2 conditions of soil moisture, namely, AMC II and AMC III by modeling the pump capacity in the water system. The modeling is carried out with the help of ArcMap, HEC-HMS for hydrological modeling, and RAS MAPPER for hydraulics modeling or for, The results of the analysis of the two simulations show that there is a 20% difference in peak flood discharge at the Garang watershed outlet and 1.61% and 2.23% at both outlets of Silandak watershed as well as flood area difference of ​​0.6 km2 between AMC II and AMC III. In the pump capacity recommendation, an increase in capacity is carried out by 2 times the existing condition with the target of reducing the risk by 75% and/or reducing pump operating hours by 60%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library