Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridha Fachrizal
"ABSTRACT
Skripsi ini akan membahas tentang peran Madrasah Nizamiyah sebagai soft power Kesultanan Seljuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Madrasah Nizamiyah merupakan sebuah institusi pendidikan tinggi yang didirikan oleh Nizam al-Mulk. Tujuan utama didirikannya Madrasah Nizamiyah adalah untuk menghalau hegemoni dan perkembangan Syi rsquo;ah di wilayah Kesultanan Seljuk. Madrasah Nizamiyah dijadikan sebagai perangkat untuk mempertahankan kekuasaan karena pada masa itu aktivitas intelektual Syi rsquo;ah sangat berkembang di masyarakat. Praktik yang demikian dikenal dengan istilah soft power. Nye 2004 mengatakan bahwa soft power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan melalui attraction ketertarikan daripada paksaan ataupun bayaran. Soft power memiliki tiga soft power resources sumber soft power , yaitu budaya, nilai, dan kebijakan. Vuving 2009 mengatakan untuk menilai kekuatan suatu soft power, dapat menggunakan suatu teori yang dia sebut sebagai Soft Power Currencies. Soft power currencies mencakup tiga aspek, yaitu benignity kedermawanan, brilliance kecemerlangan, dan beauty keindahan. Dengan menggunakan teori tersebut, penulis menemukan empat pengaruh yang dihasilkan, yaitu 1 masyarakat turut serta dalam pengembangan fungsi perpustakaan Madrasah Nizamiyah sebagai tempat diskusi dan penelitian; 2 Madrasah Nizamiyah menjadi percontohan bentuk pendidikan tinggi bagi banyak institusi pendidikan tinggi di dunia Islam; 3 sistem pada Madrasah Nizamiyah menginspirasi konsep pendidikan tinggi di dunia Barat; 4 masyarakat sangat antusias belajar di Madrasah Nizamiyah. Bahkan, ada sebagian yang berpindah madzhab hanya demi belajar dan mengajar di Madrasah Nizamiyah. Dilihat dari empat pengaruh tersebut, Madrasah Nizamiyah telah berhasil menjalankan perannya sebagai soft power Kesultanan Seljuk untuk membuat pengaruh Syiah di wilayah Kesultanan Seljuk berkurang dan beralih ke pemahaman Sunni.

ABSTRACT
This thesis focuses on the role of Madrasah Nizamiyah as soft power of Great Seljuk Empire. The method that used in this research is historical method. Madrasah Nizamiyah is an higher education institution which created by Nizam al Mulk. The main objective of Madrasah Nizamiyah is to drive away the hegemony and development of Shias doctrines. Madrasah Nizamiyah was used as a property to preserve Great Seljuk Empire rsquo s power because at that time Shia intelectual activities are growth well in societies. They were using soft power. Nye 2004 said that soft power is an ability to get what we want through attractions rather than coercion or payments. Soft power has three soft power resources, that are culture, value, and policy. Vuving 2009 said that if we want to measure the power of soft power, we can use a theory called Soft Power Currencies. Soft Power Currencies has three aspects, that are benignity, brilliance, and beuty. Analysing by this theory, I find four impressions by societies, 1 they contribute to develop the function library of Madrasah Nizamiyah become a discussion and research spot. 2 Madrasah Nizamiyah was becoming a figure of Islamic higher education institutions in Islamic world 3 Madrasah Nizamiyahs system was inspiring the higher education institutions concept in West 4 they are very enthusistic to learn in Madrasah Nizamiyah. According to that four impressions, Madrasah Nizamiyah has been successed as the soft power of Great Seljuk Empire to make Shi rsquo i hegemony drastically decreased and turn to Sunni."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tahun ini 32 dua tahun yang lalu, Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Papua Nuigini (PNG) sebagai bagian dari perluasan regional Indonesia dengan negara-negara Pasifik Selatan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Amalia
"Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh yang diberikan virtual Youtuber Jepang kepada virtual Youtuber di Indonesia. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis, dan konsep Soft Power milik Nye dan teori Soft Power Currencies oleh Vuving. Setelah virtual Youtuber Kizuna AI mencetuskan istilah “Virtual Youtuber”, keberadaan virtual Youtuber semakin mendapatkan perhatian dan diminati oleh banyak orang. Hal ini membuat Pemerintah Jepang memanfaatkan virtual Youtuber Jepang sebagai salah satu sumber soft power mereka. Tiga Soft Power Currencies digunakan untuk mengukur bagaimana virtual Youtuber Jepang dapat berkerja sebagai soft power Jepang terhadap virtual Youtuber Indonesia. Pertama, benignity, munculnya rasa suka dari kelompok creator virtual Youtuber Indonesia terhadap virtual Youtuber Jepang, serta rasa terima kasih kepada virtual Youtuber Jepang yang memberikan kesempatan kepada beberapa virtual Youtuber Indonesia untuk mengikuti acara virtual Youtuber yang ada. Kedua, brilliance, banyak kelompok creator virtual Youtuber di Indonesia yang mulai membuat virtual Youtuber karena tertarik dan terinspirasi dengan virtual Youtuber Jepang. Ketiga, beauty, karena memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghibur para penontonnya, membuat virtual Youtuber Indonesia mencontoh cara-cara yang telah dilakukan oleh virtual Youtuber Jepan.

This study discusses the influence of Japanese virtual Youtubers virtual towards Indonesian virtual Youtubers. The author of the study employs descriptive analytical methods, Nye’s Soft Power concept and Vuving’s Soft Power Currencies theory. After virtual Youtuber Kizuna AI coined the term "Virtual Youtuber," the existence of virtual Youtuber gained significant recognition and attention among many people. This makes the Japanese Government utilizes Japanese virtual Youtubers as one of their soft power resources. Three Soft Power Currencies were used to measure how Japanese virtual Youtubers works as one among Japanese soft powers on Indonesian virtual Youtubers. Firstly, Benignity, the emergence of the positive attitudes within Indonesian virtual Youtuber creator community towards Japanese virtual Youtubers, as well as the gratitude to the Japanese virtual Youtubers for giving opportunities to several Indonesian virtual Youtubers to take part in the existing virtual Youtuber event(s). Secondly, Brilliance, the appearance of Indonesian virtual Youtuber creators who started producing virtual Youtuber contents due to their interests to and inspirations from the Japanese virtual Youtubers. Thirdly, Beauty, the existence of similar objectives of both Japanese and Indonesian virtual Youtubers which is to entertain their respective audience, causing Indonesian virtual Youtubers to imitate the methods conducted by Japanese virtual Youtubers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamil Ghiffary A.
"ABSTRAK
Konsep dari gastrodiplomacy atau yang biasa disebut sebagai culinary diplomacy adalah sebuah teori yang memanfaatkan kuliner sebagai instrumen penting dalam komunikasi antar negara. Komunikasi menggunakan kuliner tersebut berusaha untuk menghilangkan perbedaan yang pada umumnya dibatasi oleh keragaman budaya, ideologi maupun politik dengan menyamakan selera pada satu hidangan yang tersedia. Penyamaan selera dalam makanan diharapkan berujung pada peningkatan interaksi serta kerjasama antar bangsa, yang diawali dengan masuknya informasi, pesan dan ideologi yang terkandung dalam makanan tersebut. Penerimaan pesan tersebut menjadi sebuah kunci awal yang krusial bagaimana sebuah ideologi asing dari negara lain bisa diterima pada sebuah bangsa. Pemilihan sushi sebagai instrumen utama Jepang dalam praktik gastrodiplomacy Jepang terhadap masyarakat global merupakan gerakan yang sangat berpotensial. Selain sebagai salah satu makanan yang paling dikenali dan digemari di seluruh dunia, sushi juga memiliki catatan historis dan memiliki ikatan yang kuat dengan sistem kebudayaan masyarakat Jepang. Terdapat beberapa hal yang harus dianalisis terlebih dahulu, namun bentuk gastrodiplomacy adalah gerakan yang sangat menjanjikan bagi negara yang modern.

ABSTRACT
The concept of culinary diplomacy or gastrodiplomacy is primaly about utilizing food or culinary as the main instrument of communication between nations. Food or culinary based communication as the media of gastrodiplomacy tries to obliterate the differences between nations divided by cultures, political agendas and ideologies. The main purpose is to provide a similarity of the taste within the culinary itself with expectation of increased interaction between nations in the future as well as coorporation, started by an acceptance of information inside the food such as cultural messages and ideologies from its origin nation. An acceptance of the food as well as the messages within the food is the main key of how foreign ideologies to be successfully rooted into a society. Subsequently, the choosing of sushi for the prime instrument for Japan as their main Soft Power media is a potentially positive action. Aside of how sushi is a well known culinary dish in all over the world, sushi also has a very long historical stories as well as strong connection with Japanese Traditional Society. Thereupon there are several data need to be analyzed for further identification. However gastrodiplomacy is a promising motion for a modern nation."
2017
S68198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Muh. Zulkaramy Temmu P. Amiruddin
"ABSTRAK
Soft Power adalah kemampuan untuk mengubah atau memengaruhi kelompok lainnya melalui aset-aset yang sifatnya takbenda. Soft power tersebar melalui arus globalisasi, sehingga memungkinkan orang-orang di berbagai belahan dunia dapat menerima dampak dari soft power. Salah satu bentuk dari soft power adalah diplomasi kebudayaan melalui kuliner atau dikenal dengan teori gastrodiplomacy. Gastrodiplomacy adalah proses diplomasi yang menjadikan kuliner sebagai alat utama untuk meningkatkan kualitas hubungan antar negara, melalui diplomasi jenis ini, diharapkan nilai-nilai implisit dari kuliner seperti nilai budaya, sejarah, dan norma-norma yang terkandung dapat tersampaikan dan diterima dengan baik di negara lain. Ramen merupakan salah satu kuliner populer Jepang yang telah tersebar secara global, ramen memiliki catatan historis yang panjang dan dalam, serta kaya akan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan masyarakat Jepang. Dengan demikian ramen dapat menjadi aset gastrodiplomacy yang potensial bagi Jepang, dan menggunakan ideologi-ideologi yang terkandung dalam ramen sebagai bentuk soft power mereka.

ABSTRACT
Soft power is an ability to change or influence other communities through intangible assets . Soft power spread through globalization, therefore it is possible for everyone in the world to receive the impact of the soft power. One of the forms of soft power is cultural diplomacy through culinary or commonly known as gastrodiplomacy theory. Gastrodiplomacy is a diplomacy process which uses culinary as a major tool to increase relationship quality among nations, through this kind of diplomacy, it is expected that the implicit values of culinary such as cultural values, history, and norms can be conveyed and well received in other nations. Ramen has become one of the most popular food in Japan which has been widespreaded globally. Historically, ramen has a huge progress development and has a plenty of Japanese cultures related to its society, therefore it can be a potential gastodiplomacy asset of Japan itself, by utilizing ideologies contained in ramen as their own soft power."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Linda
"Dewasa ini, signifikansi opini publik terhadap perumusan berbagai kebijakan luar negeri suatu negara kian terasa. Opini Publik, kunci sebuah negara memperoleh pemahaman dunia internasional. China yang menyadari pentingnya hal ini telah melakukan beragam usaha diplomasi, salah satunya dengan penyelenggaraan Chinese Bridge Competition. Kegiatan ini ditenggarai sebagai bagian dari upaya China meningkatkan Powernya (terutama soft power) di dunia, termasuk Indonesia. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif eksplanatif. Dengan wawancara mendalam diperoleh kesimpulan bahwa tahapan-tahapan dan aspek penyelenggaraan kegiatan mampu berperan dalam pembentukan image, pola pandang serta cara berpikir masyarakat Indonesia yang berpengaruh pada pembentukan opini publik Indonesia terhadap China.

Recently, public opinion in foreign policy making process significant growing. China realize the impotance of this public opinion. This makes China do any diplomacy ways, such as Chinese Bridge Competition. This thesis discusses the activities of Chinese Bridge Competition that held by China in order to improve the country's soft power in the world, including Indonesia. The research method is qualitative descriptive explanatif. The data were collected by deep interview. Researcher suggest that through the stages and element of the activities, Chinese Bridge Competition are able to built image, pattern of view and ways of Indonesian opinion to China."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28000
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vennesa Naomi Wayoan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahastentang balet Rusia dan pengaruh persebarannya di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori Soft Poweroleh Joseph S Nye dalam buku The Future Of Power (2011) dan Rusifikasi dari Geoffrey Hasking dalam buku Russia: People And Empire, 1552-1917 (1997). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kondisi sosial politik Indonesia dan Rusia mempengaruhi persebaran balet yang ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik wawancara, yang ditunjang pula dengan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa persebaran balet di Indonesia dipengaruhi oleh hubungan sosial politik Indonesia dan Rusia pada masa Orde Lama dengan Uni Soviet hingga Era Reformasi.

ABSTRACT
This research explains about Russian ballet and the influence it is of development ballet in Indonesia. This research uses Soft Power theory of Joseph S Nye in his book The Future Of Power (2011) and Rusification of Geoffrey Hasking in his book Russia: People And Empire, 1552-1917 (1997). Also, the main purpose of this writing is to prove that the social and political situation in Indonesia and Russia might have influenced the distribution of Ballet in Indonesia. This research mainly based on a qualitative sources, using interview technique and literature review.
The results of study prove that the spreading of Ballet in Indonesia affected by the relationship of social political between Indonesia and Russia in Old Order Era until the Era of Reformation in Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Texania
"Tesis ini membahas diplomasi publik Amerika Serikat di Eropa pada masa perang dingin dana pengaruhnya terhadap nilai ekonomi seni Amerika Serikat. pengaruh ini dilihat dari interaksi diplomasi publik dengan agen agen seni Amerika Serikat dan bagaimana sinerginya dapat berpengaruh terhadap nilai ekonomi seni lukis asal Amerika dan film Hollywood. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam melihat permasalahan ini penelitian berikut menggunakan pendekatan soft power dan keterkaitannya dengan diplomasi publik. Dalam pembahasan berikut, seni dalam konsep kenegaraan Amerika Serikat dapat berkembang karena kaitannya dengan pengolahannya sebagi sumber soft power di ranah domestik yang kemudian bersinergi dengan elemen diplomasi publik, diplomasi ekonomi dan situasi politik dunia ditengah perang dingin.

This thesis analyzes United States public diplomacy during cold war operated in the Europe and it?s influence on american art?s economic value. This operation is examined from United States public diplomacy interactions with artworld agents and how this cooperation impacts the economic value of Unites States Abstract Painting dan Hollywood Movies. This research is a qualitative research with descriptive approach and using soft power in public diplomacy as theoritical approach. A strong foundation in ideological factor in American Art grew into a strong competence to expand in the global scene during the cold war with multiagent support from public diplomacy, economic diplomacy and private agencies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30566
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Noviyanti
"Jepang terkenal sebagai negara yang kuat dengan culture powernya. Salah satu produk budaya populer Jepang yang terkenal adalah yuru kyara. Yuru kyara merupakan maskot
unik dibuat untuk mempromosikan suatu event, organisasi, kota dan lain-lain. Penelitian ini membahas peran yuru kyara sebagai duta budaya oleh negara asing di Jepang, yaitu negara Israel, Amerika, Finlandia, Afganistan dan Thailand. Terdapat tiga langkah dalam penelitian ini, langkah pertama pengumpulan data yang bersumber dari buku, jurnal dan artikel yang membahas yuru kyara. Langkah kedua penentuan data yang relevan terkait
dengan diplomasi budaya Jepang dengan negara asing. Langkah ketiga menganalisa peran yuru kyara dari data yang telah ditentukan di langkah kedua. Ditemukan bahwa tiga negara yang lebih aktif dalam memanfaatkan peran yuru kyara, yaitu Israel, Amerika dan Finlandia. Israel memfokuskan pengunaan yuru kyara di bidang pariwisata, sedangkan Amerika di bidang pendidikan dan Finlandia di bidang pariwisata serta budaya. Negara Afganistan dan Thailand untuk saat ini belum memaksimalkan penggunaan yuru kyara dalam diplomasi budayanya. Disarankan dilakukan penelitian lanjutan mengenai persentase
keberhasilan yuru kyara diukur dari tiga faktor diplomasi budaya.
Japan is known as a strong country with culture power. One of the popular products of Japanese popular culture is Yuru kyara. Yuru kyara is a unique mascot created to promote an event, organization, city and others. This final project discusses the role of the yuru kyara as acultural ambassador from foreign countries in Japan, Israel, America, Finland, Afghanistan and Thailand. There are three steps in this final project, the first step
is collecting data sourced from books, journals and articles that discussed yuru kyara. The second step is the determination of relevant data related to Japanese cultural diplomacy with foreign countries. The third step is analyzes the role of the yuru kyara from the data
specified in the second step. It was found that three countries were more active in exploiting the role of yuru kyara is Israel, America and Finland. Israel focuses on the use of the yuru kyara in tourism, while America in education and Finland in tourism and culture. Afghanistan and Thailand have not yet maximized the use of yuru kyara in cultural diplomacy. It is recommended that further research be made related the percentage of success of the yuru kyara measured by three factors of cultural diplomacy.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afrianti Wulandari
"Tesis ini menganalisis kreativitas, kebersamaan dan pendidikan dalam Jak-Japan Matsuri 2009-2013 sebagai diplomasi budaya Jepang. Dengan menggunakan teori soft power didukung oleh konsep diplomasi budaya, konsep kebudayaan dan konsep sosialisasi. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah Jepang secara aktif menggelar perayaan pekan budaya Jepang di Jakarta yang dinamai Jak-Japan Matsuri. Penyelenggaraan perayaan ini berisikan kegiatan pertunjukan budaya Jepang dan Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan dengan adanya bekerjasama antara warga negara Jepang di Jakarta didukung oleh pemerintah Jepang bekerjasama dengan Indonesia melalui pemerintah daerah khusus ibu kota Jakarta. Jak-Japan Matsuri dapat dikatakan telah menciptakan ketertarikan dan kekaguman masyarakat Indonesia yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, dilihat dari jumlah pengunjung yang selalu padat tiap tahunnya.

This thesis analyzes of creativity, unity and education in the Jak-Japan Matsuri Japan 2009-2013 as cultural diplomacy. By using the soft power theory is supported by the concept of cultural diplomacy, cultural concepts and the concept of socialization. In the last five years, the Japanese government is actively held a celebration of Japanese culture week in Jakarta, called Jak-Japan Matsuri. This festival consists of performances of Japanese culture activities and Indonesia. This event was organized with the collaboration between Japanese citizens in Jakarta, supported by the Japanese government in cooperation with the Indonesian government through capital city of Jakarta government. Jak-Japan Matsuri Can be said to have created the interest and admiration of the people of Indonesia who live in Jakarta and surrounding areas, judging from the number of visitors each year who are always crowded.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>