Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priscilla Geraldine
Abstrak :
Latar belakang: Gejala nonmotorik sangat umum ditemukan pada pasien dengan Parkinsonisme, dan bahkan dapat muncul sebelum onset gejala motorik. Gejala ini berpotensi memperburuk kualitas hidup pasien, tetapi sering kali terlewatkan pada pasien dengan Parkinsonisme dibandingkan gejala motoriknya. Interaksi berbagai faktor berperan penting dalam muncul dan beratnya gejala pada Parkinsonisme, salah satunya faktor demografis pasien. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan faktor demografis dengan gejala nonmotorik pasien dengan Parkinsonisme. Metode: Penelitian ini dilakukan pada 50 pasien dengan Parkinsonisme di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dengan desain studi cross-sectional. Faktor sosiodemografis yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status pernikahan. Gejala nonmotorik diukur dengan kuesioner Movement Disoreder Society Unified Parkinson's Disease Rating Scale (MDS-UPDRS) Bagian I. Analisis bivariat dilakukan dengan uji t tidak berpasangan dan ANOVA, sedangkan regresi linear digunakan untuk analisis multivariat. Hasil: Karakteristik subjek penelitian mayoritas berusia 65 tahun (90%), laki-laki (56%), berpendidikan tinggi (50%), berpenghasilan Rp2.500.00 bersifat protektif terhadap beratnya gejala nonmotorik, sedangkan pendidikan rendah dan status sudah menikah meningkatkan beratnya gejala. Analisis tiap domain MDS-UPDRS Bagian I menemukan faktor usia berhubungan bermakna dengan gejala konstipasi; jenis kelamin berhubungan bermakna dengan nyeri; tingkat pendidikan berhubungan bermakna dengan halusinasi, depresi, gangguan tidur, dan konstipasi; tingkat pendapatan berhubungan bermakna dengan gangguan tidur dan pusing saat berdiri; serta status pernikahan berhubungan bermakna dengan gangguan tidur. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografis dengan beratnya gejala nonmotorik pada pasien dengan Parkinsonisme, terutama jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan status pernikahan. Faktor demografis juga ditemukan berhubungan bermakna dengan domain gejala nonmotorik yang berbeda. Hasil studi ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian terhadap gejala nonmotorik, serta memberikan data untuk pengobatan yang sifatnya terpersonalisasi terhadap faktor risiko sosiodemografis pasien dengan Parkinsonisme. ...... Background: Nonmotor symptoms are commonly found in patients with Parkinsonism, and can even present itself before motor symptoms. These symptoms has the potential to impact patient's quality of life, yet are often overlooked in patients with Parkinsonism compared to its motor symptoms. Interaction of various factors play an important role in the appearance and severity of symptoms in Parkinsonism, one of which is patient sociodemographics factors. Therefore, this study was conducted to examine the relationship between sociodemographic factors and nonmotor symptoms in patients with Parkinsonism. Methods: This study was conducted on 50 patients with Parkinsonism at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital with a cross-sectional study design. Sociodemographic factors assessed include age, gender, income level, education level, and marital status. Nonmotor symptoms were measured using the Movement Disorders Society Unified Parkinson's Disease Rating Scale (MDS-UPDRS Part I) questionnaire. Bivariate analysis was performed using independent t test and ANOVA, while linear regression was used for multivariate analysis. Results: Majority of research subjects were aged ≤65 years (90%), male (56%), highly educated (50%), income level Rp2.500.000 are protective against nonmotor symptoms, while lower education and married status increase nonmotor symptoms. Analysis of each domain of MDS-UPDRS Part I found that age was significantly associated with symptoms of constipation; gender is associated with pain; education is associated with hallucinations, depression, sleep disturbances, and constipation; income is associated with sleep disturbances and dizziness on standing; and marital status associated with symptoms of sleeping disturbance. Conclusion: There is a significant relationship between sociodemographic factors and the severity of nonmotor symptoms in patients with Parkinsonism, especially gender, education level, income, and marital status. Demographic factors were also found to be significant with different domains of nonmotor symptoms. Results of this study are expected to increase attention to nonmotor symptoms, as well as provide data for personalized treatment based on sociodemographic risk factors in patients with Parkinsonism.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Johan
Abstrak :
ABSTRAK
Dengue merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia. Pengenalan gejala dan penanganan anak tersangka infeksi dengue oleh orang tua sangat penting untuk memberikan tatalaksana yang tepat dan segera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografis dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua mengenai gejala dan penanganan anak tersangka infeksi dengue di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan secara potong lintang dengan menggunakan kuesioner pada 267 orang tua di Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan pengetahuan sangat baik berjumlah 19.9 , baik berjumlah 32.2 , kurang berjumlah 30.3 , dan sangat kurang berjumlah 17.6 . Kebanyakan subjek memiliki sikap dan perilaku mengenai penanganan anak tersangka infeksi dengue yang sangat baik 31.1 dan baik 55.4 , namun masih terdapat 13.5 subjek dengan sikap dan perilaku kurang. Berdasarkan uji korelasi Spearman, pendidikan p=0.006 dan pekerjaan p=0.032 memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan. Namun, faktor sosiodemografis tidak memiliki hubungan bermakna dengan sikap dan perilaku orang tua mengenai anak tersangka infeksi dengue p>0.05.
ABSTRACT
Dengue is a public health concern in Indonesia. It is important for parents to be able to recognize symptoms and to properly treat children with suspected dengue infection. This research defined the relationship between sociodemographic factors and parents rsquo knowledge, attitude, and behavior regarding symptoms and treatment of children with suspected dengue infection in West Jakarta. A cross sectional questionnaire survey of 267 parents was conducted in West Jakarta. The respondents rsquo knowledge was as follows very good 19.9 , good 32.2 , poor 30.3 , very poor 17.6 . A majority of respondents had good 55.4 and very good 31.1 attitude and behavior while the remaining 13.5 had poor attitude and behavior. Education p 0.006 and employment p 0.032 factors were found to have significant correlation with parents rsquo knowledge. This study also showed that sociodemographic factors did not have significant correlation with parents rsquo attitude and behavior regarding treatment of children with suspected dengue infection p 0.05 .
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Maulana Ismawan
Abstrak :
Latar Belakang : Masalah penyakit gigi dan mulut masih belum mendapatkan perhatian walaupun kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi kesehatan tubuh secara umum. Masalah penyakit gigi dan mulut yang utama secara global adalah karies dan periodontitis. Namun masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak adalah Early Childhood Caries (ECC). Prevalensi ECC masih sangat tinggi terutama di negara berkembang. Terutama pada Indonesia dimana prevalensi ECC mencapai 81,5%. Untuk menurunkan dan mencegah ECC bisa dilakukan dengan memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada anak dengan harapan anak tersebut akan merubah perilaku nya menjadi yang lebih sehat. Kandidat terbaik untuk memberi edukasi tersebut adalah ibu karena ibu merupakan pengasuh utama pada anak dan anak memandang ibu sebagai panutan. Namun untuk memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut yang efektif ibu perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor sosiodemografi. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut anak di Jakarta Selatan. Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan kepada ibu yang memiliki anak TK di area Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, dengan cara menyebarkan kuesioner dari grup Whatssapp tiap TK. Pengambilan data dilakukan pada November 2020. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mencatat faktor sosiodemografi dan pengetahuan, sikap, dan praktik responden. Hasil utama dari kuesioner ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Kemudian skor pengetahuan, sikap, dan praktik diklasifikasikan menjadi respons baik atau buruk berdasarkan median skor responden. Kemudian Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik. Dilanjuti dengan Uji Spearman untuk menguji korelasi antara pengetahuan, sikap, dan praktik. Hasil : Dari 554 ibu, hanya 6% yang mengetahui dosis fluoride untuk anak berusia 3 tahun. Terdapat 39,7% ibu yang tidak mengetahui pentingnya fluoride untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Hanya 20,2% ibu yang datang ke dokter gigi untuk kunjungan rutin. Dari hasil Uji Chi Square didapatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara antara usia dengan praktik, tingkat pendidikan dengan sikap dan praktik, usia ibu saat kelahiran anak pertama dengan sikap, status kerja dengan sikap, dan asuransi kesehatan dengan pengetahuan dan praktik. Hasil Uji Spearman menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan praktik. Kesimpulan : Sebagian besar ibu masih memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang buruk mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Dari hasil ini didapatkan bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik saling mempengaruhi secara signifikan. Beberapa faktor sosiodemografi yang memiliki perbedaan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik ibu adalah tingkat pendidikan, usia ibu saat kelahiran anak pertama, dan asuransi kesehatan ......Background : Oral health problems are still not getting enough attention even though oral health is related to general health. The main oral disease worldwide are caries and periodontitis. But the most frequent oral disease that can occur in children is Early Childhood Caries (ECC). The prevalence of ECC in most developing countries is still high. Particularly in Indonesia where the prevalence of ECC is 81,5%. The way to decrease and prevent ECC is to give dental health education to children with hope that they will change their behavior into a healthier one. The best candidate to give education to children are mothers because they are the main care givers to their Childs and most children see’s their mother as a role model. To give an effective dental health education, the mothers have to have a good knowledge, attitude, and practice toward oral health. Meanwhile, knowledge, attitude, and practice are influenced by sociodemographic factors. So, this study is to assess the relationship between mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward preschool children’s oral health in Jakarta Selatan. Methods : This cross-sectional study was conducted toward mothers that have children in preschool around Jakarta Selatan. The sampling technique that was used in this study was convenience sampling, with spreading questionnaire in every preschool’s WhatsApp group. Data collection were conducted in November 2020. Then, data were collected using questionnaire to report mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. Each knowledge, attitude, and practice’s score were classified into a poor or good response based on the respondent’s median score. Chi-square analysis was used to assess the relationship between sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice. Also, Spearman analysis was used to assess the relationship between knowledge, attitude, and practice. Results : Among 554 mothers, only 6% knows the dose of fluoride for children aged 3 years old. There are 39,7% mothers who didn’t know the important role of fluoride to prevent oral disease. Only 20,2% mothers went to see a dentist for routine checkup. From the Chi-Square analysis it was reported that there is a significant difference between age and practice, level of education and attitude and practice, age of mother at birth of the first children and attitude, mother’s employment status and attitude, and health insurance and knowledge and practice. From Spearman analysis was reported there is a significance difference between knowledge, attitude, and practice. Conclusion : Most mothers still have poor knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. This study shows that knowledge, attitude, and practice are significantly correlated. Sociodemographic factors that has a relation with knowledge, attitude, and practice are level of education, age of mother at birth of the first children, and health insurance
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Setiawaty
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor sosiodemografi terhadap perilaku membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik berdasarkan data hasil Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013. Hasil regresi logit multinomial menunjukan terdapat pengaruh faktor sosiodemografi terhadap perilaku membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik. Faktor sosiodemografi yang paling berpengaruh terhadap perilaku sering membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik berturut-turut adalah daerah tempat tinggal, keterpaparan informasi terkait lingkungan secara langsung, keterpaparan informasi terkait lingkungan melalui media, status kawin, jenis kelamin, status kerja, umur, pendapatan, pengetahuan tentang pengelolaan sampah, dan pendidikan.
ABSTRACT
This research aims to study the influence of sociodemographic factors on the behavior of bringing reusable shopping bag to reduce plastic bag based on data from the 2013 Environmental Caring Attitude Survey employing multinomial logistic regression. The results of the analysis show that statistically socioeconomic and demographic factors have significant on the behavior of bringing reusable shopping bag. The strongest factor is the place of residence followed by exposure of information related to the environment directly, exposure of information related to the environment through the media, marital status, gender, employment status, age, income, knowledge of waste management, and education.
2016
T45588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dovian Emely Suteja
Abstrak :
Tongue coating merupakan lapisan pada dorsum lidah yang berpotensi menjadi fokus infeksi dan sering ditemukan pada lansia karena berbagai faktor. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebersihan mulut dengan tongue coating pada lansia mandiri di Kota Depok serta hubungannya dengan faktor-faktor sosiodemografi. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada lansia mandiri di Kota Depok, Jawa Barat. Tingkat kebersihan mulut diukur menggunakan Simplified Oral Hygiene Index OHI-S . Keberadaan tongue coating dinilai secara visual. Data faktor-faktor sosiodemografi diperoleh dari pengisian kuesioner Hasil: Penelitian melibatkan 89 subjek dengan rentang usia 60-90 tahun. Rata-rata OHI-S ialah 2,94 1,02. Tingkat kebersihan mulut buruk ditemukan pada 41 48,3 subjek. Prevalensi tongue coating ialah 31,5 . Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kebersihan mulut dan tongue coating pada lansia p>0,05 . Faktor-faktor sosiodemografi tidak berhubungan secara signifikan baik terhadap tingkat kebersihan mulut maupun tongue coating p>0,05 . Kesimpulan: Mayoritas subjek lansia mandiri memiliki tingkat kebersihan mulut yang buruk dan tidak mengalami tongue coating. Tingkat kebersihan mulut tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan tongue coating. Faktor-faktor sosiodemografi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan keduanya. ...... Introduction Tongue coating is a layer on the dorsum of tongue that could potentially become a focus of infection and often found in elderly due to various factors. Objectives This study aims to determine the relationship between oral hygiene status and tongue coating among independent elderly in Depok and their relationship with sociodemographic factors. Methods A cross sectional study was conducted on 89 subjects in Depok, West Java. The oral hygiene status was measured using Simplified Oral Hygiene Index OHI S . The presence of tongue coating was assessed visually. Sociodemographic factors data are obtained from questionnaires. Results The study included 89 independent elderly subjects, ranging from 60 to 90 of age. The mean OHI S score is 2.94 1.02. Poor oral hygiene was found in 41 48.3 subjects. The prevalence of tongue coating was 31.5 . No statistically significant association was found between the oral hygiene status and tongue coating among elderly p 0.05 . Sociodemographic factors were not significantly associated with oral hygiene and tongue coating. p 0.05 . Conclusion Most independent elderly subjects have poor oral hygiene and no tongue coating. Oral hygiene is not significantly associated with tongue coating. Sociodemographic factors do not significantly affect the association between both of them.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Septiana
Abstrak :
Berat badan berlebih pada anak merupakan masalah kesehatan global dengan angka kejadian yang semakin meningkat tiap tahunnya Keadaan berat badan lebih dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius pada anak baik sekarang maupun di masa depan. Pencegahan sejak dini adalah upaya yang paling realistis dan esensial untuk mengatasi masalah ini sehingga dibutuhkan upaya identifikasi faktor faktor risiko berat badan berlebih pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar dan hubungannya dengan faktor sosiodemografi berupa usia jenis kelamin suku ayah suku ibu serta urutan lahir. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada bulan Januari tahun 2013 dengan subjek penelitian sebanyak 288 siswa sekolah dasar Data berat badan lebih didapatkan melalui pengukuran antropometri yang dipetakan pada kurva CDC 2000 sedangkan data sosiodemografi didapatkan melalui pengisian kuesioner oleh orang tua subjek. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square Didapatkan proporsi berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di Jakarta adalah sebesar 25 4 dengan frekuensi lebih tinggi ditemukan pada anak laki laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan lebih pada anak berhubungan dengan jenis kelamin anak namun tidak berhubungan dengan usia suku ayah suku ibu serta urutan lahir anak Kata kunci anak usia sekolah dasar berat badan berlebih faktor sosiodemografi Indonesia Jakarta. ...... Excess weight in children is a global health problem with increasing incidence every year. This can lead to serious health problem in children both in present time and in the future Early prevention by avoiding various risk factors is the most realistic and essential to solve this problem so that identification effort of risk factors for excess weight in children is needed. The purpose of this study was to identify factors associated with excess weight in school aged children related to sociodemographic factors includes age gender ethnicity of father ethnicity of mother and birth order. This study is a cross sectional study Data collection were conducted in Jakarta in January 2013 and taken from 288 elementary students. Excess weight data were obtained from antrophometric measurements which were plotted in CDC 2000 curve while sociodemographic factors were obtained from questionnaire filled by subject parents. All data were analyzed by chi square test. The proportion of children school aged children with excess weight is 25 4 with higher frequency in boys. This result showed that excess weight in children was associated with gender but was not associated with age ethnicity of father ethnicity of mother and birth order.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neva Quotrunnisa Agus
Abstrak :
Penelitian ini mengeksplorasi korelasi antara faktor sosiodemografi, kekerasan seksual, dan pelaporan viktimisasi selama pandemi Covid-19. Model regresi logistik pada data Susenas 2018 dan 2021 menunjukkan korban kejahatan perempuan memiliki peluang lebih tinggi mengalami kekerasan seksual, dengan penurunan selama pandemi yang lebih kecil dibanding laki-laki. Individu berumur 17 tahun ke bawah juga lebih berpeluang mengalami dan melaporkan kekerasan seksual, demikian juga individu yang bekerja. Implikasi kebijakan meliputi peningkatan lingkungan kerja, edukasi seks sejak dini, dan penegakan hukum kekerasan seksual untuk membangun kepercayaan masyarakat. Penelitian ini memberikan wawasan berbasis data empiris sebagai strategi dalam mengatasi kekerasan seksual dan menciptakan masyarakat yang aman. ......This thesis explores correlations between sociodemographic factors, sexual assault, and victimization reporting during the Covid-19 pandemic. Logistic regression models applied to Susenas 2018 and 2021 datasets reveal that among crime victims, women have higher odds of experiencing sexual assault, with a less pronounced decrease during Covid-19 compared to men. Underaged individuals also have higher odds of sexual assault and reporting, as do working individuals. Policy implications involve enhancing workplaces, early sex education, and enforcing sexual assault laws to build societal trust. This research provides valuable insights for evidence-based strategies to combat sexual assault and foster safer communities.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library