Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jefta Ch. Widyaatmaja
Abstrak :
Perilaku bullying secara verbal kerap kali dilakukan oleh para siswa dalam komunitas sekolah. Jika perilaku bullying secara verbal ini terus dibiarkan terjadi, maka dapat membawa hal-hal yang negatif baik bagi pelaku maupun korban. Lembaga sekolah seharusnya tidak hanya menekankan hal kecerdasan secara intelektual saja tetapi juga kecerdasan sosial. Karena itu, perilaku bullying secara verbal inipun perlu untuk dieliminasi sehingga secara sosial akan terjadi persahabatan yang akrab antar siswa. Perilaku bullying secara verbal ini diketahui ada dan terjadi berdasarkan baseline yang dilakukan baik melalui survey (angket) maupun diskusi. Adapun teori yang digunakan dalam intervensi ini adalah teori kognisi dan Strategi reeducative. Kekhasan pendekatan ini adalah para siswa yang memandang bahwa perilaku bullying secara verbal ini sebagai hal yang biasa diubah kognisinya melalui tiga tahapan yaitu mencairkan nilai-nilai lama, mengemba igkan nilai nilai baru, dan membekukan kembali nilai-nilai bare. Pada setiap tahapan dilakukan program-program intervensi. Pada tahapan mencairkan nilai-nilai lama dilakukan program intervensi yang berupa : Diskusi Kelompok balk dengan guru maupun dengan siswa. Pada tahapan mengembangkan nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Memberikan pemahaaman tentang persahabatan melalui radio sekolah, para siswa membuat karangan singkat tentang persahabatan, dan diskusi kelompok dengan para siswa. Pada tahapan membekukan kembali nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Diskusi kelompok dengan para siswa dan pelatihan tentang berkomunikasi yang sehat dalam persahabatan. Hasilnya adalah kebiasaan untuk mengucapkan kata-kata kasar dan kata yang berkonotasi seksual dalam segala bentuknya dapat dikurangi (hanya gosip yang masih belum dapat dikurangi). Juga terwujud kondisi yang kondusif antara kelas 10 dan 11 tahun pelajaran 2004/2005, di mana mereka dapat melakukan kegiatan olah raga bersama (bermain basket) dan belajar bersama (matematika, fisika, dan kimia) di bandingkan sebelum program intervensi dilakukan di mana para siswa kelas 10 tidak mau bergaul dengan para siswa kelas 11.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifah Syarifah Afriani
Abstrak :
Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kabupaten yang memiliki Angka Kematian Ibu (AK1) tertinggi di Indonesia, yang bersama dengan beberapa kabupaten lainnya menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki AKI tertinggi di Asia Tenggara. Oleh Karena itu, intervensi dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten Purwakarta tepatnya di Kecamatan Wanayasa, Desa Sumurugul. Proses Intervensi dilakukan melalui aspek kesehatan, ekonomi, kepemimpinan dan pendidikan. Dalam tulisan ini, guru dijadikan sebagai agent of change karena perannya yang strategis di sekolah. Tujuan intervensi ini adalah untuk meningkatkan "awareness" guru dengan memberikan pengetahuan mengenai arti pentingnya pendidikan yang mengintegrasikan antara materi standar dengan pemanfaatan potensi yang ada di desa yang berkaitan dengan kesehatan. Penelitian diawali dengan observasi, wawancara, dan diskusi kelompok. Lalu dibuat program intervensi berdasarkan teori mengenai guru, teori perkembangan dewasa madya, dan teori belajar sosial dari Bandura serta mengg unakan strategi re-edukatif dan partisipasi. Bentuk program yang dijalankan adalah memberikan beberapa pelatihan pada guru. Pogram intervensi bare sampai pada tahap pemberian informasi dan pengetahuan, namun tidak dapat diketahui secara signifikan peningkatan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, usulan untuk intervensi selanjutnya adalah sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan dan ketrampilan pada masyarakat khususnya generasi muds, dialog antara tokoh agama dengan tokoh pendidikan umum, dan jugs berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru agar dapat mengaplikasikan pendidikan terpadu di sekolah.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Hernes
Abstrak :
Intervensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi warga desa Sumurugul melalui pembangunan jaringan sosial dengan pengusaha lokal dalam mendukung program penurunan angka kematian ibu (AKI) di daerahnya. Secara spesifik, tujuan yang hendak dicapai adalah tumbuhnya kesadaran target group akan pentingnya sistem jaringan sosial, guna peningkatan ekonomi masyarakat desa, dan meningkatkan kapasitas inisiatif mandiri dari target group dalam membangun sistem jaringan sosial di desa Sumurugul. Pendekatan community development partnerships dan community development corporation memberikan kerangka landasan teoritis dan arah pengembangan jaringan sosial sebagai faktor strategic dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat desa Sumurugul. Kontribusinya dapat dikembangkan untuk memfasilitasi pengembangan jaringan sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan lainnya di Indonesia. Hasil yang dicapai dalam program intervensi merujuk dan terakumulasi pada rangkaian teknik seperti: (1) Pelaksanaan diskusi terlaksana dengan baik, peserta sangat tertarik akan penjelasan fasilitator dan peserta dapat memahami akan arti pentingnya membangun jaringan sosial, (2) Melalui pelatihan pertama, tentang keterampilan pembuatan proposal, dalam hal ini pembuatan surat menyurat formal, awalnya peserta belum semua memahami aturan tata lulls surat menyurat yang resmi. Setelah diadakan pelatihan, peserta mampu membuat surat resmi berupa undangan formal, (3) Pada pelatihan kedua, keterampilan pelatihan pemetaan, peserta mampu mengidentifikasi potensi kelebihan dan kekurangan dirt dan mitra, sehingga kemampuan memetakan potensi sudah mereka kuasai, dan (4) Pelatihan ketiga berupa simulasi kunjungan ke pejabat negara teijadi perubahan sikap dan perilaku yang tampak, dimana peserta terlihat menjadi percaya diri, dan muncul snail] pemahaman barn, bahwa bertemu dengan pejabat pemerintah adalah hal yang tidak sulit, sepanjang aturan yang berlaku dilakukan.
This intervention held in intention to improve the economics of Sumurugul village society through social network development with the local businessmen to endorse the local Maternity Death Rate reduction program. Specifically, the purpose is the development of group target's conscience due importance of the social network, in order to improve society's economics, and enhancing an active participatory of the target group in developing the social network system in Sumurugul village. The results are; (I) the discussion was performed successfully, participants were attracted to facilitator's explanation and they are able to understand the importance of this social network development. (2) On the first training material, proposal training, this in the case is to create formal papers. Initially, participants did not entirely understand the formal papers conduct, whereas after the training, they are able to create a formal paper, a formal invitation. (3) In the second training of mapping, participants are able to identify their and their partners' potentials and shortcomings, thus, they have the ability to map the potentials, and (4) changing in attitude and behaviour is apparent upon the third training of simulation in visiting a state's official, where participants become more confident, and incurred a new understanding that meeting with a government official was not adifficult thing to do , as long as they obey the effective rules.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Kurniawan
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan penerapan program intervensi terhadap kelompok pemuda di Desa Sumurugul untuk meningkatkan partisipasinya dalam berorganisasi. Program Intervensi ini dilakukan di Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Punvakarta Jawa Barat yang merupakan satu desa yang pernah melaksanakan program pemerintah yaitu Gerakan Sayang Ibu (GSI) namun belum berhasil walaupun sudah pernah mendapat bantuan acing (minigrant). Pelaksanaan program intervensi sosial dilaksanakan oleh satu tim intervensi yang berjumlah sebelas orang yang semuanya adalah mahasiswa Program Pascasarjana Psikologi Intervensi Sosial dengan target intervensi yang berbeda-beda. Untuk program individu intervensi yang dilakukan adalah untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam berorganisasi. Adapun bentuk pelaksanaan program intervensi sosial adalah berupa pelatihan, diskusi dan pemilihan ketua karang taruna. Berdasarkan Teori Belajar Untuk Orang Dewasa (Andragogi) yang dikutip dari buku T&D (Dugan Laird) dimana dalam pembelajaran orang dewasa penekanannya adalah pada belajar dad pengalaman (Experiential Learning) Maksud dan tujuan belajar melalui pengalaman adalah untuk memberikan tiga dampak pokok pada si pelaku pertama struktur kognitif si pelaku dapat dirubah, kedua sikap dapat diperbaiki dan ketiga perilaku berkait dengan perbendaharaan keahlian si pelaku dapat berkembang luas. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari hasil post test yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi menunjukkan adanya perubahan. Kelompok pemuda dapat menunjukkan partisipasi mereka terutama dalam berorganisasi, dimulai dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan mereka tentang organisasi, kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan organisasi sampai dengan terpilihnya satu orang untuk menjadi ketua karang taruna desa. Hasil evaluasi yang dilakukan setelah pelaksanaan program intervensi memberikan hasil aktifnya kembali organisasi karang taruna untuk melakukan kegiatan kepemudaan yang sekaligus sebagai wadah bagi remaja untuk berorganisasi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni P. Soebandono
Abstrak :
Program intervensi sosial ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas desa Tegalgede dan dimaksudkan sebagai pemicu suatu perubahan sosial yang terencanakan (planned social change) dengan fokus untuk menghilangkan persepsi tidak berdaya (helplessness) warga desa tersebut. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk memulai suatu proses perubahan sosial agar warga komunitas desa Tegalgede mampu keluar dari perasaan tidak berdayanya. Pemberdayaan komunitas ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Ortigas (2000) yang difokuskan melakukan intervensi untuk menghilangkan helplessness. Desa tersebut memerlukan suatu program intervensi karena desa "Tegalgede" termasuk kategori desa terisolir dan tertinggal (Inpres 1993) dan lebih dari 50% dari 1124 kepala keluarga termasuk pada kategori pra-sejahtera. Diantaranya 600 kepala keluarga dalah penerima Bantuan Langsung Tunai. Sampai saat ini desa tersebut belum pernah mempunyai suatu perencanaan pengembangan perekonomian desa, dengan fasilitas pendidikan, fasilitas umum, dan fasilitas aparat pemerintahan yang kurang memadai. Metode pendekatan dalam mengembangkan program intervensi ini dilakukan melelui metode kualitatif, dan sebagai tahap awal dengan pengembangan agen perubahan yang terdiri dari tokoh muda desa di komunitas desa Tegalgede untuk berperan sebagai fasilitator bagi warga desa lainnya, dan menggunakan koperasi sebagai sarana pengembangan sarana perekonomian desa tersebut. Pelaksanaannya dilakukan dengan kunjungan, pertemuan tatap-muka langsung dan komunikasi secara teratur dan konsisten yang terencanakan, dan difokuskan pada pengembangan kapasitas dari warga desa sebagai upaya menumbuhkan kemampuan untuk memecahkan masalah secara koiektif. Tahap awal dari perubahan sosial yang dilaksanakan selama 4 bulan (November 2005-Maret 2006) ini berhasil dengan terbentuknya kelompok agen perubahan yang telah berfungsi dengan balk, dan juga didirikannya dua koperasi di Tegalgede. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari warga, tetapi masih diperlukan tahap lanjutan dari program intervensi untuk memelihara hasil yang sudah dicapai dan mengembangkannya dengan alat dan manual 1 panduan yang jauh lebih lengkap.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Shinta S. Sudono
Abstrak :
Sport is a school for life. Program aksi yang dilaksanakan oleh Yayasan SEKAM untuk mencegah keterilbatan anak-anak dalam peredaran narkoba melalui kompetisi bola. Kompetisi bola dan penyebaran informasi mengenai narkoba tidak cukup untuk dapat memberikan penguatan kepada anak-anak, terutama anak jalanan yang beresiko tinggi. Perlu adanya intervensi lanjutan bagi kelompok-kelompok tim bola yang beresiko tinggi terhadap terpaparnya narkoba. Karena itu, penguatan tim bola dalam sportivitas permainan melalui kepemimpinan dan team building menjadi tujuan spesifik intervensi. Pendekatan yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalah The five C's. Sedangkan untuk peningkatan kepemimpinan, digunakan pendekatan kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard melalui pencapaian gaya kepemimpinan partisipatif dengan komunikasi dua arah. Pendekatan team building menggunakan Model tahap-tahap pembentuk kelompok dari Tuckman. Program intervensi dirancang dalam 1 I tahap kegiatan, mulai dari lobbying hingga evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library