Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukman Saleh Waluyo
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan digital yang pesat di Indonesia beberapa tahun belakangan yang mengubah cara orang mencari jodoh sehingga banyak bermunculan aplikasi dan biro jodoh online. Banyak pengguna online dating yang tidak mendapatkan pasangan sehingga membuat perkembangan pengguna aplikasi online dating atau biro jodoh online menjadi stagnan. Adapun aplikasi kencan online yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tinder karena salah satu aplikasi kencan online yang paling banyak digunakan.
Tesis ini membahas bagaimana perilaku pengambilan keputusan pengguna Tinder untuk melanjutkan hubungan lebih jauh dengan calon pasangan yang ditemuinya dalam Tinder berdasarkan Teori Pertukaran Sosial dan hal-hal apa saja yang turut mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut.
Penelitian ini menggunakan Teori Pertukaran Sosial dengan konsep keuntungan dan pengorbanan yang kemudian diturunkan lagi berdasarkan fitur-fitur yang ada dalam online dating Tinder. Penelitian ini menggunakan paradigma pascapositivisme. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan peranan pertukaran sosial dalam online dating secara detail dan memperinci informasi yang ada.
Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah pengguna online dating mencari keuntungan dari calon pasangannya dalam berbagai tahap, yaitu tahap pertama, tahap pengecekan latar belakang, dan tahap utama.Untuk komponen pengorbanan terdapat pengorbanan yang bernilai sama diantara pria dan wanita dan juga ada yang bernilai berbeda

This research is motivated by the rapid digital developments in Indonesia in these recent years that changed the way of people search for a mate that emerges so many applications and online matchmaking. But many online dating users who do not get a pair that makes development of applications users in online dating become stagnant. As for online dating application is selected in this study is Tinder as one of online dating applications that most widely used.
This thesis describes how the decisionmaking behavior of the users in Tinder to continue its relationship further with potential mates who met in Tinder by Social Exchange Theory, and whatever things that influence the decision-making process.
This study uses the concept of Social Exchange Theory, cost and benefit, then specify it based on the features that exist in Tinder. This study uses post positivism paradigm. Researchers will use descriptive qualitative method with the aim to describe the role of social exchange in online dating.
The findings from this research is online dating users seeks benefit from potential partners in various stages, the first stage, the stage background checks, and the main phase. For sacrifice component, there are two types, the first is the cost that worth the same between men and women, and also the cost that are worth different in value between men and women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Setyorini
"Tesis ini berupaya mengisi research gap terkait employee advocacy pada konteks organisasi pemerintah dengan mencari faktor-faktor yang diduga memiliki hubungan signifikan terhadap kesediaan pegawai instansi pemerintah, yakni Kementerian Keuangan, untuk melakukan employee advocacy melalui media sosial pribadinya. Didasarkan pada Social Exchange Theory, employee advocacy dilihat sebagai hubungan pertukaran yang terjadi antara pegawai dengan organisasi pemberi kerja dan juga hubungan antarindividu antara pegawai dengan pimpinannya, dan juga dengan rekan kerjanya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, di mana data dikumpulkan melalui survei online (Google Form) kepada pegawai Kementerian Keuangan yang merupakan pengguna media sosial. Sejumlah 240 data bersih berhasil dikumpulkan dan kemudian diolah dengan menggunakan metode SEM-PLS dengan bantuan software SmartPLS3. Hasilnya, variabel yang signifikan mempengaruhi employee advocacy baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungan pegawai-organisasi adalah: tiga motivasi intrinsik individu (self enhancement, enjoyment, altruism); Employee-Organization Relationship; Symmetrical Internal Communication, dan Transformational Leadership Style. Adapun hubungan yang terjadi adalah faktor organisasi yaitu Transformational leadership style merupakan prediktor kuat dari symmetrical internal communication dan Employee-Organization Relationship. Kualitas dari Employee-Organization Relationship yang baik akan dapat menghasilkan pertukaran berupa peningkatan motivasi intrinsik individu, yang pada akhirnya mendorong kesediaan pegawai untuk melakukan employee advocacy. Selanjutnya, variabel yang signifikan mempengaruhi employee advocacy baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungan antarindividu adalah Organizational Commitment; Co-worker’s Support; dan Supervisor’s Support. Adanya dukungan dari atasan langsung dan rekan kerja dapat mendorong pertukaran dari pegawai berupa peningkatan organizational commitment, yang kemudian dapat meningkatkan kesediaan melakukan employee advocacy. Secara praktis, bukti empiris yang dihasilkan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan selanjutnya terkait penerapan employee advocacy di instansi pemerintah yang saat ini masih dalam tahap awal.

This thesis seeks to fill the research gap related to employee advocacy in the context of government organizations by looking for factors that are suspected to have a significant relationship to the willingness of government institution employees, namely the Ministry of Finance, to conduct employee advocacy through their personal social media. Based on the Social Exchange Theory, employee advocacy is seen as an exchange relationship that occurs between employees and the employer's organization and the relationship between individuals, which are occur between employees and their leaders, as well as with their co-workers. This research was conducted with a quantitative approach, where data was collected through an online survey (Google Form) to employees of the Ministry of Finance who are social media users. A total of 240 clean data were collected and processed using the SEM-PLS method with the SmartPLS3 software. As a result, the variables that significantly affect employee advocacy both directly and indirectly in employee-organization relationships are: three individual intrinsic motivations (self enhancement, enjoyment, altruism); Employee-Organization Relationship; Symmetrical Internal Communication, and Transformational Leadership Style. The relationship that occurs is described below. Organizational factors, namely Transformational leadership style is a strong predictor of symmetrical internal communication and Employee-Organization Relationship. The quality of a good Employee-Organization Relationship will be able to generate exchanges in the form of increasing individual intrinsic motivation, which in turn will encourage employees' willingness to do employee advocacy. Furthermore, the variables that significantly influence employee advocacy, either directly or indirectly in the relationship between individuals, are Organizational Commitment; Co-worker's Support; and Supervisor's Support. The existence of support from direct superiors and co-workers can encourage exchanges from employees in the form of increased organizational commitment, which can then increase the willingness to do employee advocacy. Practically, the empirical evidence produced can be used as a basis for further decision making regarding the implementation of employee advocacy in government agencies which is currently still in its early stages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Putra Wibawa
"Memunculkan perilaku positif karyawan tidak terjadi begitu saja, ada berbagai cara memunculkannya, salah satunya dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan. Salah satu faktor yang mempengaruhi terciptanya perilaku positif adalah adanya fun at work di lingkungan kerja. Namun hingga saat ini masih sangat minim penelitian terdahulu yang menjadikan konsep fun at work lebih khususnya fun at work di lingkungan ASN sebagai objek penelitian. Dengan berfokus pada pegawai KPU Bea dan Cukai XYZ,penelitian ini bertujuan unutk mengeksplorasi persepsi fun at work bagi ASN dan mengetahui strategi untuk mengelola fun at work menurut persepsi ASN.

Metodologi penelitian ini adalah studi kualitatif terhadap 12 orang ASN dengan metode pengumpulan data semi structured in depth inteview. Berdasarkan pengumpulan data dan analisis menunjukan bahwa, fun at work dipersepsikan sebagai: pedang bermata dua yang dianggap sebagai penyeimbang identitas ASN, juga pendobrak norma yang selama ini lekat dengan ASN. Lebih lanjut fun at work dimanifestasikan oleh para partisipan sebagai fleksibilitas dalam bekerja. Selanjutnya penelitian ini menunjukan bahwa pentingnya proporsionalitas dalam penerapan fun at work di sektor publik. Dimana kuncinya ada pada kadar yang seimbang antara fun at work dan produktivitas.

Berdasarkan temuan, penelitian ini berkontribusi terhadap konsep fun at work dalam konteks pelayanan publik dan ASN di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan organisasi sektor publik untuk merencanakan kebijakan yang dapat mendukung terciptanya fun at work di lingkungan kerja ASN.


Bringing out positive employee behavior doesn't come out of blue, there are various ways to create it, one of which is by creating a comfortable work environment for employees. One of the factors that influences the creation of positive behavior is to create fun at work environment. However, until now there is still very little research that used the concept of fun at work as it focus, specifically fun at work in the public sector, as an object of the research. By focusing on XYZ Customs and Excise Office employees, this research aims to explore the perception of fun at work for ASN and find out strategies for managing fun at work according to ASN's perception.

This research methodology is a qualitative study of 12 ASN using a semi-structured data collection method through in-depth interviews. Based on data collection and analysis, it shows that fun at work is perceived as: a double-edged sword. Then fun at work is considered as a balance to the identity of ASN, then it is perceived as a tool to break the norms that have been attached to ASN. Furthermore, it is also realized by the participants as flexibility at work. Furthermore, this research shows the importance of proportionality in the application of fun at work in the public sector. Where the key is a balanced level of fun at work and productivity.

Based on the findings, this research contributes to the concept of fun at work in the context of public services in Indonesia. The results of this research can be used as a reference for public sector organizations to plan policies that support the creation of fun at work in the ASN work environment."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blau, Peter M.
New York: John Wiley & Sons, 1964
303.4 BLA e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Atika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perceived investment in employee developmnet terhadap turnover intention, yang dimediasi oleh affective commitment dan job satisfaction. Untuk penelitian ini, data didapatkan dari 90 responden yang bekerja di kantor pusat PT. Asuransi Bangun ASKRIDA. Sedangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Baron & Kenny (1986). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perceived investment in employee development memberikan pengaruh terhadap turnover intention melalui variabel mediasi, yaitu affective commitment dan job satisfaction.

This study aims to determine the impact of perceived investment in employee development toward turnover intention mediated by affective commitment and job satisfaction. The respondents of this study were 90 employees of PT. Asuransi Bangun ASKRIDA head office. This study uses Baron & Kenny (1986) method to process the data. The result of this study shows that perceived investment in employee development negatively affecting turnover intention through mediating variables, which is affective commitment and job satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossi Kalista Dwityaputri
"Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan koefisien korelasi yang cenderung lemah antara leader-member exchange dan kreativitas, yang mengindikasikan adanya variabel lain yang menghubungkan keduanya. Dengan menggunakan teori pertukaran sosial, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran rasa tanggung jawab untuk berubah sebagai mediator pada hubungan antara leader-member exchange dan kreativitas karyawan. Data dikumpulkan dari sampel 239 karyawan dan 24 data dari supervisor yang bekerja di divisi marketing dari berbagai jenis organisasi (perbankan, manufaktur, dan fasilitas layanan) di Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan self-report untuk variabel prediktor dan mediator, dan supervisor rating untuk variabel outcome. Data dianalisis menggunakan teknik mediasi sederhana dari macro PROCESS milik Hayes pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab yang untuk berubah secara signifikan memediasi hubungan antara leader-member exchange dan kreativitas karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya bagi atasan untuk dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan karyawan sehingga karyawan memiliki rasa tanggung jawab untuk berubah yang akhirnya dapat meningkatkan kreativitas karyawan.

Previous research showed relatively small to moderate correlation coefficients between leadermember exchange and employee creativity which indicated an underlying mechanism to occur between the variables. By using social exchange theory, this research aimed to examine the role of responsibility to change as a mediator in the relationship between leader-member exchange and employee creativity. The data is collected from dyads of 239 employees and 24 supervisors working in marketing division from various organizations (banking, manufacture, and service facilities) in Indonesia. The predictor and mediator data were collected using self-resport survey, and the outcome variable was collected using supervisor-rate survey. The data were analyzed using simple mediation model of Hayes' PROCESS macro in SPSS software. The result of the research showed the feeling of responsibility to change significantly mediated the relationship between leader-member exchange and employees creativity. Results of this study indicated the importance of supervisors to improve the quality of relationships with their employees so that employees feel responsible for change in which ultimately improve their creativity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Ariaini
"Artikel ini mengkaji kebutuhan akan sistem manajemen kinerja yang efektif dalam organisasi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sistem semacam itu secara signifikan meningkatkan hasil bisnis. Conversation-based performance management system model memperkenalkan model manajemen kinerja berbasis percakapan yang didasarkan pada teori pertukaran sosial (SET), yang menyarankan bahwa diskusi antara supervisor dan bawahan memupuk hubungan timbal balik yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas sistem manajemen kinerja yang diterapkan oleh sebuah perusahaan perdagangan swasta di Indonesia. Studi kualitatif ini melibatkan wawancara semi-terstruktur dengan 3 anggota Dewan Direksi, 3 anggota Bagian HRD, 2 orang Manajer Lini, dan 2 orang Staf, serta diskusi kelompok fokus dengan 4 orang Manajer Senior. Temuan mengungkapkan adanya kesenjangan dalam implementasi sistem ini, terutama ketidakhadiran proses umpan balik yang merupakan inti dari model ini. Faktor-faktor yang diidentifikasi sebagai penyebab kesenjangan ini termasuk keselarasan tujuan, frekuensi umpan balik, pengembangan keterampilan, dan formalitas, serta faktor lingkungan seperti desain, fungsi pengembangan, dukungan, budaya, dan keterkaitan dengan sistem lainnya. Studi ini menekankan pentingnya umpan balik dan mengeksplorasi efektivitas sistem dari berbagai perspektif, menawarkan wawasan yang berkontribusi pada literatur tentang sistem manajemen kinerja, terutama pendekatan berbasis percakapan di perusahaan swasta di Indonesia.

This study examines the need for an effective performance management system within organizations. Prior research indicates that such systems significantly enhance business outcomes. Conversation-based performance management system model introduced a conversation-based performance management model grounded in social exchange theory (SET), suggesting that discussions between supervisors and subordinates foster positive reciprocal relationships. This research aims to analyze the effectiveness of the performance management system implemented by a private trading company in Indonesia. The qualitative study involved semi-structured interviews with the 3 members of Board of Directors, 3 HRD Group members, 2 Line Managers, and 2 Staffs, as well as focus group discussions with 4 Senior Managers. Findings reveal gaps in the system's implementation, notably the absence of feedback processes central to this model. Identified factors contributing to these gaps include goal alignment, feedback frequency, skills development, and formality, alongside environmental factors such as design, development function, buy-in, culture, and linkage with other systems. The study underscores the importance of feedback and explores the system's effectiveness from various perspectives, offering insights that contribute to the literature on performance management systems, particularly conversation-based approaches in private companies in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniadi Dwiyanto
"ABSTRAK<>br>
Tulisan ini membahas keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan pelanggaran daerah penangkapan ikan dan upaya pencegahan konflik sebagai bentuk pencegahan kejahatan terpadu di Indonesia. Pelanggaran daerah penangkapan ikan, sebagai salah satu bentuk illegal fishing, terjadi karena tingginya permintaan ikan yang tidak disertai dengan pengawasan yang memadai akibat keterbatasan sumber daya berbagai instansi negara dan penindakan pelanggaran yang masih terdapat praktik korupsi dan kolusi. Konflik antar nelayan muncul sebagai akibat dari kekurangan tersebut. Penelitian dalam studi kriminologi di Indonesia sebelumnya sudah ada yang membahas keterlibatan masyarakat dalam pencegahan destructive fishing. Sedangkan tulisan ini membahasnya dalam konteks pelanggaran daerah peangkapan ikan. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan kegiatan perikanan Indonesia diterapkan melalui pembentukan Sistem Pengawasan Masyarakat yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Tujuannya untuk mengatasi kekurangan instansi resmi dalam melakukan pengawasan di lapangan. Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan motivasi keterlibatan masyarakat menggunakan teori pertukaran sosial. Pemberian rekomendasi terhadap berjalannya keterlibatan masyarakat dalam pencegahan pelanggaran daerah penangkapan ikan juga akan dibahas dalam tulisan ini.

ABSTRACT<>br>
This article discusses about the community involvement in the efforts to prevent fishing ground violations and conflict prevention efforts as a form of integrated crime prevention in Indonesia. Fishing ground violation, as an act of illegal fishing, occurs due to high fish demand that is accompanied by limited resources of state institutions rsquo to oversight and the presence of corrupt officers in prosecution stage. Conflicts among fishermen emerged as the consequences. There is a research in criminology studies in Indonesia previously discussed about community involvement in the prevention of destrucive fishing. While this paper discusses it in the context of fishing ground violation. Community involvement in the surveillance of Indonesian fishery activities is implemented through the establishment of a Public Oversight System that has been regulated in the Regulation of the Minister of Marine Affairs and Fisheries. The goal is to overcome the lack of official agencies in conducting surveillance in the field. This paper seeks to explain the motivation of community involvement using the theory of social exchange. Providing recommendations on the passage of community involvement in the prevention of violations of fishing grounds will also be discussed in this paper."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Gufron Rhodes
"Penelitian ini bertujuan menginvestigasi peran moderasi managerial openness (keterbukaan atasan) terhadap hubungan power distance orientation (orientasi individu terhadap jarak kekuasaan atasan terhadap bawahan) dengan voice behavior (perilaku bersuara). Penelitian dilakukan dengan metode survei kepada 102 orang bawahan di Bank XYZ Jakarta.
Hasil moderated multiple regression menunjukkan bahwa power distance orientation berhubungan negatif dengan voice behavior (β = -0,16, p < 0,05), tetapi managerial openness memperlemah hubungan negatif tersebut. Artinya, managerial openness berperan sebagai moderator antara power distance orientation dengan voice behavior (β = 0,14, p < 0,05). Efek negatif power distance orientation terhadap voice behavior adalah sebesar 0,3 pada responden dengan managerial openness rendah, dan dapat berkurang menjadi 0 pada responden dengan managerial openness tinggi. Model yang dibangun menjelaskan 54% terjadinya voice behavior.
Hasil ini sejalan dengan social exchange theory yang menjelaskan bahwa individu mengembangkan dan mengevaluasi hubungan dengan individu lain mempertimbangkan konsekuensi dan upaya yang telah dilakukannya dan yang didapat dari organisasinya. Riset ini berkontribusi dalam menjelaskan interaksi managerial openness dan power distance orientation terhadap voice behavior.

This study aims to investigate the moderating role of managerial openness in the relation between power distance orientation (individual orientation towards superior power distance from subordinate) and voice behavior. The participants are 102 employees in the XYZ Bank Jakarta. Data is collected through online survey with scales reliability ranging from 0,72-0,87.
Moderated multiple regression analysis shows that power distance orientation is negatively related to voice behavior (β=-0,16, p<0,05), however managerial openness dampens the negative relation between power distance orientation and voice behavior. Thus, managerial openness is a significant moderator of the relationship between power distance orientation and voice behavior (β=0,14, p<0,05). The negative power orientation effect of distance to voice behavior is 0,3 in respondents with low managerial openness, and can be reduced to 0 in respondents with high managerial openness. This model explains 54% of the construction of voice behavior.
This result supports the social exchange theory which explains the tendency of individuals to respond or behave in accordance to their relationship with other people and to their evaluation of the consequences of their behaviors. This study contributes to the understanding of the relationship between power distance orientation and managerial openness in constructing voice behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Zuhair
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh person organization fit terhadap kinerja karyawan melalui variabel social exchange pada karyawan PT. Jasaraharja Putera Cabang Pusat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei yang didasari dengan metode total sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 117 responden yang didapatkan melalui online questionnaire. Data diolah menggunakan SPSS melalui analisis statistik deskriptif dan analisis jalur (path analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara person organization fit dengan social exchange dan social exchange dengan kinerja karyawan. Sedangkan untuk person organization fit tidak memiliki pengaruh dengan kinerja karyawan. Namun apabila dihubungkan melalui variabel mediasi yakni social exchange maka hasilnya menunjukkan terdapat pengaruh diantara keduanya

The purpose of this research is to analyze the effect of person-organization fit (P-O Fit) on employee performance through social exchange on Jasaraharja Putera Inc. Central Branch. This research uses quantitative approach through survey based on total sampling method. The number of respondents in this study was 117 respondents obtained through online questionnaires. Data is processed using SPSS through descriptive statistical analysis and path analysis. The results of this study show that there is an influence between person organization fit with social exchange and social exchange with employee performance. As for person organization fit has no influence with employee performance. But if connected through mediation variables, which is social exchange, the results show there is influence between the two."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>