Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumarwati Kramadibrata Poli
"Penggambaran kekerasan terhadap perempuan dalam karya sastra dapat ditemukan sejak lama dalam karya sastra dunia. Sebagai suatu lembaga sosial, kesusastraan mampu mengetengahkan persoalan-persoalan kemanusiaan, khususnya kekerasan terhadap perempuan. Pengungkapan yang dilakukan oleh pengarang bisa ditangkap sebagai kritik sosial terhadap kehidupan di sekelilingnya, di samping sebagai penghayatan akan mlai-nilai yang dianggap ideal, sekaligus pencerminan akan suatu bentuk pemikiran atau ideologi, bahkan juga sebagai suatu terapi. Kekerasan itu sendiri pun bentuknya bermacam-macam, dari yang eksplisit sampai yang terselubung yang dilakukan oleh berbagai pihak.

Description of violence against women in world literature has been found for long. As a social institution, it has proved itself as a significant medium to reflect problems of humanity, particularly the practice of violence against women. On the other hand, what the novelists depict can be regarded as a social critic or social control against what is happening around, besides as an imaginative insight of moral values or of ideology, even as a sort of therapeutic form. Violence itself appears in various forms, some explicitly described, others in perfect diguise."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Nur Khusna
"ABSTRAK
Artikel ini menganalisis kritik sosial dalam novel У войны не женское лицо (U vojny ne zenskoe lico) Tidak Ada Wajah Perempuan dalam Perang, khususnya yang berkaitan dengan perempuan. Kritik sosial tersebut dilihat melalui tokoh dan penokohan. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan deskriptif-analitik. Perolehan data didapatkan melalui studi pustaka. Hasil penelitian menemukan ada tiga kritik sosial, yaitu kritik terhadap stigma perempuan yang lemah, penggoda pria, dan konsekuensi pernah berperang. Seluruh kritik tersebut ditujukan kepada masyarakat Soviet yang masih menilai posisi perempuan di sosial masyarakat lebih rendah dibandingkan dengan posisi pria. Simpulan penelitian adalah Aleksievič telah berhasil menuliskan kisah yang tidak pernah terdengar sebelumnya tentang perempuan Soviet di Perang Dunia II dengan tujuan mengkritik perang tersebut.

ABSTRACT
This article is analyzing social critic in novel У войны не женское лицо (U vojny ne zenskoe lico) The Unwomanly Face of War, which is mainly related to women. The social critic is seen through character and characterization. Research method is qualitative with phenomenology and descriptive-analytic approach. The data used is obtained from literature studies. The results of the research found that there are three social critics, that is critic to the stigma of women are weak, men s teaser and the consequent of joined the war. All of the critics written for the Soviet society, that still judging that women position in the social society is lower than the men s one. The research concludes that Aleksievič successed in writing the untold stories of Soviet women in the World War II with the aim to critic the war itself."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarwati Kramadibrata Poli
"Penggambaran kekerasan terhadap perempuan dalam karya sastra dapat ditemukan sejak lama dalam karya sastra dunia.
Sebagai suatu lembaga sosial, kesusastraan mampu mengetengahkan persoalan-persoalan kemanusiaan, khususnya
kekerasan terhadap perempuan. Pengungkapan yang dilakukan oleh pengarang bisa ditangkap sebagai kritik sosial
terhadap kehidupan di sekelilingnya, di samping sebagai penghayatan akan mlai-nilai yang dianggap ideal, sekaligus
pencerminan akan suatu bentuk pemikiran atau ideologi, bahkan juga sebagai suatu terapi. Kekerasan itu sendiri pun
bentuknya bermacam-macam, dari yang eksplisit sampai yang terselubung yang dilakukan oleh berbagai pihak.
Description of violence against women in world literature has been found for long. As a social institution, it has proved
itself as a significant medium to reflect problems of humanity, particularly the practice of violence against women. On
the other hand, what the novelists depict can be regarded as a social critic or social control against what is happening
around, besides as an imaginative insight of moral values or of ideology, even as a sort of therapeutic form. Violence
itself appears in various forms, some explicitly described, others in perfect diguise."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Annisaa Suryasumirat
"ABSTRAK
Humor adalah sebuah aspek fundamental di dalam progress kultur yang juga merefleksikan isu-isu yang ada di dunia sekarang ini. Penggunaan dari hinaan dan humor satir juga telah dikenal sepanjang sejarah dan sekarang juga semakin sering digunakan di serial televisi dewasa. Ini bertujuan untuk merefleksikan dunia guna mendapatkan perhatian dan penerimaan dari penontonnya, sekaligus juga menciptakan perbincangan yang mendorong mereka untuk berpikir lebih kritis, baik untuk melanggar stereotipe atau norma sembari tetap bermain di bawah peraturan masyarakat dan mengatakannya sebagai humor belaka. Ini adalah sebuah isu yang menarik, secara humor dan satir dikenal tidak hanya untuk membuat tertawa, tetapi juga untuk menunjukkan perspektif dan pendirian tertentu; memperlihatkan kegunaan mereka sebagai alat untuk kritik sosial. Artikel ini akan memberikan analisis kritis menggunakan kutipan dari season pertama dan kedua dari sitkom Adult Swim berjudul Rick and Morty dalam bentuk transkrip dialog yang memiliki humor atau satir relevan untuk dianalisis mengenai isu-isu di masyarakat akan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan representasi gender. Jelas terlihat bagaimana humor dan satir dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan makna sosial dan menciptakan pengetahuan kepada penontonnya tanpa terang-terangan menyinggung.

ABSTRACT
Humour has always been a fundamental aspect in the progress of culture that surprisingly also reflects the current issues of the world. The use of offensive and satirical humour themselves have been known throughout history, and now they are even more commonly used in adult television series, aiming to reflect the world in order to gain the acceptance and interest of its viewers, as well as creating conversation and prompting them to think more critically, either for the purpose of breaking stereotypes or the norms, while also playing under the society rsquo s rule and passing it off as merely humour. This is an interesting issue, as evidently humour and satire not only elicit laughter, but also show certain perspectives and stances that reflect their ability to function as a tool for social criticism. This paper will give a critical analysis using the excerpts of the first and second season of the Adult Swim sitcom Rick and Morty in the form of dialogue transcript which contain the relevant humour or satire to be analysed concerning the issues of the society rsquo s distrust in the government and gender representation. It is apparent how humour and satire can act as a tool to relay social meaning and create knowledge within its audience without outright being offending."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library