Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin J. Skripsiadi
Yogyakarta: Enigma Publishing, 2005
306 ERW p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Deutsch, Karl Wolfgang, 1912-1992
Cambridge, UK: MIT Press, 1972
320.54 DEU n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), 2015
302.2 MEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), 2014
302.2 MAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), 2014
302.2 MAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Shaleh Siregar
"ABSTRACT
Penyebaran radikalisme pada saat ini sudah menyerang semua lapisan masyarakat terutama generasi muda yang apabila tidak segera dilakukan pencegahan maka akan memberikan ancaman terhadap kestabilan dan keamanan di Indonesia termasuk di Kabupaten Deli Serdang. Kodim 0204/DS merupakan Satuan Teritorial yang salah satu tugas pokoknya untuk melaksanakan pembinaan teritorial. Pembinaan teritorial Kodim 0204/DS dilaksanakan dengan metode Komunikasi Sosial, Bhakti TNI dan Pembinaan Perlawanan Wilayah. Penelitian ini dirancang guna memperoleh pemahaman untuk mengimplementasikan kegiatan Komunikasi Sosial Kodim 0204/DS dalam mencegah radikalisme di Kabupaten Deli Serdang. Tujuan dari penelitian ini : pertama, menganalisis Komunikasi Sosial Kodim 0204/DS di Kabupaten Deli Serdang; kedua, menganalisis implementasi Komunikasi Sosial yang dilaksanakan oleh Kodim 0204/DS dalam mencegah radikalisme di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, teknik dokumentasi dan triangulasi. Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data saat peneliti berada di lapangan. Lokasi penelitian yaitu di wilayah Kodim 0204/DS khususnya Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Komunikasi Sosial secara teori dapat dilaksanakan sesuai program kerja bidang teritorial yang ada walaupun pelaksanaannya belum optimal dan perlu ditingkatkan pada aspek-aspek yang mendukung terjadinya proses komunikasi yaitu sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan balik dan lingkungan; 2) Implementasi Komunikasi Sosial didukung oleh sumber daya, cara dan tujuan yaitu untuk mencegah radikalisme di Kabupaten Deli Serdang. Komunikasi Sosial Kodim 0204/DS dalam mencegah radikalisme dapat diimplementasikan namun perlu ditingkatkan lagi. Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah-langkah yang dianggap perlu untuk dilakukan adalah dengan memaksimalkan unsur-unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
345 JPBN 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Shaleh Siregar
"The current spread of radicalism has attacked all levels of society, especially the younger generation, which if not immediately prevented, will pose a threat for the stability and security in Indonesia, including in Deli Serdang. Kodim 0204/DS is a Teritorial Unit whose one of main duties is to carry out territorial development. Territorial development is carried using Social Communication method, TNI Service and Regional Resistance Development. This study is designed to gain an understanding of the implementation of Social Communication activities in preventing radicalism. This study aims to: first, analyze Social Communication by Kodim 0204/DS in Deli Serdang; second, analyze the implementation of social communication by Kodim 0204/DS in preventing radicalism in Deli Serdang. This study employs qualitative methods. The data were obtained through observation, interviews, documentation and triangulation. Data analysis techniques were mostly performed in conjunction with the data collection during field visit. Research sites is in Deli Serdang. This study finds that: 1) Social Communication can theoretically be implemented according to existing territorial development program even though its implementation is not optimal and needs to be improved on aspects that support communication processes, i.e. sources, messages, media, recipients, influences, feedback and environment; 2) The implementation of Social Communication is supported by means, ways and ends, namely to prevent radicalism in Deli Serdang. Social Communication by Kodim 0204/DS in preventing radicalism can be implemented but needs to be improved. This study recommends the optimization of elements that support communication process."
Bogor: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2019
355 JDSD 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Syahar Inayah
"Fokus penelitian ini adalah konstruksi nasionalisme masyarakat perbatasan dalam konteks komunikasi sosial. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir interaksionime simbolik yang dikembangkan oleh Mead 1967 mengenai konsep diri dan konstruksi realitas sosial dari Berger-Luckmann 1966 . Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivis dan merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap masyarakat perbatasan yang tinggal di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Penelitian ini menghasilkan identifikasi konsep diri terkait nasionalisme masyarakat perbatasan dalam proses konstruksi nasionalisme pada konteks komunikasi sosial berupa kompromi. Konsep diri kompromi ini terbagi dalam dua 2 kategori yaitu kompromi pada hal-hal tertentu limited compromise dan kompromi pada semua hal unlimited compromise . Konsep diri tersebut cenderung ditunjukkan dalam pengambilan peran sebagai seorang bangsa Indonesia. Konsep diri tersebut juga menuntun mereka dalam berkomunikasi dan mewariskan realitas subjektifnya kepada lingkungannya.

The focus of this research is the construction of nationalism of border community in the context of social communication. This research using symbolic interactionism theoretical framework developed by Mead 1967 regarding self concept and construction of social reality by Berger Luckmann 1966 . The paradigm of this research is constructivist and it is qualitative research. The data were collected by conducting in depth interviews with border community in Aji Kuning Village, Sebatik Tengah District, Nunukan Regency, North Kalimantan. This research yielded identification of self concept in relation to the nationalism of border community in the process of nationalism construction in the context of social communication in the forms of compromise. This self concept in the forms of compromise is devided into two 2 categories, namely compromise in certain things or limited compromise and compromise in all things or unlimited compromise. The concept of self tends to show up in the assumption of a role as a member of Indonesian nation. This self concept also leads them in communicating and passing down the subjective reality to their environment."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2279
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Aryobudi Satrianto
"Artikel ini mempelajari bagaimana makanan Indonesia direpresentasikan oleh para vlogger platform YouTube
yang tinggal di luar negeri. Terlepas dari kenyataan bahwa makanan Indonesia memiliki beragam rasa dan
proses memasak yang rumit yang melibatkan rempah-rempah dan bumbu yang kaya (Maharani, 2019), namun
secara komersial tertinggal. Saat makanan dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam (Hananto, 2020) sudah
terkenal, hal ini tentu mempengaruhi cara pandang orang asing terhadap makanan Indonesia, seperti yang
terlihat di Amerika Utara, di mana terdapat lebih dari 1,000 restoran makanan Thai yang tersebar di Amerika
Serikat (Keasberry, 2020). Dengan menggunakan teori jaringan sosial komunikasi (Ritzer, 2014) dan
menganalisis keberadaan makanan Indonesia di luar negeri melalui konten-konten di platform Youtube, makalah
ini akan mengeksplorasi kemungkinan mempromosikan makanan Indonesia dengan memahami representasi
media makanan Indonesia di luar negeri, seperti dilansir vlogger YouTube terkenal.

This article examines the representation of Indonesian YouTube platform vloggers living abroad. Even
though Indonesian food has a wide variety of flavours and a complicated cooking process involving rich
spices and seasonings (Maharani, 2019), it is lagging commercially. Food from other countries such as
Thailand and Vietnam (Hananto, 2020) is well-known. This popularity affects how foreigners view
Indonesian food, as seen in North America, where more than 1000 Thai Food restaurants across the United
States (Keasberry, 2020). Using the social communication networking theory (Ritzer, 2014) and analysing
the presence of Indonesian food abroad through Youtube content, this paper will explore the possibility of
promoting Indonesian food by understanding the representation of Indonesian food media abroad reported
by YouTube vloggers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi
"Latar belakang permasalahan yang mendarong dilakukannya studi penelitian ini ialah perkembangan dunia saat ini yang menampakkan semakin meningkatnya saling ketergantungan antar negara. Berbagai kepentingan atau minat yang mewarnai arus hubungan antar negara, serta perkembangan alat perhubungan dan teknologi, semakin meningkatkan hubungan yang mulanya terkendali oleh waktu maupun jarak ruang. Pertemuan antar manusia dengan latar belakang kebudayaan berbeda menjadi tidak terhindarkan dan setiap saat terjadi proses adaptasi antar budaya, yaitu ketika orang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial budaya yang baru.
Adaptasi antar budaya tercermin pada kesesuaian antara pola komunikasi pendatang ke suatu lingkungan baru dengan pola komunikasi yang diharapkan oleh masyarakat setempat. Sebaliknya, adaptasi antar budaya juga ditunjang oleh kesesuaian pola komunikasi. Salah satu hakekat komunikasi ialah kegiatan pencaharian dan perolehan informasi dari lingkungan. Informasi dapat diperoleh melalui saluran media massa dan saluran non-media massa. Komunikasi massa dan komunikasi non-media massa merupakan unsur-unsur dari kegiatan komunikasi sosial, yang saling tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi.
Sorotan terhadap hubungan antara komunikasi massa dengan komunikasi non-media massa mengarahkan perhatian pada suatu proposisi dari Miller (1982), yang melihat adanya kemungkinan bahwa 'pengenaan terhadap pesan media massa dalam jumlah banyak dapat menghambat kemampuan orang untuk berkomunikasi secara antar pribadi'. Proposisi Miller tersebut berlandaskan pada pemikirannya tentang adanya tiga jenis informasi, yaitu: informasi kultural, informasi sosiologikal masuk jenis informasi mengenai hasil dari konseptualisasi Miller adalah: bila ramalan dan informasi psikologikal. Masing dapat membantu peramalan seseorang upaya komunikasinya. Inti dari mengenai 'komunikasi antar pribadi' mengenai hasil komunikasi sangat tergantung pada informasi kultural dan/atau sosiologikal, maka para pelaku komunikasi komunikasi terlibat dalam komunikasi 'impersonal'; jika ramalan sangat didasarkan pada informasi psikologika., maka para pelaku komunikasi terlibat dalam komunikasi 'antar pribadi'. Miller menghubungkan ketiga jenis informasi dengan penggunaan saluran komunikasi melalui media massa dan non-media massa. Informasi kultural dan sosiologikal berperan pokok dalam komunikasi melalui media massa, sedangkan informasi psikologikal berperan dalam komunikasi non-media massa.
Proposisi Miller tersebut mendorong pada minat dalam studi ini untuk melihat kemungkinan terjadinya dalam situasi antar budaya, khususnya dalam konteks adaptasi antar budaya. Yang dilihat sebagai permasalahan pokok penelitian ialah: sampai sejauh mana kebenaran bahwa pengenaan media massa dapat menentukan kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks adaptasi antar budaya? Bagaimana kemungkinan peranan dari komunikasi non-media massa terhadap kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks adaptasi antar budaya? Bagaimana kemungkinan peranan dari faktor-faktor lain di luar kegiatan komunikasi terhadap kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks adaptasi antar budaya?
Penelitian lapangan seluruhnya dilaksanakan di kota Tokyo, Jepang, terhadap warga masyarakat Indonesia yang telah menetap sedikitnya satu tahun, tidak mempunyai pertalian hubungan darah maupun perkawinan dengan orang Jepang dan berusia sedikitnya 18 tahun. Sampel ditentukan secara non-probabilita, karena tidak mungkinnya diperoleh daftar lengkap dan terinci mengenai jumlah populasi. Dari 100 kuesioner yang disebarkan, sejumlah 80 dikembalikan kepada peneliti. Penelitian lapangan keseluruhan, yaitu penjajagan dan survey dilaksanakan antara bulan Juli 1991 sampai dengan bulan Mei 1992.
Untuk analisis data dipergunakan:
(1) Metode analisis deskriptif, yaitu terhadap variabel-variabel pokok dalam studi, serta
(2) Metode analisis diskriminan, yakni untuk menjawab pertanyaan mengenai peranan atau kontribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Yang dianggap sebagai variabel-variabel independen adalah aspek-aspek yang tercakup dalam konsep-konsep: 'penggunaan media massa', 'komunikasi non-media massa', 'faktor disposisional' dan 'faktor situasional'. Sedangkan yang dilihat sebagai variabel dependen ialah konsep 'kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks antar budaya'. Untuk konsep ini digunakan tiga indikator, yaitu 'anggapan tentang hubungan dengan orang Jepang', 'penilaian tentang keefektifan komunikasi' dan 'pengetahuan tentang kelayakan komunikasi'.
Hasil penelitian menemukan bahwa:
(1) 'Faktor disposisional' merupakan faktor yang terbesar peranannya dalam menentukan kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks adaptasi antar budaya. Khususnya aspek-aspek yang berperan adalah 'rencana menetap keseluruhan', 'perasaan ketika menghadapi perbedaan', 'lama menetap', 'usaha menggunakan bahasa Jepang' dan 'pekerjaan', 'pengetahuan tentang Jepang sebelum menetap'.
(2) ?Penggunaan media massa' merupakan faktor kedua terbesar yang berperan menentukan kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks adaptasi antar budaya. Khususnya aspek-aspek yang berperan adalah : 'bahasa pengantar dalam menggunakan televisi', 'pilihan topik televisi secara khusus', 'kegiatan lain selama menggunakan televisi' dan 'pilihan topik televisi secara umum'. Menjawab pertanyaan pokok dalam penelitian ini, maka ternyata proposisi Miller yang menyatakan kemungkinan terdapatnya hubungan antara penggunaan media massa dalam jumlah banyak dengan kemampuan komunikasi antar pribadi, kurang didukung oleh data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun hubungan itu ada, namun termasuk 'lemah' atau 'rendah'. Ternyata aspek penggunaan media massa yang lebih kuat peranannya adalah 'pilihan topik televisi secara khusus'. Artinya, pelaku adaptasi antar budaya yang mempunyai lebih banyak pilihan topik khusus dalam televisi, adalah yang cenderung untuk memandang hubungannya dengan orang Jepang bersifat 'non-antar pribadi'.
(3) 'Komunikasi non media massa', dalam menunjukkan peranannya, hampir sama besarnya dengan 'penggunaan media massa' dalam menentukan kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks adaptasi antar budaya. Khususnya aspek-aspek yang berperan ialah . 'penggunaan Bahasa Jepang dalam berkomunikasi antar budaya', 'frekuensi hubungan antar budaya', 'tingkat keakraban dalam hubungan antar budaya' dan 'mayoritas anggota dalam organisasi yang diikuti'.
(4) 'Faktor situasional' adalah yang terkecil peranannya terhadap 'kemampuan komunikasi antar pribadi dalam konteks antar budaya'. Aspek dari faktor situasional yang menunjukkan peranannya hanyalah 'pengalaman pernah tersinggung atau tidak tersinggung karena perlakuan orang Jepang' dan 'tetangga terdekat dari tempat tinggal'.
Secara keseluruhan, dari hasil studi dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi antar pribadi dalam pengertian 'anggapan tentang hubungan dengan orang Jepang sebagai hubungan antar pribadi' tidak sama dengan kemampuan komunikasi antar pribadi dalam pengertian 'penilaian tentang keefektifan komunikasi' dan 'pengetahuan tentang kelayakan komunikasi'. Data kategorikal atau informasi kultural dan sosiologikal tetap diperlukan bagi berlangsungnya 'komunikasi antar pribadi dalam konteks antar budaya'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
D345
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>