Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yusuf K K
Abstrak :
lndustri pengolahan minyak bumi saat ini mengalami kesulitan dalam hal penanganan limbah padat, yaitu sludge yang berasal dari crude oil, asphalt, tangki penyimpanan intermediat, oil separator dan tumpahan minyak tanah. Metode pembuangan sludge yang ada sekarang belum cukup baik untuk menyelesaikan permasalahan itu, Metode landfill dan landforming mempunyai masalah seperti kontaminasi air tanah dan tumpukan sludge yang terbuka berbahaya karena membantu hidrokarbon menguap ke udara bebas. Metode incineration membutuhkan biaya yang mahal, sedangkan metode bioconversion merupakan metode yang sederhana dan dapat berjalan dengan baik tergantung pada pemilihan mikro-organisme, formasi biosurfactant, aditif periode inkubasi dan temperatur yang tepat. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu penelitian yang dapat meningkatkan nilai guna dari sludge itu.

Penelitian ini coba mengembangkan aplikasi sludge sebagai bahan lapisan penghalang pada logam untuk pengendalian korosi Sludge dlcampur dengan resin, aspal Iilin, talk dan xylene. Variabel dalam penelitian ini yaitu preparasi permukaan dengan ukuran amplas yang berbeda (#100 & #l50) serta komposisi sludge yang berbeda (100 120 & 140 gr). SMI! yang diamati adalah ketahanan korosi, adhesi kelahanan panas dan kekasaran permukaan darl bahan lapisan penghalang melalui uji celup garam, korosi armosferik, adhesi, pin hole dan kekasaran permukaan. Hasilnya menunjukkan bahwa sampel yang dipreparasi dengan amplas ukuran #100 memiliki nilai kekasaran permukaan yang lebih linggi dibandinglran ukuran #1 50. Sifat ketahanan korosi yang paling bailc ditunjukkan oleh lromposisi Al, sedangkan komposisi A5 menunjukkan hasil paling buruk. Produk pembanding lapisan penghalang berbasis coalter menunjukkan sifat ketahanan korosl dibawah komposisi Al, A4 dan A3, namun masih lebih baik dari komposisi A fi A2 dan A5. Hal sebaliknya terjadi untuk syal ketahanan panas, dimana komposisi Al menunjukkan hasil yang paling buruk. Karakteristik ketahanan panas yang paling baik ditunjukkan oleh komposisi Ai Mi adhesi antara komposisi Al dan produk pembanding menunjukkan bahwa lapisan penghalang organik berbasis coaltar memiliki daya lekat yang lebih balk dibandingkan dengan lapisan penghalang organik berbasis sludge yang diwakili oleh Al.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Treatment of pulp bleaching effluent using Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) and Suspended Carrier Biofilm (SCB) systems have been carried out. Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) and Suspended Carrier Biofilm (SCB) reactors were run on the Hydraulic. Retention Time (HRT) of 12 hours, respectively. Micronutrient solution containing some traces elements was added into feed wastewater of UASB reactor to accelerate the growth of granular sludge. Sludge characteristics of UASB and activeted sludge reactors were observed and analyzed. Settling rate of granular reactor was also measured. Effluent of UASB reactor was treated further in Susoended Carrier Biofilm (SCB) reactor. Concentration of COD, TSS and AOX parameters both influent and effluent of UASB reactor as well as suspended carrier biofilm (SCB) reactor were analyzed. Result revealed that UASB reactor run on the Hydraulic Retention Time (HRT) of 12 hours could remove COD up to 90 % and AOX up to 84 %. Addition of micronutrient solution has accelerated the growth of granular sludge. Dark-brownesh color of granular sludge with the diameter of 1-4 mm having settling rate of 70-120 m/hr has been formed. SCB reactor as post-treatment could remover COD of 85%, TSS of 73 % and AOX of 76%. Sequential UASB and SCB reactor could increase the effectivity of pulp and paper mill wastewatertreatment with the removal of dissolved and suspended organic pollutant more than 94%.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Utilization of paper mill sludge from waste treatment plnt for compost have been proven able to improve the quality of land and crop productivity and also uncontaminate the environment. But to produce the compost on a large scale, industry still not yet implemented it because composting process can take time uo to 3 month. Composting of paper mill sludge by fungi Phanerochaeta chrysosporium, Trichoderma harzianum ad Trichoderma reesei have been done atLaboratory scale. The results showed that composting of paper mill sludge by fungsi Treichoderma harzianum have the highest cellulose degradation. Composting process for 28 day, can reach the quality standard of compost.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syifarahma Ayu
Abstrak :
Penerapan konsep zero waste yang diterapkan pada industri dan kebutuhan akan bahan bangunan mendorong studi penggunaan kembali sludge dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk bahan bangunan. Sludge dari IPAL kegiatan eksplorasi dan produksi migas menurut PP No 85 Tahun 1999, dapat dikategorikan sebagai limbah B3. Maka pemanfaatan sludge IPAL sebagai bahan pengganti pada penelitian ini mengacu pada teknik pengolahan limbah B3 dengan stabilisasi/solidifikasi (s/s) yang melibatkan semen sebagai bahan pengikat. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi XRF, XRD, TCLP, kuat tekan dan penyerapan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada produk s/s yang dibuat dengan komposisi 1 PC : 4 agregat halus dengan penggantian agregat halus sebesar 10%, 25%, dan 50% menggunakan sludge IPAL dan perlakuan dengan atau tanpa dikalsinasi memiliki nilai kuat tekan yang semakin menurun, yaitu 87,1 kg/cm2 sampai 18 kg/cm2 seiring dengan jumlah kandungan sludge IPAL dalam produk. Namun, proses kalsinasi juga dapat menaikan kuat tekan 5 kg/cm2 sampai 25 kg/cm2 dari produk s/s tersebut. Pemanfaatan sludge IPAL sebagai bahan pengganti dengan kandungan sludge IPAL 25% tanpa dikalsinasi dalam pembuatan batako pejal memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) Batako dengan peruntukannya sebagai pasangan dinding nonstruktural yang terlindung dari cuaca, tidak memberikan resiko baik terhadap kesehatan maupun lingkungan dan berdasarkan perhitungan cost and benefit analysis, kegiatan pemanfaatan ini dapat memberikan keuntungan ke perusahaan sebesar 45,5% dibandingkan dengan kondisi jika sludge tersebut dibawa ke PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) untuk diolah.
Application of the zero waste concept in the industry and the need for building materials encourage the study to reuse Waste Water Treatment Plant (WWTP) sludge as building materials. WWTP sludge from oil and gas exploration and production activities can be categorized as hazardous waste according to PP No 85 of 1999. The use of WWTP sludge as a substitute in this study is based on the hazardous waste treatment with stabilization / solidification (s/s) involving cement as a binder. Tests performed on the study include XRF, XRD, TCLP, compressive strength and water absorption. The s/s product was made with the composition of 1 PC: 4 fine aggregate, with replacement of fine aggregate content from 10%, 25%, to 50% using WWTP sludge with or without calcination treatment. Value of compressive strength decreases from 87,1 kg/cm2 to 18 kg/cm2 with the increasing content of WWTP sludge in the product that is. On the other hand, the calcination process also increases the compressive strength from 5 kg/cm2 to 25 kg/cm2 of the s/s products. The utilization of WWTP sludge as a substitute, with the WWTP sludge content of 25% without calcination, in a concrete block-making meets standard national of Indonesia (SNI). This concrete block can be used as a non-structural and weather-protected, has no risk, either to health or the environment and this utilization can provide benefit to the company aof up to 45.5% compared with the condition if the sludge is taken to PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) to be processed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42256
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge has the potency to be used as organic fertilizer. Physically, organic fertilizer in pellet form has smaller volume and easily stored and transported. The aim of this study is to obtain the appropriate adhesive to make fertilizer pellets from the residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge. The experiment were performed with two variable treatments which are the types of adhesive (sago flour, cassava starch, molasses) and the adhesive doses (0.5%, 1.0%, and 1.5%) with respectively 3 replications. The physical properties of resulting pellets were tested including yield, density, water holding capacity, and durability. The effect of pellets on plant germination and growth was also done using tomato seed. The results explained that generally, the pellets meet minimum requirements of organic fertilizers and soil conditioner according to Indonesian National Standard (SNI 7847:2012) unless Zn as micro nutrient and Regulation of the Minister of Agriculture Number 70/2011 unless water content. The pelletization of organic fertilizer to the size of 3-5 mm can be done by adding the best adhesive material, namely cassava starch 1% with the physical properties of the pellets including a yield of 99.56%, density of 1.84 g/mL, water holding capacity of 65.53%, and durability of 99.65-99.84%, but organic fertilizer pellets (with sago flour as adhesive) at a dose of 0.5 g/50 g media is the best for tomato germination and growth.
JS 5:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trigunawan Jayawardana
Abstrak :
Tumpahan minyak di laut menyebabkan kerusakan sumberdaya alam dan Iingkungan. Berbagai kasus tumpahan minyak di laut yang mencemari biota laut dan berdampak negatif terhadap sosial ekonomi masyarakat telah terjadi di Indonesia. Salah satu kasus pencemaran akibat tumpahan minyak dari kapal adalah tumpahan limbah kerak minyak mentah (sludge oil) dari Kapal MT. Panos G di perairan Balikpapan dan ditemukan terdampar di pantai dan teluk Balikpapan pads tanggal 25 Juni 2004. Pencemaran minyak di perairan Balikpapan dapat menimbulkan dampak terhadap ekosistem teluk dan aktivitas ekonomi masyarakat pantai Balikpapan. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diketahui dampak apa saja dan seberapa besar nilai kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh tumpahan minyak dari Kapal MT. Panos G. Nilai kerugian ekonomi sangat diperlukan sebagai dokumen tuntutan ganti rugi terhadap pihak pencemar. Berkaitan dengan peristiwa tersebut Pemerintah Kota Balikpapan telah mengajukan tuntutan ganti rugi lewat jalur pengadilan sebesar Rp. 6.635.432.804,-. Penelitian ini bertujuan untuk: (I) mengkaji dampak ekologis dan ekonomi yang terjadi akibat tumpahan sludge oil MT. Panos G di Pantai dan Teluk Balikpapan; (2) menganalisis dan menghitung kerugian ekonomi (materiil) dengan metode valuasi yang sesuai dengan data yang diperoleh di lokasi penelitian; (3) untuk mengetahui prosedur pengajuan klaim ganti rugi dan kerugian apa saja yang dapat dituntut akibat tumpahan minyak di laut sesuai dengan landasan hukum yang ada. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) Akibat tumpahan sludge oil MT. Panos G sebesar 500 Ton yang mencemari ekosistem pesisir Balikpapan menyebabkan gangguan terhadap penghasilan masyarakat; (2) Metode pendekatan yang digunakan dalam perhitungan nilai kerugian ekonomi tiap variabel kerusakan lingkungan berbeda dengan metode yang digunakan oleh pihak Pemerintah Kota Balikpapan, sehingga besarnya nilai kerugian tidak sama. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Pantai dan Teluk Balikpapan. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode ekspost fakto, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dianalisis secara deskriptif analitik, sedangkan pendekatan kuantitatif dianalisis dengan metode valuasi yaitu (1) kerugian pemerintah menggunakan metode harga perbaikan; (2) total nilai ekonomi lingkungan (pendekatan penilaian kerugian lingkungan) dengan metode benefit transfer; (3) kerugian masyarakat dihitung bcrdasarkan harga pasar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dampak tumpahan minyak (jenis sludge oil) di pantai dan teluk Balikpapan pada Tahun 2004 telah menimbulkan kerusakan ekosistem mangrove seluas 18 ha, rusaknya 4 ha wilayah rehabilitasi mangrove, rusaknya ekosistem lamun seluas 1 ha dan tercemarinya pasir pantai Balikpapan sepanjang 5 km. Kerusakan lingkungan tersebut sebagai akibat matinya anakan mangrove, matinya padang lamun, menimbulkan dampak berupa terganggunya tempat hidup berbagai jenis hewan laut berupa ikan, udang yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat. Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan berupa penurunan pendapatan nelayan, pedagang antara, pengolah basil perikanan dan perikanan budidaya. Hasil valuasi ekonomi memperlihatkan nilai total dampak materil sebesar Rp. 10.267.907.465,- (terdiri dari kerugian pemerintah sebesar Rp.1.827.905.000,-, kerugian lingkungan sebesar Rp. 2.166.579.798, kerugian masyarakat sebesar Rp. 6.273.422.667,-). Pengajuan tuntutan ganti rugi melalui proses pengadilan telah dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Balikpapan dan hingga penelitian ini dilakukan keputusan pengadilan belum keluar. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) tumpahan minyak di perairan Balikpapan pada tanggal 25 Juni 2004 telah menimbulkan dampak kerusakan mangrove, padang lamun dan pasir pantai dan menyebabkan gangguan ekonomi masyarakat berupa penurunan penghasilan utamanya nelayan, pedagang perikanan, pengolah basil laut dan perikanan budidaya. (2) pencemaran di pantai dan teluk Balikpapan menyebabkan kerugian ekonomi (materiil) sebesar Rp. 10.267.907.465 yang merupakan penjumlahan kerugian pemerintah, kerugian lingkungan hidup dan kerugian masyarakat;(3) pengajuan klaim ganti rugi akibat tumpahan minyak di pantai dan teluk Balikpapan dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu melalui jalur pengadilan dan di luar pengadilan, dengan mengajukan kerugian materiil yang terdiri dari kerugian masyarakat, kerugian lingkungan dan kerugian pemerintah sebagai total klaim. Saran dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mendapatkan nilai kerugian lingkungan yang valid akibat kasus pencemaran tumpahan minyak maka sebaiknya setiap daerah dilengkapi data base nilai tiap ekosistem. (2) Sebaiknya tuntutan ganti rugi pencemaran minyak di laut diupayakan melalui jalur di luar pengadilan (negoisasi, mediasi) agar nilai ganti rugi didapatkan sesuai dengan besarnya kerugian, melihat banyaknya kendala apabila melalui jalur pengadilan seperti waktu yang lama, dana besar dan sulitnya pembuktian nilai kerusakan lingkungan. (3) Mengingat tuntutan ganti rugi akibat pencemaran merupakan salah satu instrumen pengendalian kerusakan lingkungan, dan Indonesia telah meratifikasi kesepakatan internasional CLC 1992, maka sebaiknya diikuti dengan peraturan (undang-undang, keppres) yang menjadi payung hukum untuk pengajuan klaim ganti rugi yang sesuai dengan besarnya kerugian.
Oil spilling to the sea causes damage to natural resources and the environment. There- have been many cases of oil spill polluting marine biota and adversely affecting people's social and economic conditions in Indonesia. An example of such incidents was the sludge oil spilling from the Panos G vessel and polluting the waters of Balikpapan. The vessel was found on the coastal area of Balikpapan on June 25, 2004. The oil spill could have an impact on the ecosystem as well as on the economic activities of the communities living along the coastline. Therefore, it would be necessary to identify the level of impact and the resulting financial losses. Finding out the value of the economic losses would be required in filing a claim for damages against the polluting party. FoIIowing the incident, the city administration of Balikpapan had filed to the court a claim of Rp 6,635,432,804. This research aims : (1) analyzing the ecologi and economic impact of the Panos G sludge oil spill to the coast and bay of Balikpapan; (2) analyzing and calculating the economic losses with valuation method according to the data taken from research location; and (3) identifying procedures for filing a claim for oil spill damages on the sea according to the exist law. Hypotheses proposed in the research were as follows: (1) the impact of oil spilled on the coast and bay of Balikpapan amount 500 ton, this had resulted in economic losses suffered by the communities; (2) approaching methode which using in to the calculation of economic amount every single variable of environment damage are different each with methode using by the government of Balikpapan, so the result of every amount are definietely different. The research was conducted on the coast and bay of Balikpapan using the ekrpost fakto method with qualitative and quantitative approaches. With qualitative approach analysis was done descriptive-analytically; while with quantitative approach analysis was done using economic valuation, i.e. (I) revised price for government losses; (2) benefit transfer for the total of environmental economic value (environmental loss assessment approach); and (3) market value of losses suffered by the communities. The research results showed that the sludge oil spill on the coast and bay of Balikpapan had damaged the ecosystem of mangrove forest covering an area of 18 hectares, and destroyed the 4-hectare mangrove rehabilitation zone as well as one hectare of sea grass. The spill also polluted approximately five kilometers of sand along the coastline of Balikpapan. The environmental destruction as a result of dead young mangrove trees and sea grass affected the area where a number of marine species live such as fish and shrimp - all have economic value enjoyed by the communities. Social impacts included lower income earned by fishermen, brokers, and people processing fishing and farm-fishing products. The economic valuation results indicated material impact total value of Rp 10.267.907.465 (made up of Rp 1.827.905.000 government losses; Rp 2.166.579.798 of environmental losses and Rp 6.273.422.667 of losses suffered by the communities). A claim for damages had been filed to the court by the city administration of Balikpapan, and by the time this research was on-going, a court decision had not been made. The research concluded that (1) the oil spill occurred on the sea of Balikpapan had disturbed the life of ekosistem I impact of mangrove, seagrass and beach on the coastal area of Balikpapan, and this had resulted in economic losses suffered by the communities, in particular fishermen, brokers as well as fishing and farm-fishing industries; (2) the Balikpapan oil spill material impact which was valued at Rp 10.267.907.465, which accumulation of government losses, environmental losses, and losses suffered by the communities; (3) the damage claim filing procedure the oil spilled on the coast and bay of Balikpapan can be using 2 methode are settle out of court and in of court, by propose material losses which contain of community losses, environmental losses, and government losses as a total claim. The research suggests the following: (I) in order to obtain valid environmental loss values resulting from a case of oil spill pollution, each administrative region should have a database of values of all the region's ecosystems; (2) a claim for damages resulting from oil spilling to the sea should be settled out of court (through negotiation or mediation) so that the money paid can cover all the losses. Sawing many problem if claim in the court, such as money, time and value of ecosistem; (3) considering that a claim for pollution damages is an instrument for controlling environmental destruction, and Indonesia has ratified the 1992 CLC international treaty, regulations (laws, presidential decrees) should be stipulated and enforced to provide a legal foundation for filing a damage claim covering all losses.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indriati
Abstrak :
ABSTRAK
Keadaan perekonomian masyarakat yang terus terbelenggu dengan naiknya harga BBM (Bahan Bakar Minyak), perlu dicarikan solusi untuk mencari alternatif pengganti minyak tanah. Telah banyak sumber energy yang dikembangkan mulai dari berbasis teknologi tinggi hingga sederhana, namun nilai jualnya masjh relatif mahal. Ada satu sumber energi alternatif yang belum tersentuh yaitu limbah minyak berupa lumpur minyak atau sering disebut sludge oil. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan sludge oil menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif yang relatif mur.eh sehingga dapat dijadikan alternatif pengolahan limbah sludge oil. Dibuat tiga tipe percobaan briket dengan penambahan filler seperti jerami, serbuk gergaji dan arang dengan mencari hasil dan kondisi optimum. Parameter uji dilakukan secara fisika dan kimia. Parameter fisika adalah pencetakan, waktu pengeringan, tekstur, uji kekerasan, uji nyala, uji lelehan, uji jelaga dan untuk parameter kimia adalah kadar air, kadar abu, kandungan energi, kandungan logam berat (Cd, Cr, Cu, Hg, Pb), kandungan SOx dan NOx. Dari hasil penelitian didapatkan formulasi optimum, untuk brikeLsludge oil+ jerami optimum pada perbandingan komposisi sludge oil : jerami (3: 1 ); suhu pemanasan T 300°C; waktu pemanasan 90 men it, briket sludge oil + serbuk gergaji optimum pada perbandingan komposisi sl~dge oil : serbuk gergaji (3: 1 ); suhu pemanasan T 250°C; waktu pemanasan 150 men it dan briket sludge oil T arang optimum pada perbandingan komposisi (1: 1 ); suhu pemanasan T 250°C, waktu pemanasan 120 menit. Secara keseluruhan tipe briket yang paling baik adalah briket sludge oil+ arang. Selain dari bentuk fisiknya yang keras dan - . pad at, hasil parameter uji kimianya juga menghasilkan data analisa yang paling baik. Briket ini memiliki kandungan energi paling tinggi sebesar 4000 kkal/kg, kadar logam berat yang paling rendah bila dibandingkan dari kedua tipe briket yang lainnya, l
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Gouw
Abstrak :
Lumpur padat merupakan endapan suspensi limbah cair dan mikroorganisme yang berasal dari pengolahan air limbah pada IPLT. Pembuatan pupuk kompos merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam pemanfaatan lumpur padat karena kandungan yang dimiliki oleh lumpur padat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur hara makro dan mikro serta logam berat dan menganalisis potensi aplikasi lumpur padat hasil pengolahan IPLT Pulo gebang serta menganalisis risiko pencemaran logam berat terhadap tanah, tanaman, dan manusia. Pembuatan kompos menggunakan bahan baku berupa lumpur padat hasil pengolahan IPLT Pulo Gebang dan bahan pendukung kompos berupa sampah organik dan dedaunan kering. Metode pengomposan yang digunakan adaah metode open bin composting dengan wadah kompos berupa compost bag 200 L yang dimodifikasi. Pengomposan dilakukan dengan 3 variasi kompos selama 50 hari dimana dilakukan pengamatan suhu, pH, dan kelembapan setiap 2 hari sekali serta pengamatan warna dan bau setiap 1 minggu sekali. Seluruh reaktor kompos berhasil melewati proses pengomposan dengan baik, yaitu berhasil mencapai fase mesofilik, termofilik, dan pendinginan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kompos II dengan perbandingan lumpur padat : sampah organik : dedaunan kering sebesar 50 : 25 : 25 mempunyai kandungan yang paling baik dengan kandungan C-organik sebesar 36,75%, N-Total sebesar 3,57%, rasio C/N sebesar 10,29, P2O5 Total sebesar 2,45%, K2O total sebesar 0,38%, Fe total sebesar 1,97%, Mn sebesar 0,03%, Cu sebesar 33,6 ppm, dan As sebesar 13,09 ppm. Proses pengomposan dapat menaikkan kadar unsur hara makro dan mikro serta menurunkan kadar logam berat. Analisis risiko paparan logam berat terhadap manusia dilakukan dengan 2 metode, yaitu berdasarkan nilai HQ (Health Quotient) dan ECR (Excess Cancer Risk). Kandungan logam berat pada kompos matang mempunyai potensi untuk menimbulkan efek kesehatan dan efek kanker pada 23 – 106 orang dari 10.000 orang. ......Sludge is a liquid waste suspension and microorganisms precipitate from wastewater treatment at WWTP. Compost is an alternative that can be done as an effort to utilize sludge because of the content possessed by the sludge. This study aims to analyze macro and micronutrients as well as heavy metals and analyze the potential application of solid sludge from Pulo Gebang WWTP processing. In addition, also analyze the risk of heavy metal contamination to soil, plants, and humans. Compost production uses raw materials in the from of sludge from Pulo Gebang WWTP processing and compost supporting materials in the form of organic waste and dry leaves. The composting method used is the open bin composting method with a modified 200 L compost bag. Composting was carried out with 3 variations of compost for 50 days where temperature, pH and humidity were observed every 2 days and color and odor observations were made once every 1 week. All of the compost reactors successfully passed the composting process well, successfully achieving the mesophilic, thermophilic, and cooling phases. Based on laboratory test results, compost II with a ratio 50 : 25 : 25 of sludge: organic waste: dry leaves has the best content with C-organic content of 36.75%, N-Total of 3.57%, ratio of C /N 10.29, P2O5 Total 2.45%, K2O total 0.38%, Fe total 1.97%, Mn 0.03%, Cu 33.6 ppm, and As 13, 09 ppm. The composting process can increase levels of macro and micronutrients and reduce levels of heavy metals. Analysis of the risk of heavy metal exposure to humans was carried out using 2 methods, namely based on HQ (Health Quotient) and ECR (Excess Cancer Risk) values. The content of heavy metals in mature compost has the potential to cause health effects and cancer effects in 23-106 people out of 10,000 people.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vazquez, Roberto Valencia
Leiden: CRC Press/Balkema, 2008
628.445 64 Vaz e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>