Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Amirudin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi keluarga, faktor karakteristik siswa, faktor karakteristik sekolah, faktor lingkungan belajar siswa terhadap angka melanjutkan siswa SD ke SLTP. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak dua puluh variabel bebas (X) dari satu bush variabel terikat (Y), yaitu terdiri dari variabel -variabel : angka melanjutkan SD ke SLTP, pekerjaan orang tua siswa, penghasilan tetap orang tua, pendidikan orang tua, jenis sekolah, jumlah siswa disekolah, jumlah siswa dikelas, fasilitas di sekolah, lingkungan sekolah, jenis kelamin siswa, nilai raport, pemah mengikuti TK, pemah tinggal kelas, usia siswa, jarak dari rumah kesekolah, belajar mengajar yang menyenangkan, waktu belajar di rumah, orang tua membantu menyelesaikan tugas-tugas disekolah, belajar kelompok , mengikuti bimbingan belajar (les), guru memberikan PR, siswa membantu pekerjaan orang tua.

Penelitian ini dilaksanakan di seluruh wilayah DKI Jakarta yang mewakili 30 Sekolah dasar sebagai sampel untuk dianalisa. Besar sarnpel berjumlah 600 siswa.

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan metode stepwise yang menggunak.an program statistik SPSS For Windows. Untuk mengetahui secara umum mean, standar deviasi dan nilai maksimum dan minimum dari tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini digunakan statistik deskriptif .

Secara umum hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada faktor sosial ekonomi keluarga hanya penghasilan tetap orang tua yang mempunyai pengaruh paling besar dalam meningkatkan angka melanjutkan siswa SD ke SLTP.

Pada faktor karakteristik sekolah hanya jumlah siswa disekolah dan lingkungan sekolah yang paling besar dalam meningkatkan angka melanjutkan siswa SD ke SLTP. Pada faktor karakteristik siswa hanya nilai raport siswa yang mempunyai pengaruh dalam meningkatkan angka melanjutkan siswa SD ke SLTP. Pada faktor lingkungan belajar siswa hanya variabel belajar kelompok, mengikuti bimbingan belajar (les) dan guru memberikan PR yang mempunyai pengaruh dalam meningkatkan angka melanjutkan siswa SD ke SLTP.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Rumasita S
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam sejarah kehidupan, manusia selalu mengejar prestasi. Dari banyak penelitian yang telah dilakukan, tampak adanya hubungan yang signifikan antara self efficacy dan prestasi. Seseorang dengan kemampuan rata-rata namun memiliki self efficacy yang tinggi dapat mencapai prestasi yang baik. Selain self efficacy, dukungan dari orang tua, guru dan kelompok teman sebaya juga dapat mempengaruhi prestasi belajar karena mereka merupakan lingkungan sosial yang dekat dengan kehidupan siswa. Dukungan juga dapat mempengaruhi prestasi secara tidak langsung, yaitu melalui self efficacy, karena siswa masa remaja awal masih mendengarkan pendapat orang-orang di sekitarnya, dan hal tersebut dapat mempengaruhi cara siswa mempersepsikan kemampuannya. Hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Oleh sebab itu, peneliti ingin melihat hubungan dukungan sosial dan self efficacy dengan prestasi belajar pada siswa SLTP, karena siswa SLTP berada pada masa perkembangan remaja awal. Penelitian dilakukan pada 92 orang subyek yang terdiri dari 37 siswa lakilaki dan 55 siswa perempuan, yang berusia sekitar 13-15 tahun. Pemilihan subyek dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling. Setiap subyek dalam penelitian memperoleh kuesioner dukungan sosial dan skala self efficacy, dan untuk mengetahui prestasi belajarnya digunakan nilai rapor catur wulan pertama. Data dalam penelitian diolah dengan menggunakan teknik koefisen alpha dari Cronbach, korelasi Pearson Product Moment dan multiple regression yang ada pada program SPSS for MS Windows Rclease 10.0. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan prestasi belajar. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula prestasi belajar. Hubungan yang signifikan juga ditemukan antara self efficacy dengan prestasi belajar. Meningkatnya skor self efficacy akan diikuti dengan meningkatnya prestasi belajar. Dukungan sosial dan self efficacy juga berhubungan secara signifikan. Dan jika diteliti secara bersamaan, terlihat adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan self efficacy dengan prestasi belajar. Tetapi hanya 10,7% varians dari prestasi belajar dapat dijelaskan oleh dukungan sosial dan self efficacy. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dan beragam agar hasil dapat digeneralisasikan. Selain itu, perlu dilakukan validasi eksternal terhadap instrumen penelitian yang digunakan. Kontrol juga perlu dilakukan untuk variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi prestasi belajar. Pada penelitian selanjutnya, nilai rapor juga dapat digantikan dengan tes standar untuk melihat prestasi siswa seperti EBTANAS.
2002
S3092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Welis
Abstrak :
Gizi lebih adalah suatu keadaan kelebihan berat badan bila dibandingkan dengan standar sesuai umur dan jenis kelamin. Gizi lebih pada dasarnya disebabkan ketidakseimbangan energi. Di satu sisi konsumsi energi yang berlebihan karena mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak tapi rendah serat seperti konsumsi fastfood dan makanan jajanan. Dari sisi lain rendahnya penggunaan energi karena gaya hidup sedentaris seperti banyaknya aktifitas menonton televisi dan sedikit berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi lebih pada siswa SLTP Kesatuan dan SLTP Bina Insani Kota Bogor. Desain penelitian ini adalah crossectional dan cara pengambilan sampel dengan cara acak sederhana. Sampel adalah siswa kelas 1, 2 dan 3 SLTP Kesatuan dan SLTP Bina Insani yang berjumlah 200 orang. Analisis data dilakukan dengan uji khai kuadrat dan regresi logistik ganda. Variabel independen adalah umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, persepsi terhadap tubuh, jumlah uang saku, frekuensi makan, kebiasaan jajan, kebiasaan mengkonsumsi .fastfood, konsumsi energi, protein, karbohidrat, lemak, lama menonton televisi, lama tidur, kebiasaan olah raga, pendapatan keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan status gizi orang tua. Hasil penelitian ini mendapatkan persentase siswa dengan gizi lebih sebesar (44,9%). Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin laki-laki, kebiasaan selalu jajan, kebiasaan olah raga yang rendah, pendidikan ayah yang rendah, pendapatan keluarga rendah dan orangtua yang gizi lebih dengan kejadian gizi lebih pada siswa. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan gizi lebih adalah kebiasaan jajan ( OR= 5,311 ; 95% CI: 2,457 - 11,482 ). Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar menggiatkan kembali program UKS dan promosi gizi siswa sekolah lanjutan tingkat pertama serta peningkatan sosialisasi PUGS untuk remaja. Bahan Bacaan : 134 (1980-2003)
Analysis Factors Related to Overweight at Student of SLTP Kesatuan and SLTP Bina Insani in Bogor 2003Overweight is an increase of body weight above a standard for age and sex. Overweight is a problem of nutrient imbalance as more foodstuff are stored as fat than are used for energy and metabolism. This study aim to examine factors that related to overweight at student of SLTP Kesatuan and SLTP Bina Lnsani in Bogor. This research using crossectional design and simple random sampling. The samples were student grade 1-3, total sample are 200 students. Data analysis by chi square and multiple logistic regression. Variables age, sex, knowledge nutrition, body perception, pocket money, food frequency, habit to buy snack, habit to eat fastfood, food consume, duration of viewing TV, sleep duration, exercise, family income, father and mother' education and nutritional status of parent are as independent variables. The result of this study found that subject with overweight was 44,9%. Based on bivariate analysis, male, high habit to buy snack, low habit of exercise, low father's education, Iow family income and parental overweight showed significant correlation with overweight in adolescent. The most dominant variable to overweight was habit to buy snack. We recommended to Ministry of Health and Department of Education to reactive School Health Program (UKS), Nutrition Education and Marketing Indonesian Nutrition Guideline (PUGS) for adolescent. References : 134 (1980-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Ali
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranserta siswa sekolah lanjutan tingkat pertama dalam pelestarian lingkungan di wilayah DKI Jakarta, hubungan antara peranserta tersebut dengan pelestarian lingkungan dan hubungan penerapan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ) pada SLTP di Wilayah DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing serta mencari model hubungan antara peranserta tersebut dengao peiestarian lingkungan. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode survei, dengan menarik sejumlah sampel pada sekolah sanggar di Wilayah Jakarta Timur. Sebagai bahan kajian pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan empat cara yaitu wawancara berstruktur dengan 252 orang responden siswa SLTP yang telah memperoleh pelajaran PLKJ, wawancara tidak berstmktur dengan sejumlah guru, dan kepala sekolah SMP, pengamatan lapangan dan penelaahan data sekunder yang telah ada. Data dalam penelitian ini di analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif, dimaksudkan agar peneliti lebih banyak mengadakan interpretasi dari data yang dikumpulkan melalui wawancara tidak berstruktur dan pengamatan di lapangan. Sedangkan analisis kuantitatif, diolah berdasarkan data hasil isian berstruktur melalui metode statistik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga terdapat hubungan antara peranserta siswa SLTP di Wilayah OKI Jakarta dengan pelestarian lingkungan di DKI Jakarta.
2. Diduga ada kontribusi penerapan pelajaran PLKJ terhadap pelestarian lingkungan di Wilayah OKI Jakarta.
3. Diduga hubungan antara peranserta siswa tersebut dengan pelestarian lingkungan merupakan hubungan yang linier. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Spearman Product Moment yang dikenal dengan koefisien korelasi peringkat. Disamping itu untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas {peranserta) dengan variabel terikat (pelestarian lingkunga) diterapkan teknik analisis regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan menggunakan program TSP (Technical Statistic Programme). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara peranserta siswa SLTP dengan pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing. Peranserta ini umumnya (> 50%) terlihat dalam perencanaan kerja bakti, merancang papan pengumuman, papan nama yang akan ditaruh di taman sekolah, membuang sampah pada tempatnya, mengajak adik kelas membuang sampah di tempamya dan menjaga kebersihan kelas. Disamping itu, juga terlihat peranserta siswa dalam hal: merencanakan jenis tanaman yang akan ditanam di pekarangan sekolah, pembentukan taman, penyusunan jadwal piket yang akan merawat tanaman, perencanaan tata kelas, menjaga kelancaran saluran air libah, pengadaan bibit, memberi laporan kepada guru jika terdapat masalah dalam pelestarian, membantu pembiayaan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang lingkungan hidup. Secara keseluruhan peranserta siswa SLTP di Wilayah OKI Jakarta dalam pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing tergolong baik. Baiknya peranserta ini nampaknya berkaitan baiknya dengan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PLKJ. Berdasarkan analisis statistik hubungan antara peranserta siswa dengan pelestarian lingkungan pada tingkat keyakinan 95 % diperoleh koefisien koreiasi 0,656, rasio kritik 2,458 dan angka kritik ini temyata lebih besar dari CR label. Dari penelitan dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1. Terdapat hubungan yang nyata antara peranserta siswa yang diteliti dengan pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing. Besarnya hubungan tersebut adalah 0,943
2. Peraserta siswa tersebut terlihat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan /pengawasan.
3. Terdapat hubungan antara pemahaman mata pelajaran PLKJ dengan pelestarian lingkungan.
4. Jika dilihat secara pasial, terayata hubungan antara peranserta siswa pada tahap perencanaan , tahap pelaksanaan dan pemeliharaan signifikan pada taraf nyata 95 %. Besarnya hubungan tersebut bertunit-turut adalah: 0,685 dan 0,691.
5. Hubungan antara sikap responden dengan pelestarian lingkungan ternyata kecil dan setelah diuji dengan menggunakan Speannan Product Momen tidak signikan.
6. Terdapat hubungan antara pemahaman mata pelajaran PLKJ dengan pelestarian lingkungan. Besarnya hubungan tersebut 0,527 , setelah diuji secara statistik ternyata signifikan pada taraf kepercayaan 90%.
7. Hubungan antara variabel bebas peranserta dengan variabel terikat pelestarian lingkungan ternyata bukan linier, tetapi merupakan fijngsi eksponen. Diperoleh bentuk hubungan tersebut adalah:
Y = 5,46 X0-01
Y - Pelestarian lingkungan X = Peranserta
8. Bentuk hubungan antara indikator-indikator pada variabel bebas dengan variabel terikat pelestarian lingkungan terlihat sebagai berikut:
Y = 5,471 XI-0-007 X2°'°H X30-003 X40'003
dimana: Y = Pelestarian lingkungan
XI = Peranserta dalam tahap perencanaan
X2 = Peranserta dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
X3 = Sikap terhadap pelestarian X4 = Pemahaman terhadap PLKJ Dari model diatas dapat dikatakan, apabila kita ingin meningkatkan pelestarian Hngkungan di OKI Jakarta melaui siswa Sekolah Lajutan Pertama, adalah lebih cepat melalui peranserta siswa tersebut dalam pelaksanaan dan pemeliharaan dari pada peningkatan terhadap sikap atau pemahaman terhadap PLKJ.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frimadhona Syafri
Abstrak :
Pemelajaran Bahasa inggris sebagai bahasa asing merupakan mata pelajaran wajib diajarkan di STLP. Salah satu tujuan pemelajaran itu adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa agar mereka mereka mampu mempelajari teks berbahasa inggris ketika melanjutkan studi mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Pada saat ini, kemampuan membaca teks berbahasa inggris siswa SLTP masih jauh dari tingkat yang diharapkan. Kenyataan itu telah ditulis dalam berbagai laporan penelitian oleh para ahli pengajaran bahasa. Mengingat hat itu, diperlukan ancangan yang dapat mengefektifkan pemelajaran membaca, khususnya membaca interpretatif dalam bahasa inggris. Salah satu ancangan pemelajaran yang dapat diuji cobakan adalah ancangan Coopertive Learning (CL). Ancangan CL adalah ancangan pemelajaran yang melatih siswa agar dapat sating berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dengan sesama anggota kelompoknya sehingga tercapai keberhasilan dalam pemelajaran. Untuk itu kebenarannya periu dibuktikan di lapangan melalui sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan. Tujuan penelitian itu adalah untuk mengetahui pengaruh kerja sama kelompok dalam pemelajaran membaca teks berbahasa inggris dengan menggunakan ancangan CL. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam 5 siklus. Penelitian itu dilakukan di salah satu kelas II SLTP Hj. Isriati yang siswanya berjumlah 35 orang yang terdiri atas 13 perempuan dan 22 laki-laki_ Kelas dibagi dalam B kelompok Setiap kelompok terdiri atas 4 - 5 siswa perempuan dan laki-laki yang memiliki kemampuan akademik berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ancangan CL dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hal itu terlihat pada evaluasi proses dan evaluasi basil. Evaluasi proses dilakukan dengan cara mengamati perilaku siswa dan guru selama pemelajaran. Hasil observasi tindakan dari aspek siswa menunjukkan kemajuan tindakan pada siklus pertama 40 persen, kedua 56 persen, ketiga 71 persen , keempat 77 persen , dan kelima 85 persen. Dari aspek guru, hasil observasi menunjukkan pada sikkius pertama 58 persen , kedua 64 persen, ketiga 75 persen, keempat 80 persen, dan kelima 89 persen. Kedua hasil observasi itu membuktikan keberhasilan tindakan dari siswa dan guru selama pemelajaran. Evaluasi hasil dapat dilihat pada hasil belajar siswa berdasarkan niiai rata-rata kelas di setiap siklus. Pada siklus pertama nilai rata-rata kelas 58,2, kedua 64,8, ketiga 70,0, keempat 76,4 dan kelima 79,7. Hal itu menunjukkan keberhasilan siswa dalam melaksanakan pemelajaran membaca interpretatif dalam bahasa inggris dengan menerapkan ancangan CL.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Lucia Wantania
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLIP terhadap Pelestarian Lingkungan di kotamadya Jakarta Barat , DKI Jakarta. Masalah lingkungan hidup sangat kompleks karena menyangkut dimensi ruang dan waktu serta dampaknya bersifat lokal, wilayah tertentu, daerah, negara bahkan global. Karenanya diperlukan penanganan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif antar disiplin ilmu, pihak-pihak terkait serta partisipasi masyarakat. Untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup ini perlu ditanamkan pemahaman tentang lingkungan hidup sejak dini mulai dari masa prasekolah, SD, SLTP dan SMU sampai perguruan tinggi. Inilah yang menjadi dasar pijak penelitian kami. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa SLTP mengenai materi lingkungan hidup sebagai hasil belajar pendidikan lingkungan hidup. 2. Mengetahui bagaimana sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan sebagai hasil pengajaran pendidikan lingkungan hidup. 3. Mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa SLTP di Jakarta terhadap pelestarian lingkungan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : "Terdapat hubungan yang berarti antara pemahaman materi pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan". Penelitian ini dilakukan secara ekspos fakto di SLTP Negeri Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 320 siswa kelas III dari 8 SLTPN Sanggar yang diambil secara acak sistematik juga dilakukan wawancara pada sejumlah guru dan Kepala Sekolah. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan dan kuesioner sikap yang disusun sesuai dengan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dikuntkan dengan Uji T. tes. Sedangkan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan) dengan variabel terikat (sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan) digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan petunjuk pengujian hipotesis dari Putrawan (1990). Hasil Penelitian menunjukkan : 1. Tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP rata rata cukup (skor rata-rata 23,4625 dari maksimum skor 36,0000). 2. Sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan umumnya baik (rata-rata skor 83,1844 dari maksimum skor 100,0000). 3. Ada hubungan yang cukup bermakna antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (r= 0,3680; r tabel = 0,118) 4. Model regresi antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup (variabel x) dan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (variabel y) adalah linear dengan rumus Y^ = 71,01 + 0,523 Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada kontribusi positif dari tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP kepada sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan sebesar 13,54%.
ABSTRACT This thesis was undertaken to know the correlation between environmental education and Junior High School Students' attitude towards environmental conservation in Jakarta. Environmental problems are very complex because it involved the dimensions of time and space and the impact could be locally, a certain area, a region, national, even global in nature. Therefore, it is necessary to manage this living environment in an integrated and comprehensive manner, based on many disciplines, many parties concerned and also community participation. To support the management of this living environment, it is necessary to introduce environmental concepts early commencing since preschool, elementary school, junior high school and secondary high school up to tertiary education. That then is the basic idea of this research. The objectives of this research are to : 1. Determine the level of Junior High School Student's knowledge on living environment. 2. Determine the student's -attitude towards environmental conservation as the result of environmental education. 3. Know the con-elation between the level of student's knowledge on the living environment and their attitude towards environmental conservation. The hypothesis formulated in this study is as follows : "There is a significant correlation between the level of student's knowledge on the subject of environmental education and their attitude towards environmental conservation". The research had been conducted at the Public Junior High School in the municipality of West Jakarta. Samples were taken using the systematic random sampling technique numbering 320 students of the third grade from 8 (eight) workshop schools. In addition, to complete the data, a number of headmasters and teachers were interviewed. The data used in this research were gathered from assessment of environmental knowledge's test and questionaires that was used conform with the Liked Scale method to measure student's attitude towards environmental conservation. To assess the correlation between the environmental knowledge (X-variable) and student's attitude (Y-variable) the Correlation Coefficient of Pearson Product Moment and the 1-test was used. To seek out the regression model between the independent variable and dependent variable, a simple linear regression was used with the test-guideline of Putrawan (1990). The research results showed that 1. The level of environmental knowledge of the student's average score was 23.4625 out of 36.0000. 2. The student's average score of attitude using Likert Scale was 83.1844 out of 100.0000. There was a significant correlation between environmental knowledge's level and the student's attitude towards environmental conservation 0-0,3680 ; r table = 0,118). 3. Regression model between indicator of the independent variable and dependent variable is shown as : YA =71,01+0,52X. The conclusion that can be drawn is : "there is a positive contribution (13,54%) of the environmental knowledge's level towards junior high school student's attitude on environmental conservation". Number of References : 41 (1982-1997).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Mayasari S
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja dan menstruasi yang terjadi pada seorang wanita erat kaitannya. Bila seorang anak perempuan telah mengalami menstruasi pertama (menarche), maka dapat dikatakan bahwa anak perempuan tersebut telah memasuki masa remaja. Masa remaja adalah masa yang sangat penting masa di saat seseorang banyak belajar mengenai berbagai segi kehidupan, pengalaman dan penghayatan mengenai dirinya sendiri (Yaumil, 1996).

Menstruasi merupakan salah satu ciri perkembangan fisik seorang remaja putri yang ditandai dengan kematangan sistem reproduksi (primary sex characteristic) dan perkembangan secondary sex characteristic [Brooks-Gunn dan Unger & Crawford, 1992) Menstruasi penting dalam kehidupan sekarang wanita sebagai individu, suatu pengalaman yang pribadi (Matlin, 1987)

Menstruasi adalah keluarnya darah dari dalam vagina yang disebabkan oleh tidak dibuahinya sei telur yang dikeluarkan olen indung telur. Umumnya menstruasi pertama dialami oleh seorang remaja putri pada usia 10-12 tahun (Panduan PKBI, 1989).

Permulaan menstruasi mungkin akan meniadi peristiwa yang traumatik bagi beberapa remaja putri yang tidak mempersiapkan dirinya terlebih dahulu (Pillemer dalam Rice, 1990). Banyak remaja putri yang mengalami rasa sakit saat menstruasi, namun tidak semua remaja putri mengalaminya. Keluhan tersebut baru muncul 2 atau 3 tahun setelah menarche (Llewellyn-Jones, 1997). Pengalaman akan masalah premenstrual pada remaja putri mungkin disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis (Rice, 1990).

Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi (Rierdan dalam Golub, 1992). Remaja putri akan mengalami kesulitan daiam menghadapi menstruasi yang pertama jika sebelumnya ia belum pernah mengetahui atau membicarakannya baik dengan teman sebaya atau dengan ibu mereka (Unger & Crawford, 1992). ldealnya seorang remaja putri belajar tentang menstruasi dari ibunya (Liewe||yn-Jones, 1997). Namun tidak selamanya ibu dapat memberikan informasi tentang menstruasi karena terhalang olen tradisi yang menganggap tabu membicarakan tentang menstruasi sebelum menarche (Unger & Crawford, 1992).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penerimaan remaja putri terhadap menstruasi, apa yang dirasakan, diketahui dan dialami oleh remaja putri tersebut sebelum dan sesudah mereka mengalami menstruasi.

 Oleh karena masalah menstruasi adalah permasaianan yang sensitif dan menyangkut pengalaman dan penghayatan seorang remaja putri, maka metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu studi dalam situasi alamiah, yang memberikan penekanan pada dinamika dan proses (Patton, dalam Poerwandari, 1998).

Ada 3 pengaruh utama dalam perkembangan manusia, yaitu Normative Age- Graded Influences, Normative History-Graded Influences dan Nonnormartive Influences (Baltes, Cornellus & Nesselroade dalam Turner & Helms, 1991). Ketiga faktor tersebut membuat adanya perbedaan penghayatan dan penerimaan remaja putri terhadap menstruasi yang pertama atau menstruasi selanjutnya yang akan berlangsung secara periodik. Hal ini terlihat pada hasil yang diperoleh dari penelitian ini, di mana masing-masing subyek mempunyai ciri khas tersendiri dalam pengalaman, penghayatan dan penerimaan terhadap menstruasi.
1998
S2732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Abdul Khak
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2000
499.25 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sri Iswari
Abstrak :
Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa jumlah kenakalan anak semakin bertambah serta dengan tidak berfungsinya peran keluarga. Pada masa ini dimana jumlah kenakalan dan jenis kenakalan semakin banyak sering kita dengar tentang perampokan atau penyanderaan bus di kota - kota besar dan semakin maraknya Narkotik dan obat - obatan. Serta didukung pula dengan adanya krisis moneter sehingga peran dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah maka perlu diadakan penelitian tentang kenakalan anak terhadap keluarga. Terkait dengan hal tersebut maka penelitian ini mengarah pada bentuk keluarga dan kenakalan anak yang dibatasi pada anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di salah satu Sekolah SLTP swasta yang tingkat kenakalannya sangat tinggi, Anak SLTP yang dianggap " anak baru gede " memang rawan terhadap lingkungannya karena pada masa usia ini anak masih mencari jati dirinya. Keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama dimana seorang anak yang berada dalam lingkungan keluarga mau tidak mau harus menganut sistem nilai, aturan dan norma - norma yang ada. Karena didalam keluargalah anak mulai diajarkan tata nilai, norma dan aturan - aturan yang mengikat dengan tujuan agar anak dapat diterima di dalam kelompoknya. Pada proses inilah anak dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan baik. Proses sosialisasi biasanya ada yang dapat diterima dan ada yang tidak dapat diterima oleh diri sianak. Bagi yang dapat menerima proses sosialisasi yang baik maka anak dapat berfungsi dengan baik, sementara anak yang tidak dapat bersosialisasi dengan baik pada akhirnya akan mengalami penyimpangan perilaku terhadap norma dan aturan. Dari penyimpangan perilaku ini yang dilakukan oleh anak disebut sebagai kenakalan anak yang sesuai dengan teori Sosiogenesis. Penelitian ini dilakukan di Kotamadya Depok, karena Kotamadya Depok merupakan salah satu daerah yang baru menjadi Kotamadya sehingga terjadi perubahan sosial dan pembangunan yang pesat sehingga, secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak anak baru gede. Tujuan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui tentang pola, jenis kenakalan anak serta untuk dapat mengetahui tentang peran keluarga yang ada baik itu keluarga luas maupun keluarga inti. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang dipandang perlu untuk menguji kebenaran dari pernyataan Hubungan bentuk keluarga dan kenakalan anak. Untuk itu maka perlu diteliti tentang sejauh mana bentuk keluarga, fungsi dan peran, serta pola dan jenis apa kenakalan anak yang ada di Kotamadya Depok. Dari hasil penelitian secara umum dapat dikatakan bahwa : (1) Kenakalan anak yang terjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ternyata masih tinggi dalam arti kata bahwa jenis kenakalan anak semakin komplek. (2) Bentuk keluarga yang ada belum memainkan peran dan fungsinya dengan baik sehingga masih mengarah pada pemenuhan kebutuhan pokok saja. Berdasarkan dari hasil penelitian, ternyata keluarga luas pada umunya mempunyai anak dengan tingkat kenakalan yang rendah hal ini didukung oleh sifat, pola asuh orang tua serta penanaman nilai yang lebih cenderung demokratis dan kekeluargaan. Berbeda dengan keluarga inti yaitu dengan tingkat kenakalan anak yang tinggi karena sifat orang tua yang cenderung otoriter bahkan juga ada yang permisif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariani
Abstrak :
Makanan modern seperti fried chicken, hamburger, pizza, spaghety,dll disukai oleh banyak kalangan terutama anak-anak dan remaja karena makanan modern mempunyai daya pikat selain praktis, cepat dalam penyajian dan mengandung gengsi bagi kalangan tertentu. Disisi lain makanan tersebut mengandung tinggi lemak, protein, gula dan garam tetapi miskin serat. Jika sering dikonsumsi secara berkesinambungan dan berlebihan dapat menimbulkan munculnya masalah gizi lebih yaitu obesitas. Bersamaan dengan itu, menurut hasil survei dan beberapa laporan penelitian di Indonesia menunjukan bahwa masalah obesitas sudah mulai tampak pada populasi usia sekolah dan prevalensinya cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi makanan modern terhadap kejadian obesitas pada remaja SLTP Kesatuan Kota Bogor Jawa Barat tahun 2003. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain `case control'. Yang menjadi kasus (obes) adalah remaja kelas I - kelas III dengan IMT 95 percentil, sebagai kontrol (non obes) adalah remaja kelas I - kelas III dengan IMT 5 - 85 percentil, dengan jumlah sampel sebanyak 140 (70 kasus dan 70 kontrol), ditetapkan nilai kemaknaan dengan 95 % CI kemudian ditelusuri pengaruh paparan pola konsumsi makanan modern (variabel independen) terhadap kejadian obesitas (variabel dependen) dengan mengontrol covariat (jenis kelamin, aktifitas olah raga, asupan zat gizi, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status gizi orang tua dan pendapatan orang tua. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan chi square Mantel Haenszel dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Secara statistik didapatkan nilai p < 0,05 yang artinya pola konsumsi makanan modern berpengaruh terhadap kejadian obesitas, didapatkan nilai OR 2,96 maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang sexing mengkonsumsi makanan modern memiliki resiko 3 kali untuk mengalami obesitas dibanding remaja yang jarang mengkonsumsi. Diketahui pola bahwa jenis kelamin aktifitas olah raga, asupan zat gizi, tingkat pendidikan ibu, dan status gizi orang tua merupakan confounder, artinya variabel tersebut turut berperanan terhadap hubungan pola konsumsi makanan modern dan obesitas. Hasil analisis bivariat membuktikan makanan modern yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada remaja SLTP Kesatuan adalah fried chicken dan chicken nugget. Ditemukan pula dose-response relationship pada analisis ini yaitu semakin tinggi frekuensi konsumsi semakin besar risiko untuk mengalami obesitas. Mengingat dampak obesitas yang terjadi, maka diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi obesitas dikalangan remaja, melalui upaya promotif dengan memasang poster di sekolah tersebut berisi tentang makanan modern yang perlu diwaspadai dan dibatasi dan pedoman umum gizi seimbang untuk remaja. Penyuluhan pada guru perlu dilakukan. Sosialisasi pengukuran IMT pada tim UKS sekolah tersebut agar dapat mengidentifikasi obesitas. Peran orang tua khususnya ibu sangat penting dalam memilih atau menentukan jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi. Perlunya penelitian lanjutan untuk mengetahui secara spesifik pengaruh tiap jenis makanan modern terhadap obesitas pada populasi remaja yang lebih luas, terutama untuk mengetahui masalah gizi yang terjadi pada populasi etnik Cina dengan melengkapi variabel dalam penelitian ini dan memilih desain yang lebih tepat.
The Effect of Modern Food Consumption Pattern for Incidence of Obesity on Adolescent of SLTP Kesatuan in the Bogor City the Year of 2003 Modern food such as fried chicken, hamburger, pizza, spaghetti, etc. preferred by most people especially the children and adolescent since it is practical, fast served and had a relative prestige for some people. Even so, these sort of food present high fat, protein, sugar, and salt but less in fiber. When this condition done continually and in excessive way it might cause nutrition problem that is obesity. That simultenously, survey and researches conducted reveals that the problem of obesity in Indonesia arise in schooling age and it prevalence trends to rise. The purpose of this study was to know the effect of modern food consumption pattern for incidence obesity in adolescent of SLTP Kesatuan in the Bogor city, West Java, year of 2003. The method of research used is case control design, the case group are adolescent from the class 1 to 3 who have BMI > 95 percentiles, as control are adolescent class l to 3 who have BMI 5 - 85 percentiles, the size of samples are 140 (70 cases and 70 controls), determined meaning value with 95% .Cl then inspected the influence of modem food consumption (independent variable) for incidence of obesity (dependent variable) by controlling covariate (gender, exercises, nutrient intake, mother's level of education, mother's occupation status, nutrition status of parent's, and parent's income. This research used the bivariat analysis with Mantel Haenszei's Chi Square and multivariate with multiple logistic regression analysis. Statistically the p value < 0,05 obtained, meant that the modern food consumption pattern does have effect on obesity, adolescent that frequently consumed modern food had relative risk 3 times of getting obesity compared to those that consumed it rarely (value of Odds Ratio was 2,96). It is also obtained that the gender, exercises, nutrient intake, mother's level of education, nutrition status of parent's as a confounder; or means that then have implication on the relationship of modern food and the obesity an adolescent of SLTP Kesatuan. The bivariate analysis proved that the modern food which effected of obesity on adolescent of SLTP Kesatuan are fried chicken and chicken nugget it is also obtained that dose-response relationship in this analysis, which higher consumption frequency effect higher risk of becoming obesity. Concerning obesity effect that occurs, it would take serious concern from the government to decreased obesity prevalence on adolescent, such promotive effort can be done through wall poster in the school, about modern food must be limited and warn, and also contained the general guidelines of balanced nutrition for adolescent. Health promotion to teacher also need to be done, in other that the teacher can be role for giving information about nutrition, especially modern food which affected on obesity. Socialization regarding BMI Measurement to UKS team of schools for identify obesity. The role of parent, especially mother are very important in choosing and deciding good food to consumes. There is a need of further study to examine specifically the effect of each modem food on obesity toward a larger adolescent population, especially to know the nutrition problem on Chinese population by completing variables in this study and choosing a proper design method.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>