Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malikul Chair
Abstrak :
Artritis reumatoid (AR) dapat menyebabkan penurunan massa tulang sistemik akibat adanya peningkatan osteoklastogenesis dan penghambatan osteoblastogenesis melalui peningkatan sklerostin yang menyebabkan penghambatan jalur Wingless(Wnt)-bcatenin canonicaldan bone morphogenetic proteins(BMP). Sampai saat ini masih belum ada penelitian tentang korelasi TNF-adan sklerostin terhadap penanda turnovertulang (CTX dan P1NP) pada pasien AR perempuan premenopause.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan patogenesis hilangnya massa tulang pada pasien artritis rheumatoid perempuan premenopause dengan menilai hubungan antara kadar sitokin proinflamasi TNF-α, penghambat Wnt signalingsklerostin, dan penanda resorpsi tulang P1NP dan CTX.Studi potong lintang ini melibatkan 38 perempuan AR premenopause. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Pemeriksaan dilakukan dengan ELISA. Penelitian ini didapatkan kadar CTX (rerata 2,74 ng/ml) yang lebih tinggi dan P1NP (median 34,04 pg/ml) yang lebih rendahdibandingkan dengan sampel sehat pada penelitian sebelumnya. Terdapat korelasi negatif (r = -0,388) antara kadar TNF-α dengan kadar sklerostin yang bermakna secara statistik (p = 0,016). Terdapat pula korelasi positif (r = 0,362) antara kadar TNF-α dengan kadar P1NP yang bermakna secara statistik (p = 0,026). didapatkan adanya peningkatan CTX dan penurunan P1NP, adanya korelasi negatif bermakna antara kadar TNF-α dan sklerostin serta adanya korelasi positif bermakna antara kadar TNF-α dan P1NP. ......Rheumatoid arthritis is associated with systemic bone mass loss due tostimulation of osteoclastogenesis and inhibition of osteoblastogenesis through inhibition of Wingless(Wnt) -bcatenin canonical and bone morphogenetic proteins(BMP) pathway by sclerostin. There are currently no studies that assess the correlation of TNF-α and sclerostin with bone resorption markers CTX and P1NPin premenopause rheumatoid arthritis patients. This study aims to explainthe pathogenesis of bone mass decrease by assessing the correlation between TNF-α, sclerostin, P1NP and CTX. This cross-sectional study involves 38 premenopausal women with AR. Sampling is done consecutively. Examination is done by ELISA. This study found higher level of serum CTX (mean 2,74ng/mL) and lower level of P1NP (median 34,04 pg/mL) than normal population in previous studies. There was a negative correlation (r = -0,388) between TNF-α levels and sclerostin levels which was significant (p = 0,016). There wasalso a positive correlation (r = 0,362) between TNF-α levels and P1NP levels which was also significant (p = 0,026). This study found an increase in CTX and decrease in P1NP. There was a significant negative correlation between TNF-α and sclerostin levels and also a significant positive correlation between TNF-α and P1NP levels.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Ariane
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Pada artritis reumatoid diketahui terjadi kehilangan masa tulang, baik secara lokal maupun sistemik (osteoporosis). Inflamasi sistemik pada AR menyebabkan kehilangan massa tulang melalui gangguan homeostasis dimana terjadi resorpsi tulang yang lebih besar dibanding formasi tulang. Peran IL-17 sebagai sitokin proinflamasi diketahui dapat menstimulasi terjadinya osteoklastogenesis dan menghambat osteoblastogenesis melalui pembentukan antagonis jalur Wingless (Wnt) Catenin signalling yaitu DKK-1, SFRP dan sklerostin pada hewan coba dan secara lokal pada sinovium. Namun saat ini belum ada penelitian yang menilai hubungan sitokin proinflamsi IL-17 dengan formasi dan resorpsi tulang secara sistemik pada pasien artritis reumatoid.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan IL-17 terhadap osteoblastogenesis dengan hambatan jalur Wnt melalui DKK-1, SFRP-1 dan sklerostin dan hubungan IL-17 dengan CTX sebagai penanda resorpsi oleh osteoklas dan P1NP sebagai penanda formasi oleh osteoblas.

Metode: Studi potong lintang ini melibatkan 38 perempuan AR premenopause. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Pemeriksaan IL-17, DKK-1, SFRP-1, sklerostin, CTX dan P1NP dilakukan dengan metode ELISA.

Hasil: Pada penelitian ini didapatkan rerata kadar serum IL-17 yaitu 10,61 ± 0,68 pg/ml, rerata kadar DKK-1 4027,29 ± 1516,80 pg/ml, rerata kadar SFRP-1 9,28 ± 3,17 ng/ml, median kadar sklerostin 101,72 (38,36-255,18) pg/ml. Penanda resopsi serum CTX meningkat dengan rerata 2,74 ± 1,37 ng/ml dan penanda formasi serum P1NP menurun dengan median 34,04 (3,46-220,61). Korelasi IL-17 dengan DKK-1 (r=0,142; p=0,396), IL-17 dengan SFRP-1 (r=0,169; p=0,309), IL-17 dengan sklerostin (r=0,061; p=0,718), IL-17 dengan CTX (r=-0,252; p=0,128) dan IL-17 dengan P1NP (r=0,116; p=0,487).

Kesimpulan: Meskipun terdapat penurunan formasi tulang dan peningkatan resropsi tulang, pada penelitian ini tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kadar serum IL-17 dengan penghambat jalur Wnt (DKK-1, SFRP-1 dan sklerostin) dan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kadar serum IL-17 dengan penanda turnover tulang (CTX dan P1NP) pada pasien perempuan premenopause dengan artritis reumatoid
ABSTRACT
Background: Rheumatoid arthritis is known to have a loss of bone mass, both locally and systemically (osteoporosis). Systemic inflammation in AR causes bone mass loss through interference of homeostasis where bone resorption is greater than bone formation. The role of IL-17 as a proinflammatory cytokine is known to stimulate osteoclastogenesis and inhibit osteoblastogenesis through Wingless (Wnt) pathway antagonists Catenin signalling are DKK-1, SFRP and sclerostin in experimental animals and locally in the synovium. However, there are currently no studies that assess the association of proinflammatory cytokines IL-17 with systemic bone formation and resorption in rheumatoid arthritis patients

Objective: This study aims to assess the relationship of IL-17 to osteoblastogenesis with inhibitor Wnt signalling through DKK-1, SFRP-1 and sclerostin and the association of IL-17 with CTX as a marker of resorption by osteoclasts and P1NP as a marker of formation by osteoblasts

Methods: This cross-sectional study involves 38 premenopausal women with AR. Sampling is done consecutively. IL-17, DKK-1, SFRP-1, sclerostin, CTX and P1NP measurement was done using ELISA

Results: In this study the mean serum IL-17 level was 10.61 ± 0.68 pg/ml, mean serum levels of DKK-1 4027.29 ± 1516.80 pg / ml, mean serum levels of SFRP-1 9.28 ± 3,17 ng / ml, median sclerostin serum level 101.72 (38.36-255.18) pg / ml. Markers of CTX resorption increased with a mean of 2.74 ± 1.37 ng / ml and markers of serum P1NP formation decreased with a median of 34.04 (3.46-220.61) pg/ml. IL-17 correlation with DKK-1 (r = 0.142; p = 0.396), IL-17 with SFRP-1 (r = 0.169; p = 0.309), IL-17 with sclerostin (r = 0.061; p = 0.718), IL-17 with CTX (r = -0.252; p = 0.128) and IL-17 with P1NP (r = 0.116; p = 0.487).

Conclusions: Although there was a decrease in bone formation and increased bone resorption, there was no significant correlation between serum IL-17 levels with Wnt signalling (DKK-1, SFRP-1 and sclerostin) inhibitors and there was no significant correlation between serum IL- 17 with a bone turnover marker (CTX and P1NP) in premenopause AR woman.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library