Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Chandratmoko
"ABSTRAK
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu masalah penting dalam bidang kardiologi. Penentuan ada tidaknya PJK yang bermakna, luasnya PJK dan resiko yang dihadapi sangat diperlukan untuk penanganan penderita PJK. Salah satu pemeriksaan non invasif yang relatif baru di Indonesia adalah pemeriksaan perfusi miokard dengan menggunakan bahan radioaktif Thallium 201. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan skintigrafi Thallium 201 yang dilakukan di RSJHK dan menilai sensitifitas pemeriksaan ini dalam mendeteksi penyempitan pada individu arteri koroner.
Dilakukan penelitian retrospektif dan prospektif terhadap penderita dengan penyakit jantung koroner atau tersangka penyakit jantung koroner yang dilakukan pemeriksaan perfusi miokard dengan Thallium 201 antara Januari 1987 sampai dengan Maret 1989 dan dilakukan angiografi koroner dengan selang waktu tidak lebih dari tiga bulan. Dari 454 orang yang dilakukan pemeriksaan perfusi miokard dengan Thallium 201 pada periode tersebut, terdapat 108 orang yang memenuhi persyaratan penelitian terdiri dari 105 pria dan 3 wanita dengan usia rata - rata 52,05 ±8,5 tahun. Sembilan puluh enam orang mempunyai penyempitan bermakna pada angiografi koroner dimana 73 diantaranya pernah mengalaroi serangan infark, 23 tanpa riwayat serangan infark. Duabelas orang mempunyai koroner normal. Tiga puluh orang menderita penyakit satu pembuluh, 29 menderita penyakit dua pembuluh dan 37 orang menderita penyakit tiga pembuluh. Seluruhnya terdapat 199 pembuluh koroner yang mengalami penyempitan bermakna terdiri dari 90 LAD, 54 LCX dan 55 RCA.
Pada pemeriksaan Thallium 201, 94 dari 96 orang dengan penyempitan koroner bermakna mempunyai hasil positip (sensitifitas 98%), 5 dari 6 orang dengan koroner normal mempunyai hasil negatip (spesifisitas 83%). Sensitifitas dalam mendeteksi kelainan LAD, LCX dan RCA adalah 88%, 81% dan 82%. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara hasil pemeriksaan Thallium 201 pada grup penderita infark dengan non infark {sensitifitas 84% dan 87%). Juga tidak didapatkan perbedaan bermakna dari kemampuan pemeriksaan Thallium 201 dalam mendeteksi kelainan mas ing-mas ing pembuluh (LAD, LCX atau RCA) maupun kelainan pembuluh pada penyakit satu, dua atau tiga pembuluh. Tercapainya nadi maksimal sesuai umur atau 85% dari maksimal pada latihan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan Thallium 201 kecuali telah timbul tanda-tanda iskemi sebelumnya.
Dengan prosedur pemeriksaan yang teliti, pemeriksaan dengan Thallium 201 akan memberikan hasil yang sangat bermanfaat untuk penatalaksanaan selanjutnya."
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arreta Rei
"Telah dilakukan penelitian uji biodistribusi dan dosimetri Tc-99m perteknetat dalam tubuh yang bertujuan untuk mengetahui alir Tc-99m dalam metabolisme dan prediksi dosis internal dan eksternal yang diterima pasien skintigrafi kelenjar tiroid. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemindaian berulang dengan pencitraan planar AP dan PA pada lapangan leher, toraks abdomen, dan pelvis dalam suatu interval waktu hingga 90 menit setelah penyuntikan terhadap pasien skintigrafi kelenjar tiroid. Biodistribusi Tc-99m perteknetat menunjukan persentase yang tinggi pada jantung, liver, dan ginjal pada rentang 0-10 menit pertama, sedangkan pada rentang waktu 30 - 40 menit dan 60 -70 menit persentase tertinggi terjadi pada lambung.
Penghitungan dosis internal menunjukkan 7.4 x 10-1 mGy/mCi pada kandung kemih, 3.38x 10-2 mGy/mCi pada tiroid, 9.15 x 10-2 mGy/mCi pada lambung, 3.33 x 10-2 mGy/mCi pada ginjal, 3.10 x 10-2 mGy/mCi pada jantung, and 1.5 x 10-2 mGy/mCi pada hati. Untuk pengukuran dosis eksternal (Surface Dose) dengan menggunakan TLD, diperoleh laju dosis setiap menitnya untuk tiroid, lambung, dan kandung kemih berturut-turut: 3.33 x 10-3 mGy/mCi menit, 3.54 x 10-3 mGy/mCi menit, dan 3.32 x 10-3 mGy/mCi menit. Desain fantom dinamik tiroid berdasarkan pada metabolisme Tc-99m perteknetat dalam tiroid pasien sehat, memberikan hasil yang baik dalam menunjukan pengukuran konstanta laju eliminasi dan dosis internal.

The study of biodistribution and dosimetry testing for Tc-99m pertechenetate has been done to asses its flow in metabolism and predict internal and external patients dose. Thyroid scintigraph patients were periodically scanned with AP and PA planar imaging on neck, thorax abdomen, and pelvic field for several interval times up to 90 minutes after Tc-99m pertechnetate injected. Biodistribution shows the highest activity percentage in the heart, liver, and kidney at period 0 - 10 minutes, whereas in the stomach at period 30 - 40 minutes and 60 - 70 minutes.
Internal dose calculation shows 7.4 x 10-1 mGy/mCi for bladder, 3.38x 10-2 mGy/mCi for thyroid, 9.15 x 10-2 mGy/mCi for stomach, 3.33 x 10-2 mGy/mCi for kidney, 3.10 x 10-2 mGy/mCi for heart, and 1.5 x 10-2 mGy/mCi for liver. External dose with TLD measurement obtained dose rate per minute for thyroid, gastric, and baldder respectively are3.33 x 10-3 mGy/mCi min, 3.54 x 10-3 mGy/mCi min, and 3.32 x 10-3 mGy/mCi min. Dynamic thyroid phantom designing based on health patient thyroid metabolism of Tc-99m pertechnetate gave good results in performing elimination rate constant and internal dose measurement.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29617
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hondo Supeno
"Latar Belakang Masalah
Telah dikenal berbagai cara untuk pemeriksaan adanya penyakit jantung koroner baik secara invasif maupun non invasif, untuk menentukan jenis dan lokasi kelainan tersebut.
Salah satu pemeriksaan non invasif yang kini telah dapat dikerjakan di Indonesia adalah pemeriksaan perfusi miokard dengan memakai Thallium 201 (3).
Pada tahun 1973, Zaret dan Strauss telah mempergunakan potasium 43 untuk pembuatan perfusi miokard terhadap penderita transien miokard iskemi (3). Kemudian pada tahun 1975 dipergunakan Thallium 201, sebagai analog dari potasium untuk pemeriksaan perfusi miokard. Pada tahun 1976 Ritchie dkk melaporkan penggunaan Thallium 201, dimana pemeriksaan kedua dilakukan 2 jam kemudian tanpa disuntik Thallium.
Diantara berbagai kelebihan dari pemeriksaan perfusi ini juga didapatkan beberapa kelemahan, yaitu adanya organ-organ sekitar seperti ventrikel kanan, diafragma, jaringan lemak (terutama pada wanita adanya payudara) gaster dan hepar yang ikut mengambil Thallium 201.
Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas dan spesifisitas tertentu, tergantung pembuluh koroner mana yang terkena, derajat penyempitan, berapa buahkah pembuluh yang terkena, apakah satu pembuluh atau beberapa pembuluh (1,4,5,7).
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T58514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa P. Surbakti
"Latar belakang dan tujuan : Dispepsia merupakan keluhan yang diperkirakan
mencapai lebih dari sepertiga penderita yang berobat ke dokter umum dan lebih
dari setengah penderita yang datang ke klinik gastroenterologi. Penyebab
terjadinya keluhan pada dispepsia non ulkus khususnya sampai sekarang belum
jelas, tapi dikatakan 30 - 80% diantaranya ditemukan perlambatan waktu
pengosongan lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya gangguan motilitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga
pengobatan yang diberikan dapat lebih tepat. Bahan dan Cara : Dilakukan
pemeriksaan waktu pengosongan lambung dengan makanan padat pada 21 orang
penderita dispepsia dengan menggunakan skintigrafi dan ditentukan derajat
dispepsia pada kelompok ini dengan menggunakan skor Talley. Pemeriksaan
kelompok kontrol dilakukan pada 10 ~rang normal yang sudah dilakukan peneliti
sebelumnya dengan cara yang sarna. Hasil : Waktu pengosongan lambung pada
kelompok kontrol adalah 75,34 K 25,87 sedang pada kelompok dispepsia 77,80 K
39,42 waktu pengosongan lambung pad a laki-Iaki adalah 69,29 K 21,88 dan
perempuan 86,38 K 45,78. Waktu pengosongan lambung pada dispepsia derajat
ringan 67,44 K 29,85 dan pada derajat sedang 84,18 K 44,21. Usia rata-rata adalah
37,03 K 7,08 tahun, berat badan rata-rata 56,90 K 8,48 kg. Secara statistik tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok dispepsia dan kontrol (p >
0,05) dan tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara waktu pengosongan
lambung dengan usia, jenis kelamin, berat badan, dan derajat dispepsia (p > 0,05).
Kesimpulan : Tidak ditemukan perlambatan waktu pengosongan lambung pada kelompok dispepsia dibanding kontrol. Tidak terdapat korelasi antara waktu pengosongan lambung dengan usia, jenis kelamin, berat badan, dan derajat dispepsia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T58997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Purnama Sari
"[ABSTRAK
Tujuan: Menentukan hubungan ukuran tumor dan derajat histopatologi dengan metastasis tulang pada pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun di RS Kanker Dharmais, membantu meningkatkan kualitas tatalaksana bagi klinisi.
Metode: Analisa menggunakan data sekunder. Hasil ukuran tumor dikelompokkan menjadi ≤ 5 cm dan > 5 cm berdasarkan AJCC TNM staging system diperoleh melalui pencitraan radiologi payudara dari sistem PACS dan derajat histopatologi menurut derajat histopatologi Nottingham kombinasi diperoleh dari hasil ekspertise patologi anatomi, serta evaluasi metastasis tulang menggunakan skintigrafi tulang berdasarkan total populasi pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun.
Hasil: Jumlah subyek penelitian 32 perempuan kanker payudara berusia dibawah 40 tahun periode Januari 2011 hingga Juli 2014 di RS Kanker Dharmais. Tidak ada hubungan yang bermakna antara ukuran tumor dengan metastasis tulang (P= 0,715 (Fisher exact test), OR=1,71 (0,32-9,36)). Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat histopatologi dengan metastasis tulang (P=0,010, P < 0,05).Dari 10 subyek derajat histopatologi tinggi, ternyata semua subyek mengalami metastasis tulang negatif. Pada subyek dengan derajat histopatologi sedang didapatkan 8 dari 15 subyek yang mengalami metastasis tulang. Pada subyek penelitian dengan derajat histopatologi rendah didapatkan 6 dari 7 subyek mengalami metastasis tulang negatif. Rerata usia 33,2 tahun dan simpang baku 3,7 tahun memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi (P=0,024). Terdapat data tambahan dan ditemukan hubungan yang bermakna antara Cerb-b2/HER-2 positif dengan metastasis tulang (P=0,049 (P < 0,05), Odds Ratio=5,67 (0,84 ? 43,16)).Prevalensi metastasis tulang yaitu sebesar 28,1%.
Kesimpulan: Pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun dengan ukuran tumor besar tidak memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi. Pasien dengan derajat histopatologi tinggi tidak memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi, namun ditemukan angka kejadian metastasis tulang lebih tinggi pada derajat histopatologi sedang. Terdapat dua faktor lain yang juga mempunyai hubungan dengan kejadian metastasis tulang yaitu usia dan Cerb-br/HER-2. Rerata usia 33,2 tahun dengan simpang baku 3,7 tahun pada pasien kanker payudara berusia di bawah 40 tahun memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi. Cerb-b2/HER-2 positif pada pasien kanker payudara berusia di bawah 40 tahun memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi dengan resiko kejadian sebesar 5,67 kali. Prevalensi metastasis tulang cukup tinggi pada pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun yaitu sebesar 28,1%.

ABSTRACT
Objective: Determine the relationship of tumor size and histopathology grade with bone metastases in breast cancer patients under 40 years old in Dharmais Cancer Hospital, to help improve the quality of management of the clinician.
Methods: Analysis using secondary data. The results of tumor size are grouped into ≤ 5 cm and> 5 cm based on the AJCC TNM staging system from PACS system, obtained through breast radiology imaging and histopathologic grade according to histopathological Nottingham combination obtained from the anatomical pathology expertise, the evaluation of bone metastases using bone scintigraphy. These analyses are based on the total population of breast cancer patients under 40 years old.
Results: The study subjects are 32 female breast cancer under 40 years old from January 2011 to July 2014 Dharmais Cancer Hospital. There is no significant relationship between the tumor size with bone metastasis (P = 0.715 (Fisher exact test), OR = 1.71 (0.32 to 9.36)). There is a significant relationship between the histopathology grade with bone metastases (P = 0.010, P <0.05). From 10 subjects with high grade histopathology, all subjects have no bone metastases. In subjects with moderate grade histopatholog, 8 of 15 subjects have bone metastases. In subjects with a low grade histopathology showed 6 of 7 subjects have no bone metastases. The mean age of 33.2 years and standard deviations of 3.7 years had a higher incidence of bone metastases (P = 0.024). There are additional data and found a significant association between Cerb-b2 / HER-2 positive patients with bone metastases (P = 0.049 (P <0.05), odds ratio = 5.67 (0.84 to 43.16)). The prevalence bone metastasis is equal to 28.1%.
Conclusion: Breast cancer patients under 40 years with large tumor size did not have a higher incidence of bone metastases. Patients with a high grade histopathology do not have higher incidence of bone metastases, but found the incidence of bone metastases was higher in moderate grade histopathology. There are two other factors that also have a relationship with the incidence of bone metastases, that are age and Cerb-br / HER-2. The mean age of 33.2 years with standard deviations of 3.7 years in patients with breast cancer under 40 years old have a higher incidence of bone metastases. Cerb-b2 / HER-2 positive breast cancer patients under 40 years old have a higher incidence of bone metastases with the risk of occurrence 5.67 times. The prevalence of bone metastases in breast cancer patients under the age of 40 years is quite high equal to 28.1%.;Objective: Determine the relationship of tumor size and histopathology grade with bone metastases in breast cancer patients under 40 years old in Dharmais Cancer Hospital, to help improve the quality of management of the clinician.
Methods: Analysis using secondary data. The results of tumor size are grouped into ≤ 5 cm and> 5 cm based on the AJCC TNM staging system from PACS system, obtained through breast radiology imaging and histopathologic grade according to histopathological Nottingham combination obtained from the anatomical pathology expertise, the evaluation of bone metastases using bone scintigraphy. These analyses are based on the total population of breast cancer patients under 40 years old.
Results: The study subjects are 32 female breast cancer under 40 years old from January 2011 to July 2014 Dharmais Cancer Hospital. There is no significant relationship between the tumor size with bone metastasis (P = 0.715 (Fisher exact test), OR = 1.71 (0.32 to 9.36)). There is a significant relationship between the histopathology grade with bone metastases (P = 0.010, P <0.05). From 10 subjects with high grade histopathology, all subjects have no bone metastases. In subjects with moderate grade histopatholog, 8 of 15 subjects have bone metastases. In subjects with a low grade histopathology showed 6 of 7 subjects have no bone metastases. The mean age of 33.2 years and standard deviations of 3.7 years had a higher incidence of bone metastases (P = 0.024). There are additional data and found a significant association between Cerb-b2 / HER-2 positive patients with bone metastases (P = 0.049 (P <0.05), odds ratio = 5.67 (0.84 to 43.16)). The prevalence bone metastasis is equal to 28.1%.
Conclusion: Breast cancer patients under 40 years with large tumor size did not have a higher incidence of bone metastases. Patients with a high grade histopathology do not have higher incidence of bone metastases, but found the incidence of bone metastases was higher in moderate grade histopathology. There are two other factors that also have a relationship with the incidence of bone metastases, that are age and Cerb-br / HER-2. The mean age of 33.2 years with standard deviations of 3.7 years in patients with breast cancer under 40 years old have a higher incidence of bone metastases. Cerb-b2 / HER-2 positive breast cancer patients under 40 years old have a higher incidence of bone metastases with the risk of occurrence 5.67 times. The prevalence of bone metastases in breast cancer patients under the age of 40 years is quite high equal to 28.1%.;Objective: Determine the relationship of tumor size and histopathology grade with bone metastases in breast cancer patients under 40 years old in Dharmais Cancer Hospital, to help improve the quality of management of the clinician.
Methods: Analysis using secondary data. The results of tumor size are grouped into ≤ 5 cm and> 5 cm based on the AJCC TNM staging system from PACS system, obtained through breast radiology imaging and histopathologic grade according to histopathological Nottingham combination obtained from the anatomical pathology expertise, the evaluation of bone metastases using bone scintigraphy. These analyses are based on the total population of breast cancer patients under 40 years old.
Results: The study subjects are 32 female breast cancer under 40 years old from January 2011 to July 2014 Dharmais Cancer Hospital. There is no significant relationship between the tumor size with bone metastasis (P = 0.715 (Fisher exact test), OR = 1.71 (0.32 to 9.36)). There is a significant relationship between the histopathology grade with bone metastases (P = 0.010, P <0.05). From 10 subjects with high grade histopathology, all subjects have no bone metastases. In subjects with moderate grade histopatholog, 8 of 15 subjects have bone metastases. In subjects with a low grade histopathology showed 6 of 7 subjects have no bone metastases. The mean age of 33.2 years and standard deviations of 3.7 years had a higher incidence of bone metastases (P = 0.024). There are additional data and found a significant association between Cerb-b2 / HER-2 positive patients with bone metastases (P = 0.049 (P <0.05), odds ratio = 5.67 (0.84 to 43.16)). The prevalence bone metastasis is equal to 28.1%.
Conclusion: Breast cancer patients under 40 years with large tumor size did not have a higher incidence of bone metastases. Patients with a high grade histopathology do not have higher incidence of bone metastases, but found the incidence of bone metastases was higher in moderate grade histopathology. There are two other factors that also have a relationship with the incidence of bone metastases, that are age and Cerb-br / HER-2. The mean age of 33.2 years with standard deviations of 3.7 years in patients with breast cancer under 40 years old have a higher incidence of bone metastases. Cerb-b2 / HER-2 positive breast cancer patients under 40 years old have a higher incidence of bone metastases with the risk of occurrence 5.67 times. The prevalence of bone metastases in breast cancer patients under the age of 40 years is quite high equal to 28.1%., Objective: Determine the relationship of tumor size and histopathology grade with bone metastases in breast cancer patients under 40 years old in Dharmais Cancer Hospital, to help improve the quality of management of the clinician.
Methods: Analysis using secondary data. The results of tumor size are grouped into ≤ 5 cm and> 5 cm based on the AJCC TNM staging system from PACS system, obtained through breast radiology imaging and histopathologic grade according to histopathological Nottingham combination obtained from the anatomical pathology expertise, the evaluation of bone metastases using bone scintigraphy. These analyses are based on the total population of breast cancer patients under 40 years old.
Results: The study subjects are 32 female breast cancer under 40 years old from January 2011 to July 2014 Dharmais Cancer Hospital. There is no significant relationship between the tumor size with bone metastasis (P = 0.715 (Fisher exact test), OR = 1.71 (0.32 to 9.36)). There is a significant relationship between the histopathology grade with bone metastases (P = 0.010, P <0.05). From 10 subjects with high grade histopathology, all subjects have no bone metastases. In subjects with moderate grade histopatholog, 8 of 15 subjects have bone metastases. In subjects with a low grade histopathology showed 6 of 7 subjects have no bone metastases. The mean age of 33.2 years and standard deviations of 3.7 years had a higher incidence of bone metastases (P = 0.024). There are additional data and found a significant association between Cerb-b2 / HER-2 positive patients with bone metastases (P = 0.049 (P <0.05), odds ratio = 5.67 (0.84 to 43.16)). The prevalence bone metastasis is equal to 28.1%.
Conclusion: Breast cancer patients under 40 years with large tumor size did not have a higher incidence of bone metastases. Patients with a high grade histopathology do not have higher incidence of bone metastases, but found the incidence of bone metastases was higher in moderate grade histopathology. There are two other factors that also have a relationship with the incidence of bone metastases, that are age and Cerb-br / HER-2. The mean age of 33.2 years with standard deviations of 3.7 years in patients with breast cancer under 40 years old have a higher incidence of bone metastases. Cerb-b2 / HER-2 positive breast cancer patients under 40 years old have a higher incidence of bone metastases with the risk of occurrence 5.67 times. The prevalence of bone metastases in breast cancer patients under the age of 40 years is quite high equal to 28.1%.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library