Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luki Mahanani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rohanah
Abstrak :
Parasetamol mempunyai sifat agak sukar larut dalam air (1:70). Penelitian ini membuat granul effervescent parasetamol dengan menggunakan pencampuran antara parasetamol dengan larutan asam sitrat 60% W/V yang dipanaskan pada suhu 80°C. Serbuk parasetamol dan larutan asam sitrat dicampurkan dengan kecepatan 1000 rpm dan dipanaskan pada suhu 50°C sampai membentuk bubur. Setelah kering, campuran tersebut diayak lalu ditambahkan bahan effervescent mix (natrium bikarbonat) dan bahan tambahan lainnya, kemudian campuran tersebut disatukan dengan campuran parasetamol sitrat hingga menjadi suatu sediaan granul effervescent pada kondisi ruangan dengan Rh 40% dan suhu 16°C. Granul effervescent yang telah terbentuk mempunyai kadar air kurang dari 2% dan waktu rekonstitusi kurang dari 3 menit. Paracetamol is slightly soluble in water (1:70). This study was done to produce an effervescent granule of paracetamol by using the mixing of paracetamol and citric acid of solution 60% W/V which was warmed at 80°C in slurry form. Paracetamol powder and the citric acid of solution was mixed at 1000 rpm rate and warmed at 50°C. After drying, the complex form was sieved to determine the particle size distribution. This mixing form of paracetamol was added to effervescent mix (sodium bicarbonate) and others substances, to produce paracetamol effervescent granule at temperature 16°C and humidity (Rh) 40%. The granule effervescent have a water content less than 2% and the time of reconstitutions less than 3 minutes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Rizky Benedict
Abstrak :
Natrium diklofenak termasuk anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dengan efek samping iritatif terhadap lambung sehingga perlu dibuat sistem pelepasan zat aktif ditunda. Tablet lepas tunda memerlukan polimer bersifat pH dependent, seperti hidroksipropil metil selulosa ftalat (HPMCP). Masalah yang dapat terjadi pada tablet salut, yaitu retakan di lapisan penyalut akibat ketidakelastisan polimer akan pemuaian akibat pemanasan. Diperlukan penambahan plasticizer yang kompatibel terhadap polimer untuk menambah keelastisannya, seperti triasetin dan trietil sitrat. Penelitian ini berfokus dalam mengevaluasi pengaruh penambahan trietil sitrat ataupun triasetin terhadap adanya cracking serta efeknya terhadap pelepasan obat pada variasi weight gain tertentu. Dilakukan metode penyalutan, yaitu formula HPMCP atau HP (F1) ; HPMCP-Triasetin atau HP-TRI (F2) ; HPMCP-Trietil Sitrat atau HP-TEC (F3) ; dan HPMCP-Triasetin-Trietil Sitrat atau HP-TRI-TEC (F4) yang akan dibuat dalam variasi weight gain 8%, 10%, dan 12%. Morfologi cracking dievaluasi dengan scanning electron microscopy (SEM). Hasil evaluasi SEM tidak ditemukan cracking dan kekasaran lapisan penyalut tablet, yaitu F1 > F3 > F4 > F2. Semua formula dan variasi weight gain-nya memenuhi syarat pelepasan obat di medium asam maupun basa. Jadi, penggunaan polimer HPMCP saja sudah mampu menahan pelepasan obat di kondisi asam dan penambahan plasticizer triasetin dan trietil sitrat mampu memperhalus morfologi lapisan penyalut tablet salut enterik. ......Sodium diclofenac is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) with gastric irritative, necessitating the development of a delayed-release drug delivery system. This system require a pH-dependent polymer, such as hydroxypropyl methylcellulose phthalate (HPMCP). A problem that can occur is cracking in the coating layer due to the polymer's lack of elasticity during expansion caused by heating. To enhance its elasticity, the addition of a compatible plasticizer is needed, such as triacetin and triethyl citrate. This study focuses on evaluating the influence of adding triethyl citrate or triacetin on the occurrence of cracking and its effects on drug release at specific weight gain variations. The coating methods used include HPMCP or HP (F1), HPMCP-Triacetin or HP-TRI (F2), HPMCP-Triethyl Citrate or HP-TEC (F3), and HPMCP-Triacetin-Triethyl Citrate or HP-TRI-TEC (F4). These formulations will be made with variations of weight gain at 8%, 10%, and 12%. Cracking morphology will be evaluated using scanning electron microscopy (SEM). The SEM evaluation results showed no cracking and the surface roughness are F1 > F3 > F4 > F2. All formulations and their weight gain met the requirements for drug release in both acidic and basic media. Therefore, the use of HPMCP polymer alone is already capable of controlling drug release in acidic conditions, and the addition of triacetin and triethyl citrate plasticizers can further smoothen the morphology.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Abdussalam
Abstrak :
Senyawa turunan pirimidin telah berhasil disintesis dari dimedon, aldehida aromatis (Benzaldehid dan vanilin) dan kelompok urea (urea dan tiourea) melalui reaksi kondensasi Biginelli. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan instrumentasi spektroskopi UV-Vis, FTIR, GC-MS dan 1H-NMR. Pada reaksi tersebut digunakan katalis Fe3O4@asam sitrat yang telah dikonfirmasi dengan instrumentasi FTIR, XRD, SEM-EDX dan PSA. Berdasarkan optimasi reaksi yang dilakukan pada 4-fenil-7,7-dimetil-5-oxo-1,2,3,4,5,6,7,8-oktahidroquinazolin-2-tion (senyawa 1) adalah pelarut etanol, suhu refluks etanol, waktu reaksi 60 menit dan jumlah katalis 7,5 %wt sebesar 57 %.
Pyrimidin derivatives were successfully synthesized by reacting dimedone, aromatic aldehyde (benzaldehyde and vanilin) and urea group (urea and thiourea) through Biginelli condensation. The characterization of three product were performed by FTIR, UV-Vis, GC-MS and 1H-NMR instrumentations. In addition, Fe3O4@citric acid catalyst was characterized using FT-IR, XRD, SEM-EDX and PSA. The optimum condition for 4-phenil-7,7-dimethyl-5-oxo-1,2,3,4,5,6,7,8-octahydro-quinazolin-2- tion (compound 1) were in ethanol solvent, reflux temperature, 60 minutes of time reaction and 7,5 % wt of catalyst with yield amount 57 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Yuliani
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk pemurnian larutan asam sitrat yang dihasilkan dari proses fermentasi. Pengambilan asam ke fasa ekstraktan dapat ditingkatkan dengan proses ekstraksi reaktif, yaitu dengan menambahkan basa organik yang secara kimia mengikat asam dengan membentuk senyawa kompleks dengan asam dalam fasa ekstraktan. Pada penelitian ini, diajukan suatu model untuk memperkirakan distribusi asam sitrat pada kesetimbangan, dengan verifikasi menggunakan data percobaan pada sistem asam sitrat-air-(triisooktil amin (TIOA) + metil isobutil keton (MIBK)).

Sejumlah larutan asam dalam air dengan volume dan konsentrasi tertentu dimasukkan dalam labu erlenmeyer bersama campuran TIOA dan MIBK dengan volume dan konsentrasi tertentu pula. Setelah fasa dan fase organik dipisahkan, kemudian konsentrasi asam dalam setiap fasa dianalisis.

Asam sitrat dalam fasa air berkesetimbangan fasa dengan asam sitrat bebas dalam fasa organik. Selain itu, asam sitrat bebas dalam fasa organik juga berkesetimbangan kimia dengan kompleks yang terbentuk akibat reaksi pembentukan senyawa baru antara asam dan TlOA. Dengan beberapa penyederhanaan, disusun suatu model untuk memperkirakan distribusi asam pada kesetimbangan yang mencakup kesetimbangan fasa dan kimia. Untuk sistem asam sitrat - air - (TIOA + MIBK), didapatkan model yang paling sederhana yang dinyatakan dalam hubungan linier, yaitu: (lihat file digital untuk melihat persamaan) model ini sesuai untuk data percobaan dengan konsemrasi TIOA rendah (sampai 0.4 mol/l). Untuk mendeskripsikan kesetimbangan sistem dengan kisaran konsentrasi TIOA yang lebih luas, dicoba pendekatan kesetimbangan kimia dengan bentuk persamaan yang analog dengan persamaan untuk kesetimbangan fisis. Dengan pendekatan ini diperoleh persamaan: (lihat file digital untuk melihat persamaan) model ini sesuai dengan data percobaan dari sistem dengan pelarut MIBK pada kisaran konsentrasi TIOA sampai 0.5 mol/l.
2001
S49026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Keme
Abstrak :
Emas (Au) merupakan logam transisi yang telah banyak digunakan sebagai komponen aktif dalam produk kosmetik. Bentuk nano dari emas menunjukkan sifat optik baru, tidak beracun, biokompatibel dan aman digunakan. Pada penelitian ini, nanopartikel emas dibuat dengan reduksi HAuCl4 menggunakan NaBH4 dengan atau tanpa natrium sitrat sebagai agen penstabil. Nanopartikel emas dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, TEM, PSA, Zetasizer dan SSA. Hasil karakterisasi menunjukkan ukuran rata-rata nanopartikel emas dengan dan tanpa penstabil natrium sitrat adalah 5,75 ± 1,07 nm dan 4,94 ±1,05 nm. Potensial zeta untuk nanopartikel emas dengan dan tanpa penstabil natrium sitrat adalah -30,5 mV dan -20,48 mV. Nanopartikel emas diformulasikan dalam sediaan serum dan dilakukan uji kestabilan fisik nanopartikel emas. Uji ini dilakukan berdasarkan penampilan fisik, pH dan spektrum serapan dari nanopartikel emas. Uji stabilitas selama 6 minggu menunjukkan nanopartikel emas stabil dalam sediaan serum. ......Gold (Au) is a metal transition element that has been widely used as an active component in cosmetic products. Nanoscale of gold shows new optical properties,non-toxic, biocompatible and safe. In this study, gold nanoparticles prepared by reducing HAuCl4 using NaBH4 with or without sodium citrate as a stabilizer. Gold nanoparticles were characterized by UV-Vis spectrophotometer, TEM, PSA,Zetasizer and SSA. The results showed the average size of gold nanoparticles with and without sodium citrate as stabilizer were 5,75 ± 1,07 nm and 4,94 ± 1,05 nm. Zeta potential of gold nanoparticles with and without sodium citrate as stabilizer were -30,5 mV and -20,48 mV. Gold nanoparticles were formulated in serum and the physical stability of gold nanoparticles had been tested. The test was done based on physical appearance, pH and absorption spectra. Stability test in 6 weeks showed that gold nanoparticles stable in serum.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nurlidar
Abstrak :
Mineralisasi selulosa bakteri dengan senyawa-senyawa anorganik seperti kalsium fosfat diketahui dapat meningkatkan proliferasi sel osteoblast yang bertanggung jawab terhadap regenerasi tulang. Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah modifikasi selulosa bakteri menggunakan asam sitrat dan kitosan agar dapat digunakan sebagai matriks dalam pembentukan hidroksiapatit. Hasil penelitian menunjukkan komposit selulosa bakteri-sitrat-kitosan memiliki kapasitas absorpsi maksimum pada reaksi dengan jumlah asam sitrat 10 mmol; waktu reaksi dalam larutan asam sitrat 4 jam dan waktu reaksi dalam larutan kitosan 1% (b/v) 2 jam. Komposit tersebut memberikan nilai kapasitas absorbsi dalam air DM sebesar 48,83 g/g, kapasitas absorpsi dalam larutan CaCl2 (0,1 M) 26,24 g/g, kehilangan berat dalam air DM 59,80 % dan kehilangan berat dalam larutan CaCl2 0,1 M -52,48% yang mengindikasikan adanya kalsium klorida yang terikat dalam komposit. Karakterisasi FTIR (Fourier Transform Infra Red) selulosa bakterisitrat-kitosan menunjukkan munculnya pita serapan gugus karbonil amida pada bilangan gelombang 1564,27 cm-1 dan 1654,92 cm-1 yang merupakan pita serapan vibrasi tekuk ?NH (amida II) dan pita serapan vibrasi ulur gugus karbonil (amida I) menunjukkan terjadinya ikatan silang antara selulosa sitrat dan kitosan. Komposit selulosa bakteri-sitrat-kitosan yang direndam dalam larutan SBF (Synthetic Body Fluid) selama 7 hari mulai menunjukkan terbentuknya hidroksiapatit dengan munculnya puncak khas hidroksiapatit pada sudut 2θ =25,56o dan 26,78o pada spektrum XRD (X-Ray Diffraction) dan diperkuat oleh adanya puncak Ca dan P pada spektrum EDX (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy) dengan perbandingan Ca/P=1,3. Komposit selulosa bakteri-sitratkitosan yang direndam dalam larutan CaCl2 0,2 M dan Na2HPO4 0,12 M secara bergantian juga menunjukkan adanya puncak-puncak pada sudut 2θ =26,1o; 29,4o dan 32,01o pada spektrum XRD yang merupakan puncak khas untuk hidroksiapatit dengan perbandingan Ca/P =1,13, berdasarkan hal tersebut hidroksiapatit yang dihasilkan dimungkinkan kalsium defisien HA dengan kristalinitas rendah didukung dengan puncak-puncak yang lebar pada spektum XRD. ...... The development of novel biomaterials for periodontal application is one of the most interesting researches for achieve high quality in our lives. Cellulose biosynthesized by bacteria is an attractive biomaterial for bone regeneration due to its biocompatibility and good mechanical properties. However, bacterial cellulose lacks the ability to mineralize, preventing the formation of chemical bonds with bone. Incorporation of inorganic phases such as calcium phosphate into bacterial cellulose matrix may enhance bone regeneration. The aim of this study was to develop bacterial cellulose-citrate-chitosan composite as a matrix of hydroxyapatite formation. The result showed that the incorporation of carboxylic acid group into bacterial cellulose via reaction with citric acid greatly improve the CaCl2 solution and water absorption capacity properties. Optimum conditions for the reaction of the bacterial cellulose-citrate-chitosan was performed at amount of citric acid 10 mmol for 4 hours reaction time at 140 ◦C then followed by reaction in chitosan solution 1% (in acetic acid 0.5% v/v) for 2 hours reaction time at 140 ◦C. The bacterial cellulose-citrate-chitosan can absorb water up to 48.83 g/g and CaCl2 solution (0.1 M) up to 26.24 g/g. FTIR (Fourier Transform Infra Red) characterization showed a peak at 1564.27 and 1654.92 cm-1 cm−1, attribute to the characteristic bending band of ?NH (amide II) and stretching band of carbonyl groups (amide I) of bacterial cellulose-citrate-chitosan. XRD (X-Ray Diffraction) analysis of composites after 7 days soaking in SBF (Synthetic Body Fluid) solution showed deposition of hydroxyapatite with in agreement with EDX spectrum data with Ca/P ratio=1.3. XRD pattern composite that soaking in CaCl2 and Na2HPO4 solution also showed hydroxyapatite formation with peak were attributed to hydroxyapatite at 2θ =26.1o; 29.4o dan 32.01o , with in agreement with EDX spectrum data with Ca/P ratio=1,13. These results show that the incorporation of carboxylic group into bacterial cellulose is an effective way for apatite deposition.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasojo Utomo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berhasil memodifikasi tepung tapioka dengan asam sitrat melalu reaksi ikat silang. Tapioka dan asam sitrat direaksikan dengan mengatur keadaan selama reaksi seperti konsentrasi asam sitrat, waktu reaksi, pH, dan temperature. Asam sitrat dipilih sebagai agen pemodifikasi karena aman untuk makanan dan bisa membentuk reaksi ikat silang dengan pati melalui gugus karboksilat yang akan berubah menjadi gugus anhidrida dengan menaikan suhu reaksi. Hasil karakterisasi dengan FT-IR menunjukan terbentuk peak pada 1720 cm-1 yang menunjukan terbentuknya pati sitrat. Karakterisasi dengan XRD menunjukan bahwa pati termodifikasi mempunyai kristalinitas yang lebih rendah. Berdasarkan hasil uji produk pati sitrat, sifat fungsional dari pati menurun seperti swelling power, kelarutan, daya serap terhadap air, viskositas, dan meningkatnya kejernihan pasta. Daya cerna dari pati sitrat juga menurun secara signifikan hingga 25% dibandingkan dengan pati murni. Produk ini bisa menjadi pangan fungsional seperti penderita diabetes atau kanker usus besar. Perubahan dari sifat fungsional pati juga diharapkan bisa menjadi acuan untuk industri dalam memenuhi kebutuhan pati termodifikasi.
ABSTRACT
This study was successful modifying tapioca starch with citric acid through crosslinking reaction. Tapioca and citric acid are reacted by setting the conditions during the reaction such as the concentration of citric acid, time reaction, pH, and temperature. Citric acid was chosen as a modifying agent because it is safe for food and can form a crosslinking reaction with starch through the carboxylic group that will be converted to anhydrous by raising the reaction temperature. The results characterization with FT-IR shows that there is a peak at 1720 cm-1 which is shows the formation of starch citrate by the presence of ester bonds on starch. Characterization with XRD shows that modified starch has a lower level of crystallinity. Based on several results of testing starch citrate products, the functional properties of starch also change such as decreased swelling power, solubility, water absorption, viscosity, and increased clarity of starch paste. Digestibility of starch citrate also decreased significantly by 25% compared to normal starch. This product is can be a functional food such as for people with diabetes or colon cancer. The changes in the functional properties of starch are also expected to be a reference for the industry fulfill the needs of modified starch.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorby Lawuanto Dewandono
Abstrak :
ABSTRAK
Karena kurangnya gizi yang dikandungnya, sekam padi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Sekam padi biasanya hanya dibakar dan cenderung dipandang sebagai limbah pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai limbah sekam padi dengan memanfaatkannya sebagai komponen penyusun papan partikel yang dapat diproduksi massal. Percobaan dilakukan untuk menghasilkan papan partikel yang terbuat dari sekam padi dikombinasikan dengan serat bambu dan asam sitrat sebagai perekatnya dalam berbagai komposisi. Papan partikel diuji pada beberapa parameter berdasarkan standar persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Metode one-way ANOVA digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan di antara komposisi sekam padi dengan serat bambu dan asam sitrat secara statistik terhadap hasil tes. Penelitian ini juga menjelaskan peningkatan nilai sekam padi yang signifikan, yang semula adalah limbah pertanian yang hampir tidak berharga menjadi bahan yang dapat memberikan manfaat dari segi ekonomi.
ABSTRACT
Due to the lack of nutrient content in rice husk, it cannot be optimally utilized. It is usually burnt and tend to be viewed as agricultural waste. This research aims to increase the value of rice husk waste by utilizing it as components of particle board which can be mass produced. Experiments were performed to produce particle board made from rice husks combined with bamboo fiber and citric acid as adhesive in various compositions. The particle boards are tested in some parameters based on the National Standardization Agency of Indonesia standard requirements. The one way ANOVA method is used to determine whether there are any statistically significant differences among the compositions of rice husks with bamboo fiber and citric acid against test result. This research also explains the significant value increased of rice husk which originally was agricultural waste that is almost worthless to be a material that can provide economic benefits.
2018
T50715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
Abstrak :
Kegemukan atau obesitas merupakan masalah kesehatan yang sering diabaikan oleh masyarakat kita. Kegemukan atau obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Penggunaan obat merupakan salah satu cara untuk mengatasi kegemukan atau obesitas. Salah satu senyawa alam yang biasa digunakan dalam obat adalah (-) asam hidroksisitrat yang biasa terdapat pad~spesies Garcinia . • Pada penelitian ini akan disintesis asam hidroksisitrat dengan bahan dasar asam sitrat dimana bentuk (-) asam hidroksisitrat bisa digunakan untuk mengatasi obesitas "d an kegemukan. Asam hidroksisitrat dibuat dengan cara mendehidrasi asam sitrat pada suhu 140-145 °C lalu hasilnya dioksidasi dengan KMn04. Hasil dehidrasi adalah asam akonitat dengan berat 3,6551 g dan persentase hasil 80,67 %. Sedangkan hasil oksidasi berupa garam hidroksisitrat seberat 0,1983 g dengan persentase hasil 31,61 %dan asam hidroksisitrat seberat 0,1531 g dengan persentase hasil 24,40 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>