Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sakinah
Abstrak :
Kemajuan di bidang ekonomi dan teknologi di negara maju maupun negara berkembang menyebabkan terjadinya transisi pola gaya hidup termasuk pola makan. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya masalah gizi lebih yang pada akhimya akan semakin meningkatkan kejadian penyakit degeneratif. Penelitian yang dilakukan oleh Riana (2004) pada- siswi Jakarta memperlihatkan bahwa prevalensi gizi lebih sebesar 25,3%. Hasil yang harnpir sama juga diperoleh oleh Arnaliah (2005) pada siswa SMA di Jakarta yang rnenunjukkan angka prevalensi gizi lebih sebesar 25,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran IMT (Indeks Massa Tubuh/Body Mass Index) pada remaja SMA sebagai variabel dependen _dan variabel independen seperti jenis kelamin, frekuensi konsumsi fast food, banyalawa jenis konsumsi fast food, konsumsi sayur, konsumsi energi dan lemak, dan aktifitas fisik. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat bagaimana hubungan antara IMT dengan variabel-variabel independen tersebut dan mencari variabel yang paling dominan berhubungan dengan INTT menurut umur. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Labschool Rawamangun Jakarta Tirnur dengan sampel sebesar 204 responden. pengambilan data dilakukan pada akhir bulan Mei 2007. Analisis yang digunakan yaitu analisis uvariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih (overweight) di SMA Labschool Rawarnangun Jakarta Timur sebesar 27.9%. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi fast food, konsumsi energi dan lemak dengan 11VIT menurut umur. Setelah dilakukan analisis multivariat, diperoleh hasil bahwa konsumsi energi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan 1MT menurut umur. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, disarankan untuk dilakukan pencegahan sercara dini dalam mengendalikan kecenderungan peningkatan kejadian gizi lebih pada remaja. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya penilaian status gizi dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara rutin sebulan sekali. Selain itu, pemberian pengetahuan gizi kepada siswa dan orang tua siswa mengenai konsumsi energi dan hubungannya dengan gizi lebih menjadi salah satu bentuk upaya pencegahan terjadinya gizi lebih. ......The advancement of economy and technology within both developed and developing countries is resulting in life style alteration, which include meal pattern. This alteration also influences the escalation of malnutrition which finally lead to degenerative diseases. Riana's study (2004) shows 25% high school students are overweight. Similar result are shown by AmaIiah (2005) which prevaiens of overweight is 25.3%. This research aimed to capture the outline of IIVIT as dependent variable compare to independent variables; namely sex, fast food consumption, vegetables intake, fat intake, and physical activity. Besides that, we also want to observe the relation between [MT and all the independent variables and to find the most dominant independent variable to DAT according age group. This is a quantitative research in which using cross sectional design study. The research, which was conducted in Labschool Senior High School Jakarta, is followed by 204 respondents. Data collection occurred in May 2007. As for data analysis, we employ univariate, bivariate, and multivariate. This research documented that the prevalence of overweight amongst students of Labschool Senior High School is 27.9%. To be notice, most of our respondents are female students. Bivariate analysis showed that there is a significant relation between fast food intake, many of fast food, energy, and fat intake with IMT according age group. Afterward, multivariate analysis took place. It showed that energy intake is the most dominant factor that influences IMT. Based on the result of this research, it is necessary to perform an early prevention from overweight status in order to reduce the event amongst young people. Nutritional assessment using MIT indicator can be taken as a committed routine action by school providers. Besides, nutritional education to students and their parents considers as mutual step of prevention deed of the event. We can provide information of the importance of controlling dietary intake on young people, notably energy intake to them. It is not the only responsibility of school providers to prevent the event from emerging, but it is our responsibility as parents and as part of education system also. Together we can help our young generation from outrageous nutritional status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Indira R.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat naskah kognitif siswa-siswi SMU kelas I dari dua sekolah yang memiliki indikasi terjadi peristiwa gencet-gencetan. Naskah kognitif dapat mempengaruhi kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan agresif (Huesmann, 1998) termasuk juga gencet-gencetan. Seseorang yang memiliki naskah kognitif mengenai gencet-gencetan akan cenderung melakukan perilaku tersebut dibandingkan yang tidak mempunyai naskah kognitif ini. Naskah kognitif adalah skema mengenai sebuah peristiwa (Schank & Abelson; Abelson, dalam Agoustinous & Walker, 1995), sedangkan gencet-gencetan adalah perilaku agresif yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Gencet-gencetan bisa disamakan dengan perilaku bullying karena melibatkan perilaku agresif dan terjadinya ketidaseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. . Naskah kognitif mengenai gencet-gencetan akan terdiri dari orang-orang yang terlibat, urutan kejadian dan perilaku dari orang-orang yang terlibat, waktu dan tempat peristiwa, dan aturan berperilaku yang dimiliki seseorang mengenai peristiwa tersebut. Naskah kognitif siswa-siswi dilihat melalui kuesioner yang dikonstruk berdasarkan hasil elisitasi dengan siswa-siswi SMU dan literatur mengenai bullying. Subyek diambil dari dua sekolah dimana ada indikasi terjadinya peristiwa gencet-gencetan. Kedua sekolah juga berbeda dalam jenis kelamin siswa-siswinya. SMU P merupakan sekolah dengan siswi perempuan semua, sedangkan SMU M merupakan sekolah dengan siswa laki-laki semua. Dari hasil penghitungan chi-square terlihat ada beberapa perbedaan yang signifikan antara naskah kognitif subyek-subyek dari SMU M dengan subyek dari SMU P, perbedaan ini wajar karena mereka berasal dari lingkungan yang berbeda, sehingga mempelajari naskah yang berbeda. Gencet-gencetan merupakan perilaku agresif, sehingga perilaku yang terdapat di dalam naskah kebanyakan akan berupa perilaku agresif. Bentuk perilaku agresif yang ditunjukkan oleh seseorang dipengaruhi gendernya. Remaja laki-laki cenderung lebih banyak menggunakan perilaku agresif kontak fisik dibandingkan dengan remaja perempuan. Kedua kelompok subyek mempunyai gender yang berbeda, sehingga ada perbedaan dalam perilaku agresif dalam naskah mereka, hasil penghitungan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam perilaku agresif fisik, verbal, dan non-verbal. Perbedaan dalam perilaku agresif verbal berlawanan dengan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai gender dan perilaku agresif dimana remaja laki-laki dan perempuan dalam banyaknya perilaku agresif verbal yang digunakan. Dengan mengetahui naskah kognitif para subyek, diharapkan dapat membantu dalam program intervensi terhadap perilaku ini di sekolah-sekolah. Intervensi dapat dilakukan dengan mengubah naskah yang mereka miliki atau menggunakan naskah mereka sebagai panduan untuk menghentikan perilaku ini. Penggunaan naskah sebagai panduan misalnya diketahui dalam naskah subyek SMU P gencet-gencetan terjadi saat istirahat dan dilakukan secara berkelompok oleh siswi yang lebih senior, ada kemungkinan para subyek (saat mereka sudah mempunyai kekuasaan) akan menggencet dengan cara tersebut, sehingga saat seorang guru melihat sekelompok siswi senior sedang mengelilingi salah seorang siswi junior saat istirahat guru tersebut dapat langsung menghentikan peristiwa ini karena ada kemungkinan besar sedang terjadi gencet-gencetan.
2004
S3319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Indah Lestari
Abstrak :
ABSTRACT
Perilaku makan menyimpang merupakan gangguan psikologis yang melibatkan obsesi terhadap makanan dan secara ekstrim memiliki perilaku makan yang kurang sehat dan cenderung tidak puas terhadap citra tubuh. Perilaku makan menyimpang berdampak pada fisiologis tubuh antara lain menurunnya kepadatan tulang, abnormalitas elektrolit tubuh, gangguan hormon, dan komplikasi kesehatan. Skripsi ini membahas pengaruh media sebagai faktor dominan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja di SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan responden sebanyak 205 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018 dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square dan faktor dominan menggunakan uji regresi logistik ganda. Pada penelitian ini diketahui 57,6 responden mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan antara perilaku diet p=0,001, jenis kelamin p=0,003, pengaruh teman
ABSTRACT
Eating disorder is psychological illness that involves an obsession with food and extremely unhealthy eating behaviors, followed by body image dissatisfaction. Eating disorder impact physiological body such as decreased bone mineral density, fluid and electrolyte abnormalities, hormone abnormalities, and health complication. This thesis discusses about media influence as dominant factor as subthreshold eating disorder on adolescence at Senior High School 39 Jakarta in 2018. The research was conducted using quantitive method with cross sectional design in 205 respondent. Data were collected in April 2018 with self administrated questionnaire and anthropometric measurement. Statistical analytic for significant association between variables is analyzed using chi square test, while dominant factor is analyzed using binary logistic regression. The result showed that 57,6 respondent have subthreshold eating disorder. There are significant associations between subthreshold eating disorder and dieting behavior.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasugian, Sukardi W.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3550
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library