Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulasno
Semarang: Satya Wacana, 1993
621.31 SUL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1983
R 621.31 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Pai, M.A.
New Delhi: McGraw-Hill, 1980
621.310 PAI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Raymond
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadi Santoso
Abstrak :
Stabilitas tegangan menjadi salah satu perhatian sejak beberapa negara di dunia mengalami blackout. Blackout tersebut diakibatkan banyak hal diantaranya lambatnya respon relai tegangan rendah, sistem kontrol dan karakteristik dari kestabilan tegangan itu sendiri. Karakteristik stabilitas tegangan dapat digambarkan pada sebuah kurva yang telah banyak digunakan yaitu kurva PV yang menggambarkan karakteristik tegangan pada beban yang dipengaruhi oleh faktor impedansi saluran, tegangan pada sisi pengirim, dan karakteristik beban itu sendiri. Tegangan itu sendiri merupakan manivestasi dari ketersediaan daya reaktif yang ada pada sistem. Semakin besar daya reaktif yang dipasok ke sistem maka tegangan sistem akan semakin tinggi. Cara yang ditempuh adalah meningkatkan produksi daya reaktif pada pembangkit, kompensasi daya reaktif dan catu dari saluran transmisi itu sendiri. Rekonfigurasi yang merupakan metoda untuk meningkatkan kapasitas saluran transmisi sehingga memungkinkan untuk mengalirkan daya dengan kapasitas yang lebih besar. DlgSILENT v.13 adalah simulator yang digunakan untuk pengambilan data simulasi untuk mensimulasikan sistem Jawa-Bali khususnya regional 1. Simulator ini digunakan untuk mensimulasikan aliran daya dan mensimulasikan kondisi khusus seperti lepasnya saluran dan gangguan hubung singkat, kemudian melihat pengaruhnya terhadap stabilitas tegangan sistem. Cara yang digunakan adalah membandingkan stabilitas tegangan pada kondisi sebelum dan setelah rekonfigurasi. Rekonfigurasi yang dilakukan adalah menghubungkan pembangkit Muara Tawar langsung ke GI Bekasi yang berbeban berat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mablekos, Van E.
New York: Harper and Row, 1980
621.30142 MAB e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldy Dalimi
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohamad Tresna Wikarsa
Abstrak :
Beban tenaga listrik di Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) selalu bertambah sehingga harus diimbangi dengan pembangunan pembangkit baru. Sejak tahun 2007 pemerintah Indonesia telah meluncurkan program percepatan (crash program) untuk membangun pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara dengan kapasitas total 10.000 MW. Dari kapasitas total 10.000 MW tersebut, 6.900 MW diantaranya dibangun di Jawa. Pola operasi yang ada akan terpengaruh mengingat PLTU merupakan pembangkit listrik beban dasar (base load). Pada tesis ini akan dibahas pengaruh dari penambahan PLTU batubara dengan kapasitas sejumlah 6.900 MW terhadap pola operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali. ......The electrical load of the Java & Bali Electric Power System always increases, so it must be balanced by the construction of new power plants. Since 2007 the Indonesian government has launched a crash program to build Steam Coal Power Plants (SCPP) with a total capacity of 10.000 MW, from which 6.900 MW is built in Java. The existing operation pattern will be affected considering a SCPP as a base load power plant. In this thesis the influence of the addition of SCPPs with a total capacity of 6.900 MW will be discussed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27577
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrizaldi Kevinko Syahidan
Abstrak :
Sistem tenaga listrik adalah jaringan interkoneksi yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit ke pengguna. Frekuensi sistem menjadi sebuah standar yang perlu diperhatikan dalam penentuan kualitas listrik yang baik dalam batas toleransi kurang lebih 47 hz hingga 52 Hz. Dengan nilai frekuensi yang berada dalam batas toleransi tersebut, maka kualitas daya yang disuplai dalam sistem tenaga listrik akan lebih optimal. Pengendalian PLTA Poso pada sistem tenaga listrik Area Poso merupakan salah satu cara mencapai stabilitas frekuensi. Pada tulisan skripsi ini, PLTA Poso dipilih sebagai pembangkit yang dikendalikan output daya menggunakan governor yang mengatur cadangan air pada bendungan nya dengan rincian kapasitas Poso (3x65 MW). Pembangkit yang dipilih bekerja dengan mengendalikan output daya sesuai dengan fluktuasi pada permintaan energi listrik sepanjang hari baik gangguan pada intermittensi PLTB Sidrap dan PLTB Tolo ataupun gangguan kabel distribusi ke beban. Sebagai pembangkit yang dapat mengendalikan frekuensi sistem, akan dilakukan pengujian pada aplikasi Digsilent untuk melihat pengaruh pengendalian PLTA Poso menggunakan governor hydro terhadap perubahan frekuensi yang terjadi pada sistem tenaga listrik apabila terjadi berbagai macam gangguan. Beberapa skenario gangguan yang disiapkan untuk menguji penggunaan PLTA adalah dengan adanya intermittensi pembangkit renewable energy dan gangguan kabel distribusi yang menyebabkan lepasnya beban pada sistem. Pada simulasi gangguan kabel distribusi pada Bus Pamona menyebabkan hilangnya beban sebesar 83,4 MW pada area Poso menyebabkan kenaikan frekuensi hingga mencapai 54,9 Hz akibat kelebihan suplai daya. Pengembalian frekuensi ke aturan grid 50 Hz menggunakan governor hydro pada PLTA Poso mengembalikan frekuensi sistem ke 50,09 Hz. Pada simulasi gangguan intermittensi PLTB Sidrap dan PLTB Tolo menyebabkan hilangnya suplai daya sebesar 135 MW pada area Poso menyebabkan penurunan frekuensi secara drastis hingga mencapai 27 Hz akibat beban berlebih. Pengembalian frekuensi ke aturan grid 50 Hz menggunakan governor hydro pada PLTA Poso mengembalikan frekuensi sistem ke 49,23 Hz. Hasil dari skenario menyatakan bahwa pengendalian PLTA Poso dengan menggunakan governor hydro dapat membantu mengatasi gangguan jenis intermittensi dan gangguan jenis lepas jalur distribusi. ......The electric power system is an interconnected network that functions to distribute electricity from generators to users. The system frequency becomes a standard that needs to be considered in determining good electrical quality within a tolerance limit of approximately 47 Hz to 52 Hz. With the frequency value that is within the tolerance limit, the quality of the power supplied in the electric power system will be more optimal. Poso hydropower control in the Poso Area electric power system is one way to achieve frequency stability. In this thesis, the Poso hydropower plant was chosen as a power output controlled generator using a governor that regulates the water reserves in the dam with details of Poso's capacity (3x65 MW). The selected generator works by controlling power output in accordance with fluctuations in electrical energy demand throughout the day, both interference with the Sidrap Wind Farm and Tolo Wind Farm interruptions or distribution cable disturbances to the load. As a generator that can control the frequency of the system, a test will be carried out on the Digsilent application to see the effect of controlling the Poso hydropower plant using a hydro governor on frequency changes that occur in the electric power system in the event of various kinds of disturbances. Several fault scenarios are prepared to test the use of hydropower, namely the intermittent renewable energy generation and distribution cable disturbances that cause the load to be released on the system. In the simulation of distribution cable interference on the Pamona Bus, it causes a loss of 83.4 MW in the Poso area causing an increase in frequency to reach 54.9 Hz due to excess power supply. The frequency return to the 50 Hz grid rule using the hydro governor at the Poso hydropower plant returns the system frequency to 50.09 Hz. In the simulation of intermittent disturbance of the Sidrap Wind Farm and Tolo Wind Farm, the power supply loss of 135 MW in the Poso area causes a drastic decrease in frequency to 27 Hz due to overload. The frequency return to the 50 Hz grid rule using the hydro governor at the Poso hydropower plant returns the system frequency to 49.23 Hz. The results of the scenario state that the control of the Poso hydropower plant by using a hydro governor can help overcome the intermittent type disturbance and the off distribution line type disturbance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>