Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhavin Ariza Adrian
"Sebagai negara kepulauan yang rawan terkena bencana alam gempa bumi, perencanaan dan desain gedung bertingkat di indonesia, harus bersifat daktail. Dalam sistem penahan gaya lateral akibat gempa pada suatu struktur beton bertulang, terdapat tiga jenis struktur penahan gaya lateral yaitu Sistem rangka pemikul momen biasa (SRPMB), Sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM), dan Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Penelitian ini dilakukan terhadap SRPMK yang merupakan salah satu tingkat dari moment resisting frame (MRF) dalam bangunan beton.
Kerusakan pada struktur dapat dinilai dari penurunan kekakuan struktur. Frekuensi alami merupakan parameter dari fungsi kekakuan yang dapat mengilustrasikan kerusakan pada struktur tersebut. Damage Index merupakan parameter yang dapat menilai kerusakan pada struktur secara kuantitatif. Damage index merupakan fungsi dari deformasi struktur, yang juga dapat mengilustrasikan kerusakan dari struktur dengan baik.
Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni pertama merupakan perhitungan damage index dengan membuar kurva pushover monotonik dan semisiklik menggunakan CAST3M. Bagian kedua adalah mencari frekuensi alami struktur dengan menggunakan SAP2000. Penelitian ini menggunakan studi kasus struktur yang berbeda lantai serta bentang dengan properti material yang berbeda.
Hasil dari penelitian menyimpulan dengan bertambahnya gaya pembebanan lateral terhadap struktur, nilai frekuensi alami akan mengalami penurunan sedangkan nilai damage index akan mengalami kenaikan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Nathanael Isaiah
"Indonesia merupakan negara yang berada di kawasan rawan gempa, sehingga keperluan bangunan tahan gempa sangat penting di Indonesia. Beton bertulang merupakan material yang umum digunakan dalam konstruksi di Indonesia karena ekonomis dan perawatan yang mudah. Dalam praktik lapangan, mutu beton yang digunakan dalam struktur seringkali tidak mencapai nilai yang ditentukan dalam perencanaan dikarenakan kondisi lapangan maupun kondisi perawatan basah (curing). SNI 2847:2019 memberikan batasan izin untuk penurunan kualitas beton pada bangunan, tetapi pengaruh dari Penurunan kualitas itu sendiri terhadap kinerja sebuah bangunan masih belum banyak diteliti. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh Penurunan kualitas beton terhadap kebutuhan tulangan dan kinerja struktur menggunakan software ETABS untuk mengetahui pengaruh Penurunan kualitas terhadap rasio kapasitas dibanding demand dan kebutuhan tulangan. Hasil penelitian menemukan bahwa Penurunan izin pada batas izin SNI 2847:2019 memiliki pengaruh signifikan terhadap kebutuhan penulangan pada komponen struktur. Selain itu, kinerja struktural mengalami penurunan seraya penurunan kualitas bertambah.

Indonesia is a country that is subject to frequent earthquakes, which necessitates earthquake-resistant building construction. Reinforced concrete is a commonly used material in Indonesian construction due to its cost-effectiveness and ease of maintenance. In practice, the quality of concrete used in structures often does not meet the planned specifications due to on-site conditions or curing conditions. SNI 2847:2019 provides permissible limits for the degradation of concrete quality in buildings, but the impact of this quality degradation on building performance has not been extensively studied. Therefore, research was conducted on the effect of concrete quality degradation on reinforcement requirements and structural performance using ETABS to determine its impact on the demand-capacity ratio and reinforcement needs. The study found that the permissible degradation according to SNI 2847:2019 significantly affects the reinforcement requirements of structural components. Additionally, structural performance decreases as the quality degradation increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moningka, Yushak
"Penelitian ini membahas mengenai perbandingan respon antara struktur fixed base dan struktur yang menggunakan base isolation High Damping Rubber Bearing yang dianalisa menggunakan analisa riwayat waktu nonlinear. Struktur fixed base didesain dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK dengan R=8, sedangkan struktur dengan base isolation didesain menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa SRPMB dengan R=2.
Dari hasil penelitian menunjukkan penggunaan base isolation dapat meningkatkan periode getar. Dengan menggunakan base isolation, dapat mereduksi gaya geser, displacement, kecepatan, dan percepatan pada struktur atas jika dibandingkan dengan struktur fixed base. Struktur yang menggunakan base isolation memiliki respon yang lebih baik dan sendi ndash; sendi plastis yang terbentuk lebih sedikit dari struktur fixed base. Dari kurva histeretik isolator yang dihasilkan menunjukkan bahwa pada isolator yang digunakan tidak mengalami degradasi kekakuan dan degradasi kekuatan.

This study discusses the response comparison between fixed base structure and base isolation structure High Damping Rubber Bearing using nonlinear time history analysis. Fixed base structure is designed with Special Moment Resisting Frame SMRF with R 8, while structure with base isolation is designed with Ordinary Moment Resisting Frame OMRF with R 2.
The results shows that the use of base isolation can increase the natural period of structure. By using base isolation, it can reduce the shear forces, displacement, velocity, and acceleration on the upper structure if compared with fixed base structure. Structure with base isolation has better response and the plastic hinges that formed are lesser than conventional structure. From the hysteretic curve of isolator shows that there is no stiffness degradation and strength degradation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T49658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Cindi Aulia Putri
"Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, menjadikannya wilayah dengan aktivitas seismik tinggi. Kondisi ini menuntut bangunan memiliki ketahanan gempa untuk menjamin keselamatan penghuni dan keberlanjutan fungsi bangunan. Struktur beton bertulang. Namun, mutu beton rentan menurun karena proses pengerjaan di lapangan, seperti pencampuran, pengecoran, pemadatan, dan curing, berbeda dengan baja yang diproduksi di pabrik dengan mutu lebih terjaga. Penurunan mutu beton dapat memengaruhi kinerja struktur, khususnya saat gempa. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja seismik gedung 8 lantai berdenah lengkung akibat penurunan mutu beton berdasarkan standar ASCE 41-17. Diamati perubahan gaya gempa, simpangan antar lantai, serta rasio strong column–weak beam. Hipotesis awal menyatakan bahwa penurunan mutu beton meningkatkan kebutuhan penulangan dan menurunkan kinerja seismik struktur secara keseluruhan.

Indonesia is located at the convergence of three major tectonic plates, making it a region with high seismic activity. This condition requires buildings to be earthquake-resistant to ensure occupant safety and maintain structural functionality. Reinforced concrete structures are commonly used. However, concrete quality is vulnerable to degradation due to on-site construction processes such as mixing, casting, compaction, and curing—unlike steel, which is factory-produced with more consistent quality control. A decrease in concrete quality may significantly affect structural performance, especially during earthquakes.This study aims to evaluate the seismic performance of an 8-story curved-plan building due to reduced concrete quality, based on the ASCE 41-17 standard. Additionally, changes in seismic forces, inter-story drifts, and the strong column–weak beam ratio are observed. The initial hypothesis states that reduced concrete quality increases reinforcement demand and decreases the overall seismic performance of the structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Eka Asi
"Beton bertulang merupakan salah satu jenis integrasi material konstruksi yang banyak digunakan pada struktur bangunan bertingkat, terutama di Indonesia. Dalam hal konstruksi di lapangan, mutu beton merupakan salah satu aspek penting yang sulit dikontrol akibat kegiatan konstruksi yang dinamis dan sulit diprediksi. Penurunan kualitas beton dibatasi oleh SNI 2847:2019 hingga maksimal 25% untuk salah satu hasil pengujian. Penurunan kualitas beton ini dapat berpengaruh pada kebutuhan tulangan serta kinerja seismik bangunan, sehingga penting untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar pengaruh tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bangunan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) 8 lantai, denah lengkung, serta kantilever menggunakan software ETABS. Pada penelitian ini, akan dilakuan perbandingan kebutuhan tulangan serta evaluasi kinerja seismik bangunan dengan analisis dinamik linear Tier 3 berdasarkan ASCE 41-17. Dari penelitian ini, diperoleh bahwa penurunan mutu beton berpengaruh pada perubahan kebutuhan tulangan. Selain itu, penurunan mutu beton menyebabkan penurunan kekakuan struktur yang berdampak pada respon seismik bangunan dan hasil evaluasi terhadap target kinerja struktur. Adanya kantilever juga menyebabkan peningkatan periode, peningkatan kebutuhan tulangan longitudinal kolom, dan perubahan nilai DCR pada evaluasi kolom.

Reinforced concrete is a widely used construction material in multi-story buildings, especially in Indonesia. In terms of on-site construction, concrete quality is an important aspect that is difficult to control due to the dynamic and unpredictable construction activities. The decrease in concrete quality is limited by SNI 2847:2019 to a maximum of 25% for one of the test results. This decrease in concrete quality can affect the need for reinforcement and the seismic performance of the building, so it is important to conduct research on how much influence it has. This research was performed on an 8-story special moment-resising frame building with curved-plan and cantilevered using ETABS software. This study will compare the reinforcement requirements and evaluate the seismic performance of the building using a Tier 3 linear dynamic analysis based on ASCE 41-17. This study found that a decrease in concrete quality affects the change in reinforcement requirements. In addition, the decrease in concrete quality causes a decrease in structural stiffness which has an impact on the seismic response of the building and the evaluation results against the structural performance target. The presence of cantilever also causes an increase in period, increase in column longitudinal reinforcement requirement, and change in DCR value in column evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library