Petir merupakan fenomena alam yang sambarannya dapat terjadi sewaktu-waktu dan tidak dapat dicegah kedatangannya. Sambaran petir memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi manusia dan bangunan tinggi. Terlebih lokasi geografi dari Indonesia menjadikan negara memiliki tingkat curah hujan dan sambaran petir yang tinggi. Oleh karena diperlukan instalasi sistem proteksi petir eksternal yang sesuai standar untuk menjamin kehandalan dari sistem proteksi petir eksternal dalam melindungi manusia dan bangunan dari bahaya sambaran petir. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem proteksi petir eksternal yang telah terpasang pada kawasan pabrik Karawang Plant PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia agar dapat sesuai dengan standar.
Analisis kebutuhan bangunan terhadap proteksi petir eksternal memberikan hasil bahwa lokasi membutuhkan level proteksi kelas I. Kondisi sistem proteksi eksisting menggunakan sistem non konvensional yang diatur pada standar NF C 17-102 dengan jumlah masing-masing 12 ESEAT, 12 konduktor penyalur, dan 12 titik pentanahan. Hasil evaluasi adalah dengan menambah jumlah komponen menjadi 18 ESEAT, 31 konduktor penyalur, dan 25 titik pentanahan. Penulis juga memberikan opsi untuk melakukan evaluasi dengan menggunakan standar konvensional (IEC 62305, SNI 03-7015-2004, NFPA 780) dengan mengganti seluruh ESEAT menjadi 473 terminasi udara batang konduktor, 290 konduktor penyalur, dan 25 titik pentanahan dengan konduktor horizontal mengelelilingi setiap bangunan.
......Lightning is a natural phenomenon whose strikes can occur anytime and cannot be prevented. Lightning strikes have a very dangerous impact on humans and tall buildings. Moreover, the geographical location of Indonesia makes the country have a high level of rainfall and lightning strikes. Therefore, it is necessary to install an external lightning protection system that meets the standards to ensure the reliability of the external lightning protection system in protecting people and buildings from the dangers of lightning strikes. Aim of this final project is to evaluate the external lightning protection system that has been installed in the factory area of Karawang Plant PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia so that it complies with the standards.
Analysis of building requirements for external lightning protection shows that the location requires a class I protection level. The condition of the existing protection system uses a non-conventional system regulated by the NF C 17-102 standard with 12 ESEAT each, 12 down conductors, and 12 ground points. The evaluation result is to add the number of components to 18 ESEAT, 31 down conductors, and 25 grounding points. The author also provides an option to evaluate using conventional standards (IEC 62305, SNI 03-7015-2004, NFPA 780) by replacing all ESEAT with 473 air termination conductor rods, 290 down conductors, and 25 grounding points with horizontal conductors surrounding each building.
Pada perkembangan yang sangat pesat di Indonesia, kebutuhan manusia menjadi semakin meningkat, lahan yang ada di Indonesia pun akan sedikit demi sedikit terpakai untuk membangun bangunan-bangunan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin sedikitnya ketersediaan lahan, bangunan yang dibuat pun akan semakin tinggi untuk menyetarakan kebutuhan manusia. Namun, Indonesia termasuk negara yang kepadatan sambaran petirnya sangatlah tinggi sehingga dapat mengganggu aktivitas-aktivitas manusia. Hal ini membuat bangunan-bangunan yang semakin tinggi akan menjadi sasaran sambaran petir. Gedung Sarana Olahraga (SOR) UI yang terletak di Universitas Indonesia, Depok merupakan tempat yang sering dipakai oleh para mahasiswa dan mahasiswi untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga. Oleh karena itu, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem proteksi petir eksternal yang dipasang sudah sesuai dengan standar yang ada agar proteksi petir berfungsi dengan baik dan keamanan akan tetap terjaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gedung SOR UI telah terpasang sistem proteksi petir eksternal bertipe non-konvensional yaitu menggunakan ESEAT sebagai terminasi udaranya. Namun radius proteksi dari terminasi udara tersebut masih belum memenuhi standar karena belum sepenuhnya dapat melindungi Gedung SOR UI. Sistem konduktor penyalur sudah memenuhi standar yang ada. Sistem terminasi bumi memiliki nilai yang kurang dari 10 Ω namun kondisi kotak inspeksi pembumian yang digunakan masih belum memenuhi standar yang ada karena terkubur sehingga mempersulit akses untuk melakukan pemeliharaan. Selain evaluasi sistem proteksi petir yang ada, penulis juga melakukan evaluasi sistem proteksi petir secara konvensional yaitu dengan membuat desain yang sesuai dengan standar yang ada apabila sistem proteksi petir yang digunakan menggunakan tipe konvensional. ......Rapid developments are currently happening in Indonesia. Because of it, human needs are increasing, land in Indonesia will gradually be used to build buildings to meet the needs. With the availability of land becoming less and less, the buildings that are made will be even higher to equalize human needs. However, Indonesia is a country with a very high density of lightning strikes that can disrupt human activities. This makes taller buildings the target of lightning strikes. The UI Sports Facility Building (SOR) located at the University of Indonesia, Depok is a place often used by college students to carry out various sports activities. Therefore, an evaluation is carried out to find out whether the installed external lightning protection system is in accordance with existing standards so that lightning protection functions properly and securely. The results showed that the SOR UI Building had a non-conventional type of external lightning protection system installed, namely using ESEAT as the air termination. However, the protection radius from the air termination is still not up to standard because it has not fully protected the SOR UI building. The down-conductor system has met the existing standards. The earth termination system has a value of less than 10 Ω but the condition of the earthing inspection pit used still does not meet the existing standards because it is buried, making access difficult for maintenance. In addition to evaluating existing lightning protection systems, the author also evaluates conventional lightning protection systems, namely by making a design that is in accordance with existing standards if the lightning protection system used uses a conventional type.
Perkembangan gedung-gedung di Indonesia semakin hari semakin pesat. Struktur bangunan yang dibuatp memiliki ketinggian yang cukup tinggi. Gedung tersebut menjadi sasaran sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung. Sambaran petir langsung dapat berakibat pada kerusakan gedung hingga menyebabkan kebakaran. Dan akibat dari sambaran tidak langsung akan mengakibatkan tegangan induksi lebih yang dapat merusak peralatan elektronik yang ada di dalam gedung. Sehingga dibutuhkan sistem proteksi petir untuk mengurangi efek dari sambaran petir ini. Salah satunya adalah gedung i-CELL FTUI merupakan gedung laboratorium fakultas teknik yang terletak di Universitas Indonesia, Depok, Jakarta dengan tingkat hari guruh yang cukup tinggi. Kondisi gedung yang menjadi bangunan tertinggi dibandingkan bangunan disekitarnya menjadikan gedung i-CELL FTUI ini sasaran bagi sambaran petir. Terlebih gedung ini juga memiliki beberapa peralatan elektronik penting didalamnya. Sehingga dibutuhkanlah sebuah sistem proteksi petir pada gedung i-CELL FTUI ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Nd > Nc sehingga mengharuskan pemasangan sistem proteksi petir. Sitem proteksi petir yang terpasang pada gedung I-CELL FTUI belum sepenuhnya memenuhi standar NF C 17-102. Penggunaan terminasi udara sudah melindungi keseluruhan gedung tetapi untuk konduktor penyalur hanya terdapat satu buah saja sehingga diperlukan penambahan satu jalur konduktor penyalur lagi agar memenuhi standar yang ada. Dan sistem pembumian yang ada sudah memenuhi standar yang ada karena memiliki tahanan pembumian sebesar 8.3325 Ω. Selain itu terdapat pula rekomendasi pemasangan sistem proteksi petir eksternal secara konvensional mengacu pada standar SNI 03-7015-2004, IEC 62305, dan NFPA 780.
......The development of buildings in Indonesia is increasing rapidly. The building structures that are made also have a high height. The building is subjected to lightning strikes both directly and indirectly. Direct lightning strikes can result in damage to buildings to cause fires. And the consequences of indirect strikes will result in more induced voltage that can damage electronic equipment in the building. So, a lightning protection system is needed to reduce the effects of this lightning strike. One of the buildings is the I-CELL FTUI building, a laboratory building of the Faculty of Engineering located at the University of Indonesia, Depok, Jakarta with a relatively high level of thunder days. The condition of the building is the highest structure compared to the surrounding buildings making the I-CELL FTUI building a target for lightning strikes. Moreover, this building also has some valuable electronic equipment in it. So, a lightning protection system is needed in the I-CELL FTUI building. The results showed that the value of ND > NC requires the installation of a lightning protection system. The lightning protection system installed in the I-CELL FTUI building does not fully meet the NF C 17-102 standard. The use of the air terminal has protected the entire building, but only one conductor is available, so it is necessary to add one more conductor line to meet existing standards. And the current earthing system meets the existing standards because it has an earthing resistance of 8.3325 Ω. In addition, there are also recommendations for installing a conventional external lightning protection system referring to the SNI 03-7015-2004, IEC 62305, and NFPA 780 standards.