Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahmud
Abstrak :
PT Arutmin Indonesia (PTAI) menggolongkan pegawainya ke dalam 2 golongan yaitu Pegawai Staff dan Pegawai Non Staff. Sistim penggajian yang diterapkan untuk kedua kelompok pegawai tersebut juga berbeda. Untuk Pegawai Staff perusahaan menerapkan sistim penggajian berbasis pekerjaan atau Job-Based Pay System sedangkan untuk Pegawai Non Staff menggunakan sistim penggajian berbasis ketrampilan (Skill-Based Pay System), di mana level pegawai dan gajinya ditentukan berdasarkan point yang diperoleh dari ketrampilan yang telah disertifikasi. Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya mengatasi persoalan yang dikeluhkan oleh pegawai dan manajemen PTAI terkait dengan sistim penggajian berbasis ketrampilan yang diterapkan untuk pegawai Non Staff. Awalnya sistim penggajian ini mendorong pegawai untuk mengikuti pelatihan untuk menaikkan skill point mereka namun belakangan ini pegawai non staff mengeluh bahwa terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara level maksimum satu departemen yang satu dengan yang lain, dan mereka yang sudah pada level maksimum, mengeluhkan bahwa gaji mereka ditahan oleh manajemen sehingga mereka meminta agar diangkat menjadi pegawai staff. Selain itu beberapa di antara mereka enggan untuk pergi training jika tidak ada point yang mereka peroleh setelah pulang dari training. Sistim assessment untuk sertifikasi ketrampilan dinilai oleh pegawai kurang fair dan kurang bisa dipertanggungjawabkan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi sistim penggajian berbasis ketrampilan (skill-based pay sistem), serta memberikan rekomendasi terhadap perusahaan guna melakukan pembenahan terhadap sistim ini agar lebih sesuai dengan kondisi operasional perusahaan dan untuk mendukung pencapaian tujuan pengelolaan SDM. Tugas Akhir ini diharapkan bisa digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi para praktisi atau pengelola SDM dan staff di departemen SDM di PTAI dan untuk dijadikan masukan bagi perusahaan untuk memperbaiki sistim penggajian bagi karyawan non staff agar bisa meningkatkan motivasi kerja dan mempertahankan karyawan. Setelah data-data dikumpulkan, ternyata belum ada perangkat yang memadai untuk assessment, dan tidak ditcmukan clokumen berupa panduan dan kriteria untuk skill assessment. Diantara tiga alternatif penyelesaian masalah yang diajukan, hal yang paling feasible yang bisa dilakukan adalah perbaikan terhadap sistim penggajian berbasis ketrampilan dengan melengkapinya dengan perangkat prosedur yang jelas dan kamus deskripsi dan kriteria penilaian ketrampilan. Dengan demikian, subyektifitas dalam penilaian ketrampilan serta akan berkurang. Selain dianggap adil, sistim ini juga mendorong atau mempermudah pengayaan, rotasi dan penambahan pekerjaan di lingkungan operasi Terminal Batubara yang memiliki berbagai peralatan. Mempertahankan sistim ini dengan perbaikan dirasakan sebagai alternatif yang terbaik karena penerapan sistim ini memang cocok untuk pegawai blue collar. Dari data yang ada, diketahui bahwa 36.09 % dan 30,08 % memiliki gap satu dan dua level yang seharusnya, ini merupakan peluang bagi pegawai untuk meningkatkan ketrampilan untuk meningkatkan level gaji mereka.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Mariyanti
Jakarta: Bumi Aksara, 1988
351.125 NIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wirjanti Adiatmi
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putriayu Hartini
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) memiliki risiko pekerjaan, keadaan tersebut dapat menjadi faktor risiko psikososial pekerjaan bagi pengemudi dan berpotensi menjadi faktor risiko hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor psikososial pekerjaan dengan hipertensi pada pengemudi bus AKAP di Terminal X Jakarta. Metode: Desain adalah potong lintang pada 120 pengemudi bus AKAP, laki-laki usia 18-60 tahun di Terminal X Jakarta. Pengambilan sampel dengan convenience sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner serta pemeriksaan tekanan darah. Faktor risiko psikososial yang diukur adalah dukungan atasan, partisipasi pengambilan keputusan, kemajuan karier, sistem penggajian tidak sesuai, konflik, istirahat yang cukup, cukup waktu bersama keluarga, kondisi bus laik, kemacetan lalu lintas, perlakuan penumpang baik dengan mempergunakan kuesioner. Hasil: Prevalensi hipertensi pada pengemudi bus 38,3%. Variabel sistem penggajian sesuai pekerjan yang paling berhubungan dengan hipertensi pada penelitian ini, dengan OR 3,19 dan CI 95% (1,025-9,94). Kesimpulan: Prevalensi hipertensi pada pengemudi bus AKAP di Terminal X cukup tinggi dibandingkan populasi umum Riskesdas 2018 yakni 34,1%. Faktor risiko psikososial pekerjaan (sistem penggajian tidak sesuai pekerjaan) berhubungan dengan hipertensi. Dibutuhkan pemeriksaan tekanan pada pengemudi bus AKAP dan edukasi pencegahan risiko psikososial pekerjaan secara berkala.
ABSTRACT
Background: Inter-provincial inter-city (IPIC) bus drivers are exposed to specific occupational hazards which may be associated with hypertension. The purpose of this study was to analyze the relationship between hypertension and occupational psychosocial factors among IPIC bus drivers from X Terminal East Jakarta. Methods: A cross-sectional study with 120 IPIC male bus drivers, aged 18-60 years in X Terminal East Jakarta was conducted. Convenience sampling method was used and data was colleced by guided interviews using a questionnaire and blood pressure measurement. Hypertension risk factors measured were age, Body Mass Index (BMI), smoking habits, caffeine drinking habits, family history of hypertension, weekly driving hours and years of working. Psychosocial risk factors measured were supervisor support, participation in decision-making, career development, fair waging system, conflict, sufficient rest, sufficient time for the family, bus condition, traffic congestion, and passengers treatment by using a questionnaire. Results: The prevalence of hypertension was 38.3%. Unfair waging system was most related to hypertension in this study with OR 3.19 CI 95% (1.25 to 9.94). Conclusion: The hypertension prevalence among IPIC bus driver is quite high compared to the general prevalence from National Basic Health Survey 2018 which is 34.1%. Occupational psychosocial risk factors (unfair waging system) had association with hypertension. Blood pressure measurement and education about occupational pychosocial risk factors prevention should be done periodically.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhesa Adrian Pratama
Abstrak :
Laporan Magang ini adalah hasil dari program magang yang dilakukan di PT Jakarta Tourisindo, sebuah Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta yang beroperasi di bidang industri hotel dan pariwisata. Selama magang, observasi terhadap sistem akuntansi penggajian di perusahaan tersebut telah dilakukan. Laporan magang ini mendiskusikan tentang hal-hal yang terkait dengan sistem akuntansi penggajian di perusahaan tersebut, termasuk teori-teori terkait dengan topik laporan ini. Hasil magang ini menunjukkan bahwa siklus penggajian di perusahaan tersebut telah berjalan baik dengan didukung sistem yang memadai. Akan tetapi, masih ada beberapa kekurangan yang dialami perusahaan yang menyebabkan ketidakefisienan dalam sistem penggajian, yang harus diminimalisir dan dipecahkan oleh perusahaan, termasuk kesalahan manusia yang masih sering terjadi. ......This internship report is the outcome of internship program done at PT Jakarta Tourisindo, a regional-owned enterprise in DKI Jakarta that operates its business in hotel and tourism industry. During the internship, payroll accounting system applied in the company was observed. This internship report discusses the related issues about the payroll accounting system in the company, including the applicable theory of the subject. The internship proved that the company has been running well with the adopted adequate system that supports all the activities related to the payroll cycle. However, there are several shortcomings that cause inefficiency to the payroll system, that have to be minimized and solved by the company, including common human errors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
Abstrak :
Sistem penggajian merupakan fungsi penting yang menjadi Tanggungjawab Manajemen Sumber Daya Manusia. Fungsi utamanya adalah memberikan kompensasi untuk pegawai berupa gaji sebagai ganti kontribusi mereka terhadap organisasi/instansi. Penggajian merupakan salah satu proses dalam organisasi yang rentan terhadap masalah. Pengolahan data yang lambat dapat mengakibatkan lambatnya penyajian informasi sehingga dimungkinkan pula terjadi keterlambatan pembayaran gaji. Ditambah lagi jika terjadi kesalahan perhitungan dapat menjadikan informasi menjadi tidak akurat. Hal ini menjadikan sistem penggajian perlu didukung dengan sistem informasi yang baik. Penelitian ini dalam rangka melakukan pengembangan sistem terhadap sistem pengolahan data penggajian pada SMA Negeri 6 Tangerang, meliputi: analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem serta pemeliharaan sistem. Website ini dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak Macromedia Dreamweaver 8, Apache 2.2.3, PHP 5.2, dan MySQL 5.0, website ini berfungsi untuk mengolah informasi tentang penggajian guru di SMA Negeri 6 Tangerang dan memberikan kemudahan bagi user / pengguna mendapatkan informasi data pribadi yang berhubungan dengan keberadaannya di kantor tersebut. Tujuan Website ini adalah untuk mempermudah meng-update data dan menyajikan informasi yang akurat untuk tiap guru pada waktu yang diinginkan.
[s.l.]: [s.n.], 2013
005 JEI 2:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library