Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agie Wandala Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan persepsi baru dalam pengukuran ketahanan pangan dengan menggunakan volatilitas harga pangan. Pendekatan data iklim digunakan untuk menganalisis pola volatilitas harga bersama dengan variabel sosial dan ekonomi. Proyeksi perubahan iklim dilakukan untuk melihat wilayah yang rentan dalam produksi pangan selanjutnya persepsi petani diukur untuk melihat kesiapan mereka untuk menghadapi perubahan iklim. Ditemukan pola adaptasi petani terhadap dampak perubahan iklim pada ketidakpastian harga pangan khususnya tingkat rumah tangga. Selanjutnya data dinamika iklim digunakan sebagai nilai input untuk pembuatan model prediksi volatilitas harga pangan. Dengan menggunakan metode statistik dan teknik jaringan syaraf tiruan, estimasi volatilias harga berhasil dihasilkan berserta dengan nilai prediksinya, luaran yang dihasilkan digunakan untuk mengoptimalkan sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

This study aims to provide a new perception of food security by using food price volatility to measure sustainability. The climate data approach is used to analyze patterns of price volatility along with social and economic variables. Climate change projections are carried out to look at areas that are vulnerable to food production, then farmers' perceptions are measured to see their readiness to face climate change. The pattern of farmers' adaptation to climate change on food price uncertainty, especially at the household level, was found. Furthermore, climate dynamics data are used as input values for prediction models of food price volatility. The Model using statistical methods and neural network techniques, the estimation of price volatility is successfully generated along with the predictive value, and the resulting output is used to optimize a more sustainable food system."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Any Sulistyowati
"Pertanian berbasis dukungan komunitas (community supported agriculture/ CSA) membangun hubungan yang saling menguntungkan antara petani dan konsumen dalam jarak yang relatif dekat. Publikasi CSA sebelumnya membahas manfaat CSA bagi petani, konsumen, dan lingkungan, serta perannya sebagai sistem alternatif. Sejauh ini kajian mengenai proses pembentukan subjek CSA masih terbatas. Disertasi ini menjelaskan proses pembentukan subjek di CSA – Tani Sauyunan (CTS), sebuah inisiatif yang mengadopsi sistem CSA di Kota Bandung, Indonesia. CTS dikembangkan sejak pertengahan tahun 2021 oleh Seni Tani, sebuah start-up yang dipimpin oleh orang-orang muda yang dibentuk pada tahun 2020. Mereka merekrut pemuda pengangguran untuk menerapkan sistem pertanian regeneratif agar menghasilkan makanan sehat di lahan tidur perkotaan. Mereka memanfaatkan sampah organik sumbangan warga sebagai kompos dan membagikan hasil panennya kepada anggota CTS yang membayar iuran bulanan untuk mendapatkan sayuran segar. Meski masih merugi selama lebih dari dua tahun beroperasi, CTS tetap berkomitmen memberikan pendapatan yang layak bagi petani dan memberikan sayuran sehat kepada para anggota. Kajian etnografi sejak November 2021 hingga Oktober 2023 ini mengeksplorasi mengapa dan bagaimana para pendiri terus mengembangkan CTS meski menghadapi banyak tantangan. Dengan menggunakan lensa teoritis pembentukan subjek Foucault dan politik paskakapitalis Gibson-Graham, penelitian ini menyimpulkan hal-hal berikut. (1) CTS merupakan model CSA unik yang menyediakan ruang bagi generasi muda untuk belajar dan bekerja sesuai kepedulian masing-masing, selain memberikan dukungan kepada petani dan anggota. (2) Format prekaritas dan strategi bricolage memungkinkan mereka mengembangkan CTS meski menghadapi keterbatasan sumber daya. (3) Dialektika antara imajinasi dan kepedulian dengan pembentukan subjek para pendiri membentuk komitmen mereka untuk terus mengembangkan CTS sebagai CSA yang unik.

Community supported agriculture (CSA) builds mutually beneficial relationships between farmers and consumers at relatively close distances. Previous publications on CSA discuss the benefits of CSA for farmers, consumers, and the environment, as well as its role as an alternative system. So far, studies on the process of subject formation in CSA are still limited. This dissertation explains the process of subject formation in CSA – Tani Sauyunan (CTS), an initiative that adopted the CSA system in Bandung City, Indonesia. CTS was developed in mid 2021 by Seni Tani, a youth-led start-up formed in 2020. They recruit unemployed youth to apply the regenerative farming system to produce healthy food in urban vacant land. They use organic waste donated by residents as compost and distribute the harvest to CTS members, who pay a monthly fee to get fresh vegetables. Although still losing money in more than two years of its operation, CTS remains committed to providing a decent income for farmers and delivering healthy vegetables to members. This ethnographic study from November 2021 to October 2023 explores why and how the founders continue developing CTS despite facing many challenges. By using Foucault’s subject formation and Gibson-Graham’s postcapitalist politics as the theoretical lenses, this study concludes the following. (1) CTS is a unique CSA model that provides a space for youth to learn and work according to their respective care, besides supporting farmers and members. (2) The precarity format and bricolage strategy allowed them to develop CTS while facing resource constraints. (3) The dialectic between imagination and care with the subject formation of the founders shapes their commitment to continue developing CTS as a unique CSA."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prudence
"Ketahanan pangan merupakan salah satu permasalahan yang berkaitan dengan kelangsngan hidup manusia. Dengan meruaknya malnutrisi dan krisis pangan global, muncul kesadaran bahwa masalah pangan melewati domain negara dan membutuhkan koordinasi antarnegara dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, dibentuk tata kelola pangan global sebagai upaya transnasional untuk mencapai ketahanan pangan dunia. Menggunakan metode taksonomi, penulis meninjau 45 literatur mengenai tata kelola pangan global dalam empat bagian: 1) dinamika tata kelola pangan global, 2) aktor dalam tata kelola pangan global, 3) kontestasi norma dalam tata kelola pangan global, dan 4) kekuatan (power) dalam tata kelola pangan global. Berangkat dari tinjauan tersebut, penulis kemudian menganalisis konsensus dan perdebatan, persebaran dan kesenjangan, serta sintesis dari literatur akademik yang berada. Melalui analisis tersebut, penulis meraih empat penemuan. Pertama, dinamika tata kelola pangan global dapat dikaji dari segi historis dan paradigmatis, serta perkembangan dalam tata kelola pangan global dikatalisasi oleh krisis pangan global. Kedua, terjadi perluasan partipasi aktor dalam tata kelola pangan global. Ketiga, kontestasi norma dapat terjadi di berbagai tingkat aktor. Keempat, badan literatur kekuatan korporat (corporate power) mendominasi di pembahasan kekuatan dalam tata kelola pangan global. Penulis kemudian memaparkan celah dalam literatur yang dapat diisi melalui penelitian lebih lanjut serta rekomendasi praktis bagi formulasi kebijakan pangan di Indonesia.

Food security is central to the survival of human beings. With the ascendance of malnutrition and global food crises, emerged an awareness that food security goes beyond the domain of national boundaries and achieving it requires coordination between countries and other relevant stakeholders. Therefore, global food governance was formed as a transnational effort to achieve world food security. Utilizing a taxonomical classification, I review 45 pieces of academic literatures on global food governance in four parts: 1) dynamics of global food governance, 2) actors in global food governance, 3) norms contestation in global food governance, and 4) power in global food governance. I then analyze the consensus and debates found in the literature, literary distribution and research gaps, and a concluding synthesis of the literature. Through this analysis, I uncover four key findings. First, the dynamics of global food governance can be perused from a historical and paradigmatic standpoint. I then cover how developments in global food governance are catalyzed by global food crises. Second, actors’ participation in global food governance is expanding. Third, norms contestation occur between actors from different levels. Fourth, works on corporate power dominate the literature of power in global food governance. I proceed to argue on the literature gaps that could be filled through further research moving forward and practical recommendations to assist formulation of food policies in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library