Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Indri Sintawati
Abstrak :
Pengembangan panasbumi memiliki resiko kegagalan yang tinggi bagi para investor. Oleh karena itu, tahap eksplorasi mempunyai peran penting dalam pengembangan panasbumi. Dalam tahap eksplorasi diperlukan pemahaman yang baik mengenai kondisi bawah-permukaan dengan mengintegrasikan data geosains. Daerah panas bumi Cisolok-Cisukarame berada di lingkungan batuan sedimen berumur Miosen-Pliosen, batuan intrusi asam Miosen-Pliosen dan batuan andesit Plistosen. Batuan berumur Plistosen ini merupakan produk vulkanik termuda di daerah ini. Berdasarkan pemunculan manifestasi panas dipermukaan, didentifikasikan tiga zona prospek panas bumi yaitu prospek panas bumi Cisolok, Cisukarame dan Sangiang. Di daerah ini terdapat 3 kelompok mata air panas yaitu kelompok Cisolok, Cisukarame, dan Cimagit. Manifestasi panas yang muncul di Cisolok Cisukarame terdiri dari mata air panas, endapan sinter dan batuan teralterasi. Kemunculan batuan teralterasi diperkirakan dikontrol oleh struktur berarah timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara. Analisis Prospek Panasbumi Cisolok Cisukarame Menggunakan Data Magnetotelluric dan Gravitasi dilakukan untuk mengkaji data geokimia dan data geologi sebagai data pendukung serta data geofisika yaitu data Magnetotelluric dan Gravitasi sebagai data utama. Dari kajian geokimia dapat diketahui bahwa area geothermal Cisolok Cisukarame merupakan sistem dengan dominasi air dengan temperatur reservoir pada area prospek Cisolok berada pada kisaran 140 - 150 oC sedangkan pada area prospek Cisukarame berada pada kisaran 170 - 190 oC. Dari pemodelan 2D Magnetotellurik (MT) yang menggambarkan distribusi resistivitas bawah permukaan diketahui bahwa zona prospek panasbumi yang layak untuk dikembangkan adalah di area Cisukarame. Hal tersebut juga didukung model 2D gravitasi yang menggambarkan struktur bawah permukaan. Dari data geosains didapatkan model konseptual serta rekomendasi target pemboran yaitu Sumur A1 diarahkan memotong struktur yang berarah timur laut - barat daya dengan kedalaman sumur ±1200 m. Sedangkan sumur A2 diarahkan memotong struktur yang berarah tenggara - barat laut dengan kedalaman sumur ±1200 m. Sumur B di tempatkan mengarah pada struktur yang mengontrol pemunculan manifestasi mata air panas yaitu memotong struktur yang berarah timur laut ? barat daya dan struktur yang berarah utara - selatan, dengan kedalaman sumur sekitar ±1200 meter. Estimasi total potensi energi panas bumi untuk area prospek Cisukarame dengan menggunakan binary cycle power plant adalah sebesar 18 MWe hingga 39,6 MWe.
Geothermal development has a high risk of failure for investors. Therefore, the exploration phase has an important role in the development of geothermal. The exploration phase required a good understanding of subsurface conditions by integrating the data geosciences. Geothermal area Cisolok - Cisukarame located within sedimentary rocks Miocene - Pliocene , Miocene - acid intrusive rocks of Pliocene and Pleistocene andesite. Rock Pleistocene age is the youngest volcanic products in this area. Based on the appearance of the surface manifestations, is identified three zones geothermal prospects Cisolok , Cisukarame and Sangiang. In this area there are 3 groups of hot springs that group Cisolok, Cisukarame, and Cimagit. Heat manifestations that appear in Cisolok Cisukarame consists of hot springs, sediment and rock alteration sinter. The emergence of rock alteration estimated controlled by trending structures northeast - southwest and northwest - southeast. Geothermal Prospects Analysis Cisolok Cisukarame Using Data Magnetotelluric and Gravity conducted to assess the geochemical data and geological data as supporting data and geophysical data is data Magnetotelluric and Gravity as the main data. From the geochemical studies it is known that the geothermal area Cisolok Cisukarame is a system of domination by the temperature of water in the reservoir area Cisolok prospects in the range of 140-150 ° C while the Cisukarame prospect area in the range of 170-190 ° C. From modeling 2D magnetotelluric (MT) which describes the subsurface resistivity distribution is known that the possible zone geothermal prospects for development is in the Cisukarame area. This is also supported by 2D gravity models which describe the subsurface structure. From the data geoscience obtained conceptual model and well drilling targets recommendations are well A1 directed to northeast - southwest trending structures with a well depth of 1200 m ± . While wells A2 directed to southeast - northwest trending structures at a depth of 1200 m ± wells . Wells B in place leads to structures that control the appearance of the manifestation of the hot springs are cut structures trending northeast - southwest and structures trending north - south, with a well depth of about ± 1200 meters . Estimates of the total potential of geothermal energy for Cisukarame prospect area by using binary cycle power plant is 18 MWe to 39.6 MWe.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrima Wahyu
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian guna delineasi zona prospek sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; menggunakan permodelan tiga Dimensi magnrtotellurik didukung data terpadu berupa geologi dan geokimia serta terintegrasi data gravitasi. Daerah panasbumi ldquo;Z rdquo; dalam tatanan tektoniknya termasuk pada jalur backarc Sumatera, tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan, disusun oleh batuan vulkanik dan sedimen klastik yang berumur Tersier hingga Kuarter Andesit-Basalt . Gejala adanya sistem panasbumi pada daerah penelitian ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa alterasi dan lima mata air panas bersuhu 44,4 - 92,5 oC, pH 8,19 - 9,43 dan bertipe bikarbonat, sulfat-bikarbonat, serta sulfat-klorida. Pembentukan sistem panasbumi dipengaruhi oleh aktivitas tektonik menyerong oblique antara lempeng Samudera India dan Lempeng Kontinen Eurasia searah dengan pola sesar Sumatera. Berdasarkan analisis air panasbumi temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geothermomether SiO2 Fournier 1977 , Na-K Giggenbach 1988 , Na-K-Ca, diagram Na-K-Mg serta diagram Enthalphy - Cloride Mixing Model berkisar 145 - 155oC, termasuk dalam sistem panas bumi bertemperatur sedang. Berdasarkan inversi tiga dimensi data MT didapatkan kedalaman Top of Reservoar TOR sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; sekitar 400 m elevasi 50 mdpl sedangkan berdasarkan forward modeling data gravitasi lintasan 2 dimensi diperkirakan sumber panas berupa cooling instrusion diperkirakan batuan gabro ; resistivitas ge; 450 ?m ; densitas 2,95 - 3,15 gr/cc dan reservoar berupa batupasir resistivitas 50 - 250 ?m ; densitas 2,60 gr/cc . Sistem panasbumi daerah penelitian termasuk jenis tektonik fracture zone dengan temperatur sedang dengan luas daerah prospek sekitar 7,5 km2.
A study for delineating geothermal system of prospect area ldquo Z rdquo has been done by using tree dimension modeling of magnetotelluric supported unified data just like geological and goechemical and integrated gravity data. Geothermal area ldquo Z rdquo in tectonic setting included in Sumatra volcanic backarc, right on one of the southern part of Sumatra fault segment. Compodes by volcanic and clastic sendimentary rock are Tertiary to Quarternary Andesite Basalt. The existance of goethermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestation in form of alteration and five hot springs temperature in the ranges 44.4 ndash 92.5 oC, and pH 8.19 ndash 9.43 and type of fluida are bicarbonate, sulphate bicarbonate, and sulfate chloride. The development of geothermal system is affected by tectonic oblique between the Indian Ocean plate and the Eurasian Contenent Plate direction of the Sumatra fault patterns. Based on the analysis of geothermal water reservoir temperature are taken through the calculation geothermometer SiO2 Fournier 1977, Na K Giggenbach 1988 , Na K Ca, Na K Mg diagram and Enthalpi Mixing Cloride Model range 145 ndash 155 oC, classified as intermediate temperature. Base on a three dimensional inversion of the magnetotelluric data obtained depth Top of Reservoir TOR geothermal system area ldquo Z rdquo about 400 m elevation 50 meters above sea leavel , while based on the two dimensional of the gravity data predicted heat sources such as cooling instrusion estimated gabbro density 2,95 ndash 3,15 gr cc and reservoar such as sandstone resistivity 50 ndash 250 m density 2,60 gr cc . The Geothermal systems of research area classified as the type of intermediate temperature tectonic fracture zone with prospect area about 7,5 km2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Isa Marianto Suryo Putro
Abstrak :
Daerah “D” merupakan salah satu daerah prospek panasbumi di Indonesia. Daerah ini di dominasi oleh batuan produk vulkanik yang terdiri dari aliran lava dan kubah-kubah vulkanik. Manifestasi di daerah ini terdiri dari kelompok mata air panas D dengan temperatur sebesar 95 – 97oC dan kelompok mata air panas M dengan temperatur sebesar 60,9 – 84,0oC. Kedua kelompok mata air panas tersebut memiliki tipe klorida. Selain itu, terdapat batuan ubahan di sekitar manifestasi yang mengandung mineral ubahan yang di dominasi oleh mineral silika. Untuk mendelineasi sistem panasbumi tersebut, maka dilakukan inversi 3-D data magnetotellurik, baik dengan full impedance tensor maupun dengan off-diagonal element dengan menggunakan software MT3Dinv-X. Hasil dari inversi 3-D dengan full impedance tensor menggambarkan kondisi bawah permukaan lebih baik dibandingkan dengan off diagonal element. Lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan 200 m – 1 km diindikasikan sebagai caprock. Lapisan dibawah caprock (15 – 158 ohm-m) diindikasikan sebagai reservoar. Sedangkan body dengan resistivitas >1.000 ohm-m diindikasikan sebagai heat source yang merupakan intrusi dari batuan beku muda. Selanjutnya, hasil inversi 3-D tersebut diintegrasikan dengan data gravitasi untuk membuat model konseptual dari sistem panasbumi “D”. Dimana sistem panasbumi “D” merupakan jenis sistem panasbumi intermediate temperature dengan temperatur reservoar sebesar 190oC berdasarkan geotermometer Na/K.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Virgantoro Salahudin Kadir
Abstrak :
Area prospek panasbumi Lili, Sulawesi Barat, Indonesia merupakan salah satu daerah prospek yang berasosiasi dengan aktivitas vulkanik yang terjadi sejak zaman Tersier. Aktivitas vulkanik ini diperkirakan merupakan aktivitas gunungapi bawah laut yang berkembang menjadi gunungapi darat berumur Kuarter bawah. Area prospek panasbumi ini memiliki mata air panas tipe klorida, dan tipe bikarbonat yang tersebar di sekitar area prospek. Dari hasil perhitungan geotermometer area prospek panasbumi Lili memiliki temperatur 189-201 °C, yang dikategorikan sebagai moderate to high temperature geothermal system. Untuk mengetahui batas, kedalaman, dan geometri dari reservoir yang ada, dilakukan pengukuran dengan metode Magnetotelluric (MT) serta metode geofisika lainnya sebagai pendukung seperti metode gravitasi, geomagnet, dan geolistrik. Pengukuran dilakukan dengan desain gridding agar dapat diketahui penyebaran resistivitas dari arah Utara-Selatan maupun Barat-Timur. Data MT tersebut dikoreksi terlebih dahulu terhadap efek statik dan noise dengan menggunakan Mat-Lab dan Site to Site Reference sebelum nantinya siap diinterpretasi. Pemodelan sistem panasbumi dari data magnetotellurik dengan menggunakan analisa 2-dimensi dan 3-dimensi. Hasil area prospek berada dari arah barat daya hingga ke tengah lokasi pengukuran menerus ke utara. Rekomendasi pengeboran di sekitar daerah outflow dengan kedalaman sekitar 1.8 km dekat dengan zona patahan yang mempunyai permeabilitas yang lebih besar untuk mendapatkan fluida panasnya. ......Geothermal prospect area in Lili, West Celebes, Indonesia is one of the prospect area in Indonesia associated by volcanic activity which happened since tertiary. This volcanic activity is predicted as undersea volcano which grown become to volcano quartenary. This geothermal prospect area has chloride and bicarbonate hot springs. Based on geothermometry calculation the geothermal prospect area of Lili has temperature 189-201 °C which is categorized as a moderate to high temperature geothermal system. To estimate the boundary, depth, and geometry of the reservoir, Magnetotelluric (MT) and other geophysics methods were used such as gravity, geomagnetic, and geoelectric method as supporting data. Data acquisition was designed gridding method to delineated resistivity distribution in North-South or West-East orientation. MT data was then corrected for static effect and possible noise using Mat-lab and Site to site reference before comprehensive interpretation. Modeling of the geothermal system was carried out by using 2-dimensional MT resistivity and 3-dimensional visualization. As a result, the prospect area is exist in south west until center of measurement area. Pattern of this zone still continue to the north of measurement area. In addition, drilling recommendation is proposed around the outflow in Lili with depth at 1.8 km near the fault zone to get the hot fluid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library