Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Catharina Theresia Indirastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mempelajari bagaimana calabai, istilah Bugis untuk waria atau transgender woman, menegosiasikan subjektivitas gendernya agar dapat memperoleh posisi dalam masyarakat Bugis masa kini. Eksistensi dan peran calabai telah diakui dalam tradisi Bugis selama beratus tahun. Perubahan sistem sosial dalam masyarakat Bugis, terutama masuknya Islam dengan sistem seks/ gender yang dikotomis, pendidikan modern dan berubahnya sistem politik membawa perubahan mendasar dalam konteks hidup calabai. Sebagian calabai bertahan pada peran tradisionalnya, sedangkan lainnya memasuki peran nontradisional dalam konteks sosial dengan sistem gender yang lebih dikotomis. Penelitian kualitatif ini mempelajari kehidupan 12 calabai dalam beragam peran. Dengan mengadopsi sudut pandang Michel Foucault mengenai sistem kuasa, Judith Butler tentang performativitas gender, serta Patricia Hill Collins tentang opresi interseksional, ditemukan bahwa subjektivitas gender dinegosiasikan secara cair sepanjang hidup calabai. Negosiasi subjektivitas gender calabai memiliki bentuk yang sangat beragam, tidak kaku dan linier tetapi cair dan berubah-ubah dalam konteks hidup yang berkelindaan relasi kuasa yang beragam serta terus terjadi dalam tahapan hidup yang berbeda-beda. Subjektivitas gender calabai dibangun dengan tujuan yang beragam, tidak ada satu tujuan yang ideal dan stabil, namun berwarna-warni.
ABSTRACT
The research studied how calabai, the Bugis term for transgender woman, negotiates her gender subjectivity to own position in the current Bugis society. Calabai?s existence and roles have been acknowledged in Bugis tradition for hundreds years. Changes in social system, including the entry of Islam with its dichotomous sex/gender system, modern education and changing political system have brought fundamental changes in calabai?s life context. Some calabai hold on to traditional roles, while others enter non-traditional roles in social context with stricter gender dichotomy. This qualitative research studied the life of 12 calabai with diverse roles. By adopting Michel Foucault?s viewpoint on power systems, Judith Butler?s gender performativity and Patricia Hill Collins? intersection oppression, the research found that gender subjectivity is negotiated fluidly in a complex way throughout calabai?s life. Different calabai negotiate her gender subjectivity in different ways, the process is not rigid and linear but fluid and changing through different life context that intertwined with power relations and through life stages. Calabai gender subjectivity is constructed with diverse aim, there is no ideal and stable aim, but expressed in a colourful ways;
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library