Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzan Nashshar Tsany
Abstrak :
Daerah pedesaan dan pulau-pulau yang jauh dari jaringan listrik utama sebagian besar mengandalkan bahan bakar diesel untuk pembangkit listrik. Di Indonesia Timur, jaringan hibrida dengan sistem energi terbarukan semakin banyak digunakan untuk menyediakan listrik di daerah terpencil untuk mengurangi biaya pembangkitan. Sistem hibrida ini biasanya diintegrasikan dengan PV dimana tingkat irradiansi daerah Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 4,5 sampai 5,1 kWh/m2. Namun, tingginya penetrasi PV pada sebuah sistem akan menimbulkan masalah baru yaitu kestabilan akibat sifat PV yang intermitten. Battery Energy Storage System (BESS) dapat digunakan sebagai penjaga tegangan dan frekuensi yang dapat membawa sistem menuju keandalan. Selain itu, BESS juga dapat mengurangi biaya pembangkitan akibat fungsinya sebagai energi arbitrasi. Studi ini dilakukan untuk mendesain sistem jaringan hibrida PV-Diesel yang terinterkoneksi dengan BESS untuk meningkatkan performa kestabilan dan penurunan biaya pembangkitan pada jaringan eksisting generator diesel di Indonesia Timur dengan menggunakan perangkat lunak HOMER dan PowerFactory. Biaya pembangkitan energi hasil simulasi dengan konfigurasi sistem pembangkit listrik tenaga hibrida PV-Diesel-Baterai sebesar $0,147/kWh lebih murah dibandingkan sistem PLTD yang memiliki biaya pembangkitan sebesar $0,189/kWh. Pemasangan baterai pada jaringan sistem jaringan hibrida PV-Diesel saat terjadi gangguan menurunkan deviasi frekuensi sebesar 0,01 Hz dan waktu menuju kondisi stabil sebesar 17,693 detik. ......Rural areas and islands that are far from the electricity grid mostly rely on diesel fuel for electricity generation. In Eastern Indonesia, hybrid networks with renewable energy systems are increasingly being used to provide electricity in improved areas to save on generation costs. This hybrid system is usually integrated with PV where the level of irradiance in Indonesia's regions is quite high at 4.5 to 5.1 kWh / m2. However, increasing the PV in the system will cause a new problem that is stability due to the intermittent nature of PV. The Battery Energy Storage System (BESS) can be used as a voltage and frequency protector that can bring the system toward approval. In addition, BESS can also reduce generation costs due to its function as energy arbitration. This study was conducted to design a PV-Diesel hybrid network system that is interconnected with BESS to improve stability performance and reduce generation costs on the existing generator diesel network in Eastern Indonesia by using HOMER and PowerFactory software. The cost of generating energy from the simulation results with the configuration of a PV-Diesel-Battery hybrid power plant system of $ 0.147 / kWh is cheaper than a PLTD system which has a generation cost of $ 0.189 / kWh. Installing a battery in a PV-Diesel hybrid network system when a disturbance occurs decreases the frequency deviation by 0.01 Hz and the time to stable condition is 17.693 seconds.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sechan,Janvier
Abstrak :
Harga minyak bumi yang mahal menjadikan subsidi pemerintah untuk PLTD menjadi sangat besar. Namun untuk beberapa propinsi tertentu di luar P. Jawa, PLTD masih menjadi andalan untuk menyuplai energi listrik, padahal masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber energi alternatif belum dimanfaatkan, salah satunya adalah energi angin. Studi ini akan menentukan tinggi menara yang optimal untuk PLTB bila dibangun di Kupang, NTT yang akan digunakan untuk menghitung biaya produksi sistem hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan PLTD di Kupang, NTT dan penghematan tahunan yang dapat diperoleh dari sistem hybrid tersebut.
High oil prices lately have made huge government?s subsidies for diesel electric generating plants. However, certain provinces outside Java island still rely on diesel electric generating plants to supply their electricity, while, a lot of natural resources in Indonesia which has a potential as alternative energy resources weren?t been developed yet, amongst them is wind energy. This study will determine the optimal tower's height for wind turbine in Kupang, NTT. The result will be used to calculate the production cost of wind turbine generating plant and diesel electric generating plant hybrid system in Kupang, NTT and the amount of annual savings from the hybrid system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Adhi Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Gempa bumi merupakan gejala fisik yang disebabkan oleh fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Terjadinya gempa bumi membawa banyak korban jiwa dan harta benda. Karena sifat gempa bumi yang memgikan itu khususnya bagi bangunan, harus diatasi dengan perencanaan struktur bangunan yang tahan terhadap efek destruktif gempa tersebut.

Pada awalnya perencanaan bangunan tahan gempa mengandalkan kekakuan dan kekuatan struktur. Selanjutnya dikembangkan metode yang mengandalkan daktilitas struktur yang dikenal sebagai Desain Kapasitas. Perkembangan terakhir perencanaan bangunan tahan gempa yang menggunakan device adalah sistem kontrol pasif maupun sistem kontrol aktif. Perbedaan dari sistem kontrol tersebut adalah ada tidaknya energi (gaya kontrol) luar yang drterapkan pada struktur di mana pada sistem kontrol aktif diterapkan energi (gaya kontrol) luar pada struktur.

Metode klasik dari sistem kontrol pasif adalah yang dikenal sebagai 'capacity design'.Konsep Disain Kapasitas ini merupakan aplikasi dari konsep daktilitas dimana energi gempa harus dipencarkan secara baik dalam struktur melalui mekanisme sendi plastis. Sistem kontrol pasif lainnya adalah viscoelastic damper, passive mass damper, base isolator, dsb. Oleh karena sistem kontrol pasif tidak lagi cukup efektif dalam mereduksi efek gempa pada struktur tinggi yang mempunyai jumlah mode getar yang banyak maka diterapkan sistem kontrol aktif pada struktur yang di antaranya adalah Active Bracing System, Active Tendon Control, Active Force, dsb.

Karena sistem kontrol aktif cukup merugikan biladitinjau dan sudut ekonomi maka dikembangkan sistem kontrol hybrid yang merupakan gabungan dan sistem kontrol pasif dan sistem kontrol aktif dengan tujuan menutupi keterbatasan masing-masing sistem kontrol di mana sistem kontrol pasif akan mereduksi efek-efek gempa kecil sampai menengah dan sistem kontrol aktif akan mereduksi efek-efek gempa menengah sampai besar.

Salah satu algoritma kontrol klasik yang dapat dikategorikan sebagai linear feedback adalah dengan menggunakan Linear Quadratic Regulator Active Force feedback di mana fungsi gaya kontrol merupakan fungsi linier terhadap respon struktur dan kemudian dikembangkan algoritma kontrol yang dikategorikan sebagai non-linier feedback yaftu Non-Unier Velocity Feedback, terbukti cukup efektif dalam mereduksi respon struktur akibat gempa bumi.

Dalam skripsi ini, sistem kontrol hybrid (Base Isolator + Active Force) yang diformulasikan berdasarkan kedua algoritma di atas) dianalisa secara dinamik dengan menggunakan program komputer MATLAB_ dan SIMULINK_9 . Analisa dinamik yang dilakukan adalah analisa time history dengan metode integrasi Runge-Kutta orde 4, karena dengan menggunakan analisa ini dapat diketahui respon time history struktur bangunan secara lengkap selama terjadi gempa. Sistem kontrol hybrib tersebut disimulasikan terhadap struktur portal geser delapan lantai yang dikenai percepatan gempa El Centro pada komponen utara-selatan (NS) (1940), gempa San Fernando (NS) (1971) dan Kobe (NS) (1995), dan hasilnya dibandingkan dengan sistem kontrol pasif (Base Isolator) dan sistem tanpa kontrol. Dan terakhir, hasil dari kedua algoritma yaitu linier dan non-linier feedback dibandingkan.

Hasil simulasi menunjukkan-reduksi interstory drift sampai dengan 78% dapat dicapai oleh struktur yang dilengkapi dengan Bl, dan sampai dengan 81% dapat dicapai oleh struktur yang dilengkapi dengan sistem konrol hybrid, yang dikenai percepatan gempa San Fernando. Dan dari kedua algoritma yang diperbandingkan pada skripsi ini ternyata bahwa selain algoritma dengan Non-Unier Velocity Feedback memberikan hasil yang lebih baik 12 % daripada dengan Linier Quadratik Regulator juga sederhana dalam implementasinya.

Dengan sistem kontrol di atas, struktur dapat didesain dengan dimensi yang lebih kecil, dan tanpa resiko kerusakan struktural dan arsitektural pada saat terjadinya gempa bumi, sehingga lebih meningkatkan-fungsional dan keamanan bagi bangunan.

Dan selanjutnya dalam mendesain sistem kontrol suatu struktur dengan mempertimbangkan properties struktur dan karakteristik dominan gempa di daerah tersebut diharapkan dapat menentukan alat kontrol yang paling efektif untuk mereduksi respon struktur dengan algoritma kontrol yang paling tepat.
2000
S34943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library