Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonard Rudy S
Abstrak :
Tujuan: Untuk menentukan apakah terdapat kesesuaian antara radiografi konvensional proyeksi oksipitomental buka mulut (1 proyeksi) dengan proyeksi standar yaitu oksipitomental, oksipitofrontal, dan lateral (3 proyeksi) pada pasien sinusitis dewasa. Bahan dan Cara: Gambaran radiografi konvensional 1 proyeksi dan 3 proyeksi, dan tomografi komputer sinus paranasal dari 43 pasien dewasa dengan klinis kecurigaan sinusitis dievaluasi. Temuan tomografi komputer maupun radiografi konvensional dikelompokkan dalam normal, sinusitis ringan, sedang dan berat. Dengan menggunakan tomografi komputer sinus paranasal sebagai baku emas, dihitung sensitifitas, spesifisitas, nilai duga positif dan negatif, kemudian dicari kesesuaian antara radiografi konvensional 1 proyeksi dengan 3 proyeksi. Hasil: Radiografi konvensional kurang dapat mendeteksi kasus sinusitis yang keparahannya ringan. Radiografi konvensional 1 proyeksi terhadap 3 proyeksi dalam menyatakan sinusitis tanpa spesifikasi lokasi dan keparahan memberikan nilai sensitifitas 72% vs 75%, spesifisitas 71% vs 86%, nilai duga positif 93% vs 96%, dan nilai duga negatif 33% vs 40%. Akurasi keseluruhan radiografi konvensional 1 proyeksi terhadap 3 proyeksi adalah 72% vs 77%. Tidak didapatkan perbedaan statistik bermakna antara hasil radiografi konvensional 3 proyeksi dengan 1 proyeksi. Kesimpulan: Pemeriksaan radiografi konvensional standar sinus paranasal 3 proyeksi pada klinis kecurigaan sinusitis pada pasien dewasa dapat dibatasi pada proyeksi tunggal oksipitomental buka mulut saja. Nilai duga negatif radiografi konvensional yang rendah dalam menentukan sinusitis menyarankan hasil radiografi normal dalam keadaan kecurigaan sinusitis gagal untuk secara meyakinkan menyingkirkan adanya sinusitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T58817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Yuliani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi metode line profile sebagai cara kuantisasi dan analisa pemeriksaan sinus paranasal dalam citra computed radiography CR . Sampel berupa citra CR dari 45 pasien pediatrik dengan rentang usia 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10-15 tahun dibagi berdasarkan anatomi yang dijadikan objek kuantisasi yaitu konka nasalis inferior, sinus maksilla, sinus frontal, sinus sphenoid, dan sinus ethmoid, dan dianalisa menggunakan metode line profile. Garis uji line profile dibuat dengan posisi dan ukuran tetap terhadap acuan berupa tulang bony landmark dengan menggunakan perangkat lunak ImageJ. Analisa dilakukan secara kualitatif; yakni membandingkan line profile pasien dengan hasil diagnosis radiolog, dan kuantitatif; yakni membandingkan line profile pasien didiagnosis abnormal dengan baseline dari line profile pasien didiagnosis normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif metode ini menunjukkan efektivitas untuk anatomi objek konka nasalis inferior, sinus maksilla, dan sinus frontal dengan kecocokan antara kuantisasi dan hasil diagnosis radiolog sebesar 82, 81, dan 100 berturut-turut. Sedangkan secara kuantitatif metode ini efektif untuk objek sinus maksilla dan sinus frontal dengan tingkat kecocokan 89 pada sinus maksilla dan 50 pada sinus frontal. ...... This study was performed to quantize computed radiography images on paranasal sinuses examination of pediatric patients. Images of paranasal sinuses examination from 45 pediatric patients at the age ranges of 1 5 years, 5 10 years and 10 15 years were grouped by radiologists rsquo anatomical interests, namely inferior nasal concha, maxillary sinuses, frontal sinuses, sphenoidal sinuses and ethmoid sinuses. Test lines were positioned with respect to each image rsquo s bony landmarks, followed by quantization performed by generating a profile of pixel value along each test lines using ImageJ. The profiles were analyzed both qualitatively and quantitatively. Whereas qualitative analysis compared the line profile of patients diagnosed with and without abnormality by the radiologist, quantitative analysis compared the line profile of images with abnormality with a baseline generated from images without abnormality. Qualitative assessment shown that the method can be applied for anatomical interests of inferior nasal concha, maxillary sinuses, and frontal sinuses with an agreement to radiologist diagnosis of 82, 81 and 100, respectively. On the other hand, quantitative analysis demonstrated a feasibility of this method on anatomical interests of maxillary sinuses and frontal sinuses with 89 and 50 agreement to radiologist diagnosis for maxillary and frontal sinuses, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
Abstrak :
CT scan dapat memberikan penderajatan (staging) dari suatu keganasan di sinus secara lebih baik. CT akan memperlihatkan dengan jelas batas-batas invasi tumor ke orbita dan retroorbita, lamina kribrosa, atap etmoid, planum sfenoid dan dapat dipakai sebagai modalitas untuk menilai basis kranii dan perluasan ke intrakranial 7. Demikian jugs terhadap tumor-tumor ganas yang dilakukan pengobatan dengan radioterapi 8,9,10. Oleh sebab itu CT scan merupakan sumber informasi penting bagi ahli bedah, dan menjadi suatu pemeriksaan yang dominan untuk penilaian pra dan pasca bedah.

Di Bagian THT FKUI/ RSCM Jakarta, CT scan telah cukup lama dipakai sebagai alat penunjang diagnostik tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Berdasarkan-hal tersebut di atas, dan ditunjang dengan cukup banyaknya materi yang dapat diteliti, membuat penulis tertarik untuk mengemukakan peranan CT scan dalam menunjang diagnosis dan penatalaksanaan terhadap tumor ganas hidung dan sinus paranasal.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library