Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robertus Rufus Bowie R.
Abstrak :
Penelitian ini melakukan pembuatan sel surya generasi ketiga atau sel surya tersensitasi pewarna (DSSC) dari pewarna alami buah gendola dan TiO2 yang disintesis menggunakan metode ramah lingkungan (green synthesis). Dalam melakukan sintesis ramah lingkungan digunakan media ekstrak (capping agent) kulit buah manggis yang berada pada variasi kondisi asam yaitu 0%, 10%, 40%, dan 60%. Green synthesis dilakukan dengan mereaksikan ekstrak kulit manggis yang ditambahkan pengaruh asam dengan prekursor titanium tetra isopropoxide (TTIP) yang kemudian dilakukan proses filtrasi, pengeringan pada suhu 100o C dan kalsinasi pada suhu 450o C. Ekstrak kulit manggis yang ditambahkan pengaruh asam dilakukan karakterisasi dengan difraksi sinar-X (XRD) untuk struktur kristal, mikroskop elektron (SEM) untuk topografi permukaan, dan ultraviolet visible (UV-DRS) untuk serapan. Ekstrak buah gendola dikarakterisasi menggunakan infra merah (FTIR) untuk gugus fungsi aktif dan UV-VIS untuk serapannya. Sampel prekursor TiO2 yang bervariasi dan dye difabrikasi dan diuji efisiensinya dengan sebuah source meter yang dilengkapi solar simulator. Hasil yang didapatkan menunjukkan efisiensi sel surya tersensitasi tertinggi 0.95% dari TiO2 dengan ekstrak kulit manggis pada kondisi keasaman 40%. Pada kondisi ini, TiO2 yang didapat mengandung fasa 68% anatase dan 36% rutile. ......This research aims to manufacture third-generation solar cells or dye-sensitized solar cells (DSSC) from TiO2 synthesized via environmentally friendly methods (green synthesis) and sensitized using natural dyes extracted from gendola (Basella Rubra Linn) fruit. The green synthesis used mangosteen (Garciana Managostana) peel extract as a capping agent under acid condition, namely 0%, 10%, 40%, and 60% with precursor of titanium tetra isopropoxide (TTIP) followed by filtration, drying at 100o C and calcination at 450o C. The TiO2 products were characterized using scanning electron microscope (SEM) for surface topography, X-ray diffraction (XRD) for crystal structure, and ultraviolet spectroscopy (UV-DRS) for absorbance. For the gendola fruit extract, functional groups were characterized using infrared (FTIR) and UV-VIS for absorbance. Dye sensitized solar cells were fabricated and tested for its efficiency using Keithley 2450 source meter interfaced with Sunlite Solar Simulator. The results showed that the highest efficiency of 0.95% was obtained from TiO2 synthesized under acidic condition of 40%. At this condition, the obtained TiO2 contained a phase composition of 68% anatase and 36% rutile.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Septiningrum
Abstrak :
Pewarna tekstil mengandung polutan organik yang dapat menyebabkan pencemaran serius pada air. Proses fotokatalisis dapat mendegradasi polutan organik menjadi senyawa yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Titanium dioksida (TiO2) merupakan material semikonduktor yang sering digunakan sebagai fotokatalis tetapi masih menghasilkan aktivitas fotokatalisis yang rendah akibat energi celah pita yang besar. Modifikasi TiO2 untuk meningkatkan sensitivitasnya pada rentang cahaya tampak telah banyak dilakukan, salah satunya dengan komposit logam mulia seperti perak (Ag) untuk memanfaatkan efek localized surface plasmon resonance (LSPR) yang dimilikinya. Pada penelitian ini, sintesis nanokomposit Ag/TiO2 dilakukan dengan metode hijau yang lebih ramah lingkungan, sederhana dan hemat biaya dengan menggunakan ekstrak kulit buah manggis. Kinerja nanokomposit Ag/TiO2 diuji sebagai fotokatalis dalam mendegradasi zat pewarna metilen biru (MB). Hasil uji aktivitas fotokatalisis dengan nanokomposit Ag/TiO2 dengan konsentrasi Ag 45 mM menunjukkan persentase degradasi sebesar 100% di bawah penyinaran cahaya tampak sedangkan TiO2 murni hanya mencapai 20% tingkat degradasi larutan MB. Peningkatan aktivitas fotokatalisis ini dapat dikaitkan dengan peningkatan penyerapan cahaya akibat efek LSPR yang dimiliki Ag. Dengan demikian, komposit TiO2 dengan Ag memiliki potensi besar dalam meremediasi polutan organik dalam limbah zat pewarna. ......Textile dyes contain organic pollutants that can cause serious water pollution. The photocatalytic process can degrade organic pollutants into compounds that are not harmful to the environment. Titanium dioxide (TiO2) is a semiconductor material that is often used as a photocatalyst but still produces low photocatalytic activity due to its large band gap energy. Many modifications of TiO2 to increase its sensitivity in the visible light range have been carried out, one of which is by composite with precious metals such as silver (Ag) to take advantage of its localized surface plasmon resonance (LSPR) effect. In this study, the synthesis of Ag/TiO2 nanocomposites was carried out using a green method that is more environmentally friendly, simple and cost-effective using mangosteen rind extract. The performance of Ag/TiO2 nanocomposite was tested as a photocatalyst in degrading methylene blue (MB) dye. The results of the photocatalytic activity test using Ag/TiO2 nanocomposite with an Ag concentration of 45 mM showed a 100% degradation percentage under visible light irradiation, while pure TiO2 only reached 20% of the MB solution degradation rate. This increase in photocatalytic activity can be attributed to the increase in light absorption due to the LSPR effect of Ag. Thus, the modification of TiO2 with Ag has great potential in remediating organic pollutants in dye effluents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan
Abstrak :
Indonesia sangat bergantung pada sumber daya energi tidak terbarukan dimana 35% pembangkit listrik di indonesia berasal dari batubara dan sebanyak 19% berasal dari gas bumi dimana emisi karbon yang dihasilkan menyebabkan terjadinya efek gas rumah kaca. Pada Perjanjian Paris, indonesia telah menyampaikan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sebesar 29% pada tahun 2030 yang tentunya menjadi dorongan bagi bangsa indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan salah sastunya adalah sel surya. Penelitian ini menawarkan pembuatan sel surya generasi ketiga yaitu sel surya tersensitisasi pewarna (DSSC) dari ekstrak buah kesumba (Bixa orellana. L) dan menggunakan semikonduktor TiO2 yang disintesis dengan metode sintesis hijau (green synthesis). Capping agent yang digunakan berasal dari ekstak bunga melati dengan pelarut etil asetat dan air. Variabel yang digunakan adalah Eth0 (100% air suling), Eth30 (etil asetat 30%), dan Eth50 (etil asetat 50%). Proses sintesis dilakukan dengan reaksi yang diberikan antara hasil ekstrak bunga melati dengan perkursor TiO2 yaitu TTIP serta dilanjutkan pada proses pengeringan pada suhu 100 oC dan kalsinasi pada suhu 500 oC. Karakterisasi partikel nano TiO2 dilakukan menggunakan XRD, SEM dan UV-DRS serta karakterisasi ekstrak bunga melati menggunakan FTIR dan ekstrak buah kesumba menggunakan FTIR dan UV-Vis. Pengujian efisiensi perangkat sel surya dilakukan dengan alat Keithley source meter yang dihubungkan dengan Sunlite® Solar Simulator. Hasil yang didapatkan ekstrak bunga melati menghasilkan fasa anatase 100% dan semakin tinggi konsentrasi etil asetat yang digunakan akan menurunkan ukuran partikel dimana ukuran partikel terkecil terdapat pada kondisi pengasaman 50% dengan ukuran rata-rata 131 nm. TiO2 yang disintesis dengan kondisi pengasaman 50% memiliki ukuran partikel dan kristalit terkecil dibandingkan yang lain yaitu sebesar 131 nm dan 10,91 nm pada bidang (101). Nilai band gap yang didapatkan pada TiO2 kondisi asam 30% sebesar 3,01 eV. Efisiensi terbesar didapatkan pada divais dengan kondisi pengasaman 30% yaitu sebesar 0,745%.  ......Indonesia has high dependent on non-renewable energy in which 35% of power plant come from coal and 19% come from natural gases. These dependencies result in carbon emissions and greenhouse effect. In the Paris Agreement, Indonesia has stated that it will reduce its carbon emissions by 29% in 2030, which is certainly an encouragement for the development of renewable energy, one of which is solar cells. This work manufactured third generation of solar cells, i.e., dye-sensitized solar cells (DSSC) from titanium dioxide (TiO2) synthesized using environmentally friendly method (green synthesis) and sensitized using kesumba fruit extract (Bixa orellana. L). The green synthesis used capping agent from jasmine flowers extract under various acid condition 0%, 30%, and 50%. The synthesis process was carried out using precursor of titanium tetra isopropoxide (TTIP) followed by drying process at 100 oC and calcination at 500 oC. Characterization of TiO2 nanoparticles was carried out using X-ray diffraction (XRD) fo the crystal structure, scanning electron microscope (SEM) for surface topography, and ultraviolet spectroscopy (UV-DRS) for absorbance. Functional groups of the jasmine flower and kesumba fruit extracts were by using infrared (FTIR). Device performance and solar cell efficiency were carried out using Keithley source meter interfaced with Sunlite® solar simulator. The synthesis of TiO2 using jasmine flower extract produced 100% of anatase phase, and the higher the acid concentration, the lower the particle size. TiO2 synthesized using 50% acid concentration has the smallest particles and crystallites size compared to the others, namely 131 nm and 10.91 nm in the plane (101). The highest band gap energy of 3.1 eV was obtained from 30% acid condition. The highest efficiency of 0.745% was obtained from TiO2 synthesized under 30% acid condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azalea Dyah Maysarah Satya
Abstrak :
Distribusi obat yang rendah karena perbedaan polaritas dari obat di dalam tubuh adalah faktor utama dari tingginya frekuensi kemoterafi. Material mesopori Metal- organic framework (MOF) memiliki potensi untuk mengatasi hal tersebut sebagai sistem pembawa obat karena sifat hibrid strukturnya. Salah satu kelas material hibrid ini yang memiliki stabilitas tinggi dan kemampuan membawa material baik anorganik maupun organik adalah MIL-100 Fe akan tetapi sintesis material ini cukup memakan waktu. Pada penelitian ini telah disintesis MIL-100 Fe dengan memanfaatkan gelombang mikro dari microwave domestik dengan variabel waktu tahapan sintesis dan variasi pelarut. Sintesis ini adalah sintesis hijau dengan mengurangi waktu sintesis dan menghindari penggunaan asam korosif. Sintesis MIL-100 Fe menggunakan microwave hanya memerlukan waktu 10 menit dan pelarut Etanol:Air dengan perbandingan 1:1 untuk membantu penataan diri dari MOF tersebut. Morfologi yang dihasilkan serupa dengan MIL-100 Fe hasil sintesis solvotermal namun memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dan seragam pada permukaan dengan ukuran terkecil 93,54 nm. Karakterisasi FTIR, XRD, dan SEM dilakukan berikut analisis kemapuan MIL-100 Fe secara In-vitro dalam membawa obat Aspirin menggunakan Spektrofotometer UV-Vis serta memodelkan rilis kinetik aspirin dari MIL-100 Fe. Rilis dari MIL-100 Fe mengikuti model kinetika Higuchi dengan nilai K 0,044 dan rilis obat sebesar 43%. ......The low distribution of drugs due to differences in drug polarity in the body is a major factor in the resulting high frequency of chemotherapy. The Mesoporous Metal-organic framework (MOF) material has the potential to overcome this as a drug carrier system with its hybrid nature. One class of hybrid materials that have high stability and the ability to carry both inorganic and organic materials is MIL- 100 Fe but its synthesis is time consuming. In this study MIL-100 Fe has been synthesized with domestic microwaves by varying stage times and solvent. This green pathway succesfully reduces time and the use of corrosive acids. Synthesis of this method takes 10 minutes and solvent Ethanol: Water with a ratio of 1: 1 to help its self-assembly. Resulting morphology is akin to solvothermaly synthesized yet smaller and uniform on its surface with smallest particle size of 93.54 nm. FTIR, XRD, and SEM characterizations were carried out following in vitro analysis of the ability of MIL-100 Fe to carry aspirin using a UV-Vis spectrophotometer and modeling the kinetic release of aspirin from MIL-100 Fe. The release of MIL-100 Fe followed Higuchi kinetics model with K value of 0.044 and a drug release of 43%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library