Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kinsella, Sophie
Abstrak :
Lottie just wants to get married - to the right man, of course. She's sure her boyfriend is about to propose. So when the proposal doesn't happen and she meets her first love from long ago, Lottie decides on drastic action. They'll get married right now, with no engagement, no fuss and, above all, no sex until after they're safely married. It's the perfect plan! On the other hand ... Fliss is in the middle of a nightmare divorce and just wants her little sister to avoid the mistakes she made. She decides Lottie's marriage has to be stopped at all costs and chases the 9un)happy couple to their fomantic honeymoon venue on a Greek island. Will Lottie have a wedding night to remember ... or one to forget?
London : Bantam, 2013
823 KIN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Song, Jesook, 1969-
Albany : SUNY Press, 2014
306.815 3 SON l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ince Siti Nurmala
Abstrak :
Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia memiliki tahap-tahap perkembangan yang akan dijalani. Ketika sudah memasuki rentang usia dewasa muda (20-40 tahun), individu akan dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan manusia, seperti memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga, dan mengasuh anak. Dalam kultur tradisional, yang menganggap pernikahan sebagai bagian penting dalam masyarakat (Schwartzberg et al., dalam Darrington, 2005), menjadi perempuan lajang tentunya alma menimbulkan efek yang dapat bersifat positif ataupun negatif bagi individu yang bersangkutan. Apalagi jika kita berbicara tentang peran gender dalam masyarakat, di mana perempuan umumnya dipandang sebagai individu yang identik dengan ruang lingkup domestik, yaitu menjadi ibu dan mengurus rumah tangga (Levinson, dalam Papalia & Olds, 1998) maka munculnya fenomena perempuan lajang yang berpendidikan tinggi dan memiliki karir yang baik, akan menjadi suatu topik yang menarik untuk dibahas. Berkaitan dengan itu, penelitian ini membahas tentang gambaran hubungan perempuan lajang dengan figur ibu. Mengenai keunikan hubungan ibu dan anak perempuannya, sejumlah ahli mengatakan bahwa hubungan ibu dan anak perempuan cenderung memiliki suatu kedekatan khusus, suatu hubungan yang paling dekat dan paling penting dalam interaksi dengan keluarga, dan anak perempuan lebih sering mengunjungi ibunya daripada anak laki-laki (Chodorow; Wilmott & Young, dalam Fischer, 1987). Menurut Bowen (dalam Rastogi & Wampler, 1999), hubungan ibu dan anak perempuan merupakan hubungan yang signifikan karena menyajikan suatu mode transmisi mengenai pola kedekatan (closeness), kecocokan (enmeshment), jarak (distance), dan konflik antara satu generasi dengan generasi lainnya dalam keluarga. Rastogi dan Wampler (1999) mengajukan tiga dimensi utama dalam meneliti hubungan ibu dan anak perempuan dewasa, yaitu: (1) Closeness, yaitu suatu perasaan keterikatan (sense of connection) dan keakraban (intimacy) dalam hubungan, tetapi tidak terbatas pada jarak geografis antara ibu-anak; (2) reliability, yaitu mengetahui bahwa ibu atau anak akan selalu ada ketika dibutuhkan. Dengan perkataan lain, ibu dan anak dapat saling mengandalkan diri masing-masing sebagai tempat bergantung; (3) Collectivism, yaitu keseimbangan antrra individualitas seseorang dan kebutuhan akan kelompok. Dalam penelitian berikut, peneliti merujuk pada teori ini dalam menentukan panduan wawancara dan analisis hasil wawancara. Peneliti menyadari bahwa setiap individu tentunya memiliki keunikan sendiri dalam hal menghayati pengalaman dalam hidupnya. Oleh karena itu, pendekatan yang menurut peneliti paling tepat untuk membahas topik ini adalah desain penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan terhadap tiga orang perempuan dewasa muda (25-35 tahun), belum pernah menikah, pendidikan D3 atau S1, dan sudah bekerja. Perempuan lajang dipilih sebagai salah satu karakteristik sampel karena menurut penelitian Fischer (1987), dibandingkan dengan perempuan yang sudah menikah, perempuan lajang cenderung memiliki hubungan yang dependent dengan ibu, mereka merasa kesulitan menjawab pertanyaan : mengenai gambaran diri mereka sebagai ibu di masa yang akan datang (apakah kelak mereka akan menjadi ibu seperti ibu mereka aiau tidak?), dan cenderung rnenganggap masa depan sebagai suatu hal yang berada di luar kendali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga responden tidak menggambarkan hubungan yang dependent dengan ibu. Pada dimensi closeness, hanya satu responden yang melaporkan bahwa ia merasa dekat dengan figur ibu, sementara dua orang lainnya tidak menggambarkan adanya hubungan yang dekat. Pada dimensi reliability, hanya satu responden yang melaporkan bahwa ia dan ibu dapat saling mengandalkan satu sama lain, terutama sebagai tempat untuk berbagi cerita. Dua responden lainnya melaporkan bahwa ibu lebih sering meminta bantuan atau menceritakan masalah kepada orang lain (kakak) daripada kepada responden. Pada dimensi collectivism, ketiga responden menggambarkan tingkat trust in hierarchy yang tinggi. Sementara mengenai tingkat diferensiasi, dua responden menggambarkan tingkat diferensiasi yang rendah dan yang lainnya pada tingkat menengah. Pada aspek life structure, yaitu suatu pengertian subyektif tentang diri pada saat ini dan di masa yang akan datang, ketiga responden nampak relatif kesulitan memberikan gambaran tentang diri masing masing sebagai ibu di masa yang akan datang.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Sutandyo
Abstrak :
Novel chicklit merupakan novel yang merepresentasikan kehidupan perempuan lajang. Melalui pendekatan Kajian Budaya ditemukan beberapa wacana mainstream dalam kehidupan para lajang yang ada dalam ketiga novel chicklit, yaitu Bridget Jones's Diary, Good In Beet dan Jemima J. Wacana-wacana mainstream yang terdapat dalam novel-novel tersebut berhubungan dengan beberapa isu yang menjadi perjuangan dari feminisme. Suatu representasi tidak dapat terlepas dari ideologi. Melalui wacana, ideologi patriarki berusaha untuk membangun dan mengukuhkan kekuasaannya. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa representasi perempuan lajang dalam ketiga novel chicklit ini bermakna sebagai resistensi terhadap berbagai wacana mainstream, meskipun masih terdapat ambivalensi dalam beberapa hal.
Chicklit novels are considered as the representation of single women. By using Cultural Study and The Discursive Approach to see how the single women are represented in three novels, namely: Bridget Jones's Diary, Good In Bed, and Jernima J, several mainstream discourses can be found. Those discourses are related to the issues that have been fought in feminisms. There is always an ideology that can be found in a representation. Through these discourses, the ideology of patriarchy is trying to establish or strengthen its power. In the end, it can be concluded that the representation of single women in the three chicklit novels is meant as a resistance towards the mainstream discourses, although there is still ambivalence in some parts of them.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library