Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangaribuan, Pontas
"Dalam suatu masyarakat tradisional, khususnya petani, pengeringan padi hasil panen biasanya hanya mengandalkan panas dari sinar matahari. Pengeringan padi dengan cara seperti ini akan mengalami kendala yang cukup besar apabila pada saat panan terjadi musim hujan. Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan sualu sumber panas altematif yang berfungsi menggantikan panas matahari.
Pemanfaatan penukar kalor (heat exchangeg) sebagai sumber panas, dengan memanaskan udara hingga 60-7O°C, merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengeringkan padi tersebut. Bentuk penukar kalor ini diusahakan sesederhana mungkin agar dapat dapat dibuat oleh kalangan luas, dengan bahan dengan konduktifitas yang tinggi, akan tetapi banyak terdapat di pasaran. Bentuk penukar kalor pelat paralel, aliran lintang (cross flow), satu lintas (single pass), kedua fluida tidak bercampur (unmixed) dengan bahan aluminium yang banyak terdapat dipasaran dapat dimanfaatkan sebagai sebagai sumber panas. Penambahan sirip-sirip (fin) pada kedua fluida akan menambah kemampuan penukar kalor dalam menambah laju perpindahan kalornya (q).
Untuk mengetahui karakteristik (unjuk kerja) penukar kalor ini, perlu diadakan pengujian untuk mengetahui parameter-parameter seperti laju aliran volume fluida, suhu masuk gas, suhu keluar gas, suhu masuk udara dan suhu keluar udara. Dalam pengujian fluida panas yang digunakan adalah gas hasil pembakaran batubara dan fluida dinginnya adalah udara. Pengujian dilakukan dengan mengubah jumlah batubara yang digunakan data-data pengujian ini diolah dan disajikan dalam bentuk tabel hasil perhitungan dan grafik-grafik hubungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Richard A.M.
"Pengembangan model matematika telah dilakukan untuk memprediksi temperatur selama proses canai panas jenis satu tingkat dari suatu pelat baja karbon rendah, dengan menggunakan model thermal yang ada dan data-data eksperimen di laboratorium. Perhatian utama ditujukan untuk memprediksi model temperatur masuk dan keluar rol dengan mengasumsikan temperatur keluar. Hal-hal yang mempengaruhinya adalah perpindahan panas secara radiasi dan konveksi dari permukaan ketika material dibawa dari dapur ke rol, dan perpindahan panas secara konduksi dari material ke rol, serta kenaikan temperatur akibat kerja mekanis ketika material sedang dicanai.
Hasil dari model tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi temperatur material yang akan dicanai di Iaborastorium tersebut dan dasar untuk pemodelan beban pengerolan dan mikrostruktur. Langkah-langkah untuk memprediksi model temperatur masuk tersebut dapat digunakan sebagai dasar atau pembanding bagi pabrik canai panas untuk mengevaluasi temperatur material.

A mathematical model has been developed to predict the thermal during a single pass hot rolling of a low carbon steel plate, by using thermal model and data from laboratory experiments. Particular attention was paid to prediction the entry and exit temperature model by assuming the exit temperature. The effects taken into account are radiation and convection from the surface when the material has been reheated until rolled, and conduction to the rolls and the temperature increase due to mechanical work when the material is in the roll gap.
The result of the temperature model can be used for the material temperature evaluation at the laboratory and a basis to predict the rolling force and microstructure evaluation. The steps of the prediction can be used as a comparison for plants mills to predict their material temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Abietta Irawan
"Pada umumnya, magnesium adalah pilihan material untuk dikembangkan pada aplikasi implan mampu luruh. Pada penelitian ini dikembangkan paduan Mg-1.6Gd dengan perlakuan pencanaian hangat searah dan menyilang dengan reduksi ketebalan masing-masing 95% dan dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik dan mekanisme degradasi. Pencanaian material Mg-1.6Gd dilakukan pada temperatur rekristalisasi yaitu sekitar 400-560°C dengan reduksi 95% serta kecepatan 10mm/menit. Pencanaian dilakukan dengan 2 metode yaitu searah dan silang dengan masing-masing arah memiliki 2 sampel dengan variabel temperatur yang berbeda. Proses karakterisasi yang dilakukan berupa OM, SEM dan EDS.
Mekanisme dan karakterisasi degradasi dianalisa dengan menggunakan metode EIS, polarisasi dan imersi dalam larutan kokubo SBF. Sampel pencanaian searah dan silang menghasilkan lapisan pasif yang memproteksi berdasarkan metode fitting sirkuit EIS dengan nilai Rct terbesar untuk sampel canai searah yaitu sebesar 1590 Ω. Serta pada hasil metode polarisasi didapatkan pencanaian searah memiliki laju degradasi lebih rendah daripada canai silang yaitu sebesar 0.126 mm/yr. Dan dengan metode imersi menunjukan bahwa sampel searah memiliki laju degradasi yang lebih rendah yaitu 14.0 mm/yr. Hal ini terjadi karena butir pada mikrostruktur di sampel canai searah lebih halus yang dapat menurunkan laju degradasi.

Generally, Magnesium is a choice of materials that has been developed for biodegradable implants. In this study, Mg-1.6Gd alloy was warm rolled by single-pass rolling and cross rolling with 95% reduction in thickness to observe the degradation characteristics and mechanisms. Mg-1.6Gd alloy was performed at a temperature range of crystallization which is 400-560°C with 95% reduction and a speed of 10mm/min. The rolling process was employed by two methods: single-pass rolling and cross rolling with 2 samples for each methods on a different temperature.
Degradation characteristics and mechanisms was analyzed with EIS, polarization and immersion methods on a SBF kokubo solution. Single-pass and cross rolled creates a protective passive layer based on EIS circuit fitting method and the highest Rct value is the single-pass rolled which is 1590 Ω. In addition, polarization method results determined that the single-pass rolled showed the lowest degradation rate than the cross-rolled which is 0.126 mm/yr. And with the immersion method shows that the single-pass rolled has the lowest degradation rate which is 14.0 mm/yr. This happened because the grain on the microstructure of single-pass is more refined so that I could reduce the degradation rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library