Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asto Hadiyoso
"Abstract. Indonesian economy is particularly susceptible to capital outflow and net sell position due to the relatively high share of foreign ownership in the stock and government debt market. One of the efforts to reduce the vulnerability is to increase the involvement of public participation in the capital market. The purpose of this study was to establish the optimal portfolio generated from stocks listed on Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) and measure its performance in order to determine its potential as an instrument for the major community to invest in the stock market. Calculations using single index model approach, daily stock price data and inflation rate as a proxy of the risk free rate, produce the optimal portofolio composed of forty three stocks with preferable yield and risk than the markets (Jakarta Composite Index). The number of stocks and the value of risk which is smaller than the market risk indicate that the portfolio are well diversified. The results of the performance test using Jensen?s Alpha method shows that the portfolio are able to outperform the market, JII, and ISSI.
br>
Abstrak. Perekonomian Indonesia memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap posisi net sell serta arus keluar modal akibat tingginya porsi kepemilikan asing terhadap aset-aset di pasar saham maupun pasar obligasi domestik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerentanan tersebut adalah dengan meningkatkan partisipasi publik di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang tercatat pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) serta mengukur kinerjanya guna mengamati potensinya sebagai instrumen bagi masyarakat dalam berinvestasi di pasar saham. Penggunaan pendekatan model indeks tunggal, data harga saham harian serta tingkat inflasi sebagai proksi dari risk free rate menghasilkan portofolio optimal yang terdiri dari 43 saham dengan tingkat imbal hasil dan risiko yang lebih baik dibandingkan imbal hasil dan risiko yang dimiliki pasar (IHSG). Jumlah saham penyusun yang cukup besar serta nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan risiko pasar menunjukkan bahwa portofolio terdiversifikasi dengan baik. Hasil uji kinerja menggunakan metode Alpha Jensen juga memperlihatkan bahwa portofolio mampu mengungguli pasar, JII, dan ISSI."
pakuan university, faculty of economics and bussiness, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Diana Sulistyorini
"Abstract. Credit disbursement is an investment decision in the banking business. Therefore, the concept of "high risk high return" becomes the focus of banks in managing credit. One of the effort of these banks to manage risk and enhancing/ increasing returns is forming their portfolio. This research was conducted in one of the state banks in Indonesia, which has the goal of increasing lending in the retail and commercial segments. Single Index Model is used to find the optimal composition of the economic sector. This model recommends economic sectors into the portfolio on the basis of Excess Return to Beta, which represents the difference between the rates of return in the form of interest income with a risk-free asset returns, divided by beta sectors of the economy itself. The results showed that the return portfolio can be improved and the risks derived using that approach. Banking business purpose is the return and growth so that the portfolio optimization needs to be supported with other parameters when the economic sectors that are not recommended put in a portfolio. Analysis of the performance of RAROC is a performance metric that of performance that computes net profit after adjusting for potential losses than capital allocation, can be used to help the formation of portfolios that received the return and risk are still in line with expectations.
Abstrak. Penyaluran kredit merupakan investment decision dalam bisnis perbankan. Oleh sebab itu konsep " high risk high return" menjadi fokus perbankan dalam mengelola kredit. Salah satu upaya perbankan mengelola risiko dan meningkatkan return adalah membentuk portofolio. Penelitian ini dilakukan di salah satu bank pemerintah di Indonesia yang mempunyai target meningkatkan penyaluran kredit di segmen retail dan commercial. Single Index Model digunakan untuk mencari komposisi optimal dari sektor ekonomi. Model ini merekomendasi sektor ekonomi yang masuk ke dalam portofolio atas dasar Excess Return to Beta yang merupakan selisih antara tingkat return berupa pendapatan bunga dengan return asset bebas risiko (SBI) dibagi dengan beta sektor ekonomi itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return porofolio dapat ditingkatkan dan risiko diturunkan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Tujuan bisnis perbankan adalah return dan growth sehingga optimalisasi portofolio perlu didukung dengan parameter lain ketika sektor ekonomi yang tidak direkomendasikan dimasukkan ke dalam portofolio. Analisis RAROC yaitu suatu metrik kinerja yang menghitung keuntungan bersih setelah disesuaikan dengan potensi kerugian dibanding alokasi modalnya digunakan untuk membantu pembentukan portofolio sehingga return dan risiko yang diterima masih sesuai dengan harapan."
bogor agricultural university, faculty of economics and management sciences, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Widyantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses investasi suatu saham dilakukan dengan beberapa masalah pokok antara lain bagaimana prosedur membentuk portofolio optimal, kombinasi saham-saham mana saja yang membentuk portofolio optimal, berapa proporsi alokasi dana pada masing-masing saham-saham tersebut, bagaiana evaluasi kinerja portofolio tersebut.
Untuk tujuan penelitian tersebut, dipilih sampel saha-saham yang tergabung dalam saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ} dengan periode pengamatan harga-harga saham mingguan selama 2 tahun, yaitu mulai Januri 2003 sampai dengan Desember 2004.
Dalam penelitian ini digunakan model Single Index dan Constan Correlation Elton Gruber Padberg (1996) dalam menganalisa sekuritas dan pembentukan portofolio optimal, dapat memberikan beberapa simpulan yaitu portofolio saham yang masuk kedalam Single Indeks Model adalah ELTY, INKP, ENRG, INCO, UNSP, BUMI, TKIM, BDMN, TINS, BFIN, PLAS, CTRS, UNTR, EPMT, SMCB, BBRI, ADHI. Dengan return portofolio sebesar 2382019 %, dengan resiko o sebesar 4.117439%.
Dengan menggunakan Constant Correlation Model portofolio saham yang didapat adalah ENRG, UNTR, BBRI, INCA, TKIM, UNSP, ADHI, ASH, ISAT, TINS, INTP, CTRS, EPMT. Dengan return portofolio sebesar 2.523737% dan resiko ap sebesar 4,08%. Dari basil pengujian yang dilakukan didapat bahwa kinerja portofolio yang dibentuk oleh model Single Index lebih unggul dibanding dengan Constant Correlation.

The objectives of this research are to get knowledge how investment's process to be done with some main problem. There are how to make an optimal portfolio, how are stocks combination in optimal portfolio, how is the fund allocation in each stock which will make an optimal portfolio's proportion, and how is the performance evaluation of each portfolio, which one is more superior than the other.
To answer those problems, the weekly stock which is included in LQ 45 was taken as a sample. With research's periods was January 2003 until December 2004.
Single Index Model and Constant Correlation used in analyzing security to obtain optimal portfolio. From that method this research gives some conclusion, the first is stocks portfolio which included in Single Index Model are ELTY, INKP, ENRG, INCO, UNSP, BUMI, TKIM, BDMN, TINS, BFIN, PLAS, CTRS, UNTR, EPMT, SMCB, BBRI, ADHI. Its gives 2.782019% portfolio return, with portfolio's risk o 4.11 %. The second is by the Constant Correlation Model portfolio obtained stocks ENRG, UNTR, BBRI, INCO, TKIM, UNSP, ADHI, ASII, ISAT, TINS, INTP, CTRS, EPMT. With portfolio's return 2.523737% and risk's portfolio Qp 4.08%. From the test evaluation performance of portfolio resulting that portfolio made by Single Index Model superior than portfolio made by Constant Correlation model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Ertanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Made Kusuma Ari Astuti
"Perhitungan mengenai jumlah saham yang optimal untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik sangat diperlukan bagi investor sebagai pedoman awal berinvestasi saham dengan aman. Hal ini penting terutama bagi mereka yang tidak memiliki informasi mengenai risiko dan dampaknya dimasa depan. Tesis ini membahas berapa jumlah saham yang diperlukan untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi pada pasar modal Indonesia dalam dua periode yang berbeda, serta mengukur kemampuan saham pada masingmasing periode dalam membentuk portofolio yang terdiversifikasi. Penelitian dilakukan pada periode krisis moneter serta periode normal, dengan menggunakan metode single index model (Model Indeks Tunggal).

Knowing how many stocks to hold in order to create diversified portfolio are important for Investor as a starting point to invest in capital market safely. It is important especially for them that do not have information about risks and its effect to them in the future. Therefore, this thesis's topics are to know how much stock to hold in order to create well diversified portfolio in Bursa Efek Indonesia in two different time period, the global crisis period and after global crisis period. It is also measuring stocks ability in two different time period on creating diversified portfolio. Single index model were used as the model."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umanto
"Portfolio is basically related to how one allocates a number of stocks into various investment types that results on optimal profits. By making diversification, investor may reduce the rate of risk and at the same time optimize the rate of expected return. Based on that, this research raises the problem of how to design an optimal portfolio simulation, i.e. a combination of liquid shares LQ 45 listed in Jakarta Stock Exchange (Now is known as Indonesia Stock Exchange, after the merger with Surabaya Stock Exchange) in the period of 2002-2007 by using Single Index Model and Constant Correlation Model. Single Index Model is a model of portfolio analysis using the account of Excess Return to Beta (ERB) Ratio and value of C* to gain optimal shares on portfolio. The procedure of Constant Correlation Model is exactly parallel to the case of Single Index Model. However, unlike in the Single Index Model, all securities are ranked by Excess Return to Standard Deviation (ERS) instead of Excess Return to Risk. After securities are ranked using the above ratio, securities with greater Excess Return to Standard Deviation and Cut off Point (C*) are included into the optimal portfolio."
Departemen Ilmu Administrasi FISIP Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, 2008
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Wirdayanti
"Abstract. Portfolio is basically related to how one allocates a number of stocks into various investment types
that results on optimal profits. By making diversification, investor may reduce the rate of risk and at the same
time optimize the rate of expected return. Based on that, this research raises the problem of how to design an
optimal portfolio simulation, i.e. a combination of liquid shares LQ 45 listed in Jakarta Stock Exchange (Now
is known as Indonesia Stock Exchange, after the merger with Surabaya Stock Exchange) in the period of 2002-
2007 by using Single Index Model and Constant Correlation Model. Single Index Model is a model of portfolio
analysis using the account of Excess Return to Beta (ERB) Ratio and value of C* to gain optimal shares on
portfolio. The procedure of Constant Correlation Model is exactly parallel to the case of Single Index Model.
However, unlike in the Single Index Model, all securities are ranked by Excess Return to Standard Deviation
(ERS) instead of Excess Return to Risk. After securities are ranked using the above ratio, securities with greater
Excess Return to Standard Deviation and Cut off Point (C*) are included into the optimal portfolio. "
Universitas Indonesia, Departemen Ilmu Administrasi, FISIP UI, 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyogo Jayalie
"Meningkatnya biaya kesehatan telah menjadi issu-issu ekonomi, politik, dan sosial di banyak negara maju dan yang sedang berkembang. Berbagai usaha telah dilakukan dalam upaya untuk melakukan penghematan biaya kesehatan dan mencari sumber sumber pembiayaan alternatif. Tanpa usaha-usaha penghematan biaya dan penemuan sumber sumber pembiayaan alternatif, sektor kesehatan makin lama akan makin mengurangi porsi pembiayaan sektor-sektor ekonomi yang lain, sebagaimana telah terjadi di banyak negara maju.
Sistem Asuransi Kesehatan yang berjalan dewasa ini dianggap turut bertanggung jawab dalam peningkatan biaya kesehatan dari tahun ke tahun. Sistem kapitasi dan cara pembayaran pradana, serta penerapan cara pembayaran paket di rumah sakit, merupakan cara?cara yang antara lain ditempuh untuk dapat mengurangi lajunya peningkatan pengeluaran dalam bidang kesehatan.
Di Indonesia, baru 10% pendudUk yang tercakup dalam sistem asuransi kesehatan, dimana sebagian besar di antaranya dicakup oleh PERUM HUSADA BHAKTI, yang melayani pegawai negeri, penerima pensiun dan anggota keluarganya. Asuransi Kesehatan komersial belum begitu berkembanh sebagian disebabkan karena kesulitan dalam memperkirakan resiko yang mungkin terjadi yang bisa berakibat terjadinya kerugian dan sebagian lagi karena belum dilaksanakannya cara kontrol yang efektif. Bentuk asuransi kesehatan dengan menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana telah dilaksanakan oleh Perum HUSADA BHAKTI, PKTK-ASTEK, dan beberapa badan-badan yang sifatnya tidak menekan keuntungan, Seperti YPK-BAPINDO, OPK RS MITRA KELUARGA, YAYASAN MEDICAL SCHEME, dan DUKK RS ST. Carolus.
Telah dilakukan studi perbandingan antara asuransi kesehatan konvensional yang menjalankan konsep fee-for-services dengan badan-badan penyelenggara pemeliharaan kesehatan non-komersial yang menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana. Gambaran sementara yang diperoleh adalah bahwa konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana dapat diterapkan pada asuransi asuransi komersial. Disamping dapat mengendalikan biaya pemeliharaan kesehatan, konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini jua sedikit banyak akan membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien.
Lingkungan eksternal dalam menjalankan usaha asuransi kesehatan di indonesia cukup banyak mendukung. Dibutuhkan komitmen politik - dan kalau mungkin finansial - dari pemeriritah untuk asuransi kesehatan dengan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kuntari Sunarto
"Investasi pada saham untuk saham-saham yang telah go-public di pasar modal akan memberikan return (hasil) dan risk (risiko) bagi investornya. Sehubungan dengan return dan risk ini maka investor harus memilih kombinasi saham yang dapat memberikan return dan risk yang optimal. Pengamatan pada saham-saham yang paling aktif tiap bulannya di Bursa Efek Jakarta antara bulan Oktober 1993 sampai dengan September 1994 terpilih 20 saham sebagai saham kandidat, yaitu saham-saham: 1. Argha Karya Prima Industry (disingkat AKPI), 2. Astra International Incorporation (ASII), 3. Bank Danamon (BDMN), 4. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), 5. Bank Internasional Indonesia (BNII), 6. Barito Pacific Timber (BRPT), 7. Duta Anggada Realty (DART), 8. Dharmala Intiland (DILD), 9. Gajah Tunggal (GJTL), 10. Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), 11. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP)5 12. Intl Indorayon Utama (INRU), 13. Indocement Tunggal Perkasa (INTP), 14. Jakarta International Hotel and Development (JIHD), 15. Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), 16. Pan Brothers Tex (PBRX), 17. Panin Bank (PNBN), 18. Surabaya Agung Industry Pulp (SHIP), 19. Smart Corporation (SMAR) dan 20. Tjiwi Kimia (TKIM).
Model penentuan proporsi portfolio optimal yang digunakan pada penelitian ini adalah Model Single Index: (disingkat Model SI) dan Model Constant Correlation (Model CC). Dengan mengamati data Indeks Harga Saham Individual (IHSI) diperoleh return saham individu. Dari data suku bunga deposito / bulan pada bank-bank pemerintah diperoleh return untuk risk free assets. Dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperoleh return pasar.
Pengolahan data di atas, dengan menggunakan Model Single Index, terpilih 5 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INTP, 3. INKP, 4. BDNI dan 5. TKIM; dengan proporsi optimal untuk masing-masingnya adalah: 1. 80,90175%, 2. 8,65353%, 3. 6,89664%, 4. 1,88740% dan 5. 1,46068%. Sedangkan dengan menggunakan Model Constant Correlation, terpilih 3 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INKP dan 3. INTF; dengan proporsi masing-masingnya adalah: 1. 91,70473%, 2. 7,80834% dan 3. 0,486937..
Setelah penentuan proporsi portfolio optimal dengan kedua model di atas, kemudian dihitung: expected return portfolio, variance return portfolio dan standard deviation portfolio untuk masing-masing model. Pada Model Single Index, di mana 5 saham terpilih, menghasilkan return (yang ditunjukkan oleh expected return portfolio) yang lebih kecil dengan risk (variance dan standard deviation return portfolio) yang lebih kecil pula. Sedangkan pada Model Constant Correlation, dengan 3 saham terpilih, menghasilkan return yang lebih besar dan risiko yang lebih besar pula.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T7226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arman Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pembentukan portofolio saham
di PT Taspen (Persero) supaya dapat meningkatkan kinerja investasinya. Alternatif
model tersebut adalah dengan mengkombinasikan seleksi saham model Graham
dengan model pembentukan portofolio optimal yaitu model Markowitz dan model
indeks tunggal. Hasil seleksi saham menggunakan model Graham investor defensif,
investor agresif dan Graham-Rea adalah masing-masing 10, 13 dan 3 saham dari 45
saham yang terdapat pada indeks LQ45. Dari saham-saham yang terpilih kemudian
dibentuk portofolio optimalnya menggunakan model Markowitz dan model indeks
tunggal.
Dari portofolio optimal yang terbentuk kemudian dilakukan perbandingan kinerja
antara keduanya dan dengan indeks LQ45 sebagai benchmark-nya. Hasil
menunjukkan bahwa portofolio hasil optimasi model Markowitz memberikan kinerja
(reward to variability ratio) ekspektasi lebih baik dibandingkan portofolio hasil
optimasi model indeks tunggal dengan selisih di kisaran 0,15% - 0,96%. Selain itu,
kinerja portofolio optimal tersebut, baik secara ekspektasi dan aktual memberikan
kinerja lebih baik dibanding indeks LQ45 dengan selisih di kisaran
9,12% - 21,03%. Walaupun secara reward to variability ratio, kinerja metode Taspen
lebih tinggi dibanding lainnya tetapi secara return ekspektasi dan aktual masih di
bawah portofolio optimal dengan selisih 0,04% - 1,40%. Dengan demikian model
kombinasi pembentukan portofolio optimal bertahap ini layak dipertimbangkan untuk
diaplikasikan oleh PT Taspen (Persero) sehingga diharapkan dapat meningkatkan
hasil investasi saham.

ABSTRACT
This study aims to provide an alternative method to form stock portfolio in
PT Taspen (Persero) in order to improve the investments performance. Alternative
models is to combine stock selection Graham model with optimal portfolio
conformation model which is Markowitz model and single index model. Using
defensive investor, aggressive investor and Graham-Rea criteria resulted in 10, 13
and 3 stocks selected from 45 available stocks that contained in LQ45 index. From
these selected stocks then to be formed to it’s optimal portofolio.
From established optimal portfolio, the peformance is compared between the two
models and to the LQ45 index as its benchmark. The results showed that the portfolio
from Markowitz model optimization provide better expected performance (reward to
variability ratio) than the single index model optimization with spread of
0.15% - 0.96%. In addition, the performance of portfolio in expectations and actual
are better than LQ45 index, with spread of 9.12% - 21.03%. Although Taspen
method’s reward to variability is higher compared to others, it’s expected and actual
return still below optimal portfolio with a spread of 0.04% - 1.40%. Thus the gradual
optimal portfolio formation is worth to be considered to be applied by PT Taspen
(Persero) which is expected to increase stock investment returns."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>