Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alif Muhammad Basyir
Abstrak :
Pada pemerosesan industri tekstil banyak menggunakan air, zat pewarna juga bahan kimia campuran yang berdampak pada timbulnya limbah cair tekstil [1]. Salah satu komponen limbah berbahaya yang terkandung dalam limbah cair tekstil adalah logam-logam berat seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) [1]. Contoh langkah untuk mencegah pencemaran logam berat cair adalah menggunakan material mesopori silika seperti SBA-15 karena memiliki luas permukaan, diameter, serta volume pori yang besar serta struktur heksagonal teratur sehingga dapat diaplikasikan sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini, dilakukan analisis studi kepustakaan sintesis mesopori SBA-15 dengan metode sol-gel serta fungsionalisasi CPTMS yang telah berhasil dilakukan dan dilanjutkan menganalisis kemampuan serapannya pada logam berat kadmium (Cd), tembaga (Cu), seng (Zn), dan timbal (Pb). Tipikalnya, menyintesis SBA-15 dilakukan menggunakan Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) sebagai prekursor dan Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) sebagai surfaktan. Kemudian, hasil produk SBA-15 dilakukan fungsionalisasi CPTMS dengan metode post grafting. Hasil karakterisasi memperlihatkan, pada perhitungan BET dibanding sampel SBA-15 murni, sampel SBA-15 CPTMS mengalami penurunan parameter diameter pori dari 29,203 menjadi 28,521 Å, volume pori dari 265,161 menjadi 199,694 cm3/gr dan luas permukaan spesifik dari 831,996 menjadi 711,061 m2/gr, pada pengujian SAXS, sampel SBA-15 CPTMS tidak terdapat perbedaan signifikan dengan SBA-15 dengan tetap memperlihatkan puncak bidang (100), bidang (110) dan bidang 200, pada pengamatan TEM, sampel SBA-15 CPTMS tetap mempertahankan bentuk heksagonalnya, dan pada pengujian FTIR, terlihat adanya gugus klorida (-Cl) pada gelombang 500 cm 1 yang menunjukkan proses fungsionalisasi CPTMS berhasil dilakukan. Sementara, hasil pengujian serapan logam berat dengan AAS memperlihatkan fungsionalisasi CPTMS tidak memiliki selektivitas yang baik pada logam berat kadmium (Cd) dan seng (Zn) karena penurunan nilai persentase penyerapan. Namun, perhitungan kapasitas adsorpsi memperlihatkan bahwa diseluruh sampel pengujian logam berat terjadi peningkatan kapasitas adsoprsi sampel SBA-15 CPTMS bila dibandingkan dengan SBA-15 murni.
In the textile industry, production process is widely used water, dyes and chemicals that have an impact on the emergence of textile liquid waste [1]. Examples of hazardous waste components contained in textile liquid waste are heavy metals mainly derived from colouring agents such as cadmium (Cd), lead (Pb), copper (Cu), and zinc (Zn) [1]. Efforts that can be made to prevent the water pollution containing liquid heavy metals is to use silica mesoporous materials such as SBA-15 because it has a large surface area, pore diameter, pore volume and ordered hexagonal structure so that it can be applied as heavy metals adsorbents. In this research, an analysis of the literature review of SBA-15 mesoporous materials synthesis using sol-gel method and CPTMS functionalization has been successfully carried out and continued by analysing its adsorption ability in heavy metals such as cadmium (Cd), copper (Cu), zinc (Zn), and lead (Pb). Typically, synthesizing SBA-15 is carried out using Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) as a precursor and Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) as a surfactant. Then, the results of the SBA-15 product were carried out CPTMS functionalization with the post grafting method. The characterization results show, in the BET calculation compared to pure SBA-15 samples, SBA-15 CPTMS samples decreased pore diameter parameters from 29,203 to 28,521 Å, pore volume from 265,161 to 199,694 cm3/gr and specific surface area from 831,996 to 711,061 m2/gr, in the SAXS test, the SBA-15 CPTMS sample was not significantly different from the SBA-15 while still showing peak plane (100), plane (110) and plane (200), on TEM observations, SBA-15 CPTMS samples remained maintaining its hexagon shape, and in the FTIR test, a chloride group (-Cl) in the 500 cm-1 wave showed a successful CPTMS functionalization. Meanwhile, the results of heavy metal adsorption testing with AAS showed that CPTMS functionalization did not have good selectivity on cadmium (Cd) and zinc (Zn) heavy metals due to a decrease in the percentage of adsorption. However, the adsorption capacity calculation shows that throughout the heavy metal test sample there is an increase in the adsorption capacity of the SBA-15 CPTMS sample when compared to the pure SBA-15.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najla Zulfikar
Abstrak :
Silika mesopori dapat digunakan sebagai material adsorben zat warna sebagai langkah pencegahan timbulnya permasalahan lingkungan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa limbah pertanian tongkol jagung telah berhasil dimanfaatkan sebagai prekursor silika dalam pembuatan silika mesopori, agar aplikasinya sebagai adsorben berbagai zat warna memiliki kinerja yang baik maka dibutuhkan adanya inovasi dalam proses sintesis mesopori silika berbahan dasar bio massa. Untuk mengetahui kondisi sintesis yang mampu menghasilkan silika mesopori dengan luas permukaan serta kapasitas adsorpsi yang tinggi maka pada penelitian ini dilakukan variasi rasio massa surfaktan Cetyltrimethyl ammonium bromide(CTAB)/Pluronic (P123) yang digunakan, yaitu; 0:1, 1:3, 1:1, dan 3:1. Kemudian silika mesopori yang terbentuk di karakterisasi dengan SAXS, SEM, BET, FTIR, dan spektrofotometri UV Visible. Silika mesopori yang disintesis pada penelitian ini memiliki volume adsorpsi antara 127 – 425 cc/g dan diameter pori antara 0,17 – 6,24 nm. Silika mesopori yang dihasilkan juga memiliki luas permukaan antara 127,47 – 425,12 m2/g kapasitas adsorbansi pada rentang 0,6 – 2,6 mg/g dan persentase penyerapan zat antara 6 – 26% setelah proses adsorpsi selama 3 jam. Pada penggunaan rasio Cetyltrimethyl ammonium bromide(CTAB)/Pluronic (P123)sebesar 1:1 dihasilkan luas permukaan, kapasitas adsorbansi, dan persentase penyerapan zat warna tertinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa silika mesopori menyerap zat warna kationik lebih baik dibandingkan anionik dan memiliki potensi untuk dijadikan sebagai material adsorben berbasis bio massa ......Mesoporous silica can be used as a dye adsorbent material as a measure to prevent environmental problems. Based on previous research, it is known that corncob agricultural waste has been successfully used as a silica precursor in the manufacture of mesoporous silica so that its application as an adsorbent of various dyes has good performance, innovation is needed in the synthesis process of mesoporous silica-based on biomass. To determine the synthesis conditions capable of producing mesoporous silica with a high surface area and adsorption capacity, this study carried out variations in the mass ratio of the surfactant Cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB)/Pluronic (P123) used, namely; 0:1, 1:3, 1:1, and 3:1. Then the mesoporous silica formed was characterized by SAXS, SEM, BET, FTIR, and UV Visible spectrophotometry. The mesoporous silica synthesized in this study had an adsorption volume between 127 – 425 cc/g and a pore diameter between 0.17 – 6.24 nm. The resulting mesoporous silica also has a surface area between 127.47– 425.12 m2/g, the adsorption capacity in the range of 0.6 – 2.6 mg/g, and the percentage of absorption of substances between 6 – 26% after the adsorption process for 3. Using Cetyl trimethyl ammonium bromide ratio (CTAB)/Pluronic (P123) of 1:1 resulted in the highest surface area, adsorption capacity, and percentage of dye absorption. This study proves that mesoporous silica absorbs cationic dyes better than anionic and has the potential to be used as adsorbent-based materials biomass.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanya Arifanti
Abstrak :
Kemampuan adsorpsi pada silika mesopori dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyerapan limbah zat warna pada industri tekstil. Namun, bahan baku prekursor TEOS dan TMOS untuk sintesis silika mesopori relatif mahal. Oleh karena itu, tongkol jagung dengan kandungan silika yang cukup tinggi dapat dijadikan alternatif bahan prekursor silika yang murah dan mudah didapat. Pada penelitian lain, sintesis silika mesopori dengan tongkol jagung sudah berhasil dilakukan. Untuk meningkatkan karakteristik silika mesopori dilakukan modifikasi jenis dan variasi rasio surfaktan. Sehingga pada penelitian ini dilakukan sintesis silika mesopori menggunakan bahan baku tongkol jagung dengan variasi rasio Pluronic 123 dan cetrimonium bromide sebagai template pori. Variasi rasio Pluronic 123/cetrimonium bromide yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:0; 1:3; 1:1 dan 3:1 yang akan menghasilkan karakteristik silika mesopori dan daya serap terhadap zat warna yang berbeda. Adsrobat yang digunakan pada penelitian ini adalah zat warna kationik yaitu methylene blue dan brilliant green serta zat warna anionik yaitu methyl orange. Kemudian untuk jenis pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah SAXS, SEM, FTIR, BET, dan UV-Vis. Dimana sintesis silika mesopori yang dihasilkan memiliki luas permukaan sebesar 127 m2/g – 425 m2/g dengan kapasitas adsorpsi sebesar 7,47 mg/g – 9,84 mg/g pada zat warna kationik dan 0,67 mg/g – 1,3 mg/g pada zat warna anionik. Silika mesopori dengan luas permukaan dan kapasitas adsorpsi tertinggi dimiliki oleh silika mesopori dengan rasio Pluronic 123/ cetrimonium bromide 1:1. Selain itu diketahui bahwa silika mesopori lebih efektif untuk mengadsorpsi zat warna kationik dibandingkan zat warna anionik. ......The adsorption ability of mesoporous silica can be used as an adsorben for dye waste in the textile industry. However, the raw materials of precursor, such as TEOS and TMOS are relatively expensive. Therefore, corn cobs which have a fairly high silica content can be used as a cheap and easy-to-obtain alternative for silica precursor material. In another study, the synthesis of mesoporous silica with corn cobs has been successfully carried out. To improve the characteristics of mesoporous silica, modification of the type and variation of surfactant ratio was conducted. Therefore, in this study, mesoporous silica was synthesized using corn cobs as raw material with various ratios of Pluronic 123 and cetrimonium bromide as a pore template. Variations in the ratio of Pluronic 123/cetrimonium bromide used in this study were 1:0; 1:3; 1:1 and 3:1 which will produce different mesoporous silica characteristics and absorption capacity toward dyes. The adsorbate used in this study was a cationic dye, namely methylene blue and brilliant green, and an anionic dye, methyl orange. Then for the types of tests carried out in this study are SAXS, SEM, FTIR, BET, and UV-Vis. Where the resulting mesoporous silica synthesis has a surface area of 127 m2/g – 425 m2/g with an adsorption capacity of 7.47 mg/g – 9.84 mg/g on cationic dyes and 0.67 mg/g – 1.93 mg/g on anionic dyes. . Mesoporous silica with the highest surface area and adsorption capacity is owned by mesoporous silica with Pluronic 123/cetrimonium bromide ratio of 1:1. In addition, it is known that mesoporous silica is more effective in adsorption of cationic dyes than anionic dyes
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barnabas Yubileola Beyeng Woren Lera
Abstrak :
Silika mesopori biomassa telah berhasil disintesis menggunakan material organik seperti sekam padi. Silika mesopori merupakan salah satu material yang dikenal sebagai adsorben karena luas permukaannya yang tinggi. Hal ini memungkinkan silika mesopori dijadikan salah satu adsorben zat warna untuk pengolahan limbah tekstil. Proses sintesis material ini salah satunya dilakukan dengan mencetak sumber silika menggunakan surfaktan pluronik 123 (P123). Akan tetapi, penggunaan sumber silika sintesis, seperti TEOS (Tetraetil Ortosilikat) dan TMOS (Tetrametil ortosilikat), terlalu mahal untuk membuat silika mesopori sebagai adsorben zat warna methylene blue (MB), brilliant green (BG), dan methyl orange (MO) pada proses pengolahan limbah. Oleh karenanya, abu sekam padi sebagai sumber silika digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, variasi cetakan juga dilakukan menggunakan P123 dan CTAB (Cetyltrimethylammonium Bromide) dengan rasio yang berbeda-beda (1:0, 3:1, 1:1, 1:3) untuk memodifikasi silika mesopore biomassa yang terbentuk dan akan menurunkan biaya produksi. Hasil Karakterisasi SAXS, SEM, FTIR, BET, dan UV-Vis menunjukkan bahwa silika mesopori biomassa yang dihasilkan memiliki luas permukaan 161,339-389,256 m2/g dengan perolehan kapasitas adsorbsi tertinggi mencapai 98%. ......Biomass mesoporous silica has been successfully synthesized using rice husks. Mesoporous silica is a material known as an adsorbent because of its high surface area. This allows mesoporous silica to be used as an adsorbent for dyestuffs for textile waste treatment. One of the processes of synthesizing this material is by templating the silica source using Pluronic 123 (P123). However, the use of synthetic silica sources, such as Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) and Tetramethyl Orthosilicate (TMOS), is too expensive to make mesoporous silica as an adsorbent for methylene blue (MB), brilliant green (BG), and methyl orange (MO) dyes in waste treatment process. Therefore, rice husk ash as a source of silica was used in this study. In addition, template variations were also carried out using P123 and Cetyltrimethylammonium Bromide (CTAB) with different ratios (1:0, 3:1, 1:1, 1:3) to modify the silica mesopore biomass formed and would reduce production costs. The results of SAXS, SEM, FTIR, BET, and UV-Vis characterization showed that the mesoporous silica biomass produced had a surface area of ​​161.339-389.256 m2/g with the highest adsorption capacity of 98%
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Fajar Setiadi
Abstrak :
Industri tekstil di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, namun tidak diiringi dengan pengolahan limbah yang baik. Salah satu limbah yang dihasilkan dari industri tekstil adalah zat pewarna yang dapat membahayakan ekosistem air. Zat pewarna yang terdapat dari industri tekstil adalah methylene blue dan methylene orange. Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah tekstil adalah dengan proses adsorbsi. Proses adsorbsi dapat dilakukan menggunakan material silika mesopori silika mesopori. Pada penelitian ini akan dibuat material silika mesopori dengan menggunakan bahan dasar dari biomassa, yaitu sekam padi. Sekam padi memiliki kandungan silika yang sangat tinggi sehingga cocok digunakan untuk bahan dasar pembuatan silika mesopori. Pembuatan silika mesopori dengan sekam padi ini telah berhasil dilakukan sebelumnya namun pemanfaatannya masih bisa dikembangkan lebih jauh, salah satunya adalah sebagai adsorban dari limbah warna. Dalam penelitian ini dilakukan proses pembuatan silika mesopori dengan bahan dasar sekam padi dengan menggunakan cetakan berupa P-123 dan CTAB. Cetakan divariasikan dengan perbandingan 1:0, 3:1, 1:1, dan 1:3. Kemudian keempat variasi silika mesopori yang terbentuk dilakukan pengujian daya adsorbsi dengan menggunakan campuran larutan methylene blue 10 ppm dan methylene orange 10 ppm. Hasil dari silika mesopori kemudian dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR, BET, SEM-EDS, dan SAXS. Sedangkan larutan methylene yang telah dilakukan uji adsorbsi akan dilakukan pengujian menggunakan UV-VIS. Dari hasil karakterisasi yang didapatkan hasil dari silika mesopori dengan perbandingan 1:1 yang paling baik dalam proses adsorbsi larutan campuran methylene blue dan methylene orange 10 ppm. ......The textile industry in Indonesia is experiencing rapid development, but it is not accompanied by good waste management. One of the wastes generated from the textile industry is dye which can harm the aquatic ecosystem. The dyes found in the textile industry are methylene blue and methylene orange. The textile waste can be minimalised by doing adsorption process. The adsorption process can be carried out using mesoporous silica material. In this research, mesoporous silica material will be made using the basic material of biomass, namely rice husk. Rice husk has a very high silica content so it is suitable for application as a material for the syntesis of mesoporous silica. The manufacture of mesoporous silica with rice husks has been successfully carried out before but its use can still be developed further, one of which is as an adsorbent of color waste. In this research, the process of making mesoporous silica with rice husk as the base material was carried out using a surfactant in the form of P-123 and CTAB. The surfactant are varied in a ratio of 1:0, 3:1, 1:1, and 1:3. Then the four variations of mesoporous silica formed were tested for adsorption power using a mixture of 10 ppm methylene blue and 10 ppm methylene orange. The results of the mesoporous silica were then characterized using FTIR, BET, SEM-EDS, and SAXS. Meanwhile, the methylene solution that has been tested for adsorption will be tested using UV-VIS. From the characterization results, the results obtained from mesoporous silica with a ratio of 1:1 are the best in the adsorption process of a mixed solution of methylene blue and methylene orange 10 ppm
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novelia Sinta Rahmawati
Abstrak :
Pembakaran batubara sebagai sumber energi fosil utama dunia menghasilkan produk samping berupa limbah fly ash. Produk samping ini termasuk ke dalam limbah berbahaya dan bersifat toksik. Jumlahnya yang melimpah dan terus bertambah dapat menimbulkan polusi bagi lingkungan sekitar. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya pemanfaatan fly ash, salah satu caranya adalah sintesis silika mesopori sebagai media nutrient tanaman. Adanya kandungan silika (SiO2) sebesar 35 – 60 % dalam fly ash, sangat berpotensi dan sesuai untuk dimanfaatkan sebagai sumber silika dalam mensintesis silika mesopori. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis silika mesopori yang berasal dari fly ash beserta pengaplikasiannya sebagai pupuk urea slow-release fertilizer (SRF). Silika mesopori yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi dengan XRD, XRF, FTIR, SAA, dan UV-Vis. Hasil analisis XRD dan XRF pada pretreatment fly ash menunjukkan keberhasilan dalam proses penghilangan pengotor dengan indeks keberhasilan 82% dalam meningkatkan komposisi silika. Pada penelitian ini variasi paling optimum untuk menghasilkan material mesopori didapatkan oleh 2% CTAB yang dibuktikan dengan hasil analisis XRF dengan komposisi silikanya sebesar 97% dan dengan analisis SAA dengan SBET 1016 m2/g serta Sext 912 m2/g. Silika mesopori dengan 2% CTAB memiliki kemampuan swelling paling besar dengan ratio swelling 2.79 dibandingkan dengan variasi 1% CTAB dan 3% CTAB yang masing masing memiliki ratio swelling sebesar 2.27 dan 1.12. ......Coal combustion, the world's main fossil energy source, produces a by-product known as fly ash waste, which is classified as hazardous waste and toxic in nature. The abundance and proliferation of fly ash have polluted the environment. Therefore, it is necessary to optimize the utilization of fly ash in a variety of methods, one of which is use as a raw material for the synthesis of silica mesoporous as a plant nutrient medium. Around 35-60% of silica (SiO2) content, fly ash has emerged as a highly promising and suitabel source of silica for the synthesized of mesoporous silica. In this study, mesoporous silicas derived from fly ash were synthesized using sol-gel technique and applied as urea slow-release fertilizer. Silica mesoporous were then characterized using XRD, XRF, FTIR, SAA, and UV-Vis. The findings of XRD and XRF analysis on fly ash pretreatment indicated that 82% of impurities were successfully removed, therefore the silica composition was increased. In this research to obtain mesoporous material 2% CTAB achieved the best results, as evidenced by the XRF analysis with a silica composition of 97% and surface area of SBET 1016 m2/g and Sext 912 m2/g analyzed by SAA method. Mesoporous silica with 2% CTAB presented the best swelling ability with the ratio of 2.79, compared to 1% CTAB and 3% CTAB variations, which only showed swelling a ratio of 2.27 and 1.12, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library