Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faiz
Abstrak :
Bahan organik dan bahan an-organik sangat berbeda dalam banyak hal, sehingga sulit untuk terbentuk ikatan adhesi yang sangat kuat diantara permukaan keduanya. Adhesion promoter bekerja pada permukaan material organik dan an-organik untuk menggabungkan keduanya membentuk suatu ikatan yang kuat. Bila bekerja secara optimal, adhesion promoter dapat menggabungkan kedua material organik dan anorganik secara fisik maupun kimia menjadi sebuah ikatan kohesi yang sangat kuat. Telah banyak penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai penggunaan beberapa silane sebagai adhesion promoter pada berbagai aplikasi. Pada penelitian ini penulis membandingkan beberapa jenis silane sebagai adhesion promoter yang digunakan untuk aplikasi sealant pada kaca, menganalisis pengaruh komposisi silane dalam masing-masing campuran dan waktu curingnya terhadap peningkatan daya adhesi dan daya tahan kekuatan adhesif terhadap pengaruh lingkungan, dengan metode uji peel test, dan simulasi Thermal-Humidity Cycle dan Accelerated Weathering test, untuk mendapatkan komposisi silane yang paling tepat yang dapat memenuhi standar otomotif. Didapat γ-Glycidoxypropyltrimethoxysilane memiliki peningkatan kekuatan adhesif yang lebih tinggi pada kondisi normal, namun γ- Isocyanatopropyltriethoxysilane memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap pengaruh lingkungan.
Organic and inorganic materials are very different in many ways, it is very difficult to form adhesive bond between these two materials. Adhesion promoter / primer works between the surfaces of organic material and inorganic material to joint them in order to make a strong bond. If it work optimally, adhesion promoter can joint those organic and inorganic material into strong cohesive bond structure. Many previous researches have explained the use of silane as adhesion promoter. In this work, we will compare a couple of silane type as adhesion promoter for glass sealant application, to anaylize the effect of silane content in every compunds and it?s curing time to adhesion strength enhancement, and durability of adhesive bond, using peel testing method and simulation using Thermal-Humidity Cycle dan Accelerated Weathering test,, in order to get the appropriate silane content for automotif glass sealant application. Concluded that in normal condition γ- Glycidoxypropyltrimethoxysilane increase adhesion strength better, but γ- Isocyanatopropyltriethoxysilane have better durability.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Paramita Dona Fitria
Abstrak :
ABSTRAK
Eceng gondok berpotensi menjadi bahan penguat pada material komposit karena mengandung selulosa yang tinggi. Namun, penambahan serat alam pada matriks polimer dapat menurunkan sifat mekanik komposit yang dipengaruhi oleh interaksi antarmuka yang lemah sehingga diperlukan perlakuan permukaan. Eceng gondok akan diberi perlakuan terlebih dahulu dengan tekan panas lalu diberi perlakuan alkali, silane, dan kombinasi alkali-silane. Kemudian, variasi eceng gondok dicampurkan dengan poliester untuk membuat komposit dengan metode hand lay-up. Untuk pengamatan kualitas ikatan serat dan matriks diamati melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat dengan perlakuan permukaan memiliki keterbasahan dan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan serat tanpa perlakuan. Dengan perlakuan permukaan, sudut kontak yang terbentuk menjadi lebih kecil yaitu dari 55,9⁰ menjadi 40,9⁰; 29,8⁰; dan 23⁰ sehingga keterbasahan serat terhadap matriks menjadi lebih baik. Selain itu, kekuatan bending tanpa perlakuan permukaan meningkat dari 21,99 MPa menjadi: 36,86 MPa dengan perlakuan alkali; 43,10 MPa perlakuan silane; dan 52,78 MPa dengan kombinasi alkali-silane.Eceng gondok berpotensi menjadi bahan penguat pada material komposit karena mengandung selulosa yang tinggi. Namun, penambahan serat alam pada matriks polimer dapat menurunkan sifat mekanik komposit yang dipengaruhi oleh interaksi antarmuka yang lemah sehingga diperlukan perlakuan permukaan. Eceng gondok akan diberi perlakuan terlebih dahulu dengan tekan panas lalu diberi perlakuan alkali, silane, dan kombinasi alkali-silane. Kemudian, variasi eceng gondok dicampurkan dengan poliester untuk membuat komposit dengan metode hand lay-up. Untuk pengamatan kualitas ikatan serat dan matriks diamati melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat dengan perlakuan permukaan memiliki keterbasahan dan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan serat tanpa perlakuan. Dengan perlakuan permukaan, sudut kontak yang terbentuk menjadi lebih kecil yaitu dari 55,9⁰ menjadi 40,9⁰; 29,8⁰; dan 23⁰ sehingga keterbasahan serat terhadap matriks menjadi lebih baik. Selain itu, kekuatan bending tanpa perlakuan permukaan meningkat dari 21,99 MPa menjadi: 36,86 MPa dengan perlakuan alkali; 43,10 MPa perlakuan silane; dan 52,78 MPa dengan kombinasi alkali-silane.
ABSTRACT
Water hyacinth has good potential to be a reinforcement in composite materals because of they contain a high cellulose. However, the addition of natural fibers in the polymer matrix can reduce the mechanical properties of the composites were affected by the weak interaction interface so that the necessary of surface treatment. Hyacinth will be treated first with hot press, then treated with alkali, silane, and combinations of alkali-silane. Then, hyacinth mixed with polyester to make composites by hand lay-up method. For observation of the quality of bonding fibers and matrix was observed by Scanning Electron Microscopy and FTIR. The results showed that the fibers with the surface treatment has better wettability and mechanical properties than the untreated fibers. With the surface treatment, the contact angle formed becomes smaller from 55.9⁰ to be 40.9⁰; 29.8⁰; and 23⁰ so the wettability of the fiber to the matrix be better. In addition, the bending strength without surface treatment increased from 21.99 MPa to: 36.86 MPa by treatment with alkali; 43.10 MPa by silane treatment; and 52.78 MPa by combination of alkali-silanes
2016
S63367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinta Difandra
Abstrak :
ABSTRAK
Eceng gondok atau dikenal sebagai gulma perairan merupakan serat alam yang berpotensi sebagai bahan dasar komposit. Sifat mekanik yang tinggi dan ketersediaan yang melimpah dapat menjadi serat dalam komposit. Pada penelitian ini eceng gondok diberi perlakuan permukaan dengan silane coupling agent agar merekat pada resin epoksi. Eceng gondok kering ditekan dingin dan tekan panas dengan variasi suhu. Eceng gondok tekan panas suhu 1100C menaikan kekuatan tarik (28,36 N/mm2). Perlakuan permukaan dengan perendaman silane coupling agent 5, 10, dan 15 menit meningkatkan sudut kontak dengan resin epoksi. Komposit eceng gondok tekan panas dengan perendaman 15 menit memiliki kekuatan bending yang tertinggi (20.524 N/mm2). Pada patahan komposit, hasil observasi SEM menunjukan pengaruh penambahan silane coupling agent yang sangat signifikan.
ABSTRACT
Water hyacinth is an aquatic weed which has potential of natural fibre as raw material composite. High mechanical properties and availability are the reason water hyacinth can be natural fibre in composite. In this experiment, surface of water hyacinth treated by silane coupling agent for adhere with epoxy resin. Dry water hyacinth has cold pressed and hot pressed with temperature variation. Water hyacinth which has hot pressed with temperature 1100C increased the tensile strength (28,36 N/mm2). Surface treatment by using silane coupling agent immersion 5, 10, and 15 minutes increases the contact angle with epoxy resin. Composite which use water hyacinth by immersion 15 minutes had the highest bending strength (20.524 N/mm2). On the fracture of composites, SEM observations showed the influence of the addition of silane coupling agent was very significant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42349
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Wibisono
Abstrak :
TKKS merupakan limbah perkebunan kelapa sawit dengan kandungan serat selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusun komposit. Komposit serat alami dengan matriks epoksi dikenal memiliki resistansi kimia yang baik. Penambahan carbon nanotube pada komposit diketahui melalui banyak penelitian dapat meningkatkan sifat mekanik. Pada penelitian ini dilakukan penambahan carbon nanotube pada komposit serat TKKS dengan matriks epoksi sebanyak 0,1%, 0,5%, dan 1% dari berat matriks yang digunakan. Serat TKKS didapatkan dengan metode chemical retting. Untuk meningkatkan kompabilitas, fungsionalisasi dan perlakuan carbon nanotube dan serat TKKS dilakukan dengan metode mild acid oxidation dan silane coupling agent dan terbukti tidak merusak struktur dan ukuran carbon nanotube. Penambahan carbon nanotube meningkatkan kekuatan tarik komposit serat TKKS dengan matriks epoksi sebesar 10,03%, 4,75%, dan 7,75% dan kekuatan tekuk sebesar 51,64%, 65,8%, dan 105,9% masing-masing untuk penambahan carbon nanotube sebanyak 0,1%, 0,5%, dan 1% dari berat matriks yang digunakan. ......Empty palm oil fruit bunch fiber is the side product of palm oil cultivication that contain cellulose fiber. This kind of fiber is usually used as composite reinforcement. Natural fiber reinforced composite with epoxy matrices well known of its chemical stability. Addition of carbon nanotube also known to strengthen epoxy based composites. In this research, carbon nanotube is added as much as 0,1%, 0,5%, and 1% wt in matrices. The empty palm oil fruit bunch fiber is prepared by chemical retting process. Functionalization and surface treatment of carbon nanotube and natural fiber with mild acid method and silane coupling agent are performed in order to increase the compatibility. It was proved by FE-SEM that no damage was occurred to the carbon nanotube. The addition of carbon nanotube has increased the tensile strength as much as 10.03%, 4.75%, and 7.75% and flexural strength as much as 51.64%, 65.8%, dan 105.9% each for addition of 0.1%, 0.5%, and 1% weight carbon nanotube.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa
Abstrak :
Ampas tebu merupakan limbah perkebunan dengan kandungan serat selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusun komposit. Komposit serat alami dengan matriks epoksi memiliki beberapa kelebihan diantaranya sifat mekanis yang baik. Penambahan carbon nanotube (CNT) pada komposit diketahui melalui banyak penelitian dapat meningkatkan sifat mekanik. Perlakuan alkali dengan NaOH dilakukan pada serat untuk menghilangkan pengotor pada permukaan serat serta mengaktivasi gugus hidroksil dari serat. Mild acid oxidation dilakukan pada CNT menggunakan HNO3 dan H2O2 untuk mengfunsionalisasi CNT menjadi CNTOH. Perlakuan silane coupling agent (GLYMO) dilakukan terhadap serat dan CNT untuk meningkatkan kompabilitas dengan matriks. Pada penelitian ini dilakukan penambahan carbon nanotube pada komposit serat ampas tebu (bagasse) dengan matriks epoksi sebanyak 0,5%, 1% dan 1,5% terhadap berat matriks yang digunakan. Pengujian FTIR membuktikkan keberhasilan proses perlakuan alkali, mild acid oxidation dan perlakuan silane coupling agent dengan menunjukkan terbentuknya gugus hidroksil, karboksil dan silanol. Selain itu, pengujian Uv-Vis Spektroskopi juga menunjukkan keberhasilan proses fungsionalisasi CNT dengan meningkatkan dispersitas kelarutan CNT sebesar 5%. Hasil uji tekuk yang didapatkan dari penelitian adalah meningkatkan kekuatan lentur komposit sebesar 150,65%, 87,61%, dan 72,73% pada penambahan CNT 0,5%, 1% dan 1,5% berat. Dapat disimpulkan bahwa penambahan CNT akan meningkatkan kekuatan lentur komposit hingga titik optimum penambahan CNT sebesar 0,5% berat dan komposit yang terbentuk dapat dimanfaatkan dalam industri otomotif untuk bahan interior mobil. ......Sugarcane bagasse is a plantation waste containing cellulose fiber which can be used as a composite material. Natural fiber composites with epoxy matrices have several advantages including good mechanical properties. The addition of carbon nanotubes (CNT) to composites known through many studies can improve mechanical properties. Alkali treatment with NaOH is carried out on the fiber to remove impurities on the surface of the fiber and activate hydroxyl groups from the fiber. Mild acid oxidation is carried out on CNT using HNO3 and H2O2 to functionalize CNT become CNT-OH. The silane coupling agent (GLYMO) treatment was performed on fiber and CNT to improve compatibility with the matrix. In this study, the addition of carbon nanotubes on bagasse fiber composites (bagasse) with epoxy matrix as much as 0.5%, 1% and 1.5% of the weight of the matrix used. FTIR result proves the success of the alkali, mild acid oxidation and silane coupling agent treatment by showing the formation of hydroxyl, carboxyl and silanol groups. In addition, Uv-Vis Spectroscopy also showed the success of CNT functionalization process by increasing CNT solubility dispersion by 5%. The bending test obtained from the study were to increase the flexural strength of composites by 150.65%, 87.61%, and 72.73% on the addition of CNT 0.5%, 1% and 1.5% by weight. It can be concluded that the addition of CNT will increase the flexural strength of the composite with the optimum value of adding CNT by 0.5% by weight and the composite formed can be utilized in the automotive industry for car interior materials.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library