Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ella Rosiana Wati
1985
S2457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Wijanarti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Dwi Mustika
"Penelitian mengenai sikap orang tua dan siswa SLTP Tarakanita I terhadap Pemberian Pendidikan Seksualitas untuk Remaja di Sekolah ini dilakukan dengan alasan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan seksualitas untuk remaja. Kebutuhan ini muncul dengan makin maraknya kejahatan seksual yang alaupun meningkatnya kehamilan di luar nikah yang dialami remaja. Meskipun masih ada pro dan kontra di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan seksualitas untuk remaja, namun para ahli berpandangan b^wa pemberian pendidikan seksualitas untuk remaja merupakan salah satu cara yang tepat untuk mengurangi fenomena negatif, seperti kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual, di kalangan remaja. Dengan mengetahui sikap orang tua dan siswa, dapat dicari jalan keluar untuk mengatasi pro dan kontra, sehingga pendidikan seksualitas dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan remaja dan keinginan orang tua.
Dengan menggunakan metode purposive sampling, responden penelitian yang dipakai dalam penelitian ini beijumlah 102 orang, yang terdiri dari 51 orang responden orang tua dan 51 orang responden siswa yang merupakan pasangan orang tua dan anak. Semua responden diambil pada SLTP Tarakanita 1, Jakarta, dimana anak duduk di kelas 3 SLTP yang telah mendapatkan pendidikan seksualitas di kelas 2 SLTP. Alat ukur yang digunakan adalah seperangkat kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan. Data yang diperoleh diukur dengan menggunakan metode Likert, dan dengan menggunakan SPSS 11.0 menghitung mean, A NOVA dan Hesl untuk menggambarkan sikap responden serta membandingkan antar komponen sikap yang diukur.
Dari data yang diperoleh, gambaran hasil penelitian dapat diuraikan secara singkal sebagai berikut; secara umum, responden orang tua adalah wanita yang berusia antara 35 hingga 50 tahun, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir adalah SMU keatas. Sedangkan responden siswa, sebagian besar berusia 14 hingga 15 tahun, dan perbandingan antara pria dan wanita hampir seimbang. Sedangkan sebagian besar responden berasal dari daerah Jawa. Dari hasil perhitungan mean, didapatkan bahwa hampir seluruh responden bersikap positif terhadap pemberian pendidikan seksualitas di sekolah. Artinya responden setuju dengan pemberian pendidikan seksualitas di sekolah.
Hasil perhitungan t-test, untuk membandingkan mean antar komponen sikap yang diukur, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antar komponen yang diukur. Hal ini berarti masing-masing komponen sikap hal yang sesuai dengan pengertiannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian diatas adalah sikap responden, baik responden orang tua maupun siswa, terhadap pemberian pendidikan seksualitas di sekolah adalah positif meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok responden. Saran yang dapat diberikan terbagi menjadi dua, yaitu saran untuk penelitian dan saran untuk pihak sekolah.
Saran untuk penelitian ditujukan agar pada penelitian lebih lanjut, peneliti dapat mengubah dan memperhatikan hal-hal tertentu, seperti item-item pemyataan, metode penelitian, sehingga hasil atau data dapat lebih akurat dan mewakili populasi yang sebenamya. Sedangkan saran untuk pihak sekolah lebih ditujukan agar pihak sekolah dapat mengadakan pendidikan seksualitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi orang tua dan siswa. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farida Aini
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas Pelatihan Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) untuk menumbuhkan sikap positif orang tua terhadap siswa berkebutuhan khusus. Sikap orang tua diukur dengan menggunakan kuesioner PATCH yang telah diadaptasi ke dalam versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua siswa reguler di salah satu sekolah dasar inklusif di Kota Jakarta berjumlah 44 orang tua, yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pelatihan disusun bersama rekan peneliti yang menjalankan versi pelatihan SERASI pada siswa dan guru. Pada penelitian ini, peneliti fokus pada versi pelatihan SERASI pada orang tua. Pelatihan dilakukan selama dua hari dan terdiri dari 7 (tujuh) sesi. Modul pelatihan dirancang berdasarkan tiga komponen sikap (kognitif, afektif dan perilaku). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan SERASI pada orang tua secara signifikan efektif dalam menumbuhkan sikap positif orang tua terhadap siswa berkebutuhan khusus. Hasil ini terbukti bertahan pada komponen kognitif dan afektif, namun menurun pada komponen perilaku saat pengukuran setelah tiga bulan pelatihan. Kepada pihak sekolah disarankan untuk melakukan follow up terkait perencanaan partisipan dalam mendukung pendidikan inklusif. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan keragaman demografi partisipan.

This study aims to examine Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) training in improving parents positive attitudes towards students with special needs. The attitude of parents was measured by the PATCH questionnaire that has been adapted into Bahasa version. This is a quasi-experimental study. Participants were 44 parents of regular students in an inclusive elementary school in Jakarta. They were divided into experimental groups and control groups. The training was designed by involving researchers who focus on SERASI training version for students and teachers. In this study, research focused on SERASI training for parents. The training was conducted in two days and consisted of 7 (seven) sessions. The training module was designed based on three components of attitude (cognitive, affective and behavior). The result shows that SERASI training can increase parents positive attitude towards students with special needs. This result proved to be persistent in the cognitive and affective components but decreased in the behavior component at measurement after three months of training. School parties were suggested to follow up on planning participation in supporting inclusive education. Future research is recommended to consider various demographics of participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Febriana
"Latar belakang: Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi. Program imunisasi di Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1977. Namun, berdasarkan data tahun 2001-2005 kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi justru mengalami peningkatan. Sedangkan data mengenai cakupan imunisasi sendiri di Indonesia belum begitu jelas. Menurut WHO-UNICEF, angka cakupan imunisasi campak, yang biasa dipakai untuk menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar adalah 78% di tahun 2005. Tetapi angka cakupan imunisasi campak ini belum tentu dapat menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar yang sebenarnya.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita, alasan bila terjadi ketidaklengkapan imunisasi dasar, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta.
Metode: Penelitian potong lintang dengan subjek orangtua yang memiliki anak balita berumur 1-5 tahun yang berkunjung ke poli anak Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta pada tanggal 4-8 Maret 2008. Pengambilan data menggunakan metode kuesioner yang diisi langsung oleh responden atau melalui metode wawancara.
Hasil: Angka kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita yang berkunjung ke poli anak RSUD Tarakan yaitu 43,4%. Jenis imunisasi yang memiliki angka ketidaklengkapan tertinggi yaitu hepatitis B (31,6%) dan DTP (44,7%). Besarnya angka ketidaklengkapan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain lupa, ketidaktahuan jadwal imunisasi, dan takut akan efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan orangtua (ayah dan ibu), pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga per bulan, pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita.
Kesimpulan: Persentase kelengkapan imunisasi pada anak balita yang berkunjung ke poli anak RSUD Tarakan yaitu 43,4 %. Tidak terdapat determinan yang berhubungan dengan persentase kelengkapan imunisasi.

Background: Immunization is an effective way to prevent vaccine preventable diseases. In Indonesia, immunization program has been done since 1977. But, based on the data from 2001-2005,the incidence of vaccine preventable diseases increased. There have not been some definite data on the number of complete basic immunization in Indonesia. Based on WHO-UNICEF, this number, which regarded the coverage of measles immunization was 78% in 2005. However, the coverage number of measles immunization didn't necessarily accurate in representing the number of complete basic immunization.
Objectives: to explore the coverage complete of basic immunization in underfive children, the underlying reason of incomplete basic of immunization, and its related factors in Tarakan Hospital, Jakarta.
Methode: cross-sectional study, with questionnaire guided interview to parents who brought underfive children to pediatric clinic in Tarakan Hospital on 4-8 March 2008
Results: Complete of basic immunization in underfive children which came to child clinic Tarakan Hospital was 43,4%. Immunization which had higher rate uncomplete basic of immunization were hepatitis B(31,6%) and DTP (44,7%). There were some reason why the rate uncomplete basic of immunization was high, such as forgetting the schedule, lacking the information about schedule, and being afraid side effect of immunization. There was no statistically significant relation between respondent's job, education, family income, knowledge, and attitude with the completeness of basic immunization in underfive children.
Conclusion: The basic immunization completeness in child clinic Tarakan Hospital was 43,4%. There was no significant relation between related factors with the basic immunization completeness."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library