Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In Japan the part-time work act was enacted in 1993 with the purpose of promoting improvements in the treatment of persons engaged in part-time labor..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Graceilla Ribka Berliana Tuelah
"Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam menjalankan tugas jabatannya harus mengikuti kaidah tertulis, Peraturan tertulis Notaris ada pada Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris, sedangkan PPAT ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2018. Notaris dianggap lalai dalam segala perbuatan melawan hukum, sedangkan lalai diartikan sebagai ketidaksengajaan, padahal tidak semua kasus hukum yang terjadi pada notaris merupakan ketidaksengajaan. Perbuatan melawan hukum juga bisa dikarenakan adanya unsur kesengajaan, namun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak menjelaksan perbedaan terkait ketidaksengajaan dan kesengajaan, sehingga sanksi hukumnya tidak memiliki perbedaan diantara keduanya. Menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian doktrinal. Penelitian berfokus pada norma hukum positif berdasarkan bahan sekunder. Tipologi penelitian bersifat eksplanatoris. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu tindakan Notaris X dan PPAT Y tidak bisa dikatakan lalai, melainkan kesengajaan. Pada kasus terkait Notaris X tidak melaksanakan tugas jabatannya, seharusnya dibuat akta hutang piutang, namun pada akhirnya Notaris X membuat akta PPJB. PPAT Y, dalam membuat AJB tanpa sepengetahuan salah satu pihak. Akibat dari kelalaian Notaris X dan PPAT Y dapat dikenakan sanksi dari segi administrasi ketentuan tertulis, sanksi perdata terbukti memenuhi unsur PMH, dan pidana sebagai pembantu dari tindakan PMH.

Notaries and Land Deed Officials are obligated to follow established principles in their official duties, guided by written regulations such as the Notary Job Law, Notary Code of Ethics, Government Regulation Number 24 of 2016, and Ministerial Regulation Number 2 of 2018. Notaries are often accused of negligence, interpreted as unintentional, but not all cases involve unintentional actions; intentional elements can lead to wrongful acts. The lack of differentiation in legal sanctions between unintentionality and intentionality is due to the Civil Code. To address this issue, a doctrinal research method was employed, focusing on positive legal norms from secondary sources. Findings suggest that the actions of Notary X and PPAT Y are intentional rather than negligent. Notary X's failure to fulfill duties resulted in the non-creation of a debt agreement, opting for a PPJB deed. PPAT Y intentionally created an AJB without one party's knowledge. Consequences of their actions may lead to administrative, civil, and criminal sanctions."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Juliani
"Penelitian ini bertujuan menguji harmonious passion dan obsessive passion sebagai proses psikologis yang menjembatani pengaruh task significance terhadap kinerja. Dengan menggunakan Self Determination Theory SDT untuk menjelaskan efek mediasi tersebut, pegawai yang memandang pekerjaannya memiliki dampak bagi hidup orang lain cenderung memiliki kinerja yang baik. Data diperoleh dari tenaga kesehatan yang bekerja di organisasi pemerintah di Indonesia N=434 dan analisis data menggunakan program PROCESS macro dari Hayes 2013 . Hasil analisis data menunjukkan task significance berhubungan positif dan signifikan dengan harmonious passion dan obsessive passion, harmonious passion berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja, namun obsessive passion tidak ditemukan berhubungan dengan kinerja. Selanjutnya, harmonious passion memediasi secara full hubungan task significance dan kinerja, sedangkan obsessive passion tidak memediasi hubungan tersebut.

This study aims to examined harmonious passion and obsessive passion as underlying psychological process influencing the effect of task significance on performance. Using self determination theory SDT to explaining the mediation effect, employees with high levels of task significance were more likely to have good performance. Data were collected from healthcare workers in Indonesia government organization N 434 , and were analyzed using Hayes PROCESS macro on SPSS. Result showed that task significance was found to be positively and significantly associated with harmonious passion and obsessive passion. Harmonious passion is positively and significantly correlated with performance, but obsessive passion was not found to be associated with performance. Furthermore, harmonious passion fully mediated the effect of task significance on performance, but obsessive passion did not mediate the relationship.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuthika Jusfayana
"Aksi kolektif seperti demonstrasi dan protes adalah bagian dari proses demokrasi untuk menyampaikan aspirasi untuk mengubah keadaan yang lebih berkeadilan. Terdapat berbagai kerangka teoretis yang menjelaskan demonstrasi dan protes yang merupakan bagian dari aksi kolektif. Namun demikian, masih jarang yang membahas bagaimana aktivis yang terlibat dalam aksi tersebut memiliki motivasi berupa kebermaknaan dan keberhargaan. Teori quest for significance dapat menjelaskan proses kebermaknaan yang dialami aktivis melalui proses identifikasinya dengan kelompok dan internalisasi prinsip-prinsip moral. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan proses kebermaknaan membuat seseorang memiliki keinginan untuk melibatkan dirinya dalam suatu aksi kolektif peduli lingkungan (normatif maupun non normatif).  Penelitian dilakukan desain crosssectional pada WNI berusia 18 tahun ke atas, didapatkan sebanyak 308 partisipan (71.75% perempuan dan 28.25% laki-laki).  Analisis SEM membuktikan bahwa model quest for significance for climate action memiliki indeks fit yang lebih baik dibandingkan model SIMCA dan Extended SIMCA. Selain melakukan pengujian model, penulis juga menguji hubungan variabel yang menunjukkan terdapat model mediasi antara kebermaknaan dengan aksi normatif melalui kewajiban moral. Kebermaknaan memiliki prediksi langsung terhadap aksi non normatif. Variabel identitas memiliki pengaruh baik pada aksi kolektif normatif dan non normatif.

There are various theoretical frameworks that could explain why demonstration and protest as a part of collective action. However, it is still rare to discuss how the activists involved in the collective action have a motivation such as meaningfulness, which is discussed by the quest for significance. The Quest for Significance (QFS) theory could explain the meaningfulness experienced by activists. This study aimed to prove whether the process of meaningfulness affected individual to involve himself in peaceful and radical action, mediated by group identification. The study was conducted by survey of Indonesian citizens aged over 18 years, obtaining 308 participants (71.75% women and 28.25% men). SEM analysis proven that the quest for significance for the climate action model has a better fit index than the SIMCA and Extended SIMCA models. In addition, the researcher also examined the relationship between variables which indicated mediation model between meaningfulness and normative action through moral obligations. Meaningfulness had a direct prediction of non-normative action. Identity variables had a significance influence on normative and non-normative collective action."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humairah Hutami
"Penelitian ini menguji hubungan antara traits kepribadian gelap (Machiavellianisme, narsisme, psikopati, dan sadisme) dan motivasi kebermaknaan dalam memprediksi intensi pengorban diri (normatif dan non-normatif). Riset meta-analisis menunjukkan bahwa kepribadian gelap merupakan faktor signifikan yang penting terkait dengan pengorbanan diri. Studi dilakukan kepada 270 partisipan yang merupakan warga negara Indonesia berusia 18 tahun ke atas. Setelah melakukan skrining uji atensi, diperoleh 172 partisipan (Musia = 24,87, SDusia = 4,77; 58,72% perempuan) yang datanya dapat diolah untuk analisis. Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara Machiavellianisme dan narsisme pada pengorbanan diri normatif. Sedangkan, masing-masing trait kepribadian gelap, yaitu Machiavellianisme, narsisme, psikopati, dan sadisme juga berkorelasi signifikan dengan pengorbanan diri non-normatif. Sementara itu, hasil analisis regresi PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan bahwa motivasi kebermaknaan memoderasi trait Machiavellianisme dan narsisme dengan pengorbanan normatif. Sedangkan, pada pengorbanan diri non-normatif, motivasi kebermaknaan memoderasi hubungan trait Machiavellianisme dan sadisme secara signifikan.

This study examines the relationship between dark personality traits (Machiavellianism, narcissism, psychopathy, and sadism) and significance quest in predicting self-sacrifice intention (normative and non-normative). Meta-analytic research indicates that dark personalities is a significant and important factor related to self-sacrifice. The study was conducted on 270 participants who are Indonesian citizens aged 18 years and over. After carrying out the attention check test, 172 participants (Mage = 24.87, SDage = 4.77; 58.72% females) were obtained whose data could be processed for analysis. The results of the Pearson Correlation analysis showed that there is a significant positive relationship between Machiavellianism and narcissism on normative self-sacrifice. Meanwhile, each of the dark personality traits, namely Machiavellianism, narcissism, psychopathy, and sadism are also significantly correlated with non-normative self-sacrifice. Meanwhile, the Hayes PROCESS Model 1 regression analysis results showed that meaningfulness motivation moderated Machiavellianism and narcissism with normative sacrifices. Whereas in non-normative self-sacrifice, significance quest significantly moderated the relationship between Machiavellianism and sadism."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"ABSTRAK
Kalium merupakan kation intraseluler utama dalam tubuh yang penting untuk kelangsungan fungsi sel terutama menjaga rangsang elektrik jantung dan otot. Perubahan kadar kalium dalam darah sangat mempengaruhi kerja otot jantung dan fungsi sel sehingga diperlukan pemeriksaan kadar kalium yang tepat dan akurat agar terapi dan monitoring pasien tepat. Hasil pemeriksaan kalium sangat dipengaruhi oleh faktor pra-analitik. Spesimen yang direkomendasikan untuk pemeriksaan kalium adalah plasma heparin. Penelitian ini ingin melihat perbedaan kadar kalium yang diperiksa menggunakan spesimen berupa serum dari tabung vakum berisi clot activator tabung II , plasma dari tabung vakum berisi litium heparin tabung III , dan plasma dari tabung vakum berisi litium heparin dengan gel separator tabung IV . Penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan kadar kalium yang diperiksa menggunakan spesimen dari tabung berisi clot activator pada pengambilan darah pertama tabung I dan kedua tabung II . Desain penelitian adalah potong lintang dengan subjek penelitian 80 orang. Perbedaan kadar kalium yang bermakna statistik terdapat antara tabung II dan III p=0.001 , serta antara tabung II dan IV p=0.01 . Persentase perbedaan rerata dengan standar kadar kalium serum, antara tabung II dan III adalah 6.8, dan tabung II dan IV adalah 7.7, sedangkan terhadap standar kadar kalium plasma litium heparin yaitu 7.3 dan 8.3. Angka tersebut melebihi batas desirable bias 1.81 , yang berarti ada kemaknaan klinis pada perbedaan kadar kalium antara tabung II dan III serta tabung II dan IV. Hasil uji t-berpasangan pada tabung I dan II didapatkan perbedaan kadar kalium yang bermakna secara statistik ABSTRACT Potassium is a the most intracellular cation in the body that essential for the continuity of cell function, especially keeping the electrically stimulated heart and muscle. Changes in blood potassium levels greatly affect the work of the heart muscle and cell function so it is necessary to check the exact potassium levels and accurate for proper patient therapy and monitoring. Results of potassium assay is strongly influenced by pre analytic factors. Recommended specimen for potassium assay is plasma heparin. Aim this study wanted to see differences in potassium levels examined using serum specimens from vacuum tubes containing clot activators tube II , plasma specimens from vacuum tubes containing lithium heparin tube III , and plasma specimens from a vacuum tube containing lithium heparin with a separator gel tube IV . The study also wanted to know the difference in potassium levels examined using specimens from tubes containing clot activators on first blood collection tube I and second tube II . The study design was cross sectional with 80 subjects. The difference in potassium levels was statistically significant between tubes II and III p 0.001 , and between tubes II and IV p 0.01 . Mean percentage difference with standard serum potassium level, between tubes II and III was 6.8, and tubes II and IV were 7.7, whereas to the heparin lithium plasma potassium level of 7.3 and 8.3. This figure exceeds the desirable limit of bias 1.81 , which means there is clinical significance on the difference in potassium levels between tubes II and III and tubes II and IV. The result of paired t test on tube I and II showed that the difference of potassium content was statistically significant p"
Lengkap +
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Azmi
"ABSTRAK
Salah satu produk budaya yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa asing adalah karya sastra. Penerjemahan pada karya sastra seperti komik bertujuan untuk memudahkan para pembaca negara bahasa sasaran memahami maksud dan tujuan dari si penulis. Oleh karena itu, biasanya penerjemah menggunakan istilah lain yang maknanya berbeda dari bahasa sumber agar terjadi kesepahaman pada pembaca bahasa sasaran, sehingga pada penerjemahan karya sastra sering terjadi pergeseran terjemahan. Pergeseran tersebut disebabkan oleh perbedaan komponen makna yang ada pada bahasa sumber dan bahasa sasaran. Artikel ini membahas jenis pergeseran yang terjadi pada istilah jenis kopi dan dunia perkopian dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman.

ABSTRACT
One of cultural product that is often translated to foreign language is literature work. The translation of literature, such as comic, aims to make the reader who didn t have skill in source language, easier to understand those translated literature. Therefore, the translator usually uses some different terms to create an equivalence between translated reader and source language reader, so it is normal to have some translation shifts in literature. Those translation shifts are caused by the difference of significance component between source language and translation language. This article analyzes the translation shift that appear in coffee world s terms in Indonesian which are translated to German."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dades Prinandes
"Pembangunan fasilitas sanitasi komunal berbasis masyarakat merupakan salah satu konsep penyelesaian masalah kebutuhan akses pada fasilitas sanitasi dasar yang layak bagi kalangan masyarakat miskin, dan keberhasilan program tersebut kebanyakan ditemui di perdesaan. Lokasi studi kasus yang menjadi obyek penelitian ini adalah Kelurahan Jatake, Kota Tangerang sebagai contoh kasus penerapan berhasil di perkotaan, Kelurahan Tegal Kunir Lor, Kota Tangerang sebagai contoh kasus penerapan tidak berhasil di perkotaan, serta Desa Gintung, Kab_ Tangerang sebagai contoh kasus penerapan berhasil di perdesaan sekaligus tipikal lokasi yang kebanyakan menjadi lokasi penerapan pembangunan berbasis komuniti. Dengan menggunakan studi kasus di tiga lokasi tersebut, penulis mengangkat permasalahan untuk mengetaliui faktor-faktor utama yang berpengaruh kuat dan signifikan dalam menentukan tingkat keberhasilan proses pembangunan dan pengelolaan fasilitas sanitasi komunal berbasis masyarakat di suatu lokasi. Metode penelitian yang digunakan dalarn penelitian ini adalah untuk pengumpulan data dilakukan metode pengumpulan kuesioner. wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait, dan pengumpulan data sekunder. Adapun untuk metode pengolahan data, dilakukan evaluasi terhadap tahap-tahap pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berdasar wawancara mendalam, serta analisis uji signifikansi terhadap basil pengumpulan data kuesioner dengan menggunakan metode Pearson Product Moment, Dari temuan dan pembahasan penelitian ini didapatkan kesimpulan faktor-faktor yang memiliki pengaruh kuat dan signifikan dalam menentukan keberhasilan proses pembangunan dan pengelolaan fasilitas sanitasi komunal di 3 lokasi studi adalah faktor keberadaan lembaga lokal, faktor keberadaan pihak ekstemal yang terlibat, dan faktor kesanggupan masyarakat menjamin atau menjaga keberlanjutan. Selain itu ada satu faktor yang menentukan secara signifikan sehingga hares ada namun tidak berpengaruh kuat, faktor tersebut adalah faktor pelaku proses pembangunan dan pengelolaan (keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengelolaan).

Community based development on providing basic sanitation facilities has become an appropriate concept among other concepts, that is suitable to implement on the community level, since it has a pro-poor sound. So far, this community based development concept has been succeeded to implement in rural community. The basic concern of this research is to find out whether the community based development concept can also be implemented in the urban community. Three location have been taken as the case studies, the one in Kelurahan Jatake, Tangerang City, has been taken as the succeed implementation in urban community, another one in Kelurahan Tegal Kunir Lor, Tangerang City, has been taken as the failed implementation in urban community, and the other one in Desa Gintung, Tangerang Regency, has been taken as the succeeded implementation in rural community, which is common. Based on the searching within those three locations, the writer tries to recognize the problems which are needed to identify the main factor that took a significant role and strong influences in determining level of success on the development process and management efforts in providing basic sanitation facilities using community based development concept. The methods used in this research are data collecting and data processing. For data collecting, the writer use questionaire method, indepth interview method to all stakeholders, and secondary data collection. For data processing, the writer use evaluation every stages that have been taken on community empowerment action based on the interview results and "Pearson Product Moment" method to analyze the questionaire results. It can be conclude that the factors that took a significant role in the development and management of basic sanitation are concerned with three things. Those are the existence of local institution, the external participation from environmental surround, and the ability of the community to ensure the sustainability of the programs. Otherwise, the factor that should be include but does not have strong influence, is the community participation itself as the lead actor in the program."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karyamantha Surbakti
"Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon merupakan benteng peninggalan bangsa Portugis di bumi Maluku. Benteng yang dibangun pada tahun 1575 M tersebut, mengalami proses budaya dan narasi kesejarahan yang panjang hingga saat sekarang ini kompleks di dalam Benteng Nieuw Victoria dijadikan lahan markas militer Kodam XVI Pattimura Ambon. Masih sedikit literatur yang membicarakan tentang bagaimana pengelolaan terhadap Benteng Nieuw Victoria Kota Ambon dan seperti apa peran stakeholder (pemangku kepentingan) dalam usaha pelestariannya. Tesis ini berusaha mengisi celah yang ada dalam menampilkan informasi, nilai-nilai penting apa saja yang dapat diuraikan pada Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon dan bagaimana usaha untuk menelaah persepsi dari berbagai stakeholder tersebut demi kelestarian dan pengelolaan yang baik. Tidak luput juga melihat dinamika pengelolaan di lapangan antara banyak pihak yang bersinggungan dengan benteng tersebut seperti Pemerintah Provinsi Maluku (Pemprov)/ Pemerintah Kota Ambon (Pemkot), Komando Daerah Militer (Kodam) XVI Pattimura, Akademisi, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia ( IAAI) Komisi Daerah (Komda) Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampapua), dan masyarakat lainnya. Diperoleh sebuah pemahaman dan formulasi tertentu terhadap studi ini yaitu terdapat sebuah kenyataan di lapangan bahwa ada suatu tinggalan warisan budaya (heritage) masih digunakan secara luas oleh militer. Pertimbangan oleh beragam stakeholder lainnya terkait pengelolaan dan pemanfaatan semisal kemungkinan melakukan take over (pengambilalihan) oleh pemerintah baik Pemprov maupun Pemkot terhadap Benteng Nieuw Victoria guna memudahkan pengawasan dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan sebesar-besar untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Materi spesifik yang coba diujikan dalam tesis ini adalah bagaimana melihat sebuah korelasi (hubungan) antara usaha pencarian nilai-nilai penting (studi signifikansi) dengan upaya pelestarian yang hendak diskemakan oleh pemerintah terhadap Benteng Nieuw Victoria, apakah telah memenuhi setiap unsur-unsur dan tahap-tahap pelestarian yang diamanatkan oleh Undang-Undang Cagar Budaya (UU. CB). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara pengumpulan data meliputi observasi (pengamatan) terhadap objek benteng dan masyarakat yang tinggal di sekitar benteng, melakukan studi pustaka, serta mengadakan wawancara untuk menggali harapan dan keinginan pelbagai pihak. Pengolahan datanya menggunakan teknik coding dan triangulasi.

Fort Nieuw Victoria in Ambon City is a fortress of the Portuguese in the Maluku (Moluccas Province). The fortress, built in 1575 AD, undergoes a long historical cultural process and historical narrative to the present day complex within the Fort Nieuw Victoria used as the military headquarters of Kodam XVI Pattimura Ambon. There is still little literature on how to manage Fort Nieuw Victoria and what the role of stakeholders in conservation efforts. This thesis seeks to fill in the gap in information display, what significance values can be described in Fort Nieuw Victoria in Ambon and how to examine the perceptions of various stakeholders for the sake of good preservation and management. Also particularly, see the dynamics of management in the field between many parties who intersect with the fort like; Provincial Government of Maluku/ Municipal Government of Ambon, Military Regional Command (Kodam) XVI Pattimura, Academics, Association of Indonesian Archaeologists (IAAI) Regional Commission Sulawesi Maluku and Papua (Sulampapua), and other communities. There is a certain understanding and formulation of this study that is a reality a heritage remains still widely used by the military. Consideration by various other stakeholders related to the management and utilization such as the possibility of taking over by the government of both the Provincial Government and the Municipal Government towards Fort Nieuw Victoria in order to facilitate supervision in the effort of conservation and utilization for the benefit of science and culture. The specific material that is tried to be tested in this thesis is how to look at a correlation between the quest for significance values and the conservation efforts that the government is trying to protect against Fort Nieuw Victoria, whether it has fulfilled every element and stage a conservation stage mandated by the Undang-Undang Cagar Budaya. This research method uses qualitative approach by collecting data include observation to the object (fort) and the people who lived around the fort, do literature study, and conduct interviews to explore the arguments and hopes of various parties. Data processing using coding and triangulation techniques."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanisa
"ABSTRAK
Tumbuhan bawah merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang
memiliki fungsi ekologis yang penting di dalam ekosistem hutan serta potensi
pemanfaatan bagi manusia yaitu sebagai sumber pangan, papan, dan obat-obatan.
Keberadaan tumbuhan bawah seringkali terabaikan sehingga Hutan Kota
Muhammad Sabki (HKMS) belum mempunyai data tentang tumbuhan bawah.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas serta potensi
pemanfaatan tumbuhan bawah di HKMS Kota Jambi. Data dikumpulkan dari
bulan Januari 2012 sampai dengan Februari 2012 dengan menggunakan metode
garis berpetak dalam 100 petak contoh (1 m x 1 m) secara sistematis.
Ditemukan sebanyak 45 famili yang terdiri atas 83 spesies dan 3674 individu.
Nilai Kepentingan tertinggi diperoleh spesies herba Pennisetum purpureum
(71,81%). Kerapatan individu tertinggi ada pada petak pengamatan 61
(209 individu). Spesies dengan nilai frekuensi tertinggi adalah
Melastoma malabathricum (37%). Terdapat asosiasi di antara lima spesies yang
memiliki nilai frekuensi tertinggi. Bentuk hidup (life form) tumbuhan bawah
terbanyak adalah semai pohon (39 spesies). Indeks Keanekaragaman spesies
sebesar 2,49. Komposisi spesies asli Indonesia di Zona Pemanfaatan Sedang
(ZPS) lebih tinggi dari pada di Zona Pemanfaatan Rendah (ZPR). Hasil
wawancara kepada masyarakat sekitar HKMS, pemanfaatan tumbuhan terbanyak
adalah untuk bahan obat-obatan (53 spesies), bahan pangan tambahan
(23 spesies), bahan bangunan dan peralatan rumah tangga (18 spesies), kayu bakar
(15 spesies), tanaman hias (10 spesies), dan kerajinan (7 spesies). Pengukuran
nilai Index of Cultural Significance (ICS) untuk mengetahui potensi pemanfaatan
tumbuhan bawah menurut status pengetahuan masyarakat sekitar HKMS. Nilai
ICS tertinggi diperoleh spesies Tamarindus indica (50) dengan 3 kategori
pemanfaatan yaitu sebagai bahan pangan tambahan, bahan obat-obatan dan kayu
bakar.

Abstract
Understorey plant is a part of forest having important ecological functions
in the forest ecosystem and the potential for human use is as a source of food,
shelter, and medicine. The existence of the plant is often overlooked that HKMS
does not have data on understorey plant. The study aims to analyze the
community structure as well as the potential use of understorey plant in HKMS
Kota Jambi. The data was collected from January 2012 to February 2012 with the
quadrate transect method in 100 sample plots (1 m x 1 m) were systematically.
Found as many as 45 families comprising 83 species and 3674 individuals. High
Importance Value obtained by herbaceous species Pennisetum purpureum
(71,81%). The highest density at plot 61 (209 individuals). The species with the
highest frequency is Melastoma malabathricum (37%). There are five species
forming association. Life form are the largest tree seedlings (39 species). Species
diversity index of 2.49. The native species of Indonesia composition in Zona
Pemanfaatan Sedang (ZPS) is higher than in Zona Pemanfaatan Rendah (ZPR).
The results of interviews to the people around HKMS, most plants use is for
medicinal (53 species), secondary food (23 species), building materials and
household appliances (18 species), firewood (15 species), ornamental plants (10
species), and craft (7 species). The highest Index of Cultural Significance (ICS)
value derived species Tamarindus indica (50) with three using categories, namely
the use of additional food, medicine materials and firewood."
Lengkap +
2012
T31829
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>