Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nico Dian Ferdinand
Abstrak :
Bahasa yang terdapat pada rambu-rambu jalanan umum, papan iklan, nama jalan, nama tempat, papan nama komersial dan rambu-rambu publik di gedung-gedung pemerintah membentuk lanskap linguistik di suatu wilayah, daerah atau perkotaan. Sebagai salah satu jenis lanskap linguistik, papan nama toko berkontribusi dalam pembentukan identitas dan konsep dari toko. Akan tetapi, penelitian lanskap linguistik terdahulu kerap berfokus kepada penggunaan multibahasa dan tidak membahas secara lebih dalam mengenai aspek multimodalitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjelaskan multimodalitas papan nama restoran lokal di Kyoto. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Moda verbal dianalisis menggunakan teori onomastika dan moda nonverbal dengan teori gramatika visual. Hasil penelitian menemukan beberapa pola multimodalitas yaitu (i) Moda verbal metaforis dan moda nonverbal asosiatif; (ii) Moda verbal adjektival dan moda nonverbal asosiatif; (iii) Moda verbal nomina persona dan moda nonverbal asosiatif, (iv) Moda verbal dialek dan moda nonverbal asosiatif dan (v) Moda verbal ateji dan moda nonverbal asosiatif. Selain dari itu, hasil analisis juga menemukan keterkaitan yang kuat antara makna verbal dan nonverbal berpengaruh besar terhadap keberhasilan penyampaian konsep dan pembentukan identitas dari suatu restoran. ......The language found in public street signs, billboards, street names, place names, commercial signage and public signs in government buildings form the linguistic landscape of a region, area or city. As a type of linguistic landscape, shop signboard contributes to the formation of the identity and concept of the shop. However, previous linguistic landscape research often focuses on the use of multilingualism and does not go deeper into the analysis of multimodality. Therefore, this study aims to explain the multimodality found in the signboard of local restaurants in Kyoto. The research method used is descriptive analysis method with a qualitative approach. Verbal mode is analyzed using onomastics theory and non-verbal mode using visual grammatical theory. The results found several multimodality patterns, namely (i) metaphorical verbal mode and associative nonverbal mode; (ii) adjectival verbal mode and associative nonverbal mode; (iii) persona noun verbal mode and associative nonverbal mode, (iv) dialect verbal mode and associative nonverbal mode and (v) Verbal mode of ateji and associative nonverbal mode. Apart from that, the results of the analysis also found that how strong the relationship between verbal and nonverbal meanings have a great influence on the success of conveying the concept and forming the identity of a restaurant.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistina Eka Kumala
Abstrak :
Kode Etik mewajibkan Notaris untuk memasang papan nama dilingkungan kantornya dengan ukuran, bentuk, material, isi dan penulisan serta cara pemasangan tertentu. Namun pada kenyataannya masih banyak ditemui pelanggaran dalam penggunaan papan nama Notaris tersebut, seperti halnya papan nama yang ukuran dan material yang dipergunakannya berlebihan sehingga sarat akan unsur promosi, papan nama yang dibuat seperti billboard berwarna-warni dan lengkap dengan neon box, kemudian papan nama yang masih dipasang padahal Notaris yang bersangkutan telah pindah kantor, papan penunjuk jalan yang tidak sesuai ketentuan ukuran, isi dan radiusnya, bahkan ada Notaris yang tidak memasang papan nama. Urusan papan nama Notaris ini memang terkesan sepele namun bila dibiarkan berlarut-larut dapat menciptakan suasana persaingan tidak sehat antara sesama Notaris yang ujung-ujungnya dapat merugikan masyarakat/klien, sesama Notaris, dan citra baik profesi Notaris itu sendiri. Semaraknya pelanggaran penggunaan papan nama tersebut menandakan mandulnya Kode Etik sebagai landasan dan standar perilaku Notaris dan tidak berjalannya/tidak efektifnya pengawasan dan penerapan sanksi Kode Etik terkait penggunaan papan nama. Penyebab kurang efektifnya pengawasan tersebut adalah minimnya laporan dari masyarakat ataupun sesama Notaris sebagai pihak-pihak yang berkepentingan mengenai pelanggaran terkait penggunaan papan nama Notaris yang dikarenakan sikap masa bodoh/tidak peduli dan anggapan yang menyepelekan masalah papan nama tersebut. Kemudian Dewan Kehormatan sebagai pengawas dirasa kurang memiliki wibawa karena seringkali diliputi oleh perasaan tidak enak/segan untuk mengawasi/menegur sesama rekan Notaris atau bahkan rekan Notaris yang lebih senior. Hal lain yang menjadi penyebab ketidakefektifan pengawasan dan penerapan sanksi tersebut adalah adanya tumpang tindih (overlapping) antara kewenangan Dewan kehormatan tersebut dengan Majelis Pengawas Notaris Untuk sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap pelanggaran Kode Etik terkait penggunaan papan nama Notaris ini sebatas sanksisanksi yang bersifat organisatoris dan tidak memberikan efek jera sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan pasal 6 Kode Etik yaitu teguran, peringatan, pemberhentian sementara (schorsing) dari keanggotaan Ikatan Notaris Indonesia, pemecatan (onzetting), dan pemecatan dengan tidak hormat dari keanggotaan Ikatan Notaris Indonesia.
The Code of Conduct requires Notary to install a signboard within his/her premises with a certain size, material, content and writing as well as its installation procedure. However, many breaches in respect of the Notary signboard are still found e.g. excessive size and material, colorful signboard which is equipped with neon box, signboard which still stand even though the notary already moved, signpost which is not in conformity with specifications in respect with size, contents and distance, in additions, some notaries not install signboard. This Notary signboard is a simple matter but it needs urgent solution to avoid unhealthy competition among notaries which may lead detrimental to client, other notaries and the Notary's good image. Abundant breaches in respect with usage of signboard signifies the ineffectually of the Code of Conduct as standard and foundation of the Notary's attitude and non performance of supervision and implementation the Code of Conduct Sanction in respect with the signboard usage. This is resulted from minimum report from public or other notaries as parties to the breach against the Code of Conduct due to ignoring toward the signboard issues. In addition, Honoring Board could not perform maximum role as it often experienced reluctant in supervising/giving reprimand to any other notaries or even to the more senior notaries. Besides, there is an overlapping between authorities of the Honoring Board and the Notary Supervising Council for any sanction imposed to the breach against Code of Conduct in respect with this Notary signboard which is limited only to sanctions which are organization in nature and not giving undaunted effect as it is set out in provision of article 6 of the Ethic Code that is warning, reprimand, suspension from member of the Association of Indonesian Notaries, termination (onzetting), and discharging from member of the Association of Indonesian Notaries.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library