Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1969
S2134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Milla Atsari
"Keluarga sebagai miniatur masyarakat juga dikenal sebagai lahan utama terjadinya konflik.Kakak-adik yang idealnyaakrab justru dapat mengalami persaingan dan konflik berupa sibling rivalry yang berkepanjangan.Penelitian ini melihat pola relasi dan konflik sosial pada kakak-adik dalam keluarga lewat teori keluarga dalam perspektif konflik milik Klein & White. Penelitian ini fokus pada keluarga dengan dyad berjenis kelamin sama dan berjarak usia relatif dekat (3 tahun).
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif jenis studi kasus dengan pengumpulan data lewat wawancara mendalam.Temuan utama penelitian ini adalah sibling rivalry pada kasus sudah mengarah pada relasi disosiatif, bukan asosiatif. persaingan yang ada tidak sekedar menimbulkan perkelahian sesaat, namun terbawa pada berbagai aspek sehingga menimbulkan relasi yang disosiatif pada kakak-adik. Relasi tersebut dibangun dari relasi orangtua-anak yang intens dengan adanya preferensi dan kekerasan pada keluarga.Penelitian ini menyarankan kakak-adik dan orangtua untuk melakukan kontrol terhadap konflik yang terjadi serta melakukan manajemen konflik untuk menyelesaikan konflik secara menyeluruh.

Family as a miniature of the society is also known as the main field of conflict to occur. The idea of siblings who were supposed to be close apparently also prone to rivalry and conflict in the form of continuous sibling rivalry. This research describes social conflict which occurs in siblings in the family by mainly using Klein & White’s family theories in conflict perspective. This research focuses on family with same-sex dyads with relatively close age range.
This research uses qualitative methods for case study and uses in-depth interview for data collecting. The main findings of this research are sibling rivalry between dyads are mainly dissociative. Such relations were based on the occurance of social preference in parent-child relation and violence in the family. This research suggest siblings and parents to perform social control and conflict management to resolve conflicts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartinka Rinaldhy
"Penelitan ini didasari teori Furman & Lantheir (1996) dan berbagai hasil penelitian mengenai saudara dari anak berkebutuhan khusus. Pentingnya membahas saudara kandung dari anak yang tunaganda-netra karena hubungan antara saudara (sibling relationship) adalah hubungan yang unik. Jika salah satu saudaranya tunaganda-netra maka hubungan jangka panjang yang terjalin dapat mengubah perkembangan satu sama lain. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara terhadap tiga orang (dua perempuan dan satu laki-laki) remaja akhir dalam rentang usia 18-21 tahun yang memiliki saudara tunaganda dengan salah satu ketunaannya gangguan penglihatan.
Temuan penelitian memperlihatkan bahwa ketiga partisipan menunjukkan kehangatan dalam sibling relationship yang disebabkan interaksi positif yang biasa dilakukan oleh anak tunaganda-netra seperti berpelukan, mencium dan tersenyum. Tekanan lingkungan dan konflik akibat kesulitan mengatur anak tunaganda-netra adalah dua faktor yang lebih besar mewarnai dinamika sibling relationship. Keberadaan saudara yang tunaganda-netra memberikan pengaruh positif terhadap saudaranya yaitu meningkatnya toleransi terhadap perbedaan. Pada diskusi, menemukan ketika ketiga partisipan yang saat ini telah mencapai tahap penerimaan didasari atas kekuatan spiritual, mempengaruhi keseluruhan cara memandang proses sibling relationship secara positif. Salah satu saran praktis yang diajukan adalah memanfaatkan potensi saudara melalui pembentukan program sibling as therapists dan sibling support group.

Research done based on Furman & Lantheir (1996) theory and a number of exceptional children studies. Because the sibling relationship is unique, and important that sibling influence each other and play important roles in each other?s lives. When this relationship is affected by a sibling's disabilities, the long-term benefits of the relationship may be altered. This study adopts a qualitative method by interviewing three (2 females and 1 male) selected adolescence sibling include range of 18 -21 years old and have multiple disabilities and a visual impairment (MDVI) sibling.
The findings suggest that three participant has warmth on their sibling relationship causes by positive interaction such as hug, kiss and smile. Experience embarrassment on public image and burdened on child care demands are two factor that show bigger impact on sibling relationship. Companionship of MDVI sibling had give positive impact on sibling such tolerance with differences. Finding highlight when participant reach acceptance level that based on spiritual power, influence the way them saw a hole process of sibling relationship as positive view. The research suggestion to underutilized sibling potential on training sibling as therapists and sibling support group programs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
306.875 RIN g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Binotiana M.N.
"Setiap anak yang hidup bersama dengan saudara kandung akan mempunyai pengalaman sendiri-sendiri mengenai hubungan dengan saudara kandungnya. Sibling Rivalry merupakan bentuk hubungan kakak adik yang paling dirasakan oleh anak dan merupakan pengalaman yang paling ditakutkan oleh orang tua (Vasta, et.al., 2004). Sibling rivalry dimulai sejak kelahiran adik baru dalam keluarga dan terus berlanjut sampai anak dewasa. Pengalaman anak akan semakin beragam apabila salahE satu saudara merupakan anak ADHD. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sibling rivalry pada Anak ADHD dan saudara kandungnya Penelitian ini dilakukan pada tiga keluarga dengan dua pasang kakak-adik di dalamnya. Rentang usia anak-anak yang diteliti adalah usia kanakkanak pertengahan karena Sibling rivalry pada anak cenderung meningkat pada usia kanak-kanak pertengahan (Berk, 2005). Peneltian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi langsung sebagai alat pengumpulan data.
Dari penelitian ini didapat bahwa gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya terlihat dari kecemburuan dan kompetisi dalam keluarga. Bentuk kecemburuan dan kompetisi yang terjadi beragam dan sesuai dengan karakteristik anak. Peran orang tua sangat besar dalam menimbulkan kecemburuan tersebut. Karakteristik anak ADHD mempengaruhi sibling rivalry yang dialami anak, baik yang dialami oleh anak ADHD maupun saudara kandungnya. Dampak positif sibling rivalry hanya dirasakan oleh saudara kandung anak ADHD sedangkan dampak negatif sibling rivalry terjadi pada kedua anak, yaitu konflik pada kakak dan adik. Untuk penelitian selanjutnya disarankan utuk meneliti konflik pada anak ADHD dan saudara kandungnya, lebih teliti dalam pengambilan data (terutama pada kaset recorder yang tape recorder yang digunakan) serta melakukan wawancara pribadi dengan anak, terutama anak ADHD.

Every child that lives with their sibling has their own experience in sibling relationship. Sibling rivalry is one of relationship that affects children in many ways and has become most anticipated thing in family (Vasta, et.al., 2004). Sibling rivalry started since the second child was born and continued through lifetime. Children will have various experiences in sibling rivalry if their sibling is diagnosed with ADHD. Purpose of this research is to have description about sibling rivalry on children with ADHD and their siblings .Therefore this research used qualitative method with interview and direct observation on interaction between children with ADHD and their siblings. This research use three pairs of ADHD Children and their sibling. All of them are middle childhood children because sibling rivalry tends to increase on middle childhood (Berk, 2005).
Result of this research is sibling rivalry on ADHD children and their siblings seen in jealousy and competition. Manifestation on jealousy and competition are different on every child. Parents take part on influencing child?s jealousy. Sibling rivalry is also influenced by ADHD symptoms. Positive impacts on sibling rivalry are reported only on sibling of children with ADHD and sibling conflict as negative impacts of sibling rivalry is reported on sides, ADHD children and their siblings. Suggestion for further research is to examine sibling conflict among children with ADHD and their siblings and have a private interview with children with ADHD and their siblings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yufi Adriani
"Suami yang memutuskan untuk menikah lagi tanpa terlebih dahulu menceraikan istrinya yang pertama sering disebut dengan istilah poligami. Poligami bukanlah merupakan masalah yang baru, tetapi telah ada dalam kehidupan manusia sejak dahulu diantara berbagai kelompok masyarakat di berbagai kawasan dunia (Rochayah, 2005). Secara harafiah, definisi dari poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) mengawini beberapa (lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan. Laki-laki yang melakukan bentuk perkawinan seperti itu dikatakan poligami (Mulia, 1999). Bentuk perkawinan poligami adalah suatu bentuk keluarga yang lebih besar, segala hak dan kewajiban dalam perkawinan harus dijalankan untuk dua keluarga atau bahkan lebih. Dengan ini diperkirakan bahwa masalah yang akan timbul dalam perkawinan akan lebih banyak (Rochayah, 2005). Semuanya berebut untuk memperoleh kebutuhan hidup berkeluarga berupa makanan, pakaian yang jenisnya tertentu, tempat tinggal dan nafkah lainnya. Problem psikologis lain yang mungkin muncul dalam keluarga poligami adalah dalam bentuk konflik internal dalam keluarga, baik diantara sesama istri, antara istri dan anak tiri atau diantara anak-anak yang berlainan ibu.
Pertengkaran yang terjadi pada anak-anak berpengaruh terhadap sibling relationship diantara mereka. Sibling relationship yang dimaksud adalah interaksi total (fisik, verbal dan komunikasi non verbal). Dari dua atau lebih individu yang mempunyai orangtua biologis sama dan melibatkan pengetahuan, persepsi, sikap, belief dan perasaan antara mereka dari waktu ke waktu ketika seorang saudara (sibling) menyadari kehadiran saudaranya yang lain (Brody, 1996). Istilah dan definisi sibling relationship tidak hanya berlaku bagi sibling yang berasal dari satu ayah dan satu ibu, namun bisa juga berlaku bagi anak-anak yang mempunyai satu ayah namun berlainan ibu atau satu ibu namun berlainan ayah. Anak yang mempunyai satu ayah namun berlainan ibu atau sebaliknya secara khusus disebut sebagai half sibling (Johnston, 1998). Definisi di atas menjelaskan bahwa anak-anak yang lahir dari istri pertama dan istri kedua dalam keluarga poligami bisa disebut sebagai half sibling.
Selain istri yang akan menerima kenyataan bahwa suaminya telah berpoligami, anak-anak pun harus menerima bahwa kini kasih sayang ayahnya akan terbagi dengan saudara-saudara lain yang lahir dari ibu yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan rasa cemburu pada anak yang lahir terlebih dahulu dari istri pertama. Brody (1996) mengungkapkan bahwa rasa cemburu dan insecure terhadap half sibling karena merasa posisinya sudah digantikan oleh orang lain membuat hubungan diantara half sibling diwarnai dengan konflik. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat secara lebih dalam bagaimana gambaran sibling relationship (terutama hubungan antara half sibling) pada keluarga poligami; Bagaimana bentuk hubungan dari half sibling pada keluarga poligami. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara. Subjek wawancara adalah empat orang anak yang berasal dari keluarga poligami dan mempunyai half sibling.
Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori poligami; sibling relationship; half sibling; Faktor-faktor yang saling berhubungan terhadap terbentuknya sibling relationship.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dimensi hubungan yang terjadi pada keempat subjek diwarnai oleh konflik dan ketegangan. Menurut mereka, konflik muncul karena mereka merasa ayahnya memberikan perlakuan yang berbeda pada anak-anaknya. Pembagian waktu, kasih sayang dan perhatian ayah yang dirasakan tidak adil sering menimbulkan konflik diantara mereka. Sedangkan subjek yang merasa bahwa hubungan dengan half sibling-nya cukup hangat karena memang dia merasa bahwa ayahnya cukup adil dan juga subjek menemukan kenyamanan ketika bersama dengan half sibling-nya. Bentuk hubungan hostile sibling ditemukan pada dua subjek. Perasaan cemburu, marah dan iri selalu ada dalam hubungan yang terjalin antara mereka dengan half siblingnya. Meskipun mereka mempunyai perasaan itu, namun mereka cenderung untuk tidak menampakkannya secara frontal di depan half siblingnya. Bentuk hubungan lain yang juga terjadi pada hubungan di antara half sibling adalah loyal sibling dan congenial sibling. Subjek tetap menempatkan nilai-nilai dan kepentingan keluarganya di atas segalanya meskipun mereka merasa nyaman dan hangat yang ketika berhubungan dengan half siblingnya. Bentuk loyal sibling lebih karma mereka merasa bahwa mereka adalah saudara sehingga merasa perlu saling tolong menolong. Bentuk dan dimensi hubungan half sibling ternyata dapat berbeda pada keluarga poligami. Meskipun keluarga poligami penuh dengan konflik namun dimensi warmth dari sibling relationship juga bisa ditemukan pada keluarga poligami begitupun dengan bentuk yang lainnya.
Gambaran hubungan half sibling untuk penelitian selanjutnya bisa dilihat juga dari sepasang subjek yang berasal dari ayah yang sama. Sehingga gambaran yang diberikan mengenai bentuk dan dimensi dari sibling relationship akan semakin kaya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hellen Damayanti
"Sibling relationships merupakan suatu fenomena yang unik dan selalu menarik untuk dibahas karena hubungan ini merupakan ikatan terpanjang yang mungkin dimiliki oleh seseorang dengan orang lain sepanjang hidupnya. Hubungan seseorang dengan saudara kandungnya dimulai sejak mereka lahir dan akan terus berlanjut sampai salah salu dari mereka meninggal.
Pada tahap awal masa kanak-kanak, seseorang melewatkan lebih banyak waktu mereka bersama dengan saudara kandungnya daripada dengan orangtua karena orangtua hares bekerja Karena itu, sibling relationships sangat bervariasi secara luas mulai dari afeksi, permusuhan, dan persaingan. Kedekatan yang terjalin biasanya lebih sering terjadi pada kakak beradik wanita daripada kakak beradik pria (White and Riedmann, 1992 dalam Cicirelli, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal-hal apa sajakah yang khan dalam sibling relationships pada pria dan wanita dewasa muda dengan saudara kandung yang semuanya sama jenis kelamin dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi terbentulmya kekhasan tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai sibling relationships dari Cicirelli (1995), Brody (1996), dan Borden (2003) serta beberapa tokoh lain. Kualitas sibling relationships akan dilihat dari variabel konstelasi keluarga dan hubungan antara orangtua dan anak. Variabei konstelasi keluarga terdiri dari jarak usia, pola interaksi berdasarkan jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Hubungan antara orangtua dan anak terdiri dari kualitas hubungan dan pengaturan hubungan.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang terdiri dari dua orang pria dan dua orang wanita dimana seluruhnya berada pada usia dewasa muda dan memiliki saudara kandung yang semuanya sarna jenis kelamin. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa keempat subyek memiliki hubungan yang dekat dengan salah satu dari saudara kandungnya dan berkonflik dengan saudara kandungnya yang lain. Selain itu, tampak adanya perbedaan pola interaksi antara subyek pria dan wanita dimana topik pembicaraan dari kedua subyek pria dengan saudara kandungnya lebih sering berkisar pada masalah pekerjaan. Mereka lebih memilih untuk mengambil alih tugas dan tanggung jawab dari saudara kandungnya, dan konflik yang terjadi dianlara mereka berupa fisik dan verbal. Sedangkan pada kedua subyek wanita, topik pembicaraan mereka lebih mengarah pada minat dan hobi. Mereka juga lebih berharap dapat meningkatkan kedekatan emosi, dan konfilik yang terjadi di antara mereka terbatas pada konflik verbal. Keempat orang subyek memiliki hubungan yang tidak dekat dengan orangtua masing-masing, begitu pula dalam hubungan dengan saudara kandungnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Sistina
"Keberadaan anak yang sakit kanker dalam keluarga akan menjadikan perhatian orang tua terhadap anak lainnya berkurang. Dengan adanya saudara yang sakit kanker yang akan membutuhkan perawatan jangka panjang dan terus menerus menjadikan hal tersebut sebagai stresor interpersonal bagi sibling. Kemampuan sibling dalam menangani stres akan berdampak pada adaptasi psikologis yang akan muncul dalam kehidupan sibling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman kedekatan emosional sibling dari anak dengan kanker. penelitian ini menggunakan metode studi fenomenologi deskriptif dengan jumlah partisipan sejumlah 10 dengan usia 10 sampai 16 tahun. Data yang diperoleh melalui wawancara semi terstruktur. Teknik analisis menggunakan Colaizzi. Hasil penelitian memperoleh 4 tema: Kebutuhan sibling yang tidak terpenuhi, Hidup dengan perubahan yang kacau, Emotional distress yang dirasakan sibling, Mekanisme koping terhadap perubahan. Kurangnya informasi yang dialami sibling hendaknya menjadi perhatian perawat sehingga keperawatan onkologi anak tidak hanya berfokus pada anak yang sakit kanker dan orang tua tetapi juga sibling.

The presence of a child with cancer in a family often results in parents giving less attention to their other children. The sibling with cancer, requiring long-term and continuous care, creates an interpersonal stressor for their siblings. How these siblings manage stress affects their psychological adaptation throughout life. This study aimed to explore the emotional closeness experienced by siblings of children with cancer. Using a descriptive phenomenological study method, the research included 10 participants aged 10 to 16 years. Data were collected through semi-structured interviews and analyzed using Colaizzi's technique. The study revealed four main themes: unmet sibling needs, living with chaotic changes, emotional distress experienced by siblings, and coping mechanisms for dealing with change. The lack of information available to siblings highlights the need for pediatric oncology nurses to consider the well-being of the siblings, not just the child with cancer and their parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryani
"ABSTRAK
Sibling rivalry pada anak toddler adalah kecemburuan toddler terhadap adik kandungnya. Oleh karena itu, pengetahuan ibu sangat penting dalam mengatasi peristiwa sibling rivalry pada anak toddler. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada anak usia toddler di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Penelitian ini melibatkan 96 ibu yang memiliki anak usia toddler
dimana anak usia toddler tersebut mempunyai adik kandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (56,2%) ibu memiliki tingkat pengetahuan baik tentang sibling rivalry. Peneliti menyarankan ibu menggunakan pengetahuannya tentang sibling rivalry untuk mengatasi terjadinya sibling rivalry pada anak toddler.

abstract
Sibling rivalry in toddler is the toddler?s jealous to his younger sibling. Therefore, knowledge of mother is important to handle sibling rivalry in toddler. This study used descriptive quantitative design to identify mother?s knowledge level about sibling rivalry in toddler at Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok. This study involved 96 mothers with toddler who has younger sibling. The results showed that the majority (56.2%) mothers had good knowledge about the level of
sibling rivalry. Researcher recommended that mothers used their knowledge about sibling rivalry to handle sibling rivalry in toddler."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42789
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisjah Sandjaja
1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Mabrukah
"Sibling rivalry merupakan fenomena umum dalam keluarga dengan dua anak atau lebih, yang muncul pada masa kanak-kanak. Fenomena ini dapat menimbulkan perilaku maladaptif pada anak dan meningkatkan stres dalam keluarga. Komunikasi antara orang tua dan anak dianggap sebagai salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya sibling rivalry. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara komunikasi orang tua dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Kota Depok. Data dikumpulkan menggunakan desain cross-sectional dari 174 sampel orang tua dengan anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak prasekolah di Kota Depok tidak mengalami sibling rivalry, sementara komunikasi orang tua mayoritas berada dalam kategori baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi orang tua dan kejadian sibling rivalry dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin baik komunikasi orang tua, semakin rendah kejadian sibling rivalry. Penelitian ini menunjukkan dengan komunikasi yang baik, serta memastikan setiap anak merasa dihargai dan diperhatikan secara merata, dapat mengurangi kejadian sibling rivalry.

Sibling rivalry is a common phenomenon in families with two or more children, which emerges during childhood. This phenomenon can lead to maladaptive behavior in children and increase stress in the family. Communication between parents and children is considered one of the factors that influence the occurrence of sibling rivalry. This study aimed to explore the relationship between parental communication and the incidence of sibling rivalry in preschool-aged children in Depok City. Data were collected using a cross-sectional design from 174 samples of parents with preschool-aged children. The results showed that most preschool children in Depok City did not experience sibling rivalry, while most parental communication was in the good category. There is a significant relationship between parental communication and the incidence of sibling rivalry with a significance p-value using the chi-square test of 0.001 (<0.05). The better parental communication, the lower the incidence of sibling rivalry. This study shows that good communication, as well as ensuring each child feels valued and cared for equally, can reduce the incidence of sibling rivalry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>