Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nji Raden Poespawati
"ABSTRAK
Sampai saat ini penelitian untuk meningkatkan efisiensi solar cell silikon masih terus dilakukan. Dalam perkembangan penelitian di bidang struktur solar cell juga terus dilakukan, yang terakhir dengan struktur PERL dicapai efisiensi 24,7%. Untuk menghasilkan rancangan struktur solar cell silikon dengan efisiensi di atas 24,7%, maka pada penelitian ini dirancang dan disimulasikan lapisan graded Si1-xGex pada daerah basis solar cell silikon dengan nilai fraksi mol tertentu pada lapisan Si1-xGex.
Landasan perancangan adalah bahwa bahan semikonduktor Si1-xGex ini mempunyai koefisien absorpsi yang besar dan bandgap yang lebih rendah dari silikon pada panjang gelombang > 500 nun, sehingga diharapkan pada daerah deplesi akan terjadi peningkatan carrier generation. Dengan demikian efisiensi dari divaispun akan meningkat. Penggunaan bahan Si1-xGex pada daerah basis ini juga akan meningkatkan arus hubung singkat (short-circuit current) dari solar cell. Peningkatan efisiensi dapat diperlihatkan dengan memperhatikan tiga parameter yang mempengaruhinya, yaitu arcs hubung singkat, tegangan hubung terbuka (open circuit voltage) dan fill factor.
Dari analisa hasil simulasi perancangan dan hasil simulasi implementasi terbukti bahwa kombinasi fraksi mol dan ketebalan lapisan Si1-xGex, yang menghasilkan efisiensi paling tinggi terjadi pada solar cell silikon dengan teknik penumbuhan lapisan Si1-xGex secara bertahap (step graded) sebanyak 3 tahap, yaitu x = 0,3 dan ketebalan lapisan Si1-xGex = 0,0062 gm pada R(2); x sebesar 0,28 dan ketebalan lapisan Si1-xGex = 0,9808 gm pada R(3); sedangkan x = 0,275 dan ketebalan lapisan Si1-xGex = 0,013 gm pada R(4). Fill factor yang dihasilkan adalah lebih besar dari 0,7. Dengan menggunakan kombinasi fraksi mol (x) dan ketebalan lapisan Si1-xGex di atas dapat meningkatkan efisiensi solar cell silikon PSi/nSi1-xGex/n+Si. Semakin banyak tahap penumbuhan lapisan Si1-xGex pada data Pvicell.prm dan data bluepvicell.pnn, semakin balk unjuk kerja solar cell silikon PSi/nSi1-xGex/n+Si pada kedua data tersebut.

ABSTRACT
Nowadays researches for increasing silicon solar cell efficiency still continuously done. Concerning the research development in field of solar cell structure is constantly also made. The last structure is PERL (passivated emitter rear locally diffused) structure, which produces the 24.7% efficiency. For the design of having more than 24.7% efficiency silicon solar cell structure, the graded Si1-xGex layer on base silicon solar cell with certain fraction mole of Si1-xGex layer it designed and simulated at this research.
This Si1-xGex semiconductor material has the absorption coefficient higher than silicon and the band-gap is lower than silicon at wavelength > 500 nm, so it is hoped at the depletion region will occur a generous carrier generation. Thus the device efficiency also increases. Utilization of Si1-xGex material at this base region will also enhance the short-circuit current of the solar cell. Efficiency enhancement can be shown by three parameters, which affects it, namely short-circuit current, open circuit voltage and fill factor.
From the analysis of the design and implementation of the simulation's result, it is shown that combination of fraction mol and thickness of Si1-xGex layer, which produce the highest efficiency at pSilnSi,_5Gejn+Si silicon solar cell is grown by using step graded Si1-xGex layer technique. This technique has 3 steps, they are x = 0.3 and thickness of Si1-xGex layer = 0.0062 p.m at R(2), x = 0.28 and thickness of Si1-xGex layer 0.9808 gm for R(3), while x = 0.275 and thickness of Si1-xGex layer = 0.013 gm at R. The Fill factor, is also higher than 0.7. By using the above combinations of fraction mole (x) and Si1-xGex Iayer thickness, the efficiency of PSi/nSi1-xGex/n+Si silicon solar cell can be increased. The more step of Si1-xGex layer growth in Pvcell.prm and bluepvcell.prm data, the higher performance of PSi/nSi1-xGex/n+Si silicon solar cell can be improved at those both data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
D561
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taslim
"Peningkatan kebutuhan tenaga listrik diperlukan suatu perencanaan yang baik agar sistem tenaga listrik tetap andal. Salah satu indikator keandalan sistem tenaga listrik adalah keandalan dari peralatan tenaga listrik seperti pemutus tenaga. Kemampuan pemutus tenaga diukur dengan kemampuannya dalam memutus arus hubung singkat terbesar yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Untuk mendapatkan peta arus hubung singkat Sistem Tenaga Listrik Jawa Barat diperlukan studi dan perhitungan arus hubung singkat dan aliran daya. Peta arus hubung singkat sangat penting untuk membentuk konfigurasi jaringan sistem tenaga listrik. Konfigursi jaringan sistem tenaga listrik merupakan salah satu indikator kualitas sistem tersebut. pembentukan Konfigurasi jaringan harus berpatokan pada keandalan peralatan terhadap arus hubung singkat dan keandalan suplai daya.
Dengan konfigurasi loop akan diperoleh kualitas suplai daya tinggi tetapi arus hubung singkat tinggi, sebaliknya radial akan diperoleh arus hubung singkat rendah tetapi kualitas suplai daya rendah. Studi ini akan menggabungkan 2 konfigurasi jaringan itu dengan membentuk subsistem 150 kV sehingga akan diperoleh konfigurasi jaringan yang optimal tahun 2008-2012. Tesis ini akan disimulasikan beberapa kondisi konfigurasi jaringan, yaitu: loop, radial, 2 subsistem, 4 subsistem dan 5 subsistem. Dari kelima kondisi itu akan dipilih kondisi yang paling optimal tiap tahunnya selama periode 2008-2012.

To fulfill an increase of electrical power demand good planning is required to get a reliable electric power system. One of the reliability indicators of an electric power system is the reliability of its equipments such as circuit breakers. The electrical power system equipments reliability has a big contribution to the reliability of the system as a whole. The performance of a circuit breaker is measured by its capacity to cut the biggest fault current in the system. To get a short circuit current and load flow map of the West Java Region calculations and studies are needed. The map of a short circuit current is very important to build a network configuration of a power system. The network configuration is one of the indicators of power system quality.
With a loop configuration, a high power supply quality will be obtained but also a high short circuit current, so that radial will be obtained a low short circuit current but a low power supply quality. This study will combine 2 configurations by forming a 150 kV subsystem, so that the most optimal network configuration in the period 2008-2012 will be obtained. In this thesis network configuration conditions will be simulated, such as: loop, radial, 2 subsystems, 4 subsystems and 5 subsystems. The most optimal condition in the period 2008-2012 will then be choosen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.

One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don?t cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.154 Feb a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.

One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don't cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51023
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fergie Atthariq Fadhilah Ali
"Pemodelan saluran jaringan listrik yang akurat sangat penting untuk perhitungan arus short-circuit dan penentuan protection parameters. Meskipun positive dan zero sequence impedances merupakan parameter penting dalam model tersebut, penentuan nilai zero sequence secara akurat sering kali sulit dilakukan. Untuk overhead lines, nilai ini dapat dihitung menggunakan line geometry, namun pendekatan ini mengharuskan adanya penyederhanaan asumsi terhadap kondisi tanah (earth condition). Sementara itu, untuk kabel, pengukuran langsung umumnya diperlukan, yang memerlukan pemutusan sambungan dan hanya memberikan gambaran sesaat terhadap kondisi saluran.
Melanjutkan penelitian sebelumnya, tesis ini mengembangkan metode estimasi zero sequence impedances berdasarkan pengukuran asymmetrical earth faults. Metode ini telah menunjukkan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan analitik berbasis line geometry, terutama saat terdapat parameter yang tidak pasti. Dalam tesis ini, metode tersebut diterapkan pada real measurement data, dengan mempertimbangkan ketidakpastian bawaan dalam pengukuran arus dan voltase yang dibutuhkan untuk proses estimasi.
Lebih lanjut, studi ini juga mengevaluasi pengaruh dari berbagai error classes pada kedua ujung saluran, serta konfigurasi dengan evolving faults. Sebuah pendekatan pengukuran gabungan dengan menggunakan time-weighted average diperkenalkan untuk meningkatkan stabilitas dan keandalan dalam skenario dengan transisi kondisi yang halus. Hasilnya menunjukkan bahwa penempatan error classes tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap estimasi sequence impedance, dan pendekatan gabungan ini menghasilkan hasil yang konsisten serta andal.
Karya ini menyoroti penerapan praktis dari metode estimasi impedance yang canggih, serta menunjukkan potensinya dalam meningkatkan akurasi dan keandalan pemodelan jaringan listrik dalam kondisi nyata.

Accurate modelling of electrical network lines is critical for calculating short-circuit current and setting protection parameters. While positive and zero sequence impedances are importantparameters for these models, determining zero sequence values accurately is often difficult. For overhead lines, these values can be calculated using line geometry, but this requires simplifying earth condition assumptions. Direct measurements for cables are usually necessary, which require disconnections and provide only a snapshot of the line conditions.
Building on previous work, this thesis extends a method for estimating zero sequence impedances using measurements of asymmetrical earth faults. This method has demonstrated higher accuracy than analytical calculations based on line geometry when uncertain parameters are considered. In
this thesis, the method is applied to real measurement data, taking into consideration for inherent uncertainties in current and voltage measurements required for the estimation process.
Furthermore, this study looks into the effects of different error classes at both ends of the line, as well as configurations with evolving faults. A combined measurement approach using a time-weighted average is introduced to improve stability and reliability in scenarios with smooth state transitions. The results show that the placement of error classes has no significant effect on sequence impedance estimation, and the combined measurement approach produces consistent and reliable results. The results show that the placement of error classes has no significant effect on sequence impedance estimation, and the combined measurement approach produces consistent and reliable results.
This work highlights the practical applicability of advanced impedance estimation methods, demonstrating their potential to enhance the accuracy and reliability of electrical network modelling under real-world conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fergie Atthariq Fadhilah Ali
"Pemodelan saluran jaringan listrik yang akurat sangat penting untuk perhitungan arus short-circuit dan penentuan protection parameters. Meskipun positive dan zero sequence impedances merupakan parameter penting dalam model tersebut, penentuan nilai zero sequence secara akurat sering kali sulit dilakukan. Untuk overhead lines, nilai ini dapat dihitung menggunakan line geometry, namun pendekatan ini mengharuskan adanya penyederhanaan asumsi terhadap kondisi tanah (earth condition). Sementara itu, untuk kabel, pengukuran langsung umumnya diperlukan, yang memerlukan pemutusan sambungan dan hanya memberikan gambaran sesaat terhadap kondisi saluran.
Melanjutkan penelitian sebelumnya, tesis ini mengembangkan metode estimasi zero sequence impedances berdasarkan pengukuran asymmetrical earth faults. Metode ini telah menunjukkan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan analitik berbasis line geometry, terutama saat terdapat parameter yang tidak pasti. Dalam tesis ini, metode tersebut diterapkan pada real measurement data, dengan mempertimbangkan ketidakpastian bawaan dalam pengukuran arus dan voltase yang dibutuhkan untuk proses estimasi.
Lebih lanjut, studi ini juga mengevaluasi pengaruh dari berbagai error classes pada kedua ujung saluran, serta konfigurasi dengan evolving faults. Sebuah pendekatan pengukuran gabungan dengan menggunakan time-weighted average diperkenalkan untuk meningkatkan stabilitas dan keandalan dalam skenario dengan transisi kondisi yang halus. Hasilnya menunjukkan bahwa penempatan error classes tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap estimasi sequence impedance, dan pendekatan gabungan ini menghasilkan hasil yang konsisten serta andal.
Karya ini menyoroti penerapan praktis dari metode estimasi impedance yang canggih, serta menunjukkan potensinya dalam meningkatkan akurasi dan keandalan pemodelan jaringan listrik dalam kondisi nyata.

Accurate modelling of electrical network lines is critical for calculating short-circuit current and setting protection parameters. While positive and zero sequence impedances are importantparameters for these models, determining zero sequence values accurately is often difficult. For overhead lines, these values can be calculated using line geometry, but this requires simplifying earth condition assumptions. Direct measurements for cables are usually necessary, which require disconnections and provide only a snapshot of the line conditions.
Building on previous work, this thesis extends a method for estimating zero sequence impedances using measurements of asymmetrical earth faults. This method has demonstrated higher accuracy than analytical calculations based on line geometry when uncertain parameters are considered. In
this thesis, the method is applied to real measurement data, taking into consideration for inherent uncertainties in current and voltage measurements required for the estimation process.
Furthermore, this study looks into the effects of different error classes at both ends of the line, as well as configurations with evolving faults. A combined measurement approach using a time-weighted average is introduced to improve stability and reliability in scenarios with smooth state transitions. The results show that the placement of error classes has no significant effect on sequence impedance estimation, and the combined measurement approach produces consistent and reliable results. The results show that the placement of error classes has no significant effect on sequence impedance estimation, and the combined measurement approach produces consistent and reliable results.
This work highlights the practical applicability of advanced impedance estimation methods, demonstrating their potential to enhance the accuracy and reliability of electrical network modelling under real-world conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library