Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Medelyn Hannastassya Togatorop
Abstrak :
Ruko (rumah toko) merupakan bangunan yang dominan keberadaannya di Indonesia. Banyak penghuni ruko menerapkan konsep defensive architecture pada fasad bangunannya. Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan pada barang dagangan, penghuni, maupun ruko itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan defensive architecture pada kenyamanan visual ruko yang bersumber dari pencahayaan alami dengan mengambil sebuah ruko di Kota Medan, Indonesia sebagai bangunan studi kasus. Beberapa metode dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode tersebut antara lain wawancara dengan penghuni, simulasi daylighting menggunakan program DIALux, dan perhitungan manual nilai faktor langit (fl). Simulasi DIALux digunakan untuk memperoleh tingkat iluminasi (E) cahaya alami pada tiap ruangan. Sementara, nilai fl digunakan untuk mengetahui apakah ruangan-ruangan ruko studi kasus memiliki nilai fl yang memenuhi standar atau tidak. Dari pengolahan data ditemukan bahwa hampir semua ruangan di dalam ruko studi kasus tidak mendapat pencahayaan alami yang memenuhi standar baik sebelum maupun sesudah dipasang defensive architecture. Setelah diberi defensive architecture, pencahayaan alami di dalam ruko menjadi semakin jauh dari standar. Pencahayaan alami mengalami penurunan sebesar 26-100% dari tingkat iluminasinya. Dapat dipastikan, bahwa defensive architecture menjadi salah satu jenis obstruksi yang berdampak terhadap berkurangnya penetrasi cahaya alami ke dalam bangunan. ......Shophouse is one of the dominant building types in Indonesia. Many of its occupants apply defensive architecture to the facade of their shophouses. It is used to protect the goods, the occupants, and the shophouse itself. This paper aims to determine the relationship between defensive architecture and the visual comfort in a shophouse produced by natural lighting by using a shophouse in Medan, Indonesia as a case study. The data are obtained with several methods. The methods are interviews with user, daylighting simulation using DIALux, and manual calculation of sky factor (fl). The results show that almost all rooms in the case study shophouse do not get natural light that meet the standards before and after defensive architecture is implemented. After the defensive architecture is applied, daylight intensity in the shophouse was getting lower and lower than the standard. Daylighting decreased by 26-100% of its illumination level. It can be confirmed that defensive architecture is one kind of obstruction that has an impact on reducing the quantity penetration of daylight into the building.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Charisa
Abstrak :
Bangunan memiliki potensi untuk berubah. Namun, tidak semua bangunan dapat mengakomodir perubahan guna. Bangunan ruko adalah contoh bangunan yang dianggap fleksibel terhadap perubahan guna. Fenomena maraknya pembangunan ruko dipicu oleh anggapan bahwa ruko dapat mengakomodir berbagai macam guna bangunan. Ruko yang semula digunakan sebagai rumah dan toko, kini didesain agar dapat mengakomodir berbagai macam guna bangunan. Tiap bangunan dengan kegunaan yang berbeda tentunya memiliki kriteria bangunan yang berbeda pula, sehingga bentuk bangunan yang dihasilkanpun berbeda. Namun, dalam bangunan ruko, keberagaman guna bangunan diupayakan agar dapat diakomodir dalam bentuk bangunan yang serupa. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah keberagaman guna yang ditawarkan ruko dapat benar mengakomodir kebutuhan-kebutuhan penghuni yang berbeda. Skripsi ini akan membahas sejauh mana tingkat fleksibilitas bangunan dapat mengakomodir perubahan guna pada bangunan. Fenomena berkembangnya ruko dengan berbagai kegunaan ini mengantarkan pada tindakan-tindakan penghuni ruko untuk menyesuaikan ruko sesuai dengan kebutuhannya. Perubahan-perubahan terhadap bangunan dilakukan sebagai upaya menyelaraskan hubungan antara bentuk bangunan dengan kegunaan yang harus diakomodirnya. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan terhadap kompleks ruko di wilayah Cinere dapat disimpulkan bahwa tidak mudah untuk menemukan bentuk bangunan yang benar-benar fleksibel. Untuk mencapai bangunan yang fleksibel, maka diperlukan perubahan-perubahan untuk menyesuaikan dengan kegunaan bangunan yang dipilih. Tingkat fleksibilitas suatu bangunan dapat diamati melalui struktur, tampak luar bangunan, area servis, layout ruang, dan interior bangunannya. Semakin banyak perubahan yang terjadi maka menandakan tingkat fleksibilitasnya semakin kurang.
Building has the potentials to change. However, not all buildings could accommodate the change of building uses. Shophouse is an example of buildings that are regarded as flexible towards the change of building use. The rapid development of shophouses was triggered by the view that shophouses could accommodate various sorts of building uses. Shophouse that was originally used just as a house and a shop has recently been designed in order to accommodate all various sorts of building use. With the different uses of each building there is also a different building criteria for each, so is the fo rm of the building that was produced. In the case of shophouses the various sorts of uses was striven so that could be provided in the form of the similar building. This matter raised the question whether the various uses that are offered by shophouses could truly accommodate the occupants? different requirements. This writing will discuss the extent to which building flexibility could accommodate the change in building uses. The expansion of shophouses with various uses generates occupants? actions to adapt shophouses in accordance with their requirements. These changes were carried out as the efforts in balancing the relations between the form of building and its uses. Based on the case study that was carried out towards the complex of shophouse in Cinere, it could be concluded that it is not easy to find the form of building that is really flexible. In order to reach flexible building, changes are needed to adapt the building to the chosen uses. The level of flexibility of a building could be observed through the structure, skin of the building, the area of the services, layout spaces, and the interior of the building. The more the changes that happened indicated the less amount in flexibility level.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48398
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Nancy Adjani
Abstrak :
ABSTRAK
Ruko di Palembang muncul sejak era kolonialisme di daerah perdagangan di kota Palembang. Makalah ini membahas bagaimana ruko di Palembang sebagai salah satu area komersial terpenting dalam berbagai ekspresi dan transformasi dari waktu ke waktu, terlibat dalam sejarah, dan budaya lingkungan perkotaan di Kota Palembang. Masyrakat Cina memperkenalkan bangunan ruko di tempat pertama yang dibawa dari tanah asalnya dan telah ada beberapa adaptasi dengan kondisi setempat. Ada perubahan yang signifikan di bagian interior, namun perubahan yang lebih lambat di bagian luar ruko. Analisis ini berfokus pada penataan ruang yang menghasilkan orientasi ke dalam-ke luar, organisasi linier, dan kedekatan-keterbukaan terlepas dari bentuk bangunan. Makalah ini lebih jauh menganalisis pentingnya ruko di kota Palembang dan bagaimana hal itu menopang perubahan kota, termasuk fasad yang menciptakan kesinambungan visual di daerah tersebut. Makalah ini menyimpulkan bahwa perubahan ruko di Palembang terkait dengan gagasan fungsionalitas, serta mempertahankan budaya dan lingkungan perkotaan, dan citra kota atau kawasannya.
ABSTRACT
Shophouses in Palembang appearing since the colonialism era at the trading area in Palembang city. This paper discusses how shophouses in Palembang as one of the most important commercial area in its various expressions and transformations over time, involves in the history, and culture of urban environments of the Palembang City. Chinese introduced shop house building at the first place that were brought from their original land and there has been some adaptation to local conditions. There had been rapid changes in the interior, yet slower change in the exterior of shophouses. The analysis focuses on the spatial arrangement which resulted in the inward-outward orientation, linear organization, and closeness-openness regardless of the shape of the building. This paper further analyzes the importance of shophouses in Palembang city and how it sustains the change of the city, including the façade that create a visual continuity in the area. The paper concludes that changes of shophouse in Palembang are related to the idea of functionality, as well as sustaining the culture and urban environment, especially though maintaining the images of city or the district.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stenly
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh kemunculan hunian ruko yang tertutup dengan jendela berteralis besi, pintu berlapis ganda, dan berkerangkeng milik masyarakat Tionghoa di pusat kota Medan. Penampilan ruko yang demikian memberikan kesan tertutup dan sepertinya ada upaya menghindar atau bersembunyi dari sesuatu yang mengancam (ketakutan – ‘Fear’). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengungkapkan alasan di balik tampilan menutup diri (memagari – ‘Fence’) pada hunian ruko masyarakat Tionghoa kota Medan itu. Adapun pertanyaan yang muncul adalah apakah ada hubungan antara kehidupan masyarakat Tionghoa dengan hunian ruko yang tertutup semacam itu khususnya sesudah tahun 1966 (pasca peristiwa G30SPKI) hingga saat ini? Apakah ada hubungannya antara tampilan ruko dengan jendela berteralis besi, pintu berlapis ganda, dan berkerangkeng sebagai ‘fence’ dengan ‘fear’? Untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaan tersebut di atas, penulis melakukan metoda pengumpulan data melalui studi literatur, wawancara, dokumentasi, dan permintaan data dari badan pemerintahan, yang semuanya lalu dibahas secara analisis-kritikal. Penulis mendapatkan temuan bahwa faktor ‘fear’ sangat mempengaruhi tampilan hunian ruko masyarakat Tionghoa. ‘Fence’ menjadi strategi hunian yang terbentuk untuk meminimalisir/meresponse munculnya ‘fear’ akibat kehidupan yang keras (tingkat kriminalitas yang tinggi) di kota Medan.
ABSTRACT
This undergraduate thesis was triggered with iron-fenced-windows, double layer Medan. The appearance of these such sh expression of avoidance or hiding fro writing is to reveal the reason behind th shop-houses. There are some question between Chinese cultural life and the cl 1966 (after G30SPKI) until present? Is t of Chinese shop-houses with iron-fence and iron-fenced cage as ‘fence’ and t questions, some methods are applied in interviews, photo documentation, an government; which all of them are anal finds that ‘fear’ factor is very influenti of Chinese shop-houses in Medan. ‘ minimize / response to ‘fear’ on the sho by its high criminal ratings) in Medan.This undergraduate thesis was triggered by the appearance of Chinese shop-houses with iron-fenced-windows, double layered and barred doors, and iron-fenced cages in Medan. The appearance of these such shop-houses gives impression of closeness and expression of avoidance or hiding from something (‘fear’). The purpose of this writing is to reveal the reason behind the ‘closed’ or ‘fenced’ appearance of Chinese shop-houses. There are some questions to raise whether there is a relationship between Chinese cultural life and the closed shop-houses phenomena especially after 1966 (after G30SPKI) until present? Is there any relationship between the appearance of Chinese shop-houses with iron-fenced-window, double layered and barred doors, and iron-fenced cage as ‘fence’ and the impact of ‘fear’ itself? To answer these questions, some methods are applied into this writing including literature studies, interviews, photo documentation, and also important statistical datas from government; which all of them are analytically and critically discussed. This study finds that ‘fear’ factor is very influential in the formation of ‘defensive’ appearance of Chinese shop-houses in Medan. ‘Fence’ becomes a strategy for Chinese to minimize / response to ‘fear’ on the shop houses caused by the hard life (conditioned by its high criminal ratings) in Medan.
2014
S55297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library