Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Dariana
"Pabrik sepatu merupakan suatu industri pengolahan yang pekerjanya hampir seluruhnya wanita dimana pekerja di bagian stitching athletic bekerja dengan kepala menunduk menghadap mesin kerja. Pada saat kepala maju kedepan diperlukan kekuatan untuk keseimbangan kepala dan bila ini berlangsung lama akan timbul kelelahan otot yang berakibat nyeri. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui prevalensi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri tengkuk.
Disain penelitian adalah penelitian potong lintang dengan jumlah sample 251 yang diambil secara random sampling. Data penelitian didapat dari data medical check up, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan nyeri tekan pada daerah sub occipital, tes kompresi menurut Lhermittet, dan pengukuran-pengukuran antara lain pengukuran sudut fleksi leher menggunakan flexible curve, antopometri, tinggi meja dan penerangan.
Hasil penelitian:
Didapatkan prevalensi nyeri tengkuk sebesar 55.4%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri tengkuk adalah umur (p = 0.006) dan fleksi leher (p = 0.000). Faktor yang paling berperan adalah fleksi leher (p = 0.000. OR - 4.58).
Kesimpulan:
Dari penelitian ini secara statistik terbukti bahwa fleksi leher berhubungan dengan timbulnya nyeri tengkuk dimana pada fleksi ≥ 20° mempunyai risiko 4.58 kali lebih besar dari pada fleksi < 20°. Perlu adanya penyuluhan atau pelatihan bagi pekerja tentang cara kerja yang ergonomis dan gerakan-gerakan senam ringan untuk mengurangi keluhan nyeri tengkuk. Oleh karena itu untuk mencegah dan mengurangi prevalensi nyeri tengkuk perlu pemahaman dan kerjasama yang baik dari manajemen, pekerja, perawat dan dokter perusahaan serta instansi terkait.
Relation between Neck Flexion and Neck Pain in Woman Workers of Stitching Athletic Division, Shoe Factory in Tangerang
The shoe factory is a manufactory industry where most workers are women. The workers from stitching athletic division usually work with bowing forward. If the head is bent forward muscle strength is needed to maintain the position. In long period this condition leads to muscle fatigue including neck pain. Based on above situation, the research is carried out to assess the prevalence and factors influencing neck pain.
Design research is cross sectional study with amount of 251 samples and randomly selected. The research data are compiled from medical check-up, anamnesis, physical examination, pain pressure examination on sub occipital area , compression test according Lhermitte and other measurements, such as : angle measurement of neck flexion using flexible curve, anthropometry, high' of table and lighting.
Result:
Prevalence of neck pain 55.4%. The neck pain is associated with age (p = 0.006) and neck flexion (p=0.000). The neck flexion is a main factor to deal with the neck pain.
Conclusion:
The research shows that neck pain is statistically associated with neck flexion where neck flexion > 20° has 4.58 greater risks than neck flexion ≤ 20°. Training and counseling on ergonomics of work ethic and light relaxation are needed by the workers in order to reduce neck pain. Awareness and collaboration among management, workers, nurses, company doctors and integrated sector is essential aspect to prevent and minimize prevalence of neck pain of employees.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurkasih
"Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi miopia pada penjahit dan faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhinya serta hubungan antara kerja jarak dekat dengan miopia.
Metoda: Desain penelitian adalah cross sectional dengan subyek penelitian terdiri dari 310 penjahit wanita di Departemen Stitching Atletik 11 Pabrik Sepatu `X'. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2004 dengan pengukuran jarak kerja secara langsung pada subyek, pengukuran iluminasi di tempat kerja dan wawancara dengan kuesioner. Sedangkan status refraksi berdasarkan basil pemeriksaan berkala 1 tahun sebelumnya. Hasil yang diperoleh diolah menggunakan komprrter dengan program SPSS 11.0.
Hasil: Terdapat 39 orang (12,6%) penderita miopia pada penjahit wanita di Departemen .S'titching Atletik 11 Pabrik Sepatu terdiri dari 36 orang (92,3%) miopia ringan dan 3 orang (7,9%) miopia sedang. Dengan regresi logistik ditemukan hubungan yang bermakna antara kerja jarak dekat dengan miopia (OR = 1,206; p = 0,001). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara faktor-faktor lain dengan miopia.
Kesimpulan: Ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara kerja jarak dekat dengan miopia pada penjahit wanita di Departemen Stitching Atletik I I Pabrik Sepatu X.

Purpose: To investigate myopia prevalence among stitchers, and other influential factors and the relationship between neanvork and myopia.
Methods: A cross sectional study was performed among 310 female shoe stitchers in Athletic Shoes Stitching 11 Department of `X' Shoe Factory. Data was collected from April until May 2004, including measurement of work distance and ilumination and interviewing with questionnaire. Whereas subject's refraction status based on the medical check-up record of the one year before. The collected data was processed by SPSS 11.0 computer programme.
Results: There were 39 (12,6%) miopic female shoe stitchers, consisted of 36 (92,3%) mild myopia and 3 (7,9%) moderate myopia. Logistic regression model revealed the significant relationship between nearwork and myopia (OR = 1.206; p - 0,001). No relationship was found between other factors and myopia.
Conclusion: There is statistically significant relationship between neanvork and myopia among female shoe stitchers in Athletic Shoes Stitching 11 Department of X Shoe Factory.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T 13641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lini Aquariah
"Telah dilakukan penelitian terhadap pekerja pabrik sepatu Tangerang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi tinea kru is pada pekerja bagian hot press dan sewing di pabrik sepatu S - Tangerang, dan mengetahui hubungan. panas dan kelembaban dengan prevalensi tines kruris. Metode penelitian ini menggunakan kros seksional dengan uji statistik chi kuadrat (bivariat) dan analisa multivariat dengan logistik regresi_ Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pajanan adalah Indeks Suhu Bola Basah (WBG7). Penelitian dilakukan terhadap 130 responden yang bekerja di lingkungan yang berbeda, yang terdiri dari 66 responden terpajan panas dan 64 responden tidak terpajan panas. Untuk melihat pengaruh tekanan panas dan kelembaban terhadap tenaga kerja yang terpajan dengan melakukan wawancara, pengamatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium._ Hasil penelitian menunjukkan tekanan panas dan kelembaban di lingkungan kerja bagian hot press melebihi batas yang diperkenankan untuk kerja yaitu 31,3 °C ISBB ( NAB 25 °C ISBB ).
Hasil pemeriksaan pada semua responden (130 prang ) menunjukkan 26 % (34 orang ) responden mengalami tinea kruris. Disamping itu hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja di lingkungan panas dan lembab (Hot press ), prevalensi tinea kruris lebih tinggi (40,9 %) dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dengan lingkungan yang tidak panas (Sewing) (10,9 %).

The Relation Between Exposure To Heat And Humidity In Hot Press And Sewing Environment With Prevalence Of Tinea Cruris In Workers At Sport Shoe Factory At "S" Factory ? TangerangThe objectives of this study are to know the prevalence of tinea cruris in workers at hot press and sewing 2 floor at "S" factory a sport shoe factory in Cikupa Tangerang and to know the relationship with exposure to heat stress and humidity in the work environment. The design used in this study is cross sectional method. Chi square (bivaried) were used for statistical analysis. Heat exposure level in the working environment was measured by using The Wet Bulb Globe temperature Index. This study examined 130 workers were exposed to heat stress ; 66 workers who were exposed to higher heat stress another 64 workers who were exposed to a lower heat stress. Questionnare, physical and laboratory examinations.
This study shows that heat exposure and humidity of working environment at press line 9 and sewing 2 floor sections is above the recommended limits. The results of the examinations prevalence of all worker (130 sampel) shows 26 % (34 sampel) were tinea cruris_ It also shows that workers who were exposed to higher heat stress (hot press ) have a higher prevalence of tines cruris (40,9 %) significantly compared to workers who were exposed to lower heat stress (sewing 2 floor) (10,9 %).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T 13645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library