Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhimas Nirwana Yudha
"Isu yang berkembang terkait pengetahuan dan persepsi seorang calon tenaga kesehatan memengaruhi keberhasilan pelayanan kesehatan dalam menjawab tantangan di masyarakat nantinya. Shisha (rokok dari Timur Tengah) mulai marak di Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan dan persepsi terhadap shisha pada mahasiswa reguler tahap akademik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan rancangan potong lintang. Sampel penelitian adalah mahasiswa dari tiga program studi yang dilakukan pada bulan September - Oktober 2013. Jumlah responden sebanyak 72 mahasiswa ilmu keperawatan, 74 mahasiswa gizi dan kesehatan dan 258 mahasiswa pendidikan dokter. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis dilakukan dengan uji Mann-Whitney U dan uji-t. Hasil analisis statistik menunjukkan tingkat pengetahuan terhadap shisha pada mahasiswa dikategorikan kurang, sedangkan persepsi dikategorikan cukup. Hasil analisis uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan persepsi terhadap shisha antar kelompok program studi (p=0,05).

Knowledge and perception of medical student toward issue influence their health service to challenge in public. Shisha (cigarette from middle east) increasingly widespread in Yogyakarta. This study was aimed to assess the knowledge and perception of undergraduate students toward shisha at the Faculty of Medicine Gadjah Mada University. This study was descriptive and cross sectional study. It was undertaken in three study programs in September to October 2013. The respondents consisted of 72 of nursing students, 74 nutritionist student and 258 medicine students. The data were collected by questionnaires. Data was analysed by Mann-Whitney U-test and t-test. The result showed knowledge about shisha of the student was mostly rated as low, while perceptions toward shisha was rated as enough. The comparation analysis showed that there's no difference of knowledge and perception toward shisha between study program groups (p=0.05)."
Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Bhakta Adhyatma
"Briket shisha splitting merupakan salah satu penyebab produk reject terbesar. Splitting merupakan fenomena terpecahnya briket shisha dalam keadaan terbakar, ketika dijatuhkan dari ketinggian 30 cm atau ketika dijepit dengan shisha tongs. Apabila terjadi splitting pada sampel briket shisha yang diuji, maka produk briket yang dihasilkan bersamaan dengan sampel dapat dikategorikan sebagai produk reject. Fenomena briket splitting diduga akibat kekuatan briket yang bervariasi dikarenakan tidak seragamnya proses produksi briket shisha. Mengingat masih sedikit standar dan riset terkait proses produksi briket shisha.
Pada studi ini, dilakukan eksperimen pengukuran dan pengujian terhadap variabel-variabel pada proses produksi briket shisha, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya splitting pada briket shisha. Kemudian, diketahui bahwa splitting disebabkan oleh komposisi campuran tidak terukur dengan baik dan belum terdapat standar parameter dari hasil di setiap tahap proses produksi. Oleh karena itu dilakukan eksperimen perbaikan dengan membuat standar parameter proses produksi, dan dilakukan factorial design of experiment pada faktor-faktor penyebab briket splitting.
Lalu, diketahui ketika parameter proses produksi dijaga konsisten dan pada penambahan tepung tapioka sejumlah 4% (dari jumlah massa bubuk arang) serta dengan waktu mixing selama 10 menit, dihasilkan briket dengan keseragaman kekuatan terbaik dan tidak terjadi splitting. Karena pada kondisi ini menghasilkan kekuatan kompresi dengan range perbedaan kekuatan paling rendah sebesar 280,14 N dan rata-rata kekuatan sebesar 362,36 N (sudah melampaui kekuatan minimum sebesar 137 N agar tidak terjadi splitting).

Splitting shisha briquettes is one of the biggest causes of product rejects. Splitting is the phenomenon of shisha briquettes breaking apart while burning, when dropped from a height of 30 cm or when clamped with shisha tongs. If splitting occurs in the shisha briquette sample being tested, then the briquette product produced together with the sample can be categorized as a reject product. The splitting briquette phenomenon is thought to be due to varying briquette strengths due to the non-uniformity of the shisha briquette production process. Considering that there are still few standards and research regarding the shisha briquette production process.
In this study, experimental measurements and tests were carried out on variables in the shisha briquette production process, to determine the factors that cause splitting in shisha briquettes. Then, it was discovered that splitting was caused by the mixture composition not being measured properly and there were no standard parameters for the results at each stage of the production process. Therefore, improvement experiments were carried out by creating standard production process parameters, and factorial design of experiment was carried out on the factors causing briquette splitting.
Then, it was discovered that when the production process parameters were maintained consistently and with the addition of 4% tapioca flour (of the mass of charcoal powder) and with a mixing time of 10 minutes, briquettes were produced with the best strength uniformity and no splitting occurred. Because in this condition it produces compression strength with the lowest strength difference range of 280.14 N and an average strength of 362.36 N (already exceeding the minimum strength of 137 N to avoid splitting).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liyah Giovana
"ABSTRAK
Latar Belakang : Penggunaan shisha saat ini telah banyak di Indonesia dikarenakan anggapan bahwa shisha aman dan tidak berbahaya dibanding rokok. Kotinin urin dan CO udara ekspiaasi merupakan indikator pajanan asap rokok. Penlitian ini untuk mengetahui kadar kotinin urin dan CO udara ekspirasi setelah menggunakan shisha..Metode : Penelitian potong lintang pada pengguna shisha setelah menggunakan shisha. Responden dikelompokkan menjadi kelompok pengguna shisha dan bukan perokok berdasarkan status merokok dan status penggunaan shisha. Data yang diperoleh dari kuesioner, sampel urin dan CO udara ekspirasi sebelum dan 30 menit setelah menggunakan shisha yang diukur dengan metode ELISA dan alat smokelyzer.Hasil : Total responden 96 yang terdiri dari 48 pengguna shisha dan 48 bukan perokok. Kadar kotinin urin dan kadar CO udara ekspirasi setelah menggunakan shisha pada pengguna shisha lebih tinggi dibandingkan bukan perokok median 162,7 vs 6,5 ng/ml; p

ABSTRACT
Background and aim Shisha smoking has been prevalent in Indonesia due to the assumption that shisha is safe and harmless compared to cigarettes. Urinary cotinine and exhaled air CO are an indicator of cigarette smoke exposure. The aim of this study were to measure the level of urinary cotinine and exhaled air CO levels after shisha smoking.Methods We performed cross sectional study on shisha smokers after using shisha. Respondents were grouped into groups of shisha smokers and non smokers based on smoking status and shisha use status. Data obtained from questionnaires, urine samples and exhaled air CO before and 30 minute after using shisha, urinary cotinine levels were measured by ELISA and exhaled air CO levels were measured by smokelyzer test.Results Ninety six respondents were enrolled in sthis study, consist of 48 shisha smokers and 48 non smokers. The level of urinary cotinine and exhaled air CO level after shisha smoking in shisha smokers were higher than nonsmokers median 162.7 vs 6.5 ng ml p "
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Della
"Artikel ini membahas fenomena hadirnya kafe Arab sebagai suatu ruang modernitas baru. Di dalam ruang modernitas baru ini, kalangan muda di Jakarta menikmati tradisi merokok shisha dan penampilan belly dance di kafe Arab sebagai tren gaya hidup di kalangan muda perkotaan. Hadirnya kafe shisha menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana tradisi merokok shisha dan penampilan belly dance yang terdapat di kafe shisha dan bagaimana kehadiran kafe tersebut dapat diterima oleh kalangan muda Kota Jakarta. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan fenomena kehadiran Kafe Shisha dan penerimaan pengunjung kafe tersebut di dalam konteks modernitas baru di era globalisasi kontemporer. Artikel ini disusun dari sebuah penelitian kualitatif deskriptif di Kafe Shisha di Jakarta Selatan. Data diperoleh melalui studi lapangan dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Data lapangan juga diperkaya dengan tulisan-tulisan terkait kebudayaan Arab yang diperoleh dari buku, artikel ilmiah dan artikel populer yang diakses melalui internet. Tulisan ini berisi mengenai dua tradisi kebudayaan Arab yaitu menghisap shisha dan pertunjukan belly dance di Kafe Shisha, Jakarta Selatan dan adanya akseptasi dari masyarakat Indonesia dalam bentuk nalar Arab. Tulisan ini menemukan bahwa keberadaan kafe shisha di Jakarta merupakan gejala globalisasi yang semakin mengglobal. Akseptasi dari masyarakat Indonesia terhadap keberadaan kafe-kafe Arab merupakan suatu nalar Arab, yaitu nalar terhadap ekspresi kebudayaan Arab.

This article discusses the phenomena of Arabian café existence as a new modernity sphere. In this new modernity sphere, younger generation in Jakarta enjoys the tradition of smoking shisha and belly dance performances in Arabian café as a trend of youth’s lifestyle in the urban area. The present of café shisha create a question of how smoking shisha and belly dance perfomance in Shisha Café and how this café shisha could get the acceptence from younger generation in Jakarta. This article is written using a descriptive qualitative research at Café Shisha in South Jakarta. This research intends to explain the phenomena of Shisha Café existence and the acceptance by that café`s visitors in the context of new modernity in the contemporary globalization era. The data collection was carried out through field study with observation technique and indepth interview. The field data are enhanced by the review on literatures associated with the Arabian culture in the form of books, scientific articles, and popular articles, which were sourced from the internet. This article contain about two Arabic tradition which are smoking shisha and belly dance performance in Shisha Café, South Jakarta and acceptances from Indonesia citizen in the form of Arabic reasoning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syah Witri Ramadhanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi perbedaan racikan serta penyajian shisha pada Restoran Ali Baba Kebab dan Cafe Shisha dengan Restoran Arab yang terdapat di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memaparkan proses pembuatan shisha sampai menghisap shisha sesuai dengan budaya yang diterapkan. Ketertarikan dalam tema ini berdasarkan keunikan dari menu utama yang muncul karena pemilik Restoran memiliki hobi menghisap shisha sehingga mendirikan sebuah Restoran melalui hobinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperkuat data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber primer yaitu data-data yang diperoleh langsung dari Restoran Ali Baba Kebab dan Cafe Shisha. Dalam memaparkan budaya shisha pada Restoran Ali Baba Kebab dan Cafe Shisha, peneliti menggunakan teori kebudayaan menurut Abdulsyam dan Robert H. Lowie. Dalam teori tersebut menyimpulkan bahwa kebudayaan pada Restoran Ali Baba Kebab dan Cafe Shisha didasarkan pada kebiasaan dari pemiliknya yang terjadi pada masa lampau.  

This study is motivated by the differences in the preparation and presentation of shisha at Ali Baba Kebab restaurant and Shisha Cafe with other Arabic restaurants in Jakarta. The purpose of this study is to describe the process of making shisha to smoking shisha based on the culture represented. Interest in this theme is based on the uniqueness of the main menu that appears from the restaurant owner's interest in smoking shisha so he built a restaurant as a result of his hobby. To reinforce the data, this study used a descriptive qualitative method using a case study approach through observation, interviews, and documentation. The data sources used in this study came from primary sources, namely, data obtained directly from the Ali Baba Kebab Restaurant and Shisha Cafe. The researcher applied cultural theory according to Abdulsyam and Robert H. Lowie to understand the shisha culture at Ali Baba Kebab Restaurant and Shisha Cafe. This theory concludes that the culture at Ali Baba Kebab Restaurant and Shisha Cafe is based on the owners' past habits."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library