Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Haris
Abstrak :
Kerjasama keamanan Jepang dengan Uni Eropa (UE) yang telah berlangsung cukup lama, dinilai masih sangat minim dan terbatas. Namun, di masa pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terjadi perkembangan yang cukup signifikan. Ditandai dengan kerjasama keamanan kedua pihak yang terlibat dalam misi kontra pembajakan di Somalia dan pembuatan Perjanjian Kerjasama Strategis (Strategic Partnership Agreement, SPA) sebagai kerangka kerja yang mengikat dan berkekuatan hukum, menimbulkan optimisme Jepang-UE terhadap semakin eratnya kerjasama keamanan kedua belah pihak di masa yang akan datang. Pertanyaan dalam penelitian adalah: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Jepang di masa pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam melakukan kerjasama keamanannya dengan UE?. Penelitian ini menggunakan konsep dan teori adaptive foreign policy James N. Rosenau. Analisis dalam penelitian ini menemukan bahwa Jepang dalam melakukan kerjasama keamanannya dengan UE di masa pemerintahan Abe, dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di lingkungan internal dan eksternalnya. Faktor internalnya adalah kepemimpinan dari Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri dan reformasi kebijakan pertahanan dan keamanan yang menginginkan Jepang lebih proaktif berkontribusi untuk perdamaian. Sedangkan faktor eksternalnya adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dengan kebijakan-kebijakannya dan perkembangan dari peran UE sebagai aktor keamanan global. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dan dokumen. Data bersumber dari pemerintah dan pernyataan yang diterbitkan dan jurnal, buku dan situs internet. ......Japanese security cooperation with the European Union (EU) that has been going on for quite a long time, but still considered very minimal and limited. However, during the reign of Japanese Prime Minister Shinzo Abe there was a significant development. Marked by the security cooperation of the two parties involved in the counter-piracy mission in Somalia and the creation of a Strategic Partnership Agreement (SPA) as a binding and legally enforceable framework, it has raised optimism between Japan and the EU in the increasingly tight cooperation between the two parties which will come. The questions in the study are: What factors influence Japan during the reign of Prime Minister Shinzo Abe in conducting security cooperation with the EU? This research uses James N. Rosenau's adaptive foreign policy concept and theory. The analysis in this study found that Japan in carrying out its security cooperation with the EU in Abe's reign, was influenced by changes that occurred in its internal and external environment. Its internal factor is the leadership of Shinzo Abe as Prime Minister and defense and security policy reforms who want Japan to be more proactive in contributing to peace. While the external factor is the election of Donald Trump as US President with his policies and the development of the EU's role as a global security actor. This study uses qualitative methods through literature and document studies. Data sourced from the government and published statements and journals, books and internet sites.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T51685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Tri Hidayati
Abstrak :
Keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa menuai pro dan kontra pada tingkat domestik ataupun internasional. Relokasi Marine Corps Air Station atau MCAS Futenma dari kota Ginowan ke kota Nago di Henoko. Relokasi MCAS Futenma yang telah disepakati sejak tahun 1996 oleh Jepang dan Amerika Serikat hingga kini masih belum sepenuhnya disetujui oleh masyarakat Okinawa. Masyarakat Okinawa tidak ingin pangkalan militer tersebut direlokasi ke kota Nago, karena mereka ingin agar pangkalan militer Amerika Serikat dapat dipindahkan sepenuhnya dari Okinawa. Penelitian ini akan menganalisis mengenai kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam menangani isu relokasi pangkalan militer AS di Okinawa MCAS Futenma . Dalam menjawab pertanyaan penelitian, penulis akan menggunakan teori proses pengambilan keputusan decision making process yang dikemukakan oleh William D. Coplin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe tetap melanjutkan usaha-usaha untuk merelokasi pangkalan militer AS di Okinawa, yaitu MCAS Futenma ke Henoko dengan melihat berbagai faktor-faktor penentu kebijakan. Faktor-faktor yang melahirkan strategi kebijakan yang dikeluarkan oleh Shinzo Abe ialah faktor domestik Jepang, kapabilitas ekonomi dan militer, dan konteks internasional.Kata kunci: MCAS Futenma; Okinawa; Relokasi; Shinzo Abe. ......The existence of US military bases in Okinawa reaped pros and cons at the domestic and international level to relocate Marine Corps Air Station or MCAS Futenma from Ginowan city to Nago city in Henoko. The relocation of MCAS Futenma that has been agreed since 1996 by Japan and the United States was still not fully approved by Okinawa people. The Okinawa people do not want the military base to be relocated to Nago city, because they wanted the US military base to be completely removed from Okinawa. This research will analyze the policy of Prime Minister Shinzo Abe in addressing the issue of relocation of US military base in Okinawa MCAS Futenma . This research used theory of decision making process proposed by William D. Coplin. The results of this study indicated that Prime Minister Shinzo Abe continue efforts to relocate the US military base in Okinawa, namely MCAS Futenma to Henoko by looking at various policy determinants. The factors that boost Shinzo Abe 39 s policy were Japanese domestic factors, economic and military capabilities,including the international context.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Dinar Moneta
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis alasan pemerintah Jepang meliberalisasi sektor agrikulturnya pada European Union-Japan Economic Partnership Agreement (EU-JEPA) padahal sebelumnya, seringkali mendapatkan penolakan dari aktor-aktor domestiknya. Metodologi yang digunakan studi ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Melalui teori two-level games, skripsi ini menjelaskan proses negosiasi dan alasan Jepang meliberalisasi sektor agrikulturnya melalui tiga determinan dan satu faktor pendukung dalam penelitian ini yang dirangkum dari proses negosiasi di Level I dan Level II. Pada Level I, terdapat kompromi antara Jepang dan UE terhadap tarif produk sektor agrikultur yang menguntungkan kedua belah pihak dan adanya kebijakan Abenomics dengan salah satu pilar reformasi agrikultur. Pada Level II determinan I, terdapat pengurangan dominasi aktor-aktor domestik yang tidak pro liberalisasi sektor agrikultur dan adanya kepentingan Shinzo Abe untuk melakukan kerja sama ekonomi. Pada Level II determinan II, semakin besarnya peran lembaga eksekutif Jepang (perdana menteri dan Kantei) di bawah Shinzo Abe yang intervensionis dan suara partai oposisi yang terpecah belah dan lemah. Adapun faktor pendukung yang ditemukan dalam studi ini adalah keberhasilan liberalisasi sektor agrikultur Jepang di Trans-Pacific Partnership (TPP). Berdasarkan temuan tersebut, studi ini melihat bahwa sikap proteksionis Jepang terhadap sektor agrikulturnya mengalami adaptasi seiring dengan desakan liberalisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Wijayatiningrum
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pengaruh Nokyo di dalam kebijakan sektor pertanian di bawah kepemimpinan Shinzo Abe, melalui penggunaan teori kelompok kepentingan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur atau kajian pustaka, studi data resmi yang dipublikasikan oleh kementerian, media masa, dan situs-situs yang terkait langsung dengan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan di antara LDP dan Nokyo masih sangat kuat terbukti dengan adanya kebijakan penyeimbang yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, re-organisasi Nokyo tidak melemahkan kebijakan pertanian melainkan lebih menguatkan sektor pertanian dan juga petani. ......The purpose of this research is to identify the influence of Nokyo as an interest group on agricultural policy under abe's Cabinet by using interest group theory. As a preliminary study this research employs qualitative method by collecting and analyzing data through literature review and some official data that are published by the media and website related to the reseach project. The result showed that relationship between LDP and Nokyo are still remain strong. Since Abe's Cabinet conducting a balancing policy to maintenance a good relationship with Nokyo after decided a new policy. Furthermore, Re organization under Abe's Cabinet not weaken the agricultural policy and farmers. The new agricutrual policy, make an agricultural sector more competitive and farmers became more independent and strong.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library