Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Keshia Putri Tjandra
Abstrak :
Skripsi ini mengeksplorasi makna, aspek, dan proses adaptasi dari kompleksitas attunement sebagai tindakan keselarasan atau keharmonisan dengan sesuatu dan konteks sekitarnya sebagai kondisi dasar manusia. Praktik yang dilakukan untuk mengkonstruksi keharmonisan atau attunement tersebut disebut sebagai tuning. Tuning dalam attunement dibutuhkan untuk dapat meningkatkan nilai dan kapasitas manusia kita dari sebuah arsitektur yang terhubung atau being-attuned, dengan lingkungan dan identitas penghuninya. Skripsi ini berfokus pada investigasi bagaimana attunement yang mempertimbangkan kultur, kebiasaan, batasan, dan memori menghadirkan kompleksitas seiring dengan negosiasi ataupun perbedaan yang muncul dalam konteks ruang sosial. Melalui studi kasus akan ruang domestik yang didiami oleh tiga individu, skripsi ini mengidentifikasi proses adaptasi dari kompleksitas proses tuning yang terjadi antar individu dari perbedaan cara mencapai attunement dalam sebuah ruang domestik bersama. Ketidakcocokan, perbedaan ritme, perpotongan batasan dan teritori, serta material adjustment menjadi pemicu munculnya berbagai skenario adaptasi proses tuning oleh individu untuk mencapai attunement dalam ruang bersama mereka. Pengetahuan akan attunement dan proses adaptasinya menjadi relevan untuk menghadirkan ruang yang selaras namun dengan apresiasi terhadap perbedaan nilai dan identitas penghuninya. ......This study explores the meaning, aspects, and adaptation process from complexities of tuning to construct attunement as a quality of harmony between something and the surrounding context as a basic human condition. The tuning to create attunement is needed to increase our value and human capacity from an architecture that is connected and being-attuned, with its location and inhabitants. This study focuses on investigating how attunements that consider cultures, habits, boundaries, and memories may project complexities along with the negotiation and subjectivity in social space. Through a case study of a domestic space inhabited by three people from different backgrounds, this study identifies the adaptation process from complexities of the tuning process that happened between these individuals based on how they obtain attunement in their space. Misfits, rhythmic differences, intersection of boundaries and territories drives various tuning adaptation scenarios by each individual to reach attunement. Such knowledge on attunement and its adaptation processes become relevant to construct a harmonious space that appreciates the differences of values and identities of its users.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margie Civitaria Siahay
Abstrak :
ABSTRAK
Kota Ambon merupakan salah satu kota yang pernah dilanda konflik agama beberapa tahun yang silam (1999-2004). Meskipun kini telah dinyatakan aman dan kondusif, namun terlihat bekas konflik masih terasa, terutama di ruang bermukim masyarakat yang sudah terpola sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing sejak konflik dahulu hingga kini. Hal ini pada akhirnya turut berdampak pada keberadaan ruang kota (ruang publik) yang semakin menurun kualitas lingkungannya. Segregrasi yang terjadi di dalam kawasan bermukim pada akhirnya menurunkan kualitas ruang kota. Ruang kota yang dapat menjadi ruang publik yang digunakan oleh masyarakat sebagai bagian dari publik pun tidak tercapai dengan baik. Desain dihadirkan sebagai mediator di antara kedua pihak yang terpisah dalam pola bermukim ini. Perancangan dengan menggunakan konsep Shared Space diharapkan akan dapat mengembalikan harmoni ruang kota dengan menghadirkan desain ruang yang menjadi mediasi atau jembatan dengan tujuan untuk menjadi pemersatu keragaman etnis dan agama di dalam ruang publik di kota Ambon. Konsep shared space akan menampilkan kembali integritas dan keseimbangan serta ‘sense of place’ dalam kawasan pusat kota terkususnya ruang publik, dan mengembalikan identitas Ambon pasca konflik agar menjadi ruang ruang kebersamaan antar komunitas dengan culture oriented dan berlandaskan kearifan lokal ikatan persaudaraan Pela-Gandong.
ABSTRACT
Ambon city is one of the city that has been hit by religious conflict many years ago (1999-2004). Although it has now been declared safe and conducive, but it appears that the conflict is still felt, especially in communities living space (residences) that has been patterned in accordance with their religious beliefs since the conflict a few years ago until now. Therefore, it affects the existence of the urban space (public space), this causes a decreased quality of the city environment. Segregation that occurred in the area of residences in the end make the quality of urban space has decreased significantly. Urban space should be a public space that is used by the community as part of the public was not achieved well. In this thesis, the design presented as a mediator between the two parties separated in this living space. Design by using the concept of Shared Space is expected to be able to restore the harmony of urban space which can be a mediation or a bridge with the aim to unite ethnic and religious diversity in the public space in the city of Ambon. The concept of Shared Space will bring back integrity and balance as well as the 'sense of place' in the downtown area especially public space, and returns the identity of the city of Ambon in the post-conflict period, in order to become a space of togetherness among communities with culture-oriented and based on local wisdom, which is the bond of Pela- Gandong.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library